Dalam berbagai situasi dilema, kita harus memilih berdaarkan niat, aksi, cara, konsekuensi, tujuan, situasi dan latar belakang budaya. Pada pengambilan keputusan budaya, kita sulit memilih antara kepercayaan budaya yang miliki dan budaya yang dimiliki oleh orang lain.
Budaya adalah sistem dari tradisi, kepercayaan, nilai, nilai, makna yang mendorong keanggotan kelompok, identitas, komunikasi di antara anggota kelompok. Perbedaan makna inilah yang menjadi kerangka berpikir, penafsiran, evaluasi pada situasi dilema etika.
sebagai manusia berbudaya, kita belajar akan nilai dan norma budaya yang memandu pemikiran dan perilaku kita, benar atau salah. keluarga, peer groups, lembaga pendidikan, sistem media massa, sistem politik dan lembaga keagamaan merupakan kekuatan yang membentuk nilai budaya kita.
Gillian Gibbons adalah guru mengajar di sekolah dasar Sudan. Mengajarkan demokrasi akan perbedaan pendapat melalui pemberian nama boneka beruang Teddy. Voting terhadap nama seperti Abdullah, Hassan, Muhammad. Nama Muhammad terpilih sebagai pilihan terbanyak.
Dari sisi banga Inggris, hal ini dianggap sebagai ketidaktahuan budaya dan bukanlah pelanggaran kriminal. Sisi Sudan, hal ini dianggap sebagai hinaan terhadap iman, hinaan terhadap Nabi.
Gibbons ditahan selama dan dihukum cambuk 40x dengan dakwaan kebencian terhadap agama. Nabi Muhammad merupakan simbol suci dan pemberian nama Muhammad terhadap binatang merupakan hinaan terhadap muslim.
Seorang pegawai Amerika Serikat yang bertugas di Asia menemukan salah satu pegawainya melakukan pencurian. Ditindaklanjuti dengan melaporkan kepada polisi setempat. Terjadi penahanan dan interogasi sampai tersangka mengaku. Lebih lanjut, pegawai tersebut langsung di tembak di tempat.
Pendekatan universal mencoba membuat sebuah etika standar untuk agama, alam, sejarah, logika, dll pendekatan ini gagal karena tidak ada persetujuan ttg hal tersebut. Universal memperlakukan budaya mereka seolah-olah universal. Misalnya budaya barat. Makan beradab adalah menggunakan sendok dan garpu.
Pendekatan universal lekat akan modernitas, globalisasi, model unilinear budaya di mana budaya akan menjadi satu budaya yang universal yaitu liberal demoracy (francis fukuyama, end of the history).
Sebaliknya, partikularis menyangkal bahwa ada nilai dan norma yang universal dan sebaliknya norma dan nilai khusus pada tingkat individu dan kelompok. Etika individual mengatur bahwa pertimbangan ekonomi didasarkan pada individu tertentu dibandingkan pengambilan keputusan kolektif. Misalnya ada individu tertentu yang memiliki privilege tersendiri.
Cultural relativisme menyatakan bahwa berbagai kelompok telah memiliki nilai dan norma berbeda sehingga sulit membuat sebuah norma universal untuk budaya berbeda.
Partikularisme adalah budaya subyektif, skeptis yang fokus pada pemberdayaan budaya lokal dan identitas lokal dan adanya multi kultural. Samuel hutington di Clash of Civilizations menyatakan bahwa adanya pertentangan antara budaya yang menjadi sumber konflik budaya. Misalnya pertentangan Barat dan Timur.
Jelas bahwa universalis maupun partikularis tidak bisa menawarkan kerangka berpikir etika antar budaya. Kebanyakan berpikir universalis dengan istilah budaya global. Kebanyakan saran adalah mengerti dan menghormati budaya berbeda. Your way and I have mine.
Etika deskriptif versus etika normatif menjadi berbeda. Cultural relativism merupakan etika konservatif dan tradisional di mana kita harus menerima nilai dan norma budaya lain sehingga kita menjadi tidak kritis.
Pendekatan komunikasi merupakan alternatif antara universal versus partikular. Mengenali situasi yang ada, melakukan refleksi dan mengubah norma tersebut sesuai kebutuhan.
Dialog etika budaya terjadi pada tingkat interpersonal dan kelompok di mana kita belajar untuk hidup bersama. Pada tingkat global, komunikasi terjadi untuk mengatur hidup bersama antar bangsa dan kelompok budaya lainnya. Mulai dari perkawinan antar bangsa sampai global warming.
Etika antar budaya digunakan untuk pemecahan masalah. Kita tidak lagi bisa mengandalkan etika tradisional saja. Misalnya memahami penggunaan kulit babi untuk bahan sepatu. Etika antar budaya berkembang secara berbeda namun di sisi lain berevolusi melalui komunikasi dengan budaya lainnya.
Menghindar: menghindari kontak dengan budaya lain. Adaptasi: menuruti norma budaya lain. Konfrontasi: setiap pihak saling menyatakan dirinya paling benar. Dominasi: satu pihak memaksakan pandangannya pada pihak lain. Dialog: kedua belah pihak melakukan komunikasi untuk norma manakah yang harus diadopsi untuk situasi tertentu.
Akan muncul third cultures di mana ada kesatuan budaya yang menjadi acuan untuk pemecahan konflik antar budaya. Misalnya: joki three in one, nebengers.com, gotong royong untuk membangun rumah ibadah, dan lain sebagainya.