Langkah-langkah audit ARDANIAH ABBAS, S.E., AK., C.A.
AUDIT PENDAHULUAN Audit pendahuluan dilakukan dalarn rangka mempersiapkan audit lebih dalam. Audit ini lebih ditekankan pada usaha untuk memperoleh informasi latar belakang tentang objek audit. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan berkaitan dengan pelaksanaan audit ini, antara lain: Pemahaman auditor terhadap objek audit Penentuan tujuan audit Penentuan ruang lingkup dan tujuan audit Review terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berkaitan dengan objek audit Pengembangan kriteria awal dalarn audit.
Pemahaman Auditor terhadap Objek Audit Dalam pemahaman terhadap objek audit, auditor harus mendapatkan informasi tentang sumber daya (kapasitas aktivitas) yang dimiliki objek audit dalam melaksanakan berbagai kegiatan. metode operasi juga harus menjadi perhatian penting karena dari hubungan antara metode operasi dengan ketersediaan sumber daya, auditor akan mendapatkan informasi awal apakahsuatu kegiatan telah dilaksanakan dengan ekonomis, efisien, dan efektif dalam mencapai tujuannya. Auditor harus membuat kesimpulan sementara secara umum atas pemahamannya terhadap objek audit. Auditor harus mengomunikasikan dengan atasan pengelola objek atau pemberi tugas audit tentang pemahamannya terhadap berbagai aktivitas objek audit untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman. Auditor juga harus mendapatkan tanggapan tentang kesimpulan umum yng telah diajukannya
Penentuan Tujuan Audit Dalam merumuskan tujuan ini, auditor dapat melakukannya dengan cara sebagai berikut. Mengidentifikasi tujuan yang ada, yang mungkin mempunyai arti penting pada pemberi tugas. Mempertimbangkan tujuan audit yang telah ditetapkan pada masa sebelumnya. Membahas dengan pemberi tugas dan pengelola objek audit. Dalam penentuan tujuan audit, auditor harus memperkirakan dan mengukur dengan cermat apakah: Sasaran dapat atau memungkinkan untuk diaudit Sumber daya cukup tersedia untuk melaksanakan audit Waktu pelaksanaan yang tersedia cukup untuk audit.
Con’t Dalam menentukan tujuan audit, auditor harus lebih menekankan pada aktivitas yang memerlukan perbaikan. Penentuan tujuan audit harus memerhatikan berbagai risiko kegagalan yang mungkin terjadi, baik risiko tidak tercapainya tujuan objek audit maupun tujuan audit itu sendiri. Tujuan audit yang ditentukan auditor harus sesuai dengan keinginan pemberi tugas.
Penentuan Ruang Lingkup dan Tujuan audit Penentuan ruang lingkup audit harus mengacu pada tujuan audit yang telah ditetapkan. Secara garis besar ruang lingkup audit manajemen terdiri atas: Bidang Keuangan Ketaatan kepada peraturan dan kebijakan perusahaan. Ekonomisasi Efisiensi Efektitas
Penelaahan terhadap Peraturan dan Kebijakan yang Berkaitan dengan Objek Audit Penelaahan ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang peraturan-peraturan yang berhubungan dengan objek audit baik bersifat umum maupun yang berhubungan khusus dengan berbagai program/ aktivitas yang diselenggarakan pada objek audit. Dengan penelahaan ini auditor dapat memahami batas-batas wewenang objek audit dan berbagai program yang dilaksanakan dalam mencapai tujuannya.
Pengembangan Kriteria Awal dalam Audit auditor harus yakin bahwa kriteria yang digunakan sudah tepat dalam menilai ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas berbagai program/aktivitas di dalam perusahaan. Faktor yang memengaruhi kriteria yang akan digunakan dalam audit : Tujuan dari kegiatan yang diaudit Pendekatan audit Aktivitas tujuan audit Dalam pengembangan kriteria ini, auditor dapat mengacu pada beberapa sumber, antara lain: Undang-undang (peraturan) yang berlaku Kebijakan-kebijakan yang ditetapkan dalam objek audit Norma (standar) yang sudah mendapat pengakuan (diterima) secara umum Kriteria yang digunakan pada objek audit sejenis Pengalaman auditor dalam tugas-tugas audit sebelumnya pada objek audit sejenis.
