GERAK 2 DIMENSI Pertemuan 5 - 6

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
KINEMATIKA Kinematika adalah cabang ilmu Fisika yang membahas gerak benda tanpa memperhatikan penyebab gerak benda tersebut. Penyebab gerak yang sering.
Advertisements

GERAK LINEAR dan NON LINEAR.
PERSAMAAN GERAK LURUS smanda giri.
STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR
Fisika Dasar I (FI-321) Topik hari ini (minggu 3)
KINEMATIKA GERAK LURUS PARTIKEL Nita Murtia.H./19/x9
GERAK DENGAN ANALISIS VEKTOR
Bab 2: Kinematika 1 Dimensi
GERAK DALAM BIDANG DATAR
BAB 3 GERAK LURUS 3.1.
Contoh : a. Komponen kecepatan ke arah X dan Y. b. Koordinat partikel.
Dr. V. Lilik Hariyanto, M.Pd. PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL PERENCANAAN
3. KINEMATIKA Kinematika adalah ilmu yang membahas
Kinematika.
3. KINEMATIKA Kinematika adalah ilmu yang membahas
KINEMATIKA PARTIKEL Pertemuan 3-4
Matakuliah : D0684 – FISIKA I
SISTEM PARTIKEL Pertemuan 13
Kinematika Partikel Pokok Bahasan :
Matakuliah : D0684 – FISIKA I
1 Pertemuan 3 Matakuliah: K0614 / FISIKA Tahun: 2006.
ilmu yang mempelajari gerak benda tanpa ingin tahu penyebab gerak
MOMENTUM LINIER Pertemuan 11 Matakuliah: K FISIKA Tahun: 2007.
KINEMATIKA BENDA TITIK
Berkelas.
ILMU DASAR SAINS Ferdinand Fassa GERAK SATU DIMENSI Oleh:
Berkelas.
KINEMATIKA Mekanika adalah cabang ilmu fisika yang mempelajari gerak benda dan pengaruh lingkungan terhadap gerak benda. Mempelajari gerak benda tanpa.
Berkelas.
Gerak Parabola Sukainil Ahzan, M.Si
GERAK MELINGKAR SMA Kelas XI Semester 1. GERAK MELINGKAR SMA Kelas XI Semester 1.
Pertemuan 03 (OFC) Kinematika Partikel 2
Matakuliah : D0564/Fisika Dasar Tahun : September 2005 Versi : 1/1
Kinematika Kinematics
Kinematika.
Pujianti Donuata, S.Pd M.Si
Science Center Universitas Brawijaya
BAB 3. GERAK LURUS 3.1 Pendahuluan 3.1
KINEMATIKA PARTIKEL Pertemuan 1-2
Fisika Dasar (FR-302) Topik hari ini (minggu 4)
KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR
Matakuliah : D0684 – FISIKA I
Gerak 1 Dimensi Pertemuan 4
Gerak Dalam Sistem Koordinat
Kinematika Partikel Pengertian Kecepatan dan Percepatan
KINEMATIKA PARTIKEL.
BAB 2 GERAK SATU DIMENSI 3.1.
GERAK DALAM DUA DIMENSI (BIDANG DATAR)
KINEMATIKA ROTASI Pertemuan 13
Kinematika.
Kinematika Mempelajari tentang gerak benda tanpa memperhitungkan penyebab gerak atau perubahan gerak. Asumsi bendanya sebagai benda titik yaitu ukuran,
ilmu yang mempelajari gerak benda tanpa ingin tahu penyebab gerak
GERAK DALAM BIDANG DATAR Gerak Melingkar Berubah Beraturan
GERAK DALAM DUA DIMENSI (Bagian 2)
A. Posisi, Kecepatan, dan Percepatan
Kinematika Mempelajari tentang gerak benda tanpa memperhitungkan penyebab gerak atau perubahan gerak. Asumsi bendanya sebagai benda titik yaitu ukuran,
GERAK MELINGKAR v v v v x = r sin  r  x = r cos  v v v.
Analisis Gerak Secara Vektor
KINEMATIKA GERAK LURUS PARTIKEL
FISIKA UMUM MEKANIKA FLUIDA TERMODINAMIKA LISTRIK MAGNET GELOMBANG
GERAK DUA DIMENSI Pertemuan 5 dan 6.
Minggu 3 Persamaan Gerak Dua Dimensi Tim Fisika TPB 2016.
GERAK PADA BIDANG DATAR
GERAK DALAM DUA DIMENSI (Bagian 2)
ILMU DASAR SAINS Ferdinand Fassa GERAK SATU DIMENSI Oleh:
BAB 3 GERAK LURUS 3.1.
OM SWASTYASTU. NAMA KELOMPOK  I Gede Made Indra Adi Suputra( )  Wayan Dhani Saputra ( )  Wayan Mahendra Pratama( )
KINEMATIKA PARTIKEL.
GERAK DALAM BIDANG DATAR
BAB 3 GERAK LURUS 3.1.
Transcript presentasi:

GERAK 2 DIMENSI Pertemuan 5 - 6 Matakuliah : D0684 – FISIKA I Tahun : 2008 GERAK 2 DIMENSI Pertemuan 5 - 6

r1 = posisi awal r1 Δr r2 1. Posisi dan Pergeseran Posisi Dalam sistem koordinat kartesian untuk dua dimensi, posisi benda dinyatakan oleh vektor : r = i X + j Y Pergeseran Pergeseran merupakan perpindahan benda dari posisi awal ke posisi akhir, dan pergeseran merupakan suatu besaran vektor. Pergeseran : Δr = r2 – r1 = ( i X2 + j Y2 ) – ( i X1 + j Y1) r2 = posisi akhir r1 = posisi awal r1 Δr r2 3 Bina Nusantara

Kecepatan sesaat didefinisikan sebagai : Kecepatan rata-rata didefinisikan sebagai pergeseran per selang waktu , gerak 2 dimensi Karena pergeseran merupakan besaran vektor dan Δt merupakan besaran skalar, maka kecepatan ( ) adalah besaran vektor. Kecepatan sesaat didefinisikan sebagai : Bina Nusantara

Percepatan rata-rata adalah perubahan kecepatan per selang waktu 2 dimensi Percepatan sesaat : Percepatan dalam arah sumbu X : aX=dVX/ dt = d2X/ dt2 Percepatan dalam arah sumbu Y : aY=dVY/ dt = d2Y/ dt2 Bina Nusantara

Hubungan sebaliknya, yaitu menentukan kecepatan bila percepatan diketahui, dan menentukan posisi bila kecepatan diketahui : Bina Nusantara

4. Gerak Dua Dimensi Dengan Percepatan Konstan Dalam gerak dua dimensi dengan percepatan konstan, komponen percepatan dalam arah : sumbu X : aX = konstan Sumbu Y : aY = konstan. Persamaan gerak : Dalam arah sumbu X VX = VX0 + aX t X = X0 + VX0 t + (1/2) aX t2 X = X0 + ( VX0 + VX ) t Bina Nusantara

Dalam arah sumbu Y VY = VY0 + aY t Y = Y0 + VY0 t + ½ aY t2 Y = Y0 + ½ ( VY0 + VY ) t Bina Nusantara

Gerak peluru merupakan gerak dua dimensi dengan percepatan konstan dan lintasan melengkung (parabola ) a. Percepatan - Komponen horizontal : aX = 0 - Komponen vertikal : aY = - g b. Kecepatan - Komponen horizontal : VX = VX0 = V0 COS 0 - Komponen vertikal : VY = VY0 – gt = V0 Sin0 - gt - Arah kecepatan setiap saat : Tan  = VY / VX Bina Nusantara

Y = VY0 t - ½ g t2 = (V0 Sin 0) t – ½ g t2 c. Pergeseran / Posisi: - Komponen horizonal : X = Vx t = VX0 t = ( V0 Cos 0 ) t - Komponen vertical : Y = VY0 t - ½ g t2 = (V0 Sin 0) t – ½ g t2 Bina Nusantara

6. Gerak Melingkar Beraturan Pada gerak melingkar beraturan, besar kecepatan adalah konstan , tapi arah kecepatan berubah terus menerus. Karena kecepatan merupakan besar vektor, dimana suatu kecepatan dikatakan konstan bila besar dan arahnya konstan. Maka pada gerak melingkar beraturan terdapat percepatan, yang disebut percepatan sentripetal, yang besarnya adalah : aR = V2 / R , dan berarah ke pusat lintasan, R adalah jari-jari lintasan. V aR V Bina Nusantara

7. Percepatan Tangensial Pada gerak melingkar, bila besar dan arah kecepatan benda berubah setiap saat, maka disamping mengalami percepatan sentripetal ( aR), juga mengalami percepatan tangensial ( aT ) yang arahnya menyinggung lintasan setiap saat. Kedua percepatan tersebut adalah : aR = V2 / R dan aT = dV/dt Percepatan total : R aR aT V Bina Nusantara

8. Kecepatan Relatif Kecepatan sebuah benda kadang-kadang diukur relatif terhadap kerangka acuan (sistem koordinat) yang bergerak relatif terhadap kerangka acuan lain. S S’ S S’ B r r’ A = A’ A ut A’ t = 0 t = t -- a -- -- b -- * Pada t = 0 partikel berada di A untuk kerangka acuan S, dan di A’ di kerangka acuan S’, dimana A dan A’ pada posis yang sama ( gambar a ). Bina Nusantara

* Kecepatan S’ terhadap S misal adalah u = konstan * Partikel bergerak bersamaan dengan kerangka acuan S’ bergerak terhadap kerangka acuan S * Kecepatan S’ terhadap S misal adalah u = konstan * Saat t berikutnya partikel di B (gambar b) Pergeseran partikel relatif terhadap acuan S : r Pergeseran partikel relatif terhadap acuan S’ : r’ Pergeseran acuan S’ relatif terhadap acuan S : ut Maka : r = r’ + ut Kecepatan relatif partikel terhadap acuan S : V = dr / dt = dr’/dt + d(ut)/dt atau V = V’ + u V = kecepatan partikel relatif terhadap acuan S V’ = kecepatan partikel relatif terhadap acuan S’ Bina Nusantara