Ginus Partadiredja Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran UGM

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Farmakologi Sistem Saraf Otonom
Advertisements

SISTEM ENDOKRIN.
BAB IX SISTEM KOORDINASI SISTEM SYARAF SISTEM ENDOKRIN.
SYSTEMA NERVORUM SYSTEMA NERVORUM PERIFERUM SYSTEMA NERVORUM CENTRALE
OBAT OTONOM Laboratorium Farmakologi
SISTIM SYARAF.
Sistem Saraf Ratna Damayanti.
DR. Dr. RUSDI AZIZ, PA FAKULTAS KEDOKTERAN UNAND
CHARLES A SIMANJUNTAK dr, SpOT(K), MPd
SISTEM SARAF PADA MANUSIA Omega Tahun, SKM, M.Kes
STRES DAN PENYAKIT Sarita Candra Merida.
Mikturisi dan Gangguannya
PERTEMUAN IV : DASAR-DASAR BIOLOGIS PERILAKU Oleh : Sulis Mariyanti
HORMON Suwandito,dr,MS.
ANATOMI & FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN
SISTEM SARAF IX / I Standart Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
Kelompok 8 Idham Ilhami Gumilar Rani Sri Yulianti Regina Bilqis
Puspita Dewi (17) Reka Indera Malis (18) Muhammad Nizar Rahman (29)
SISTEM ENTEROHEPATIK.
Obat-obat Susunan Saraf Otonom
Nove Hidajati Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya
SISTEM SARAF PERIFER Prof. DR. dr. Yanwirasti.
Parasimpatomimetik / Kolinergik Simpatomimetik / Adrenegik
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM SARAF.
Metabolisme Karbohidrat. Sekilas metabolisme Karbohidrat Karbohidrat essensial : glukosa dan serat Jaringan tertentu hanya memperoleh energi dari karbohidrat.
SISTEM SARAF.
TUTORIAL KLINIK : ANATOMI MATA
SISTEM ENTEROHEPATIK.
Ns. Muhammad Ardi, M.Kep., Sp.Kep.M.B.
HUBUNGAN STRUKTUR-AKTIVITAS SENYAWA KOLINERGIK SENYAWA ANTIKOLINERGIK
SISTEM KOORDINASI BAB IX SISTEM ENDOKRIN SISTEM SYARAF
MENU Istilah Lazim dalam Anatomi dan Fisiologi Struktur Tubuh Manusia
TINGKAT KONTROL SISTEM SARAF OTONOM
AN - FIS SISTEM CERNA Yani Sofiani.
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENGINDERAAN
SISTEM SARAF.
Zela novriani b.
NAMA : ISTIQAMAH NIM : T.I DIII KEBIDANAN
Pengaturan Suhu Imran Tumenggung.
Kontrol Syaraf pada Homeostasis “Lingkungan Dalam”
Meta Nurbaiti,S.Kep.,Ns.,M.Kes

SISTEM PENCERNAAN.
FAAL SISTEM PENCERNAAN
SISTEM SARAF PERIFER DAN OTONOM
Parasimpatomimetik / Kolinergik Simpatomimetik / Adrenegik
OBAT SUSUNAN SARAF OTONOM
Pengendalian Gerakan Manusia oleh Sistem Saraf
DASAR-DASAR BIOLOGIS PERILAKU PERTEMUAN 2 NOVENDAWATI WAHYU SITASARI
Rijalul Fikri Fisiologi Endokrin.
Sistem Saraf Otonom dan Fungsi Luhur
SISTEM SYARAF OTONOM.
OBAT OTONOM Laboratorium Farmakologi
SARAF & HORMON.
Obat Otonom Oleh : Ida Mukhlisa,s.farm.,Apt.
FAAL SISTEM PENCERNAAN
Obat Otonom Oleh : Ida Mukhlisa,s.farm.,Apt.
Nur Auliyah Firdaus, S.ST
SISTEM HORMONAL.
KELOMPOK 4 KELENJAR PANKREAS.
dr. Annisa’Hasanah, M.Si Lab. Ilmu Faal FK UMM
Hormon Hormon adalah senyawa kimia yang membantu mengatur proses-proses metabolisme tubuh. Hormon beredar di dalam darah sepanjang pembuluh darah untuk.
BIOLOGI B 2013 R.ADITIAS HERMAWAN ( )
Otot lurik (rangka, otot serat lintang (musculus striated) atau otot involunter) Fungsi : menggerakkan rangka tubuh manusia atau hewan, sehingga kita bergerak.
SISTEM PERSYARAFAN Suwheni Setyowati ( )
Sistem Saraf Pusat Sistem Saraf Perifer Bagian Aferen Organ RESEPTOR
OBAT OTONOM Laboratorium Farmakologi
Faal Kardiovaskular FAIK AGIWAHYUANTO.
Kardiovaskular Pulmonal 1 Pembuluh Darah Pada Jantung Kelompok :
SISTEM SARAF PERIFER Prof. DR. dr. Yanwirasti. Sistem saraf Perifer Terdiri atas : - Nervi Spinalis - Nervi cranialis - Susunan saraf otonom.
Transcript presentasi:

