REGRESI Oleh : Herry Yulistiyono, MSi.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
ANALISIS DATA Dr. Adi Setiawan.
Advertisements

(Sumber: Dr Solimun, MS, 2003 )
TATAP MUKA 14 ANALISA REGRESI BERGANDA.
Latihan Regresi Logistik
Julian Adam Ridjal, SP., MP.
MULTIVARIATE ANALYSIS
UJI ASUMSI KLASIK.
PEMBAHASAN Hasil SPSS 21.
STATISTIKA Srikandi Kumadji.
Statistik Inferensial Diskriptif Assalamu’alaikum Parametrik
ANALISIS REGRESI LINIER TIGA PREDIKTOR
Tenia Wahyuningrum ST3 Telkom Purwokerto
LOGISTIC REGRESSION Logistic regression adalah regressi dengan binary untuk variabel dependen. Variabel dependen bersifat dikotomi dengan mengambil nilai.
Anas Tamsuri UJI STATISTIK UJI STATISTIK.
Contoh Perhitungan Regresi Oleh Jonathan Sarwono.
FEB Univ. 17 Agustus 1945 Jakarta
oleh: Hutomo Atman Maulana, S.Pd. M.Si
FEB Univ. 17 Agustus 1945 Jakarta
STATISTIK INFERENSIAL
contingency tables (tabel kontingensi)
FEB Univ. 17 Agustus 1945 Jakarta
STATISTIK INFERENSI.
Oleh: Iman Rahmat Gunawan
ANOVA (Analysis of Variance)
KORELASI & REGRESI.
Lilik Kustiani1 Ari Brihandhono2 Universitas Kanjuruhan Malang
ANALISIS DATA KATEGORIK
Analisis Korelasi dan Regresi linier
UJI ASUMSI KLASIK & GOODNESS OF FIT MODEL REGRESI LINEAR
REGRESI LOGISTIK BINER
STATISTIKA Srikandi Kumadji.
ANALISIS REGRESI DAN KORELASI
Variabel Penelitian.
Pertemuan ke 14.
Tujuan Pembelajaran 1) Mengetahui definisi variabel dummy
EKONOMETRIKA Pertemuan 7: Analisis Regresi Berganda Dosen Pengampu MK:
Program Studi Statistika, semester Ganjil 2012/2013
Pertemuan Ke-7 REGRESI LINIER BERGANDA
MENDETEKSI PENGARUH NAMA : NURYADI.
Pertemuan ke 14.
Uji Konstanta (a) Regresi Linear Sederhana
Program Studi Statistika, semester Ganjil 2012/2013
Universitas Esa Unggul
ANALISIS REGRESI LINIER DUA PREDIKTOR
Uji Asumsi Klasik Multikolinearitas Normalitas
Uji Hipotesis Mengenai Rataan (Hypothesis Test on the Mean)
REGRESI LOGISTIK BINER
Uji validitas dan relabilitas
ANALISIS KORELASI.
REGRESI LOGISTIK BINER (DICHOTOMOUS INDEPENDENT VARIABLE)
VALIDITAS DAN REABILITAS REGRESI BERGANDA Nori Sahrun, S.Kom., M.Kom
DASAR ANALISIS MULTIVARIATE.
MODEL REGRESI DENGAN VARIABEL BEBAS KATEGORI
Single and Multiple Regression
BAB 7 persamaan regresi dan koefisien korelasi
Statistika, Vol. 2, No. 2, November 2014
Generalized Linear Model pada Data Berdistribusi Poisson (Studi kasus : Banyaknya Jumlah kecelakaan lalu lintas berdasarkan faktor jumlah pelanggaran.
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA PERUSAHAAN Yohanes Reksa CDP
MULTIVARIATE ANALYSIS
Single and Multiple Regression
STATISTIKA Srikandi Kumadji.
STATISTIK INFERENSI Statistik inferensi bagian dari pelajaran statistic yang mempelajari bagaimana mengambil sebuah keputusan tentang parameter populasi.
UJI ASUMSI KLASIK.
Single and Multiple Regression
Regresi Linier dan Korelasi
BAB VIII REGRESI &KORELASI BERGANDA
ANOVA (Analysis of Variance)
Model untuk Respons Biner
Seminar Hasil Penelitian PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA, DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PD.PASAR MAKASSAR RAYA DEVY DAMAYANTI.
UJI REGRESI LINIER SEDERHANA Arkhiadi Benauli Tarigan
Transcript presentasi:

REGRESI Oleh : Herry Yulistiyono, MSi

Klasifikasi Metode Statistika Topik Bahasan

Klasifikasi Pemodelan Regresi

Model Regresi dimana: Yi = variabel dependent/respon/output Xi = variabel independent/prediktor/input/fixed i = parameter/koefisien regresi i = unsur gangguan yang diasumsikan identik, independen dan berdistribusi normal atau i ~ IIDN(0,2)

STUDI KASUS-1 Y = Kinerja Perusahaan (1 = Baik) (2 = Biasa) (3 = Kurang Baik) X1 = Motivasi (0 = Memiliki Motivasi) (1 = Tidak Memiliki / Asal Kerja) X2 = Kepuasan Kerja (1 = Puas) (3 = Kurang Puas) X3 = Budaya Organisasi

Output-1 Baca Output-1: Banyaknya data yang dianalisis sebesar 412 dan semuanya terolah serta tidak ada yang kosong, hal ini dapat dilihat dari Total, Valid dan Missing. Dari 412 data, untuk Kinerja: kategori 1 ada 104, kategori 2 ada 74 dan kategori 3 ada 234. Sedangkan untuk Motivasi, kategori 0 ada 44 dan kategori 1 ada 368.

