1. Tahap Prainteraksi  2 kegiatan ; internal & eksternal A. internal  kegiatan yang berhubungan dengan diri sendiri : orientasi tugas, peningkatan kesadaran.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
KETERAMPILAN KONSELING
Advertisements

BENTUK KOMUNIKASI.
Ns. ENI NUR’AINI, S.Kep, MSc
ASKEP WAHAM.
TEKNIK PRESENTASI Seorang trainer atau educator sangat berperan sekali didalam suksesnya suatu pelatihan.
KONSELING.
Keterampilan Komunikasi Interpersonal dan Konseling pada Pasien
KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN ANAK
SP JIWA Oleh kelompok 2.
KASUS PEMICU Nn.S 28 tahun. Tamatan SD. Klien belum menikah dan tidak mempunyai pacar. Klien sering mengatakan kalau dirinya tidak mempunyai teman pria.
Wawancara Dalam Proses Keperawatan Wawancara/Interview merupakan bagian dari komunikasi interpersonal, bukan komunikasi interpersonal bagian dari wawancara.
HUBUNGAN TERAPEUTIK PERAWAT - KLIEN
Komunikasi Terapeutik
Komunikasi Terapeutik
KOMUNIKASI TERAPIUTIK
KOMUNIKASI NON VERBAL.
SIKAP DAN TEHNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK
KETERAMPILAN DASAR KONSELING
Mengelola Dinamika Kelompok
Bandar Lampung, 28 Agustus 2016
KETERAMPILAN OBSERVASI, BERTANYA EFEKTIF DAN MENDENGAR AKTIF
HUBUNGAN TERAPEUTIK Anas Tamsuri.
KETERAMPILAN DASAR WAWANCARA
Keterampilan Observasi
DIMENSI RESPON DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK Mariyono Sedyowinarso
Komunikasi terapuetik
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
HUBUNGAN TERAPEUTIK Sri Warsini.
KONSELING KELOMPOK.
DIMENSI TINDAKAN DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK Mariyono Sedyowinarso
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
KETRAMPILAN INTERPERSONAL
T E K N I DASAR.
MENGEMBANGKAN DAYA TARIK ANTUM SEBAGAI MURABBI
LAYANAN PEMINATAN DENGAN BIMBINGAN KELOMPOK
NURSE-CLIENT RELATIONSHIP
Komunikasi terapeutik dikeluarga dan komunitas
Oleh : Asmia Maryam Septiana, S.ST
TEKNIK KOMUNIKASI PADA ANAK
KOMUNIKASI PADA KLIEN ANAK
Ns. ENI NUR’AINI, S.Kep, MSc
Komunikasi pada bidang maternitas
Komunikasi terapeutik dikeluarga dan komunitas
Tahapan Hubungan Terapeutik Perawat – Klien
Komunikasi terapuetik
HUBUNGAN TERAPEUTIK PERAWAT - KLIEN
GANGGUAN KONSEP DIRI KONFLIK PERAN
OLEH : NS.ERMA KASUMAYANTI,M.Kep
OLEH : NS.ERMA KASUMAYANTI,M.Kep
KOMUNIKASI PADA ANAK DAN KELUARGA
Ns.Erma kasumayanti, M.Kep
HUBUNGAN TERAPEUTIK PERAWAT - KLIEN
Ns.erma kasumayanti, s.kEp
HUBUNGAN TERAPEUTIK Anas Tamsuri.
PROSES KOMUNIKASI ORGANISASI
Soal kasus 1.Perawat ingin melakukan anamnesis pada pasiennya. Pada saat perawat datang ke tempat tidur pasien. Pasien terlihat sedang sendiri di sudut.
Komunikasi Terapeutik
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Mengelola Dinamika Kelompok
KETERAMPILAN OBSERVASI, BERTANYA EFEKTIF DAN MENDENGAR AKTIF.
Komunikasi Kesehatan Komunikasi Terapeutik Pengertian
RETNO LUSMIATI ANISAH, S.Kep,Ns. DEFINISI  Komunikasi terapeutik adalah proses dimana perawat menggunakan pendekatan terencana dalam mempelajari kliennya.
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K) Tri Yunita FD STr. Keb.
Pengertian & Karakteristik “Helping Relationship” Kualitas asuhan keperawatan sangat dipengaruhi hubungan perawat – klien Tujuan Terapeutik (Stuart &
Perbedaan konseling dengan nasehat. Konseling Konseling adalah proses pemberian informasi objektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik dengan panduan.
KET. INTER-INTRA PERSONAL
KET. INTER-INTRA PERSONAL
KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM KONTEKS KEPERAWATAN JIWA Muhtar Prodi D-III Keperawatan Bima
Pengertian Attending bisa juga disebut dengan perilku “menghampiri” yg mencakup komponen kontak mata, bahasa tubuh, dan bahasa lisan Tujuan - meningkatkan.
Transcript presentasi:

1. Tahap Prainteraksi  2 kegiatan ; internal & eksternal A. internal  kegiatan yang berhubungan dengan diri sendiri : orientasi tugas, peningkatan kesadaran terhadap peran dan fungsi dalam membina hub. dan menilai kekuatan dan kelemahan diri  1. Perawat mencoba menggali nilai-nilai dan mengembangkan sikap terbuka serta meningkatkan kesadaran akan peran, tugas, dan pentingnya diri dalam memberi bantuan pada orang lain.