Ginus Partadiredja Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran UGM SISTEM SARAF OTONOM Ginus Partadiredja Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran UGM

Sistem Saraf Sistem Saraf Pusat Sistem Saraf Perifer Sistem Saraf Somatik Sistem Saraf Otonom Sistem Saraf Enterik

Somatik Otonom Asupan Sensoris Keluaran Motoris Neuron Motoris Indra khusus & somatik Interoseptor, indra khusus & somatik Keluaran Motoris Sadar Tak sadar Neuron Motoris Satu neuron Dua neuron (neuron pre- & post-ganglioner) Neurotransmiter Acetylcholine (ACh) Acetylcholine atau norepinephrine (NE) Efektor Otot skelet Otot polos, otot jantung, kelenjar Respon Kontraksi Kontraksi / Relaksasi; Peningkatan/ penurunan sekresi

SISTEM SARAF OTONOM SISTEM SARAF SOMATIK Nuclei motoris – Cornu lateralis Nuclei motoris – Cornu anterior SISTEM SARAF SOMATIK

ANATOMI SISTEM SARAF OTONOM Thoracolumbar (T1 – L2) Craniosacral (n III, VII, IX, X, S2 –S4)

SISTEM SARAF SIMPATIS Truncus, ganglia, & plexus simpatis Neuron pre- & post-ganglioner Truncus, ganglia, & plexus simpatis

Thoracolumbar (T1 – L2) A. Ganglion para-vertebralis 1. Ganglion cervicalis superior: Kepala & jantung 2. Ganglion cervicalis media: Jantung 3. Ganglion cervical inferior: B. Ganglion pre-vertebralis 4. Ganglion celiacus: lambung, lien, hepar, ginjal, usus halus 5. Ganglion mesentericus superior: usus halus & colon 6. Ganglion mesentericus inferior: Colon distalis, rectum, vesica urinaria, organ-organ genital

SISTEM SARAF PARASIMPATIS Craniosacral (n III, VII, IX, X, S2 –S4) Cranial (n III, VII, IX, X) 1. Ganglion ciliaris (n III): otot polos mata 2. Ganglion pterygopalatinus (n VII): mucosa nasal, palatum, pharynx, glandula lacrimalis 3. Ganglion submandibular (n VII): glandula submandibularis & sublingualis 4. Ganglion oticus (n IX): glandula parotis Sacral (S2 – S4) Nervus splanchnicus pelvicus: colon, ureter, vesica urinaria, organ-organ reproduktif

Arus keluar dari sistem saraf pusat Lokasi ganglia Simpatis Parasimpatis Distribusi Tersebar luas (kelenjar keringat, otot arrector pili, pembuluh darah) Terbatas (viscera & sedikit pembuluh darah) Arus keluar dari sistem saraf pusat Thoracolumbar (T1-L2) Craniosacral (Nervi III, VII, IX, X, S2-S4) Lokasi ganglia Paravertebral & prevertebral Ganglia terminal Dekat sistem saraf pusat Dekat/ di dalam viscera Divergensi Pre-ganglioner  >20 post-ganglioner  banyak efektor Pre-ganglioner  4-5 post-ganglioner  efektor-efektor tunggal Neurotransmiter pre-ganglioner ACh

Deaktivasi neurotransmiter Simpatis Parasimpatis Neurotransmiter post-ganglioner NE (kebanyakan) or ACh (kelenjar keringat, pembuluh darah otot skelet) ACh Deaktivasi neurotransmiter Lambat (oleh COMT/ Catechol-O-methyltransferase atau MAO/ Monoamine oxidase) Cepat (ACh-esterase) Efek fisiologis Fight-or-flight (Berkelahi atau lari) Rest-and-digest (Istirahat dan makan-makan)

SISTEM SARAF SIMPATIS SISTEM SARAF PARASIMPATIS

NEUROTRANSMITER & RESEPTOR Neuron Kolinergik & Reseptornya Reseptor nikotinik (neuron post-ganglioner, motor end plate, medulla adrenal) Reseptor muskarinik (efektor: otot polos, otot jantung, kelenjar, kelenjar keringat, pembuluh darah otot skelet) Neuron Adrenergik & Reseptornya 1 - eksitasi 2 - inhibisi 1 - eksitasi 2 - inhibisi 3 – jaringan lemak coklat

