Konsep Tata Ruang Pertemuan 22 Matakuliah : R0556/Perancangan Arsitektur 3 Tahun : 2008 Konsep Tata Ruang Pertemuan 22
Tujuan Konsep merupakan dasar untuk mengembangkan rancangan, dengan demikian sebelum rancangan dikembangkan maka perlu dirumuskan terlebih dahulu konsepnya. Konsep dapat menjadi dasar bagi arahan perancangan untuk mencapai hasil akhir yang baik dan optimal. Konsep dapat menjadi dasar bagi arahan perancangan untuk mencapai hasil akhir yang baik dan optimal. Konsep menjadi landasan untuk mengarahkan bagaimana bangunan dibentuk dan diolah. Suatu bangunan pada tahap tertentu memiliki kompleksitas yang tinggi dan merupakan gabungan dari berbagai pemecahan permasalahan. Untuk itu suatu bangunan mengandung (tidak ada/tidak mungkin hanya konsep tunggal) lebih dari satu konsep Karena kompleksitas dan sintesis dari berbagai hal yang rumit tersebut. Tata ruang merupakan sesuatu yang kompleks dan untuk menerapkan keseluruhan kebutuhan ruang ke dalam tatanan ruang yang dipengaruhi oleh kegiatan, suasana, urutan ruang, pengelompokan ruang dan hubungan ruang, memerlukan suatu arahan dan konsep yang jelas. Kadang-kadang mahasiswa merasa kesulitan untuk memahami apa arti konsep dan bagaimana konsep dapat dibuat. Pada pembahasan ini mahasiswa diajak untuk merumuskan konsep tata ruang dengan diberikan wawasan tentang konsep dalam arsitektur. Bina Nusantara
Pengertian Konsep Perancang, biasanya mengembangkan konsep. Untuk menghasilkan konsep yang baik dan tentunya juga agar mempengaruhi keberhasilan mutu bangunan maka konsep harus bersifat : Konsep dapat diterapkan Lengkap (menyeluruh) Efisien Kreatif Keseluruhannya dapat bersama-sama menjadi harmonis. Bina Nusantara
Pengertian Konsep Definisi konsep secara umum adalah gagasan yang memadukan berbagai unsur kedalam suatu kesatuan. Unsur-unsur tersebut dapat berupa : gagasan, pendapat dan pengamatan. Secara khusus dalam arsitektur konsep mengemukakan secara khusus mengenai : syarat-syarat suatu rencana, kontek dan keterkaitan serta keyakinan atau idealisme yang digabungkan secara bersama-sama. Dengan demikian konsep dapat dikatakan sebagai landasan atau acuan untuk memberikan arah dan batasan-batasan perancangan dan perencanaan arsitektur. Suatu konsep tidak harus diciptakan oleh arsitek sendiri, tetapi semacam program atau Term Of Reference (TOR) maupun gagasan oleh sklien/pemilik proyek. Konsep mengandung kelayakan, menunjang maksud dan cita-cita pokok suatu proyek, serta meperhatikan karakteristik dan keterbatasan yang khas dari setiap proyek Penyusunan suatu konsep membutuhkan proses dan kajian (analisis) dan upaya memadukan banyak hal yang sebelumnya saling terpisah. Tindakan memadukan atau mempersatukan banyak hal ini adalah merupakan tindakan kreatif. Upaya ini diidentifikasikan merupakan 10 % inspirasi dan 90 % kerja keras. Bina Nusantara
Pengertian Konsep Dalam arsitektur konsep dapat dipahami sebagai berikut : Cara perancang untuk menjawab situasi perancangan yang dihasilkan dalam programing. Alat untuk mengubah pernyataan / permasalahan non fisik menjadi produk bangunan secara fisik. Dalam arsitektur kadang-kadang istilah Konsep dapat disebut dengan cara lain misalnya : Gagasan Besar Kerangka dasar Organisasi Utama Bina Nusantara
