Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSyaf Tanjung Telah diubah "8 tahun yang lalu
1
KOORDINASI OCR DAN GFR PADA JARINGAN DISTRIBUSI
Pribadi Kadarisman Dan Wahyudi Sarimun.N PT PLN (Persero) Jasa Pendidikan dan Pelatihan PRI.K dan WYD SN
2
Penyampaian Tenaga listrik pada sistem Distribusi
KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK Sebagai syarat utama didalam penyaluran Tenaga listrik mulai dari Pusat Listrik s/d beban (konsumen) Penyampaian Tenaga listrik pada sistem Distribusi 1. Kawat udara 2. Melalui kabel Tanah GANGGUAN-GANGGUAN YANG TERJADI DISEBABKAN 1. Jika mempergunakan kabel tanah : beban lebih atau terpacul 2. Jika mempergunakan kawat udara: Petir, Binatang dan pohon GANGGUAN INI BISA MENYEBABKAN 1. Gangguan 3 fasa 2. Gangguan 2 fasa 3. Gangguan 1 fasa - ketanah PRI.K dan WYD SN
3
Jaringan Distribusi primer
PENGAMAN JARINGAN PADA SISTEM DISTRIBUSI A. DI JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER B. DI JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER SUTM SKTM GH GI TR GD Jaringan Distribusi primer Sambungan Rumah Jaringan Distribusi sekunder TR Rumah konsumen PRI.K dan WYD SN
4
Sistem Distribusi : a. Distribusi Sekunder - MCB (di rumah konsumen)
SUPAYA GANGGUAN INI TIDAK MENYEBABKAN PEMADAMAN BESAR (BLACK OUT), PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DIBUAT PENGAMANAN (PROTEKSI) BERTINGKAT Sistem Distribusi : a. Distribusi Sekunder - MCB (di rumah konsumen) - NH fuse di LV switch board - Pengaman Beban di Gardu Distribusi b. Distribusi Primer OCR, GFR dan PMT di Incoming dan Outgoing feeder 2. Gardu InduK : OCR, GFR, Differential Relay Karena adanya tingkatan Pengaman (Proteksi) perlu penyetelan rele : Waktu dan Arus KHUSUSNYA DI INCOMING DAN OUTGOING FEEDER 20 kV Banyak cara untuk menyetel Rele: Dengan mempergunakan: Calculator, Program Qbasic, program Visual Basic 6.0, program Pascal, Program Cobol dls 2. Dengan mempergunakan program EXCEL PRI.K dan WYD SN
5
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND
GANGGUAN HUBUNG SINGKAT, - BERBAHAYA BAGI : PERALATAN - MENGGANGGU : PELAYANAN - PERLU DIKETAHUI BESARNYA ARUS SEBELUM KEJADIAN SESUNGGUHNYA. DALAM PERENCANAAN SISTEM SPESIFIKASI PMT& CT, KONDUKTOR DARI SEGI PENGUSAHAAN , BESAR ARUS GANGGUAN HUBUNG SUNGKAT TERUTAMA KONTRIBUSINYA UNTUK KOORDINASI RELAI OLEH SEBAB ITU : DICARIKAN CARA MENGHITUNG YANG MUDAH, CEPAT SEHINGGA BISA SEGERA DIGUNAKAN LANGSUNG DAPAT DIPERGUNAKAN SEBAGAI LAPORAN PRI.K dan WYD SN
6
