Periode Remaja (Adolescence) Pertemuan 9

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
MASA DEWASA AWAL DAN MADYA
Advertisements

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Perkembangan Fisik dan Psikis Remaja
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB
Selamat Pagi.
Perkembangan Fisik & Motorik wien/pgsd_perk.
KINI AKU SUDAH REMAJA.
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK PRA SEKOLAH, SD DAN SMP
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
PERKEMBANGAN PSYCHO-FISIK ANAK
PENERIMAAN DIRI REMAJA PENYANDANG TUNADAKSA
Teori Perkembangan Moral Lawrence Kohlberg
Home Home Kelompok 3 Fitri Suci Maharsih Nurkhasanah Yoana Natalia E
Perkembangan Manusia STIT NF, Cimanggis Kamis, 3 Desember 2009
Perkembangan Peserta Didik “Fase Remaja(Adolescence)”
MK PSIKOLOGI PERKEMBANGAN Ratna D. Suryaratri
Oleh : KUNTJOJO D3 Kebidanan Kediri, Poltekes Malang 2008
DASAR PERKEMBANGAN MASA REMAJA
Metha Dwi Tamara, S.ST., M.KM
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
KESEHATAN MENTAL DI SEPANJANG SIKLUS KEHIDUPAN
Perkembangan Fisik dan Kognitif Usia Dewasa Muda
(Memahami Tumbuh Kembang Masa Remaja)
Perkembangan Moral, Nilai dan Agama PSIKOLOGI REMAJA
PRINSIP–PRINSIP Perkembangan
POKOK BAHASAN Pertemuan 3
Periodisasi Masa Remaja dan Ciri Khasnya
Perkembangan Anak dalam Sistem Keluarga
Oleh : Hanafi & Tony Suryanto
FASE PERKEMBANGAN USIA (MASA REMAJA AWAL)
DASAR PERKEMBANGAN MASA REMAJA, PUBERTAS, DAN PERKEMBANGAN FISIK
Perkembangan Sosioemosional masa kanak-kanak akhir (Usia Sekolah)
Perkembangan fisik dan kognitif masa remaja
PSIKOLOGI REMAJA.
Edward Andriyanto Soetardhio
MASA DEWASA AWAL DAN MADYA
ASPEK PSIKOLOGIK PADA ANAK DENGAN KELAINAN ENDOKRIN
ASSALAMU’ALAIKUM WR.WB.
(Memahami Tumbuh Kembang Masa Remaja)
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN.
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN REMAJA
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DALAM KONTEKS KESEHATAN MASYARAKAT
BAB II PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN
Universitas Nusantara PGRI Kediri
PUBERTAS, DAN PERKEMBANGAN FISIK
Keluarga dengan Anak Usia Remaja
KARAKTERISTIK TAHAP PERKEMBANGAN REMAJA
Proses Pembentukan Keluarga Psikologi Pendidikan Keluarga
Perkembangan Fisik & Motorik wien/pgsd_perk.
Apa? Setelah akhir dari perkuliahan ini, mahasiswa mampu mengembangkan lingkungan pendidikan yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi peserta.
Perkembangan Peserta Didik (Pertemuan 2)
PSIKOLOGI KESEHATAN.
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN REMAJA
Perkembangan fisik adalah Perkembangan fisik atau pertumbuhan biologis (biological growth) merupakan salah satu aspek penting dari perkembanagan individu.
Apa? Setelah akhir dari perkuliahan ini, mahasiswa mampu mengembangkan lingkungan pendidikan yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi peserta.
GANGGUAN ALAM PERASAAN
PUBERTAS.
PSIKOLOGI REMAJA Oleh : Citra Dewi, M.Psi., Psikolog
PERKEMBANGAN MASA ANAK-ANAK DAN REMAJA
Seksualitas Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional PROVINSI JAWA BARAT 2007.
ANAK – REMAJA
ANAK – REMAJA
Sexual Behaviour Bayi dan Anak. Perkembangan seksualitas bukan hanya perilaku pemuasan seks semata, tapi juga mencakup pembentukan nilai, sikap, perasaan,
Adolescence Pengantar. REMAJA Masa perkembangan setelah masa anak-anak dan menuju masa dewasa, yang meliputi perkembangan emosi, fisik dan kognitif.
PUBERTAS By Eka Faizaturrahmi, S.ST. Setelah selesai mengikuti perkuliahan selama 50 menit diharapkan mahasiswa DIII Kebidanan dapat menjelaskan tentang:
SISTEM REPRODUKSI WANITA
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA.
Transcript presentasi:

Periode Remaja (Adolescence) Pertemuan 9 Matakuliah : L0142/Psikologi Perkembangan Tahun : 2007 Periode Remaja (Adolescence) Pertemuan 9

Tujuan Pembelajaran Mahasiswa dapat menghubungkan aspek perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial dengan issue yang terkait pada periode remaja 3 Bina Nusantara

Materi Pembelajaran Perkembangan fisik pada periode remaja Perkembangan kognitif pada periode remaja Perkembangan psikososial pada periode remaja 4 Bina Nusantara

I. Perkembangan Fisik Masa remaja merupakan perkembangan transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa, yang berlangsung antara usia 10-11 tahun hingga awal 20an tahun. Ciri khas dari tahap ini adalah pubertas – proses yang mengarah pada kematangan seksual atau kesuburan, mampu untuk bereproduksi A. Pubertas Pubertas diawali dengan meningkatnya secara tajam produksi hormon seksual, terdiri atas 2 tahap, yaitu : 1. adrenarche  matangnya kelenjar adrenal 2. gonadarche  matangnya organ seks dan semakin terlihatnya perubahan-perubahan pubertas Bina Nusantara

Butuh waktu sekitar 7 tahun permulaan pubertas pada anak laki-laki, dan sekitar 8 tahun pada anak perempuan. Perubahan fisik yang terjadi pada anak laki-laki dan perempuan meliputi tumbuhnya rambut di alat kelamin, suara yang dalam, pertumbuhan otot, dan pertumbuhan badan. Karakteristik seks primer  perubahan biologis yang langsung berhubungan dengan organ reproduksi, mis : sel terlur pada wanita, rahim; penis dan kelenjar prostat pada pria. Karakteristik seks sekunder  tanda-tanda kematangan seksual secara psikologis yang tidak langsung berhubungan dengan organ seks, mis : buah dada pada wanita dan bahu yang melebar pada pria. Bina Nusantara

Pertumbuhan badan anak perempuan lebih dulu terjadi daripada anak laki-laki, maka anak perempuan diusia 11-13 tahun cenderung lebih tinggi, lebih berat dan lebih kuat daripada anak laki-laki seusianya. Mereka akan memiliki tinggi badan yang sempurna saat berusia 18 tahun. Tanda utama kematangan seksual anak laki-laki adalah produksi sperma. Ejakulasi pertama atau spermarche terjadi sekitar usia 13 tahun  mimpi basah. Sedangkan pada anak perempuan adalah menstruasi pertama atau menarche yang terjadi antara usia 10 – 16,5 tahun. Bina Nusantara

C. Kesehatan Mental dan Fisik B. Otak Perkembangan otak remaja mengalami kemajuan pesat. Yang termasuk dalam perubahan dramatis struktur otak remaja yaitu emosi, penilaian, pengelolaan perilaku, dan kontrol diri. Meskipun demikian perkembangan otak pada periode ini masih belum sempurna. C. Kesehatan Mental dan Fisik Olahraga atau kurangnya olahraga akan berdampak pada kesehatan fisik dan mental. Olahraga meningkatkan kekuatan, daya tahan, membantu kesehatan tulang dan otot, kontrol berat badan, dan menekan kecemasan serta stress. Mulai muncul pola tidur larut malam dan terlalu banyak tidur di pagi hari. Hal ini bisa mengakibatkan insomnia, masalah yang seringkali muncul di masa remaja. Bina Nusantara

