Logika Deduksi-Induksi dalam Pola Berpikir Ilmiah By Luh Putu Suciati Jember, 3 Maret 2015
Enam Cara Proses Akumulasi Pengetahuan (Graziano dan Raulin, 1989) (1) Telah diterima sebagaimana adanya oleh masyarakat. (2) Intuisi: banyak kalangan beranggapan bahwa intuisi berproses tanpa melalui indera manusia, atau langsung dari Tuhan atau Dewa-Dewa. (3) Otoritas yang diakui oleh masyarakat sebagai sumber pengetahuan yang diyakini. Otoritas dapat berupa panutan agama, partai yang berkuasa, ilmuwan, orang arif dll. (4) Rasionalisme: doktrin yang menyatakan bahwa kebenaran pengetahuan hanya dapat ditemukan melalui proses pemikiran atau penalaran semata. (5) Empirisme: suatu cara untuk memperoleh pengetahuan melalui pengamatan atas kejadian-kejadian yang dapat ditemukan di alam. (6) Ilmu atau Pengetahuan Ilmiah: suatu proses berfikir yang menggabungkan antara kekuatan rasionalisme dan empirisme dalam mengakumulasikan pengetahuan.
Empirisisme Beranggapan bahwa pengetahuan realitas bukan berasal dari sebuah prinsip apriori (pengetahuan dikumpulkan dan ditata berdasarkan pengetahuan yang sebelumnya dianggap benar), Tetapi pengetahuan tersebut hanya diperoleh dari pengetahuan posteori (pengetahuan empirik yang dialami setelah orang tersebut mepunyai suatu pendapat (referensi). Semua pengetahuan berasal dari pengalaman.
Rasionalisme Menganggap bahwa terdapat sesuatu yang dapat diketahui dengan suatu metode, selain melalui prinsip apriori, yakni metoda rasionalisme Kaum Rasionalis mempergunakan metode deduktif dalam menyusun pengetahuannya. Tetap meyakini bahwa kebanyakan pengetahuan merupakan pengetahuan posteriori, tetapi juga memikirkan bahwa terdapat beberapa kebenaran yang tidak dapat diketahui oleh pengalaman tetapi terbukti sendiri. Pemikiran rasional cenderung untuk bersifat solipsostik (hanya benar dalam kerangka pemikiran tertentu yang berada dalam benak orang yang berfikir tersebut) dan subyektif.
LOGIKA Studi bentuk argumen dan bagaimana fakta dapat dikombinasikan untuk memberikan wawasan baru. Logika formal termasuk membangun hal seperti DAN, JUGA, BILA KEMUDIAN, TIDAK Hal tersebut akan membentuk argumen seperti : Semua laki-laki adalah makluk hidup. Saya seorang laki-laki. Oleh karena itu saya makhluk hidup. Logika yang paling terkenal sebagai suatu kearifan: Benda yang lebih berat jatuh ke bumi lebih cepat dari benda yang lebih ringan (Aristoteles, 422 – 384 SM)
MEMPERTANYAKAN LOGIKA ARISTOTELES Galileo-Galilei (1564 – 1642) tidak mudah percaya logika (kearifan) Aristoteles di atas Galileo melakukan eksperimen dengan menjatuhkan berbagai benda dengan bobot berbeda dari puncak Menara Pisa. Dengan menyisihkan faktor gesekan dengan udara, ternyata semua benda jatuh bersamaan waktunya. KESIMPULAN: Kearifan Aristoteles yang menyatakan bahwa benda yang lebih berat akan jatuh lebih cepat, merupakan logika Deduktif, yakni dengan membuat pernyataan yang dianggap BENAR (Postulat atau Aksioma). Kearifan Galileo yang menyangkal Aristoteles dengan melakukan eksperimen adalah logika Induktif.