Kesimpulan Hasil Audit Pendahuluan Pada tahap ini pula auditor seharusnya sudah menetapkan tujuan audit walaupun masih bersifat sementara (tentative audit objective). Kesimpulan hasil audit pendahuluan memuat tentang hal-hal sebagai berikut: Daftar bidang/kegiatan yang mengandung kelemahan, yang akan dijadikan tujuan audit pada tahap audit selanjutnya. Alasan mengapa bidang/kegiatan tersebut mernerlukan audit lanjutan. Temuan-temuan sementara yang diperoleh berkaitan dengan bidang/kegiatan Rekomendasi sementara yang diajukan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada. Tindakan-tindakan perbaikan yang sudah dilakukan objek audit berdasarkan rekomendasi sementara yang diberikan auditor sebelumnya. Bukti-bukti yang perlu diperoleh pada audit selanjutnya berkaitan dengan tujuan audit
REVIEW TERHADAP PENGENDALIAN MANAJEMEN Sistem pengendalian manajemen merupakan sistem yang digunakan untuk mengumpulkan, menganalisis informasi, mengevaluasi, dan memanfaatkannya serta berbagai tindakan yang dilakukan oleh manajemen dalam melakukan pengendalian. Karakteristik sistem pengendalian manajemen yang baik mencakup hal-hal sebagai berikut: Pernyataan tujuan perusahaan. Rencana perusahaan yang digunakan untuk mencapai tujuan. Kualitas dan kuantitas SDM yang sesuai dengan tanggung jawab yang dipikul dan adan• pemisahan fungsi yang memadai. Sistem pembuatan kebijakan dan praktik yang sehat pada masing-masing unit organisasi Sistem penelaahan yang efektif pada setiap aktivitas untuk memperoleh keyakinan bahwa kebijakan dan praktik yang sehat telah dilaksanakan dengan baik.
Pernyataan Tujuan memahami tujuan perusahaan berarti memahami pula mengapa suatu program/aktivitas dilaksanakan dan bagaimana seharusnya program tersebut dilaksanakan untuk mencapai tujuannya. Pernyataan tujuan dapat memberikan arah kepada semua komponen dalam perusahaan dalam melaksanakan Dalam melakukan penelahaan terhadap sistem pengendaltan manajemen perusahaan, auditor harus memahami dengan baik tujuan perusahaan.
Rencana Perusahaan Dalam rangka mencapai sasaran perusahaan, rencana diimplementasikan dalam bentuk berbagai program/aktivitas lengkap dengan anggaran yang ditetapkan untuk setiap program/aktivitas tersebut. Rencana dalam bentuk anggaran dapat digunakan sebagai sarana untuk mengendalikan berbagai program/aktivitas yang dilaksanakan termasuk sebagai alat untuk mengevaluasi pelaksanaan program/aktivitas tersebut. Rencana biasanya disusun berdasarkan pencapaian terbaik perusahaan pada waktu sebelumnya untuk menentukan pencapaian terbaik berikutnya. penyusunan rencana harus diawali dengan adanya identifikasi terhadap ketersediaan sumber daya, berbagai hambatan internal, peluangpeluang yang mungkin (ingin) dicapai, dan berbagai hambatan eksternal yang mungkin dihadapi. rencana juga harus memuat tentang keinginan perbaikan secara terus- menerus (continuous improvement) harus dilakukan.
Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Manusia yang Memadai Untuk menilai ketersediaan SDM dan efektivitasnya dalam mendukung pencapaian perusahaan, auditor harus memerhatikan hal-hal sebagai berikut: Apakah rekrutmen karyawan yang dilakukan telah melalui suatu perencanaan SDM? Apakah seleksi karyawan yang dilakukan telah sesuai dengan pedoman penerimaan karyawan yang ditetapkan perusahaan? Apakah karyawan yang diterima telah sesuai dengan kualifikasi bidang kerja (jabatan) yang akan diisi dan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan yang ada pada perusahaan? Apakah spesifikasi dan deskripsi tersedia untuk masing-masing jabatan yang ada dalam perusahaan?
Con’t Apakah keputusan penempatan karyawan telah melalui orientasi yang memadai dan sesuai dengan kecenderungan berprestasi karyawan tersebut? Apakah setiap pekerjaan telah dilengkapi dengan uraian kerja yang memadai? Apakah program peningkatan kemapuan (keterampilan dan keahlian) karyawan telah dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan dilaksanakan secara efektif dan efisien? Apakah penilaian prestasi, pemberian sanksi atau penghargaan kepada karyawan telah dilakukan secara adil, sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku di perusahaan tersebut?