Pola makan yang kurang baik juga dapat menyebabkan obesitas atau overweight. Remaja butuh melakukan diet yang sehat. Berkaitan dengan kondisi fisiknya, remaja menaruh perhatian pada body image. Rasa tidak puas terhadap kondisi fisiknya, membuat remaja dapat mengalami anorexia nervosa – gangguan makan yang ditandai dengan menolak makan atau melaparkan diri sendiri (self-starving) dan bulimia nervosa – gangguan makan dimana remaja memakan sejumlah makanan kemudian membersihkan makanan tersebut dengan obat pencahar, dimuntahkan, berpuasa, atau olahraga yang berlebihan. Bina Nusantara

D. Penggunaan Drugs/Obat-obatan Terlarang Substance abuse – penggunaan obat terlarang atau aklhohol, dilakukan oleh beberapa remaja. Substance abuse ini dapat menjadi substance dependence – ketergantungan atau kecanduan. Faktor resiko bila remaja menggunakan obat terlarang atau alkoho, yaitu : temperamen yang buruk, kendali dorongan yang lemah dan kecenderungan untuk mencari sensasi, pengaruh keluarga seperti konflik keluarga, masalah perilaku dini umumnya agresif, kegagalan akademis, penolakan peer, berhubungan dengan para pengguna obat lainnya, memberontak, sikap-sikap tertentu akibat penggunaan obat terlarang, dan pengenalan yang semakin dini dengan obat terlarang. Bina Nusantara

F. Kematian di masa Remaja E. Depresi Depresi yang dialami oleh remaja harus ditangani dengan serius karena dapat berdampak pada tindakan bunuh diri. Menurut penelitian, remaja wanita seperti halnya wanita dewasa lebih banyak menderita depresi ketimbang pria. F. Kematian di masa Remaja Penyebab kematian terbanyak yang terjadi di negara Amerika Serikat pada masa remaja ini adalah kecelakaan, senjata api, dan bunuh diri. Bina Nusantara

II. Perkembangan Kognitif Tahap Formal Operations dari Piaget Merupakan tahapan tertinggi dari perkembangan kognitif, dimana remaja dapat mengembangkan kapasitas berpikir abstrak. Pada periode ini remaja juga sudah mampu untuk menerapkan hypothetical-deductive reasoning, dimana remaja dapat mengembangkan, memperhatikan, dan menguji hipotesa. Kemampuan ini membuat remaja dapat memecahkan masalah, mulai dari yang sederhana hingga yang kompleks. Bina Nusantara

B. Elkind : Karakteristik Immature dari Pikiran Remaja Idealism dan criticalness Argumentativeness Indecisiveness Apparent hypocrisy Self-conscious  imaginary audience Specialness dan invulnerability  personal fable C. Perubahan dalam Information Processing Pada peneliti telah mengidentifikasi 2 kategori perubahan terukur dari kognisi remaja, yaitu : Bina Nusantara

Perubahan struktur  perubahan kapsitas proses informasi dan peningkatan pengetahuan yang disimpan dalam ingatan jangka panjang. Informasi yang tersimpan di ingatan jangka panjang dapat berupa : declarative – pengetahuan faktual (“tahu bahwa….”); procedural knowledge – keterampilan yang dimiliki (“tahu bagaimana…”); conceptual knowledge – pemahaman atau interpretasi. Perubahan fungsi  aspek yang terkait : perolehan informasi, penanganan informasi, dan penguat informasi. Bentuknya antara lain belajar, mengingat, bernalar, dan pengambilan keputusan. Penalaran matematis, spasial, dan ilmu pengetahuan merupakan sedikit dari proses fungsi yang meningkat. Bina Nusantara

E. Penalaran Moral : Teori Kohlberg 3 level penalaran moral Kohlberg : D. Perkembangan Bahasa Seiring dengan dikuasainya kemampuan berpikir formal, remaja dapat menjelaskan dan mendiskusikan hal-hal yang abstrak seperti cinta, keadilan dan kebebasan. Mereka juga semakin terampil untuk menerapkan social perspective-taking – kemampuan untuk memahami sudut pandang orang lain dan berbicara dengan tepat. E. Penalaran Moral : Teori Kohlberg 3 level penalaran moral Kohlberg : 1. Preconventional morality  orang betindak dibawah kontrol eksternal. Tahapannya : 1. Orientation toward punihment and obedience & 2. Instrumental purpose and exchange Bina Nusantara