POLA PIKIR DALAM METODE ILMIAH INDUKTIF Pengambilan kesimpulan dari kasus yang bersifat khusus menjadi hal yang bersifat umum Dunia empirik (induktif) yang obyektif dan berorientasi kepada fakta sebagai mana adanya. DEDUKTIF Pengambilan kesimpulan dari kasus yang bersifat umum menjadi hal yang bersifat khusus Dunia rasional (deduktif) adalah koheren, logis, dan sistematis, dengan logika deduktif sebagai sendi pengikatnya
Pola Pikir dalam Metode Ilmiah : Induktif Pengambilan kesimpulan dari kasus yang bersifat khusus menjadi kesimpulan yang bersifat umum Deduktif Pengambilan kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat khusus
METODA DEDUKSI DAN INDUKSI Metode DEDUKSI digunakan untuk menemukan aturan-aturan yang berlaku secara pasti, dengan persyaratan bahwa aksiomanya dianggap benar. Contoh Ilmu yang bersifat deduksi adalah Matematika dan Fisika Teori. Metoda INDUKSI digunakan untuk menguji apakah aksioma yang digunakan tersebut dapat terus dipertahankan, sehingga penelitian dapat berkembang, baik secara mendalam maupun meluas. Metoda INDUKSI digunakan untuk mengembangkan pengetahuan berdasarkan pengujian pendapat atas dasar hasil yang diperoleh dari suatu percobaan
Contoh Sederhana : Induktif : Fakta : Tumbuhan akan mati (khusus) Hewan akan mati (khusus) Manusia akan mati (khusus) Kesimpulan : Semua makhluk hidup akan mati (umum) Deduktif : Fakta : Semua manusia akan mati (umum) Taka adalah manusia (khusus) Kesimpulan : Taka akan mati (khusus)
Fakta, Observasi dan Ramalan serta Penjelasan Hukum dan Teori Induksi Deduksi Ramalan dan Penjelasan Fakta didapat Dari Observasi
Bagan Proses Deduksi dan Induksi Pada Kegiatan Penelitian Pengalaman Sejarah Pertanyaan Hipotesis Data Ramalan Tidak Sesuai Induksi Percobaan Data Nyata Sesuai Teori Deduksi
Sarana Berpikir Ilmiah Logika Matematika Deduksi Ramalan (Hipotesis) Khasanah Ilmu Dunia Rasional Dunia Empiris Pengujian Induksi Fakta Metodologi Penelitian Statistika
Manfaat menguasai Metode Ilmiah Memupuk sifat objektif, metodik, dan sistematik Mencintai kebenaran dan bersifat adil. Menyadari bahwa kebenaran ilmu tidak bersifat mutlak. Membimbing untuk bersikap optimis, teliti, dan berani membuat pernyataan yang menurut keyakinan ilmiah yang benar. Membimbing kita untuk tidak percaya begitu saja pada suatu kesimpulan tanpa adanya bukti yang nyata. (Bambang Ruwanto, 2006)
KETERBATASAN METODE ILMIAH Kebenaran ilmiah bersifat tentatif sebelum ada kebenaran ilmu yang dapat menolak kesimpulan maka kesimpulan itu dianggap benar. Sebaliknya, kesimpulan yang dapat menolak kesimpulan ilmiah terdahulu menjadi kebenaran yang baru. Tidak dapat menjangkau untuk membuat kesimpulan yang bersangkutan dengan baik dan buruk atau sistem nilai, tentang seni dan keindahan, dan juga tidak dapat menjangkau untuk menguji adanya Tuhan.
Diskusi Tahapan Metode Ilmiah Latihan berpikir ilmiah melalui tahapan metode ilmiah: “Pengenalan Masalah Bidang Pertanian” Identifikasi masalah deduktif atau induktif?? * Di isi dengan diskusi tugas kelompok mahasiswa dengan mengidentifikasi hasil tahapan berpikir ilmiah
Minggu depan Landasan Filosofik Ilmu/Pertanggung Jawaban Keilmuan (ontologi, epistimologi, dan aksiologi)