Kebijakan dan Praktik yang Sehat Dalam menguji kebijakan yang dibuat oleh perusahaan, auditor harus memerhatikan hal-hal sebagai berikut: Apakah kebijakan dinyatakan dengan jelas dalam bentuk tertulis dan sistematis serta dikomunikasikan kepada seluruh tingkatan manajemen dan karyawan secara sistematis dan tep at waktu. Apakah kebijakan yang dibuat telah sesuai dengan peraturan dan perundang- undangan yang berlaku dan dilakukan peninjauan serta revisi secara berkala. Apakah kebijakan yang dibuat telah mengakomodasi kepentingan berbagai pihak dalam perusahaan dan secara tegas mengatur tentang hak dan kewajiban masing-masing pihak. Apakah kebijakan telah dibuat untuk melaksanakan kegiatan/aktivitas secara hemat efisien dan efektif. Apakah ada kebijakan khusus bagi setiap pengendalian manajemen lain yang relevan dengan pelaksanaan setiap kegiatan termasuk sanksi-sanksi terhadap pelanggaran kebijakan tersebut berdasarkan peraturan yang berlaku.
Sistem Review yang Efektif Auditor harus melakukan audit terhadap semua rencana yang dibuat berkaitan dengan aktivitas yang akan dilakukan termasuk ketersediaan sumber daya untuk melakukan aktivitas tersebut. Auditor juga harus menelusuri semua metode yang digunakan oleh manajemen dalam membandingkan pelaksanaan aktivitas yang sesungguhnya dengan rencana yang berkaitan dengan aktivitas tersebut. Dalam hal ini auditor harus melakukan pengamatan langsung terhadap kekuatan maupun kelemahan sistem pengendalian manajemen yang dimiliki perusahaan. Elemen sistem review yang lain yang harus ada dalam sistem pengendalian manajemen yang baik adalah adanya fungsi pelaporan internal dan fungsi audit internal. Auditor harus menilai sifat dan efektivitas metode review dan pelaporan internal yang berhubungan dengan masing-masing aktivitas yang diaudit.
Con’t Ada tujuh langkah kunci yang harus diperhatikan auditor dalam melakukan review dan pengujian terhadap pengendalian manajemen perusahaan, yaitu: Menetapkan tingkat penting (significance) dan pekanya (sensitivity) hal-hal pokok dari program/aktivitas yang diaudit. Menilai tingkat kerentanan program/aktivitas tersebut terhadap penyalahgunaan sumber daya, kegagalan pencapaian sasaran dan ketidaktaatan terhadap ketentuan, peraturan dan kebijakan yang ditetapkan perusahaan. Mengidentifikasi dan memahami pengendalian-pengendalian manajemen yang relevan. Menetapkan apa yang sudah diketahui tentang efektivitas pengendalian. Menilai kecukupan desain pengendalian. Menetapkan melalui pengujian apakah pengendalian-pengendalian yang ada sudah cukup efektif. Melaporkan hasil-basil penilaian manajemen dan mendiskusikan tindakan- tindakan perbaikan yang diperlukan.
AUDIT LANJUTAN Audit ini bertujuan untuk memperoleh bukti yang cukup untuk mendukung tujuan audit yang sesungguhnya, yang telah ditetapkan berdasarkan hasil review dan pengujian pengendalian manajemen. Pada tahap ini auditor harus mampu mengungkap lebih lanjut dan menganalisis semua informasi yang berkaitan dengan tujuan audit, sehingga akhirnya dapat disusun suatu kesimpulan audit dan dibuat rekomendasi yang dapat diterima oleh objek audit.
Langkah-langkah audit pada tahap ini meliputi: Mengumpulkan tambahan informasi latar belakang objek audit yang diperlukan. Memperoleh bukti-bukti yang relevan, material, dan kompeten. Membuat ringkasan atas bukti yang telah diperoleh dan mengelompokkannya ke dalam kelompok kriteria, penyebab, dan akibat. Menyusun kesimpulan atas dasar ringkasan bukti yang telah diperoleh dan mengidentifikasi bahwa akibat yang ditimbulkan dari ketidaksesuaian antara kondisi dan kriteria cukup penting dan material. Kesimpulan ini merupakan pemantapan temuan hasil audit.