Faktor-faktor dalam penyusunan Konsep Tata Ruang Faktor-faktor utama Fungsi dan pengguna Lokasi Tapak Konsep dapat mengarahkan : Pencitraan Suasana Sistem hubungan ruang dan sirkulasi Urutan ruang Pembatas dan pemisahan ruang Bina Nusantara
Fungsi dan Pemakai Pemahaman Fungsi meliputi : Karakteristik fungsi Hubungan antar kegiatan Persyaratan kegiatan dan ruang Skala pelayanan Pemahaman pengguna meliputi : Strata dan keragaman sosial Kelompok umur Budaya perilaku Bina Nusantara
Pemahaman Lokasi dan Tapak Pemahaman Lokasi terkait dengan : Tempat Suasana sekitar Kegiatan disekitarnya Orientasi kawasan Pemahaman tapak terkait dengan : Bentuk tapak Orientasi Posisi terhadap jalan Bina Nusantara
Pernyataan Konsep a. Analogi b. Metafora (Peumpamaan) c. Hakikat memakai hal-hal lain sebagai landasan Konsep, mengidentifikasi hubungan harafiah yang mungkin dengan benda-benda atau hal lain. Benda tersebut memiliki sifat yang khas sesuai dengan model proyek yang ada. b. Metafora (Peumpamaan) mengidentifikasikan hubungan-hubungan yang bersifat abstrak dan tidak nyata dari suatu benda. Banyak digunakan perumpamaan dengan memakai kata ‘seperti’ atau ‘bagaikan’. Pada metafora mengidentifikasikan hubungan (dengan hal atau benda) yang sejajar sedangkan dalam analog mengidentifikasikan hubungan harafiah yang mungkin. c. Hakikat menyaring dan memusatkan aspek-aspek persoalan yang rumit menjadi keterangan-keterangan yang gamblang. Suatu pernyataan tentang hakikat dapat juga merupakan hasil penemuan dan identifikasi dari akar-akar suatu pokok persoalan, dan tentunya melewati proses kajian dan analisis. Dalam suatu konsep perancang mencari hakikat suatu proyek dan selanjutnya diubah menjadi pernyataan-pernyataan konsep. d. Konsep Programatik Merupakan tanggapan langsung sebagai pemecahan masalah yang ada. Konsep dapat dikembangkan dengan memngangkat persoalan-persoalan yang lebih prakmatis. e. Cita-cita Merupakan suatu rumusan ideal yang mengemukakan aspirasi dan cita-cita tertinggi. Sumber : Snyder, 1985 Bina Nusantara
Perumusan Konsep Konsep dasarnya dapat dirumuskan dengan suatu rangkaian. Kemudian dikembangkan menjadi serangkaian sketsa grafis dengan keterangan-keterangan. Konsep dapat berupa urutan sketsa grafis yang menunjukkan proses pengembangan olahan, dari gagasan awal menjadi perwujudan tertentu. Bina Nusantara
Hubungan Ruang Ruang dalam ruang Ruang-ruang yang saling terkait Ruang-ruang bersebelahan Ruang-ruang yang dihubungkan oleh ruang Bina Nusantara
Konsep untuk Tapak Sumber : Wang, 1999 Bina Nusantara
Konsep untuk Tapak Sumber : Wang, 1999 Bina Nusantara
Tata Ruang dan Gubahan Bentuk Bina Nusantara
Ruang Dalam dan Ruang Luar Sumber : Wang, 1999 Bina Nusantara
Sistem Sirkulasi Hubungan antar ruang mempengaruhi pola sirkulasi bangunan. Sirkulasi dalam bangunan mencakup : Pintu masuk (utama, samping dan service) Sirkulasi horisontal (antar ruang) Sirkulasi vertikal (antar lantai) Sirkulasi luar bangunan mencakup : Pintu masuk ke halaman (utama, samping dan service) Jalur mobil / kendaraan Jalur pejalan kaki (pedestrian) Parkir Bina Nusantara
Terima kasih Bina Nusantara