KITA TIDAK TAHU CARA HITUNGNYA
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND CARA MENGHITUNG ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT BISA DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM HUBUNG SINGKAT MASUKKAN DATANYA, RUN PROGRAMNYA DAPAT HASIL CARA INI MUDAH PELAKSANAANNYA, TAPI ADA KERUGIANNYA : KITA TIDAK TAHU CARA HITUNGNYA AGAR CARA HITUNG DAPAT KITA KUASAI BISA DIHITUNG DENGAN CARA SEDERHANA MUDAH MENGGUNAKAN PAKET PROGRAM EXCEL KARENA PAKET PROGRAM YANG BANYAK DIKENAL STAF PLN BISA DIPAKAI UNTUK MENGHITUNG KOORDINASI BISA DILACAK RUMUS YANG DIGUNAKAN BELAJAR ULANG SETELAH TRAINING UNTUK ITU PERLU BEKAL ILMU CARA MENGHITUNG PRI.K dan WYD SN
7
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND
PERHITUNGAN ARUS HUBUNG SINGKAT UNTUK : GANGGUAN HUBUNG SINGKAT 3 FASA GANGGUAN HUBUNG SINGKAT 2 FASA GANGGUAN HUBUNG SINGKAT SATU FASA KETANAH RUMUS DASAR YANG DIGUNAKAN ADALAH HUKUM OHM I = V Z I = ARUS GANGGUAN H.S V = TEGANGAN SUMBER Z = IMPEDANSI DARI SUMBER KETITIK GANGGUAN, IMPEDANSI EKIVALENT BIASANYA NILAI IMPEDANSI EKIVALENT INI YANG MEMBINGUNGKAN PARA PEMULA. PRI.K dan WYD SN
8
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND
DARI KETIGA JENIS GANGGUAN, PERBEDAANNYA ADA PADA UNTUK GANGGUAN 3 FASA : IMPEDANSI YANG DIGUNAKAN ADALAH IMPEDANSI URUTAN POSITIF NILAI EKIVALEN Z1 TEGANGANNYA ADALAH E FASA UNTUK GANGGUAN 2 FASA : IMPEDANSI YANG DIGUNAKAN ADALAH JUMLAH IMPEDANSI URUTAN POS. + URUTAN NEG. NILAI EKIVALEN Z1 + Z2 TEGANGANNYA ADALAH E FASA-FASA UNTUK GANGGUAN 1 FASA KETANAH IMPEDANSI YANG DIGUNAKAN ADALAH JUMLAH IMPEDANSI URUTAN POS. + URUTAN NEG. + URUTAN NOL NILAI EKIVALEN Z1 + Z2 + Z0 TEGANGANNYA ADALAH E FASA PRI.K dan WYD SN
9
BENTUK JARINGAN PERLU DIKETAHUI UNTUK MENGHITUNG
ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT UNTUK DISTRIBUSI YANG DIPASOK DARI GARDU INDUK / KIT : AMBIL DATA Z POS. NEG, Z NOL PENYULANG 20 KV BUS 150 KV ATAU TEG. KIT TRAFO DAYA SUMBER KIT HITUNG 75 % Z BUS 20 KV HITUNG 50 % Z DARI KIT AMBIL DATA Xd” MVA kV DARI SISTEM 150 KV, AMBIL DATA IMPEDANSI MVA, KV dll HITUNG 100 % Z HITUNG 25% Z AMBIL DATA S C LEVEL UNTUK SIMULASI LOKASI GANG. HITUNG Z SUMBER PRI.K dan WYD SN
10
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND
SUMBER KIT MEWAKILI SEKIAN BANYAK SUMBER PEMBANGKIT YANG ADA DIDALAM SISTEM 150 KV TERMASUK DIDALAMNYA : IMPEDANSI SUMBER PEMBANGKIT. IMPEDANSI TRAFO UNIT IMPEDANSI TRANSMISI SEPERTI CONTOH BERIKUT : Trafo unit transmisi KIT 1 Trafo unit KIT 2 transmisi transmisi Trafo unit G.I A KIT 3 transmisi PRI.K dan WYD SN