Jaringan adiposa/ lemak Simpatis Parasimpatis Kelenjar Medulla adrenal Sekresi NE/ E (Nikotinik) ? Lakrimal Sekresi () Sekresi Pankreas Inhibisi enzim-enzim digestif & insulin (2); Sekresi glukagon (2) Sekresi enzim-enzim digestif & insulin Hypophysis posterior Sekresi ADH (1) Pineal Sekresi melatonin () Keringat Meningkat (muskarinik & 1) Jaringan adiposa/ lemak Lipolisis (1), pelepasan (1 & 3)

Ginjal, sel juxtaglomerular Simpatis Parasimpatis Kelenjar Hepar Glikogenolisis, glukoneogenesis, inhibisi sekresi empedu Sintesis glikogen, peningkatan sekresi empedu Ginjal, sel juxtaglomerular Sekresi renin (1) ? Otot jantung Peningkatan frekuensi denyut jantung, kontraksi atrial & ventrikular (1) Pengurangan frekuensi denyut jantung, kontraksi atrial

Iris, musculus radialis Iris, musculus circularis Simpatis Parasimpatis Otot polos Iris, musculus radialis Dilatasi pupil ? Iris, musculus circularis Konstriksi pupil Musculus ciliaris (mata) Relaksasi – penglihatan jauh (2) Kontraksi – penglihatan dekat Paru, bronchus Dilatasi (2) Konstriksi Kandung dan ductus empedu Relaksasi (2) Kontraksi / pelepasan empedu Lambung, intestinum Pengurangan motilitas (1, 2, 2); kontraksi sphincter (1) Peningkatan motilitas; relaksasi sphincter

Simpatis Parasimpatis Otot polos Lien/ limpa Ureter Vesica urinaria Kontraksi, sekresi darah (1) ? Ureter Peningkatan motilitas (1) Peningkatan motilitas (?) Vesica urinaria Relaksasi (2); kontraksi sphincter (1) Kontraksi dinding; relaksasi sphincter Uterus Inhibisi kontraksi (non-kehamilan, 2), merangsang kontraksi (kehamilan, 1) Efek minimal Organ-organ sex Kontraksi otot polos, ejakulasi prostat Vasodilatasi, ereksi

Folikel rambut, otot arrector pili Otot polos vaskular -arteriola Simpatis Parasimpatis Otot polos Folikel rambut, otot arrector pili Ereksi rambut ? Otot polos vaskular -arteriola Glandula salivarius Konstriksi, pengurangan sekresi (1) Dilatasi, peningkatan K+ & air Kelenjar gastrik Sekresi gastrik Kelenjar intestinal Sekresi Intestinal Arteriola coronaria Dilatasi (2), konstriksi (1, 2, muskarinik Konstriksi

Otot polos vaskular -arteriola Kulit & mukosa Otot skelet Simpatis Parasimpatis Otot polos vaskular -arteriola Kulit & mukosa Konstriksi Dilatasi Otot skelet Konstriksi (1), dilatasi (2 & muskarinik) ? Viscera abdomen Konstriksi (1, 2) Otak Konstriksi (1) Ginjal Pengurangan urin (1) Vena sistemik Konstriksi (1), Dilatasi (2)

AGONIS & ANTAGONIS RESEPTOR Phenylephrine – agonis reseptor 1 (dekongestan) Antagonis Atropine – blok reseptor muscarinic (dilator pupil, relaksan tractus gastrointestinal) Propanolol –  blocker non-selektif (juga 2, menurunkan glikogenolisis, glukoneogenesis, bronchokonstriksi) Metoprolol – 1 blocker selektif (jantung)

Parasympathetic (rest & digest) Sympathetic (fight & flight) “SLUDD” “E situations” Salivation Exercise Lacrimation Emergency Urination Excitement Digestion Embarrassment Defecation

REFLEKS-REFLEKS OTONOM Tekanan darah, denyut jantung, kontraksi ventrikel, diameter pembuluh darah, digesti (motilitas tractus gastrointestinal), defekasi, urinasi Arkus refleks otonom Reseptor  Neuron sensoris  Pusat integrasi (hypothalamus, batang otak, medulla spinalis)  Neuron motoris  Efektor

KONTROL OTONOM Hypothalamus Asupan sensoris (viscera, penghidu, pencecap, temperatur, osmolaritas, emosi (sistem limbik) Keluaran motoris (batang otak: kardiovaskular, salivasi, menelan, vomitus; medulla spinalis: defekasi & urinasi) Simpatis (hypothalamus bagian posterior & lateral) Parasimpatis (hypothalamus bagian anterior & medial)

Referensi Carola R, Harley JP, Noback, CR (1990). Human Anatomy and Physiology, Bab 14, Halaman: 411-425. Tortora GJ & Derrickson B (2006). Principles of Anatomy and Physiology, 11th ed. Bab 15, Halaman: 525-545.