Kebanyakan remaja berada pada level 2. 2. Conventional morality  internalisasi standar dari sosok otoritas. Tahapannya : 3. Maintaining mutual relations, approval of others, the golden rule & 4. Social concern and conscience 3. Postconventional morality  konflik antara standar moral dengan penilaian pribadi berdasarkan kebenaran, kejujuran, dan keadilan. Tahapannya : 5. Morality contract, of individual rights, and of democratically accpeted law & 6. Morality of universal ethical principles Kebanyakan remaja berada pada level 2. Bina Nusantara

G. Pendidikan dan Persiapan Kerja Remaja yang memiliki self-efficacy yang tinggi dianggap sebagai remaja yang berhasil dalam studinya. Selain itu, pola asuh orang tua yang authoritative yang diterapkan terus hingga anak remaja berdampak pada pencapaian prestasi sekolah. Drop out merupakan kondisi yang perlu mendapat perhatian. Menurut penelitian, drop out lebih banyak melanda remaja pria. Drop out ini bisa berdampak pada pengangguran, penghasilan yang rendah, keterlibatan obat terlarang, kriminal, dan kenakalan remaja. Faktor penting yang dianggap dapat membuat remaja bertahan sekolah adalah active engangement – keterlibatan remaja dalam kegiatan sekolah. Bina Nusantara

Remaja yang lulus SLTA dan tidak langsung meneruskan ke bangku kuliah, dapat mengikuti pelatihan kerja untuk mendapatkan pekerjaan. Bina Nusantara

III. Perkembangan Psikososial Pencarian Identitas Diri Tugas utama remaja menurut Erikson adalah melakukan konfrontasi ‘krisis’ dari identity cs identity confusion – dimana remaja memiliki sense diri yang kuat, termasuk merasa diharagai dalam masyarakat. Pembentukan identitas remaja ini berkaitan dengan penyelesaian 3 masalah utama, yaitu : pilihan pekerjaan, pemakaian nilai dalam hidup, serta kepuasan identitas seksual. Remaja yang mampu mengatasi krisis identitas ini memiliki ‘vitue’ : fidelity. James E. Marcia mengemukakan 4 identity statuses yang berbeda, yaitu : Bina Nusantara

Identity achievement (crisis leading to commitment) Foreclosure (commitment without crisis) Moratorium (crisis with no commitment) Identity diffusion (no commitment, no crisis) B. Seksualitas Sexual orientation menjadi issue utama pada periode ini, apakah heterosexual atau homosexual, atau bisexual. Perilaku seksual remaja saat ini semakin mengkhawatirkan. Prosentase remaja pertama kali melakukan hubungan seksual/intercourse disetiap belahan dunia beragam. Bina Nusantara

2 perhatian utama terhadap perilaku seksual remaja adalah : resiko terkena Sexually Transmitted Diseases (STDs) dan kehamilan. Semakin banyak remaja yang hamil dan melahirkan bayinya tanpa menikah. Pada umumnya remaja mendapatkan informasi mengenai seks dari teman, orang tua, pendidikan seks di sekolah, dan media. Pemerintah Indoensia pun semakin meningkatkan pelayanan seputar pendidikan seks dikalangan remaja Bina Nusantara

C. Relasi dengan Keluarga, Peer, dan Masyarakat Remaja lebih banyak menghabiskan waktu dengan peer daripada dengan keluarga. G. Stanley Hall meyakini bahwa usaha remaja untuk menyesuaikan diri dengan perubahan tubuhnya dan tuntutan menjadi dewasa pada periode ‘storm and stress’ ini membuat remaja mengalami konflik antar generasi. Tidak heran bila adolescent rebellion terjadi. Seiring dengan ketegangan antara ketergantungan pada orang tua dan keinginan untuk lepas dari orang tua membuat terjadinya konflik dalam keluarga serta pembentukan pola asuh orang tua. Pola asuh authoritative dianggap sesuai diterapkan pada anaknya yang remaja. Bina Nusantara