Output-2: Baca Output-2: Pekerja dengan Kinerja kategori 1 dan motivasi 0 sebanyak 19, dan motivasi 1 sebanyak 85; kategori 2 dan motivasi 0 sebanyak 11, dan motivasi sebanyak 63; kategori 3 dan motivasi 0 sebanyak 14, dan motivasi 1 sebanyak 220. Sedangkan Odds Ratio Kinerja kategori 1 terhadap kategori 3 pada motivasi sebesar 3.51 (artinya kinerja pekerja dengan kategori 1 sebesar 3.51 kali dibandingkan kategori 3 terhadap motivasi) dan Kinerja kategori 2 terhadap kategori 3 pada motivasi sebesar 2.74 (artinya kinerja pekerja dengan kategori 2 sebesar 2.74 kali dibandingkan kategori 3 terhadap motivasi).

Output-3: Baca Output-3: Model Fitting Information & Likelihood Ratio Tests untuk mengetahui apakah model signifikan/tidak, dikatakan signifikan jika Sig. ≤ , Pseudo R-Square untuk melihat besarnya pengaruh variabel independent (model) terhadap variabel respon.

Output-4: Baca Output-4: Parameter Estimates untuk melihat pengaruh masing-masing koefisien regresi apakah signifikan atau tidak & (dikatakan signifikan jika Sig. ≤ ). Motivasi (MOT=0) dibandingkan (MOT=1) berpengaruh terhadap kinerja kategori 1 dibanding kategori 3 (Sig. = 0.001 <  = 0.05), kuatnya pengaruh sebesar 3.513. Sedangkan Motivasi (MOT=0) dibandingkan (MOT=1) berpengaruh terhadap kinerja kategori 2 dibanding kategori 3 (Sig. = 0.018 <  = 0.05), kuatnya pengaruh sebesar 2.714.

STUDI KASUS-2 Y = Tingkat Hidup Pekerja (1 = Kurang baik) (2 = Sama baik) (3 = Lebih baik) X1 = Pendidikan (1 = SD) (2 = SMP) (3 = SMA) X2 = Status Pekerjaaan (1 = HL/Borongan/Kontrak) (2 = Harian Tetap) (3 = Bulanan) X3 = Upah/Gaji Sebulan (1 = kurang dari Rp 50.000) (2 = Rp 50.000 – Rp 100.000) (3 = Rp 100.001 – Rp 200.000) (4 = lebih dari Rp 200.000) X4 = Status Perkawinan (1 = Menikah) (2 = Belum Menikah) Sumber: Pilot Survei Tingkat Hidup Pekerja, BPS

Output-1 Yang utama diperhatikan dalam menjelaskan variabel Baca Output-1: Banyaknya data yang dianalisis sebesar 454 dan semuanya terolah serta tidak ada yang kosong, hal ini dapat dilihat dari Total, Valid dan Missing. Dari 454 data, untuk Tingkat Hidup Pekerja, kelompok kurang baik ada 81 (17.8%), sama baik ada 125 (27.5%) dan lebih baik ada 248 (54.6%). Sedangkan untuk pendidikan, kelompok SD ada 269 (59.3%), SMP ada 118 (26.0%) dan SMA ada 67 (14.8%).

Output-2: Baca Output-2: Pekerja dengan Pendidikan SD yang menyatakan Tingkat Hidup Pekerja kurang baik ada 81 dengan nilai harapan 81, sama baik ada 125 dengan nilai harapan 125, lebih baik ada 63 dengan nilai harapan 63. Pekerja dengan pendidikan SMP yang menyatakan Tingkat Hidup Pekerja kurang baik dan sama baik tidak ada, yang menyatakan lebih baik ada 118 dengan nilai harapan 118. Selanjutmya pekerja dengan pendidikan SMA yang menyatakan Tingkat Hidup Pekerja kurang baik dan sama baik tidak ada, yang menyatakan lebih baik ada 67 dengan nilai harapan 67.

Output-3: Baca Output-3: Model Fitting Information & Goodness-of-fit untuk mengetahui apakah model signifikan/tidak. Untuk model fitting information model dikatakan signifikan jika Sig. ≤ , sedangkan pada Goodness-of-fit model dikatakan signifikan jika Sig. ≥. Pseudo R-Square untuk melihat besarnya pengaruh variabel independent (model) terhadap variabel respon.

Output-4: Baca Output-4: Parameter Estimates untuk melihat pengaruh masing-masing koefisien regresi apakah signifikan atau tidak & (dikatakan signifikan jika Sig. ≤ ). Pendidikan SD (Location [X1=1]) dibandingkan Pendidikan SMA (Location [X1=3]) berpengaruh terhadap tingkat hidup (Sig. = 0.000 <  = 0.05), kuatnya pengaruh Pendidikan SD (Location [X1=1]) dibandingkan Pendidikan SMA (Location [X1=3]) sebesar e-21.253=5.9x10-10. Sedangkan Pendidikan SMP (Location [X1=2]) dibandingkan Pendidikan SMA (Location [X1=3]) tidak berpengaruh terhadap tingkat hidup (Sig. = 1.000 >  = 0.05). Hal dapat diartikan bahwa tingkat hidup pendidikan SMP sama dengan pendidikan SMA.

Output-5: Baca Output-5: Asymptotic Correlation Matrix, menunjukkan hubungan antara dua kategori. Asymptotic Covariance Matrix, menunjukkan kovarians antara dua kategori.

Output-6: Baca Output-6: Test of Parallel Lines pada prinsipnya sama dengan Goodness-of-fit untuk mengetahui apakah model signifikan/tidak. Model dikatakan signifikan jika jika Sig. ≥.