Mengumpulkan Tambahan Informasi Latar Belakang Langkah ini menekankan pada usaha untuk mendapatkan data yang lebih lengkap dalam menganalisis aktivitas yang diaudit sebagai dasar pembuatan kesimpulan audit. Data yang diperoleh pada tahap ini memungkinkan juga untuk diperoleh dari luar perusahaan yang memiliki relevansi dengan kegiatan yang sedang diaudit.
Memperoleh Bukti Bukti harus mempunyai hubungan dengan kriteria audit; objektif, relevan, dan bermakna (material). Dalam proses audit, auditor harus dapat menganalisis dan menentukan fakta dan informasi yang relevan, andal, dan berkaitan dengan tujuan audit. Tujuan dari perolehan bukti ini adalah untuk menentukan bahwa: Kriteria atas kegiatan yang diaudit sudah sesuai dan dapat diterima. Terdapat pelaksanaan yang menyimpang, Terdapat akibat yang cukup penting dan material dari terjadinya perbedaan antara kondisi dengan kriteria yang telah ditetapkan. Agar dapat digunakan sebagai dasar pembuatan kesimpulan audit, semua bukti yang diperoleh dalam audit harus memenuhi kriteria: Relevan, Material, Kompeten dan Cukup
Pengembangan Temuan dalam Audit Lanjutan Beberapa hal yang harus diperhatikan auditor dalam pengembangan temuan adalah: Pertimbangan harus ditekankan pada situasi dan kondisi pada saat program/aktivitas tersebut berlangsung, bukan pada saat diaudit. Pertimbangan atas kompleksitas dan besarnya sumber daya yang terlibat dalam progral, aktivitas yang diaudit. Melakukan analisis terhadap temuan-temuan yang diperoleh pada saat audit dan menghindari pengungkapan kelemahan-kelemahan yang terjadi secara tidak logis. Pengembangan temuan harus dilakukan secara luas dan teliti sehingga bisa menjadi dasar bagi pembuatan kesimpulan dan rekomendasi secara jelas dan tepat kepada pihak yang diaudit.
Beberapa langkah dalam pengembangan temuan meliputi: Mengenali batas-batas wewenang dan tanggung jawab pejabat yang terlibat dalam pelaksanaa program/aktivitas yang diaudit. Memahami secara saksama sebab-sebab terjadinya kelemahan pada program/aktivitas yai. diaudit. Tentukan apakah kelemahan tersebut merupakan kelemahan yang berdiri sendiri atau tersebar luas pada berbagai program/aktivitas yang lain. Menentukan akibat atau arti penting dari kelemahan tersebut. Menentukan rekomendasi/saran-saran untuk perbaikan.
Perubahan Luas dan Arah Pengembangan Temuan Informasi yang diperoleh selama pengembangan temuan mungkin mengarahkan perlunya untuk melakukan perubahan arah Untuk mengetahui perlunya perubahan tersebut, auditor harus mengawasi secara saksama terhadap perkembangan hal-hal yang mungkin merupakan temuan. Dengan pengawasan ini auditor akan segera bisa mengambil keputusan tentang wujud kegiatan selanjutnya. Pengembangan temuan harus dilanjutkan terus selama temuan tersebut diyakini memberikan informasi yang mendukung keakuratan kesimpulan audit. Perubahan lain yang mungkin terjadi dalam pengembangan temuan adalah menyangkut perlunya mengembangkan informasi pada semua lokasi yang dipilih pada saat perencanaan audit. l
PELAPORAN Ada dua cara penyajian laporan audit manajemen, yaitu cara penyajian yang mengikuti arus informasi yang diperoleh selama tahapantahapan audit, dan cara penyajian yang mengikuti arus informasi yang menitikberatkan penyajian kepada kepentingan para pengguna laporan hasil audit ini.
TINDAK LANJUT Auditor tidak memiliki kewenangan memaksa dan menuntut manajemen untuk melaksanakan tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi yang diberikan, tetapi lebih menempatkan diri sebagai supervisor alas rencana, pelaksanaan, dan pengendalian tindak lanjut yang dilakukan. Agar menarik dan dapat meningkatkan komitmen manajemen atas perbaikan proses dan kinerjanya, rekomendasi seharusnya merupakan hasil diskusi dan rumusan bersama antara manajemen dan auditor. Rekomendasi harus menyajikan analisis dan manfaat yang diperoleh perusahaan jika rekomendasi tersebut dilaksanakan serta kerugian yang mungkin terjadi jika rekomendasi tidak dilaksanakan karena tidak ada tindakan perbaikan yang dilakukan perusahaan.
sekian