Menurut Jackie Robinson, sumber pendukung emosional remaja selama menghadapi masa transisi di usia remaja ini adalah keterlibatan dengan peer. Peer menjadi sumber kasih sayang, simpati, pemahaman, dan pengarahan moral. Pengaruh peer sangat kuat pada masa remaja ini. Meskipun peer mendominasi kehidupan remaja, dalam relasi sosialnya remaja tetap menjalin persahabatan secara persional, clique, kelompok/perkumpulan, dan berpacaran/romantic relationship. Relasi dengan pacar merangsang emosi yang kuat baik positif dan negatif, serta berkontribusi pada perkembangan intimacy dan identitas. Bina Nusantara

Menurut teori Bronfenbrenner, perilaku antisosial terjadi karena pengaruh multilevel, mulai dari pengaruh microsystem seperti pengasuhan orang tua, hingga pengaruh macrosystem seperti dukungan lingkungan tempat tinggal. Menurut penelitian, remaja yang memiliki perilaku antisosial biasanya berasal dari keluarga atau orang tua yang gagal membentuk perilaku prosocial atau memberi reinforce tingkah laku yang baik pada saat periode kanak-kanak awal. Pola asuh yang authoritative diyakini dapat melawan pengaruh negatif peer pada remaja yang dapat menjadikan mereka remaja yang nakal atau berperilaku antisosial. Bina Nusantara

Rangkuman Ciri khas perkembangan fisik dari periode remaja ini adalah pubertas. Terjadi perubahan fisik dan seksual, meliputi karakteristik seks primer dan karakteristik seks sekunder. Tanda utama kematangan seksual pada remaja pria adalah spermarche, sedangkan remaja wanita adalah menarche. Olahraga penting untuk diterapkan pada masa remaja dan banyak manfaat yang diperoleh dari olah raga ini. Pada periode ini, remaja juga menaruh perhatian yang besar pada body image. Bina Nusantara

Elkind mengemukakan 6 immature berpikir remaja Perhatian yang berlebihan terhadap body image, membuat remaja dapat mengalami gangguan makan seperti anorexia nervosa dan bulimia nervosa. Remaja rentan terhadap substance abuse yang bisa menjadi substance dependence. Depresi yang dihadapi remaja harus ditangani serius karena dapat mengarah pada bunuh diri. Selain bunuh diri, kecelakaan dan senjata api merupakan penyebab kematian utama pada remaja. Tahap formal operations menurut Piaget ini membuat remaja mampu berpikir secara abstrak dan melakukan hypothetical-deductive reasoning. Elkind mengemukakan 6 immature berpikir remaja Bina Nusantara

James E. Marcia mengemukakan 4 status identitas yang berbeda-beda. 2 perubahan utama dari proses informasi adalah perubahan struktur dan perubahan fungsi. Seiring dengan kapasitas dari formal operations, remaja juga mampu menjelaskan sesuatu yang abstrak. Menurut tahapan moral Kohlberg, periode remaja masuk dalam level 2 yaitu Conventional morality. Self efficacy dan pola asuh authoritative membuat remaja memiliki prestasi sekolah yang baik. Menurut Erikson, pada tahap remaja ini remaja harus mampu mengatasi krisis identity vs identity confusion dna bila berhasil akan menghasilkan virtue : fidelity. James E. Marcia mengemukakan 4 status identitas yang berbeda-beda. Bina Nusantara

Orientasi seksual remaja perlu menjadi perhatian apakah remaja heterosexual, homosexual, atau bisexual. Peer memberikan pengaruh yang besar pada kehidupan remaja, baik positif maupun negatif seperti kenakalan remaja. Masa transisi pada periode remaja ini, membuat remaja juga menunjukkan sikap memberontak (rebellion). Bina Nusantara