11
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND
BAGAIMANA MENGHITUNG IMPEDANSI SUMBER ? SHORT CIRCUIT LEVEL DI BUS 150 KV (MVA) MINTA KE PLN P3B UNTUK APA ? KV 2 MVA DENGAN RUMUS DAPAT DIHITUNG IMPEDANSI SUMBER MISALKAN SHORT CIRCUIT LEVEL DIBUS 150 KV G.I A = 500 MVA 150 2 500 = MAKA, XS = 45 OHM INGAT NILAI INI DISISI 150 KV KARENA AKAN MENGHITUNG I GANGG. SISI 20 KV, MAKA IMPEDANSI DISISI 150 KV, TRANSFER KE SISI 20 KV CARANYA 150 KV 20 KV 45 OHM ? 20 KV PRI.K dan WYD SN
12
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND
DASAR HITUNGANNYA DAYA DISISI 150 KV = DAYA DISISI 20 KV MVA SISI 150 = MVA SISI 20 KV KV1 2 Z1 KV2 2 Z2 = KALAU KV1 = 150 KV DAN Z1 = 45 OHM, DAN KV2 = 20 KV MAKA 20 2 Z2 = x 45 OHM 150 2 = OHM , SEHINGGA GAMBARNYA 20 KV IMPEDANSI INI BERKALU UNTUK URUTAN POSITIF DAN NEGATIF 0.8 OHM PRI.K dan WYD SN
13
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND
MENGHITUNG REAKTANSI TRAFO TENAGA DI G.I CONTOH TRAFO TENAGA DENGAN DATA : DAYA = 10 MVA RATIO TEGANGAN 150/20 KV REAKTANSI = 10 % PERHITUNGAN : IMPEDANSI DASAR PADA TRAFO (100 % ) SISI 20 KV 20 KV 2 ZB = = 40 OHM 10 MVA REAKTANSI TRAFO = 10 % XT = 10 % x 40 OHM REAKTANSI YANG DIHASILKAN ADALAH REAKTANSI URUTAN POSITIF DAN NEGATIF. = 4 OHM PRI.K dan WYD SN
14
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND
REAKTANSI URUTAN NOL TRAFO MEMPERHATIKAN ADA ATAU TIDAKNYA BELITAN DELTA KAPASITAS DELTA SAMA DENGAN KAPASITAS BINTANG NILAI XT 0 = XT 1 BERLAKU PADA TRAFO UNIT PADA CONTOH XT 0 = 4 OHM TRAFO TENAGA DI G.I DENGAN HUBUNGAN Yy BIASANYA PUNYA BELITAN DELTA DENGAN KAPASITAS SEPERTIGA x KAPASITAS PRIM. (SEKUNDER) NILAI XT 0 = 3 x XT 1 PADA CONTOH XT 0 = 3 x 4 OHM = 12 OHM TRAFO TENAGA DI G.I DENGAN HUBUNGAN Yy YANG TIDAK PUNYA BELITAN DELTA DIDALAMNYA NILAI XT 0 = BERKISAR ANTARA 9 S/D 14 KALI XT 1 PADA CONTOH HITUNGAN DIAMBIL NILAI XT 0 = 10 x XT 1 = 10 x 4 OHM PRI.K dan WYD SN = 40 OHM
15
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND
IMPEDANSI PENYULANG DATA IMPEDANSI PENYULANG DIDAPAT DIHITUNG DARI TABEL PER KM IMPEDANSI PENYULANG PANJANG PENYULANG x Z PER KM SIMULASIKAN LOKASI GANGGUAN PER 25 % 50 % 75 % 100 % x PANJANG PENYULANG ATAU PER 10 % 20 % 30 % % x PANJANG PENYULANG CONTOH PERHITUNGAN, MENGAMBIL IMPEDANSI URUTAN POSITIF = IMPEDANSI URUTAN NEGATIF = ( j 0.23 ) OHM/ KM PRI.K dan WYD SN
16
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND
IMPEDANSI URUTAN NOL = ( j 0.53 ) OHM/ KM PANJANG PENYULANG DALAM CONTOH = 10 KM SEHINGGA : IMPEDANSI URUTAN POSITIF DAN URUTAN NEGATIF, DIHITUNG U/ % PANJANG IMPEDANSI Z1 , Z2 25 % 0.25 x 10 KM x ( j 0.23) OHM/KM = (0.3 + j 0.575) OHM 50 % 0.50 x 10 KM x ( j 0.23) OHM/KM = (0.6 + j 1.150) OHM 75 % 0.75 x 10 KM x ( j 0.23) OHM/KM = (0.9 + j 1.725) OHM 100 % 1.00 x 10 KM x ( j 0.23) OHM/KM = (1.2 + j 2.3) OHM PRI.K dan WYD SN
17
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND
IMPEDANSI URUTAN NOL, DIHITUNG U/ % PANJANG IMPEDANSI Z0 25 % 0.25 x 10 KM x ( j 0.53) OHM/KM = ( j 1.325) OHM 50 % 0.50 x 10 KM x ( j 0.53) OHM/KM = ( j 2.650) OHM 75 % 0.75 x 10 KM x ( j 0.53) OHM/KM = ( j 3.975) OHM 100 % 1.00 x 10 KM x ( j 0.53) OHM/KM = (1.8 + j 5.300) OHM MENGHITUNG IMPEDANSI EKIVALEN Z1 eki DAN Z2 eki DAPAT LANGSUNG DIHITUNG SESUAI LOKASI GANGGUAN, DENGAN MENJUMLAHKAN ZS + ZT + % ZL PRI.K dan WYD SN
18
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND
HITUNGAN Z1 eki DAN Z2 eki Z1 eki = Z2 eki = Z1 s + Z1 t + Z1 penyulang TERGANTUNG LOKASI GANG. INGAT HITUNGAN IMPEDANSI SUMBER INGAT HITUNGAN IMPEDANSI TRAFO = j 0.8 + j 4.0 + Z1 penyulang = j Z1 penyulang U/ % PANJANG IMPEDANSI Z1 , Z2 eki 25 % j (0.3 + j 0.575) OHM = (0.3 + j 5.375) OHM 50 % j (0.6 + j 1.150) OHM = (0.6 + j 5.950) OHM 75 % j (0.9 + j 1.725) OHM = (0.9 + j 6.525) OHM 100 % j ( j 2.30) OHM = ( j 7.100) OHM PRI.K dan WYD SN
19
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND
HITUNGAN Z0 HITUNGAN DIDASARKAN PADA SISTEM PENTANAHAN NETRAL SISTEM PASOKAN DARI G.I PENTANAHAN TAHANAN 40 OHM Z0 DIHITUNG MULAI DARI TRAFO YANG DITANAHKAN TAHANAN NETRAL NILAI 3 RN IMPEDANSI PENYULANG TRAFO DI G.I UMUMNYA PUNYA BELITAN DELTA KAP. 1/3 X0 TRAFO = 3 x X1 TRAFO = 3 x j 4.0 = j 12 OHM 3 RN = 3 x 40 = OHM Z0 penyulang = % panjang x Z0 total PRI.K dan WYD SN
20
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND
PERHITUNGAN Z0 ekivalen Z0 eki = Z0 T + 3 RN + Z0 penyulang TERGANTUNG LOKASI GANG. INGAT HITUNGAN Z0 TRAFO INGAT TAHANAN PENTANAHAN = j 12 + 120 + Z0 penyulang U/ % PANJANG IMPEDANSI Z0 eki 25 % j + ( j 1.325) OHM = ( j ) OHM 50 % j + ( j 2.650) OHM = ( j ) OHM 75 % j + ( j 3.975) OHM = ( j ) OHM 100 % j + ( j 5.300) OHM = ( j ) OHM PRI.K dan WYD SN
21
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND
PERHITUNGAN ARUS GANGGUAN : V Z I = GANGGUAN TIGA FASA : RUMUSNYA : V = TEGANGAN FASA - NETRAL Z = IMPEDANSI Z1 ekivalen 20.000/ 3 GANGGUAN DI 25 % PANJANG PENYULANG I = (0.3 + j 5.375) IMPEDANSI MASIH DALAM KOMPLEKS KARENA ARUS DIAMBIL MAGNITUTENYA 20.000/ 3 I = = AMPER ( ) PRI.K dan WYD SN