 2. Perawat menata diri untuk mengembangkan pola-pola konstruktif untuk membantu orang lain dengan memaximalkan kemampuan dan meminimalkan kekurangan diri dan meningkatkan kesadaran akan peran dan tugas yang diembannya  B. Eksternal ; mencari informasi sebanyak- banyaknya tentang klien yang akan dihadapinya sekaligus meningkatkan pengetahuan tentang pengelolan berbagai masalah kesehatan yang dialami klien secara konseptual

2. Tahap Orientasi  Perawat dan klien bertemu dan belajar untuk mengidentifikasi masing-masing individu dengan menggunakan nama.  Perawat memperkenalkan dirinya, baik secara lisan maupun tulisan.  Perawat mengklarifikasi peran masing- masing pihak untuk menunjukkan tanggung jawab yang diemban dalam membina hubungan.

 Perawat berperan sebagai pemimpin (dalam hubungan)  Perawat dituntut untuk lebih berperan aktif dan memulai setiap ide untuk membina hubungan.  Pada tahap orientasi, dibuat kontrak dengan klien yang mencantumkan : 1. Nama individu yang terlibat 1. Nama individu yang terlibat 2. Peran perawat dan klien 2. Peran perawat dan klien 3. Harapan perawat dan klien 3. Harapan perawat dan klien 4.Tanggung jawab perawat dan klien 4.Tanggung jawab perawat dan klien 5. Tujuan hubungan 5. Tujuan hubungan 6.Tempat pertemuan 6.Tempat pertemuan 7. Waktu dan lama pertemuan 7. Waktu dan lama pertemuan 8. Situasi terminasi 8. Situasi terminasi 9. Kerahasiaan 9. Kerahasiaan

 Dengan adanya kontrak  suatu hubungan profesional karena ada “rambu-rambu” yang memberi batasan hubungan perawat-klien KECUALI untuk pasien dengan gangguan kesadaran dan gangguan orientasi realitas  Perawat berperan melakukan eksplorasi pikiran, perasaan, tindak-tanduk klien dan mengidentifikasi masalah serta menetapkan tujuan bersama klien dalam konteks hubungan profesional  Tercapai kepercayaan antara kedua pihak (terbina hubungan saling percaya) (terbina hubungan saling percaya)

3. Tahap Kerja  Perawat dan klien menggali masalah yang dialami klien untuk memenuhi kebutuhan klien yang telah diidentifikasi sebelumnya pada masa orientasi  Interaksi yang terjadi sifatnya essensial  Perawat dan klien bertemu untuk menyelesaikan masalah dan membentuk hubungan yang saling menguntungkan secara profesional, yaitu mencapai tujuan yang telah ditetapkan

 Tugas perawat memenuhi kebutuhan dan mengembangkan pola-pola adaptif klien.  Selain sebagai pemberi pelayanan (care giver), peran perawat sebagai pengajar dan konselor (upaya meningkatkan motivasi klien untuk mempelajari dan melaksanakan aktifitas peningkatan kesehatan )  Interaksi yang memuaskan akan menciptakan situasi/ suasana yang meningkatkan integritas klien dengan meminimalkan ketakutan, kecemasan, ketidakpercayaan dan tekanan pada klien

 Dimulai ketika klien dan perawat memutuskan untuk mengakhiri,buhungan dengan klien  Tahap terminasi disini adalah bersifat permanen (klien telah sembuh atau akan dipindah ke unit lain yang tidak memungkinkan lagi pertemuan), terminasi yang bersifat temporer terjadi ketika perawat dan klien berpisah pada akhir shift  Perawat dan klien saling merasa kehilangan 4. Tahap Terminasi

 Klien dan perawat bersama-sama meninjau kembali proses hubungan yang terbentuk, mencapai tujuan hubungan, serta menggali perasaan yang timbul akibat terminasi  Hadapi fase terminasi dengan konsep kehilangan Tugas perawat menghadapi realitas perpisahan yang tidak dapat dingkariTugas perawat menghadapi realitas perpisahan yang tidak dapat dingkari

