Sampah dan pengelolaannya Sampah adalah semua limbah yang dihasilkan oleh aktivitas manusia dan binatang yang biasanya padat dan dibuang karena tidak berguna atau tidak diinginkan lagi. Sampah atau limbah padat mempunyai tiga kategori yang umum yaitu; Sampah perkotaan (municipal waste) Sampah Industri (industrial waste) Sampah atau Limbah bahan berbahaya dan beracun (hazardous waste)
Senyawa radioaktif Senyawa kimia Limbah biologi Limbah dapat terbakar Sampah Industri Sampah industri adalah limbah padat yang dihasilkan oleh aktivitas industri, termasuk sampah, abu, demolition, limbah spesial dan sampah bahan berbahaya dan beracun (B3). Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) Limbah padat yang secara subtansial berbahaya bagai kehidupan manusia, binatang dan tumbuhan dalam kurun waktu tertentu. Karakteristik limbah B3 sbb; Mudah terbakar Korosivitas Reaktivitas Toksisitas Pada saat yang lalu kelompok limbah B3 adalah sbb, Senyawa radioaktif Senyawa kimia Limbah biologi Limbah dapat terbakar Mudah meledak
Sifat –sifat Sampah Komposisi fisika Data komposisi fisika al. Identifikasi komponen individu sampah perkotaan Analisis ukuran partikel Kandungan air sampah (moisture content) Densitas sampah
Komposisi Kimia Sampah Proximate analysis Moisture (Kandungan air) (loss at 105oC untuk 1 jam) Volatile matter (addition loss on ignition at 950oC) Ash (residue after burning) Fixed carbon (remainder) Fusing point of ash Ultimate analysis, persen C (karbon), H (hidrogen), O (Oksigen), N (Nitrogen), S (Sulfur), dan Abu. Heating value (energy value)
Nilai energi dapat dirubah menjadi a dry basis menggunakan persamaan berikut; kJ/kg (dry basis) = kJ/kg (as discarded) 100/(100 - % moisture) Persamaan yang berhubungan dengan an ash free basis dry basis adalah KJ/kg (ash-free dry basis) = kJ/kg (as discarded) 100/(100 - % moisture) Chemical content Data untuk komponen tertentu ditabelkan pada tabel dibawah ini. kJ/kg = 337C + 1428 (H-O/8) + 9 S C = carbon, persen H= hidrogen,presen O= oksigen , persen S = sulfur, persen
MANAJEMEN SAMPAH Aliran bahan dalam masyarakat
Reduksi penggunaan bahan baku Reduksi penggunaan bahan baku dilakukan dengan menganut prinsip konservasi massa yang mana input sama dengan output. Hal ini dilakukan dengan mengefisienkan dan mengoptimalkan suatu proses dalam produksi. Reduksi kuantitas limbah padat Reduksi kuantitas limbah padat dapat dilakukan dengan beberapa cara: Jumlah bahan yang digunakan dalam pabrik dari suatu produk dapat direduksi. Umur penggunaan produk ditingkatkan Jumlah bahan yang digunakan untuk packaging dan marketing dari barang dikurangi
Penggunaan kembali Dengan melakukan daur ulang bahan sampah akan dapat membantu mengurangi limbah padat. Recovery bahan Sejumlah sampah yang terdapat di perkotaan dan industri cocok untuk direcovery dan penggunaan kembali Recovery Energi Karena 70 % sampah adalah bahan organik yang potensial untuk recovery energi. Energi yang mengandung bahan organik sangat mudah diubah menjadi bentuk yang dapat digunakan secara mudah
TEKNIK OPERASIONAL SAMPAH
Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pengelolaan limbah perkotaan adalah sbb Rencana penggunaan lahan Kepadatan dan penyebaran penduduk Karakteristik lingkungan fisik, biologi dan sosial ekonomi Kebiasaan masyarakat Peraturan perundang-undangan nasional dan daerah setempat Karakteristik limbah padat Sarana pengumpul, penganngkutan pengolahan dan pembuangan Lokasi pembuangan akhir Biaya yang tersedia Rencana tata ruang dan pengembangan kota Iklim dan musim
TEKNIK PEMEROSESAN SAMPAH Teknik pemerosesan sampah bertujuan untuk: Meningkatkan sistem disposal limbah padat Meperoleh sumber daya (penggunaan kembali bahan), dan Mempersiapkan bahan untuk perolehan konversi dan energi Reduksi volume mekanik Reduksi volume mekanik adalah faktor yang paling utama dalam pengembangan operasi sistem manajemen limbah padat. Peralatan mobil dengan mekanisme kompaksi digunakan untuk pengumpulan sampah perkotaan dan untuk meningkatkan umur penggunaan dari landfills. Plastik dan kertas dapat didaur ulang.
Reduksi volume thermal (insinerasi) Volume limbah perkotaan dapat diurangi lebih dari 90% dengan insinerasi. Keuntungan -Saniter -Lahan diperlukan tidak luas -Dapat dibangun semenarik mungin, sehingga nilai estetika konstruksinya dapat ditampilkan -Dapat penghasilan sampingan -Energi dapat dimanfaatkan Kerugiaan -Biaya operasi tinggi -Harus memiliki teknologi yang dapat mencegah terjadinya pencemaran udara. -Masih ada sisa-sisa pembakaran berupa padatan- padatan kecil. -Jika tidak betul perencanaan lokasi pengelolaan, kemungkinan kendaran pengangkut sampah akan terpusat di dekat insinerator. -Bila karena suatu hal sampah tidak tersedia, tempat pembakaran tidak dapat digunakan untuk tujuan lainnya.
Syarat sifat sampah yang dibutuhkan untuk insinerasi adalah sbb: -Kadar air 35-55% -Panas pembakaran 955-2150 Kcal/kg -Kadar abu 10-30% Pemisahan komponen secara manual Pemilihan pada sumber limbah adalah cara yang paling positif untuk mencapai penggunaan bahan kembali. Sejumlah dan jenis komponen dapat dipilih, sangat tergantung kepada lokasi dan kesempatan untuk daur ulang dan penjualan kembali.
PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH Landfilling adalah metode pembuangan yang terbanyak digunakan untuk limbah perkotaan; Metode landfarming dan deep well injection telah digunakan untuk limbah industri. Landfilling dengan limbah padat Aspek yang penting dalam implementasi dari sanitary landfill adalah: -Site selection -Metode landfilling dan operasi -Kejadian Gas dan pelinding landfill -Pergerakan dan kontrol gas dan pelindihan landfill Evaluasi site landfill yang potensial adalah: -Daerah yang tersedia -Jarak -Kondisi tanah dan topografi -Hidrologi air permukaan -Kondisi geologi dan geohidrologi -Kondisi iklim -Kondisi linkungan sosial -Penggunaan akhir site
Pemilihan akhir site biasanya berdasarkan hasil prelimanary site survey, hasil perencanaan teknik dan studi biaya dan pengujian dampak linkungan Kejadian gas dan pelindihan di landfill Kejadian secara biologi, fisika, kimia bila limbah padat ditempatkan dalam sanitary landfill sbb: Pelapukan biologi dari bahan organik baik secara aerobik atau anaerobik dengan menghasilkan gas dan cairan. Oksidasi kimia bahan limbah Mengalir gas dari lokasi Pengerakan cairan akibat perbedaan tinggi Larut dan melindihnya bahan organik dan anorganik oleh air keluar dari lokasi Pergerakan dan pelarutan bahan oleh perbedan konsetrasi dan osmosis Tidak meratanya penempatan yang disebabkan konsolidasi bahan