22
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND
SECARA LENGKAP DIBUAT TABEL : U/ GANGG. DI % PANJANG ARUS GANGGUAN 3 FASA 20.000/ 3 25 % I = = AMPER ( ) 20.000/ 3 I = 50 % = AMPER ( ) 20.000/ 3 I = = AMPER 75 % ( ) 20.000/ 3 100 % I = = AMPER ( ) PRI.K dan WYD SN
23
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND
V Z I = GANGGUAN DUA FASA : RUMUSNYA : V = TEGANGAN FASA - FASA Z = IMPEDANSI ( Z1 + Z2 ) ekivalen 20.000 GANGGUAN DI 25 % PANJANG PENYULANG I = 2*(0.3 + j 5.375) KARENA Z1 = Z2 , MAKA Z1 + Z2 = 2Z1 IMPEDANSI MASIH DALAM KOMPLEKS ARUS YANG AKAN DIMANFAATKAN = MAGNITUTENYA 20.000 I = = AMPER ( ) PRI.K dan WYD SN
24
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND
SECARA LENGKAP DIBUAT TABEL : U/ GANGG. DI % PANJANG ARUS GANGGUAN 2 FASA 20.000 25 % I = = AMPER ( ) 20.000 I = 50 % = AMPER ( ) 20.000 I = = AMPER 75 % ( ) 20.000 100 % I = = AMPER ( ) PRI.K dan WYD SN
25
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND
GANGGUAN SATU FASA KETANAH : V Z I = RUMUSNYA : V = 3 x TEGANGAN FASA Z = IMPEDANSI ( Z1 + Z2 + Z0 ) eki GANGGUAN DI 25 % PANJANG PENYULANG 3 x 20.000/ 3 I = 2*(0.3 + j 5.375) + ( j ) (Z1 + Z2) eki = 2 x Z1 eki Z0 eki = DIAMBIL DARI HITUNGAN TERDAHULU I = = = AMPER j PRI.K dan WYD SN
26
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND
SECARA LENGKAP DIBUAT TABEL : U/ GANGG. DI % PANJANG ARUS GANGGUAN 1 FASA KETANAH 25 % I = = AMPER I = 50 % = AMPER I = = AMPER 75 % 100 % I = = AMPER PRI.K dan WYD SN
27
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND
PERHITUNGAN KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH SETELAN RELAI ; SETELAN ARUS BERDASARKAN ARUS BEBAN RELAI DEFINITE : 1.2 x IBEBAN RELAI INVERSE : 1.05 x IBEBAN SETELAN WAKTU RELAI DEFINITE : LANGSUNG PADA TAP RELAI INVERSE : DIHITUNG BERDASAR KAN ARUS GANGGUAN DALAM CONTOH HITUNGAN RELAI : O.C INVERSE PENYULANG 20 KV RASIO C.T 150/5 BEBAN PENYULANG : 100 AMPER BERAPA NILAI SETELAN ARUS PADA RELAI ARUS LEBIHNYA ?? PRI.K dan WYD SN
28
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND
NILAI SETELAN ARUS RELAI ARUS LEBIH : ISET primer = x IBEBAN = x AMPER = AMPER BERAPA NILAI SETELAN YANG DILAKUKAN PADA RELAI ?? 1 ISET sekunder = ISET primer x RASIO C.T 5 150 = 105 x AMPER NILAI INI YANG DITERAP KAN UNTUK SETELAN DI RELAI ARUS LEBIH = AMPER BAGAIMANA SETELAN WAKTUNYA ?? PRI.K dan WYD SN