 1. Sikap perawat a. Berhadapan  menunjukkan/ memberi isyarat “ Saya Siap Untuk Anda” b. Mempertahankan kontak mata  Kontak mata sejajar menunjukkan perawat menghargai klien dan menyatakan keinginan untuk tetap berkomunikasi c.Membungkuk kearah klien  akan memberi makna ada keinginan untuk menyatakan atau mendengarkan sesuatu Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan

 tidak melipat kaki atau tangan menunjukkan keterbukaan untuk berkomunikasi Hall dalam Kozier (1995) ; menyatakan bahwa hubungan intim ; Hall dalam Kozier (1995) ; menyatakan bahwa hubungan intim ; 1. berjarak dari nol – 45 cm (kontak tubuh) 2. Hubungan personal memiliki jarak 45 – 120 cm 3. Hubungan sosial berjarak 1,2 – 3,6 meter 4. Hubungan publik berjarak lebih dari 3,6 meter Keintiman juga tercermin dari sentuhan tubuh, kemampuan merasakan bau tubuh, dan kehangatan suhu tubuh, frekuensi dan kualitas kontak mata yang terbentuk. d. Rileks  1. Akan menciptakan iklim yang kondusif bagi klien untuk tetap melakukan komunikasi dan memungkinkan pengembangan komunikasi.  2. Tercipta melalui posisi tubuh yang digunakan selama komunikasi, intonasi pembicaraan, dan penggunaan kata-kata yang tepat atau mengandung humor  3. Meningkatkan kepercayaan dan keterbukaan diri dan perawat tetap mempertahankan kesan profesional c. Mempertahankan postur terbuka

 Materi dalam komunikasi terapeutik diorientasikan untuk mencapai tujuan hubungan. Isi (content) komunikasi sesuai dengan kontrak yang telah dibuat antara klien dan perawat sehingga nilai hubungan profesional tetap terjaga 3. Komunikasi terapeutik Penting sekali seorang perawat memiliki ketrampilan berkomunikasi supaya komunikasi yang dilakukan berguna untuk mempertahankan hubungan perawat-klien, mempengaruhi perilaku klien menuju pola-pola kesehatan, meningkatkan integritas klien, sehingga dapat mengatasi masalah klien 2. Materi Hubungan

 Semua komunikasi harus ditujukan untuk menjaga harga diri pemberi dan penerima pesan  Komunikasi yang menciptakan saling pengertian harus dilakukan lebih dahulu sebelum memberi saran, informasi, ataupun masukan Syarat Menciptakan Komunikasi Yang Efektif

TEHNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK Tehnik 1. Diam 2. Mendengar 3. Menghadirkan topik pembicaraan yang umum Pengertian 1.Tenang, tidak melakukan pembicaraan selama beberapa detik atau menit 2. Proses aktif penerimaan informasi dan penelaahan reaksi seseorang terhadap pesan yang diterima 3. Menggunakan pernyataan atau pertanyaan yang mendorong klien untuk berbicara. Memilih topik pembicaraan, memfasilitasi kelanjutan pembicaraan Memilih topik pembicaraan, memfasilitasi kelanjutan pembicaraanContoh 1.Duduk/ berjalan bersama klien dengan tenang sambil menunggu klien menyampaikan pikiran dan perasaannya 2.Oh … ya… mmm… ehh… mmm… ehh… 3. “ Mungkin ada yang ingin bapak diskusikan drengan saya?’ “ Adakah yang ingin saudara sampaikan ?’ “Baik … saya akan mendengarkan apapun yang ibu katakan nantinya..” “Lalu, kemudian …apa lagi…?

TEHNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK 4.Menspesifikkan 5. Menggunakan pertanyaan terbuka Membuat pernyataan yang lebih spesifik dan tentatif Menanyakan sesuatu yang bersifat luas, yang memberi klien kesempatan untuk mengeksplorasikan (mengungkapkan, klarifikasi, menggambarkan, membandingkan/ mengilustrasikan) “Tampaknya anda sedang tidak ingin bicara?” (tentatif) “Anda kok diam saja ?” (umum) “Apa sekarang anda tidak nafsu makan ?” (umum) “Apakah anda tidak menyukai makanan yang tadi disajikan ?” (tentatif) “Saya ingin mendengar lebih banyak tentang mengapa anda dirawat disini?” “Ceritakan kepada saya keluhan anda ?” “Apa yang anda rasakan saat ini?” “Apa pendapat bapak?”

TEHNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK 6. Sentuhan 7. Mengecek persepsi atau validasi 8. Menawarkan diri Melakukan kontak fisik untuk meningkatkan kepedulian Metoda yang sama dengan klarifikasi, tetapi pengecekan dilakukan terhadap kata-kata khusus yang disampaikan klien Menawarkan kehadiran, perhatian dan pemahaman tentang sesuatu Meletakkan tangan diatas tangan klien Klien : “suami saya tidak pernah memperhatikan saya ?” Perawat: “Apakah maksud Ibu selama menikah sampai sekarang suami tidak memberi perhatian kepada ibu?” Klien: Bukan begitu, tetapi saya merasa begitu dua bulan terakhir?” “Bolehkah saya menemani ibu disini?” Saya akan membantu ibu berjalan menuju kamar mandi

TEHNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK 9. Memberi informasi Memberi informasi faktual secara spesifik tentang klien walaupun tidak diminta. Apabila tidak mengetahui informasi yang dimaksud, perawat menyatakan ketidaktahuannya dan menanyakan orang yang dapat dihubungkan untuk mendapatkan informasi “ Anda akan merasa mual sedikit setelah obat dimasukkan ” “ Operasi akan dilaksanakan jam 10 besok pagi” “Saya kurang tahu rencana tindakan berikutnya, tapi akan saya konfirmasikan dengan perawat kepala”

....