29
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND
NILAI SETELAN WAKTU RELAI ARUS LEBIH DIHITUNG BERDASARKAN ARUS GANGGUAN YANG MENGALIR DIBUAT RELAI PALING HILIR BEKERJA DALAM WAKTU 0.3 DETIK UNTUK GANGGUAN YANG YERJADI DI DEPANNYA DALAM HAL INI : RELAI DI PENYULANG 20 KV UNTUK GANGGUAN H.S DI DEPAN PENYULANG TSB. MISALKAN UNTUK GANGGUAN 3 FASA TERJADI DI 25 % PANJANG PENYULANG. ARUS GANGGUAN = AMPER PRIMER SETTING RELAI = AMPER PRIMER WAKTU KERJA = DETIK 0.14 x tms RUMUS SETELAN WAKTU RELAI INVERSE t = IF ISET 0.02 - 1 PRI.K dan WYD SN
30
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND
0.14 x tms t = IF ISET 0.02 - 1 tms DAPAT DIHITUNG 0.14 x tms 0.3 = 2144.9 0.02 - 1 105 2144.9 105 0.02 - 1 0.3 x tms = 0.14 TANPA SATUAN = PRI.K dan WYD SN
31
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND
SETELAN RELAI INCOMING 20 KV TRAFO TENAGA KAPASITAS = 10 MVA TEGANGAN = 150/ 20 KV IMPEDANSI = 10 % C.T RASIO = 400/ 5 ( SISI 20 KV ) I nominal TRAFO : KVA I = KV x 3 10.000 = 20 x 3 = AMPER PRI.K dan WYD SN
32
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND
NILAI SETELAN ARUS RELAI ARUS LEBIH SISI INCOMING 20 KV : ISET primer = xINOMINAL = x AMPER = AMPER BERAPA NILAI SETELAN YANG DILAKUKAN PADA RELAI ?? 1 ISET sekunder = ISET primer x RASIO C.T 5 400 = x AMPER NILAI INI YANG DITERAP KAN UNTUK SETELAN DI RELAI ARUS LEBIH = AMPER BAGAIMANA SETELAN WAKTUNYA ?? PRI.K dan WYD SN
33
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND
UNTUK GANGGUAN 3 FASA TERJADI DI 25 % PANJANG PENYULANG. ARUS GANGGUAN = AMPER PRIMER SETTING RELAI = 303.1 AMPER PRIMER WAKTU KERJA = ( ) DETIK 0.14 x tms RUMUS SETELAN WAKTU RELAI INVERSE t = IF ISET 0.02 - 1 0.14 x tms 0.7 = tms DAPAT DIHITUNG 2144.9 0.02 - 1 303.1 2144.9 303.1 0.02 - 1 0.7 x tms = 0.14 PRI.K dan WYD SN
34
CARANYA BAGAIMANA ??? SILAHKAN MENCOBA
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND 2144.9 303.1 0.02 - 1 0.7 x tms = 0.14 TANPA SATUAN = = DIBULATKAN NILAI - NILAI SETELAN MASIH HARUS DIUJI DULU UNTUK MASING-MASING LOKASI GANGGUAN, MISAL PADA LOKASI GANGGUAN 25%, 50%, 75%, 100% PANJANG SALURAN CARANYA BAGAIMANA ??? SILAHKAN MENCOBA PRI.K dan WYD SN
35
Data : TRAFO TENAGA PENYULANG PERHITUNGAN ARUS HUBUNG SINGKAT
PRI.K dan WYD SN
36
SETELAN OVER CURRENT RELAY & GROUND FAULT RELAY
PRI.K dan WYD SN
37
TERIMA KASIH GRAFIK SETELAN RELAY ANTARA INCOMING DAN OUTGOING FEEDER
PRI.K dan WYD SN
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.