Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Kelompok 3 ( Jawa Timur) 1. Nancy Syafa S 2. Fadiyah Hilsan A 3. Tiara Intan N 4. Syifa Azahra 5. Winda Windira 6. Siti Hana K.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Kelompok 3 ( Jawa Timur) 1. Nancy Syafa S 2. Fadiyah Hilsan A 3. Tiara Intan N 4. Syifa Azahra 5. Winda Windira 6. Siti Hana K."— Transcript presentasi:

1 Kelompok 3 ( Jawa Timur) 1. Nancy Syafa S 2. Fadiyah Hilsan A 3. Tiara Intan N 4. Syifa Azahra 5. Winda Windira 6. Siti Hana K

2 * Rumah adat Jawa Timur (Joglo) masih banyak ditemui di daerah ponorogo. Rumah adat joglo umumnya berbentuk limasan (dara gepak) yang memiliki dua ruangan, yaitu : * Pendopo; Ruang depan yang digunakan untuk menerima tamu, balai pertemuan, dan upacara-upacara adat. * Ruang belakang yang digunakan untuk kamar tidur dan dapur * Sedangkan ruang utama rumah adat jawa timur ini terbagi menjadi 3 bagian, yaitu : * Kamar Kiri (sentong kiwo) * Kamar Tengah (sentong tengan) * Kamar Kanan (sentong tangen) * Sebelum memasuki ruangan utama rumah adat jawa timur biasanya terdapat pintu yang memiliki sebuah hiasan yang dikenal dengan sebutan makara atau sulur gelung. Menurut kepercayaan adat jawa timur, hiasan tersebut dimaksudkan untuk menolak hal-hal jahat di dalam rumah tersebut. * Selain hal tersebut diatas, ada lagi yang unik dalam rumah adat jawa timur, yaitu ruang tidur tengah yang merupakan ruang sakral bagi masyarakat jawa timur. Dalam kamar ini terdapat katil atau kasur yang dilengkapi dengan guling, cermin, dan sisir yang dibuat dari tanduk. Kamar tengah dalam rumah adat ini selalu di terangi oleh lampu, baik itu malam ataupun siang hari. Hal tersebut berfungsi sebagai pelita, dan ukiran-ukiran dalam rumah adat jawa tidur bermaksud sebagai pendidikan rohani. * Pada bagian kiri rumah (barat), terdapat tempat tidur orang tua yang disebut dempil. Ruangan ini dihubungkan langsung dengan ruang belakang (pasepen) yang biasanya digunakan sebagai tempat melakukan kerajinan. Sedangkan dibagian sebelah kanan, terdapat dapur (tempat memasak), pendaringan dan gudang (tempat menyimpan peralatan tani).

3 * Awal mula munculnya senjata keris tidak ada kepastian. Namun pada jaman Pajajaran dan Majapahit (abad XI), senjata Keris sudah di kenal di kalangan masyarakat luas, khususnya di Pulau Jawa dan Madura. Dan sumber buku Babad di sebutkan bahwa pada jaman sudah ada beberapa orang Empu di Pulau Jawa. Di Pulau Madura, menurut berbagai informasi, banyak di jumpai Empu. Nama Empu yang di populerkan di Pulau Madura: Empu Keleng, Empu Pandhewu, Empu Luwih, dan Empu Sanung. Senjata keris ini berfungsi untuk alat menyerang, membela diri dan berburu. Keris adalah Senjata tikam yang ujungnya runcing dan pada kedua belah sisinya bermata tajam. Keris adalah salah satu senjata tradisional yang terdapat di Desa Lenteng Barat, Kec. Lenteng, Kab. Sumenep, Jawa Timur. Mengenai kapan munculnya senjata tradisional tersebut, tidak ada bukti jelas. Namun, sejata tradisional Keris yang ada di Pulau Jawa. Keris merupakan senjata tradisional yang di kategorikan untuk menyerang dan membela diri. Proses pembuatan keris memakai aturan tertentu. dalam persiapan, di pilih hari Jumat Pon, Sabtu Wage atau Ahad Kliwon. Pantangannya adalah tiga hari sesudah kelahiran orang yang membuat senjata merupakan hari naas. Bulan Muharam sampai Maulud juga jadi pantangan. Pembuatan Keris juga di lengkapi dengan sesaji. Keris mempunyai fungsi sosial sebagai alat untuk menyerang, membela diri, dan berburu.

4 * Pertama, dari segi coraknya. Corak pakaian adat Jawa Tengah yang banyak melambangkan nilai-nilai kesopanan dan tata krama, sangat kontras jika dibanding pakaian adat Jawa Timur yang lebih menonjolkan nilai-nilai ketegasan namun tetap sederhana dan menjunjung tinggi etika. Kedua, dari segi perlengkapan pakaian yang dipakai. Pakaian adat Jawa Timur dikenakan bersama dengan beberapa aksesoris unik, seperti penutup kepala (odheng), tongkat (sebum dhungket), arloji rantai, serta kain selendang yang diselempangkan di bahu. Terlepas dari kemiripan dan perbedaan tersebut, pakaian atau baju adat Jawa Timur sendiri dibedakan menjadi 2 macam, yaitu baju mantenan dan baju pesaan. Apa dan bagaimana baju mantenan dan baju pesaan itu? * 1. Baju Mantenan Sesuai dengan namanya, baju ini umumnya hanya dikenakan pada saat resepsi pernikahan adat Jawa Timuran oleh para mempelai. Baik untuk mempelai laki-laki maupun untuk mempelai wanita, baju mantenan ini memiliki corak warna yang sama, yaitu warna hitam sebagai dasar dan warna merah sebagai motif hiasannya. Penggunaan pakaian ini juga dilengkapi dengan penutup kepala dan rangkaian bunga melati yang dikalungkan di leher untuk mempelai pria dan digantungkan pada sanggul untuk mempelai wanitanya. Sabuk emas dan gelang tangan juga dipakai sebagai pelengkap bersama dengan terompah, selendang yang diselempangkan bahu, serta aksesoris tambahan lainnya. Secara sederhana, kenampakan baju mantenan dapat dilihat pada gambar paling kanan di bawah ini.

5 * Tari Reog Ponorogo * Tari yang pernah di klaim oleh negara sebelah ini sangat identik dengan masyarakat ponorogo. Tari Reog Ponorogo merupakan tarian yang sangat menguras tenaga karena harus mengangkat sebuah reog yang sangat berat, bila orang biasa tidak akan mampu mengangkatnya harus penari yang profesional dalam tarian ini. Terciptanya Tarian Reog Ponorogo memiliki cerita yang historis berkisar tentang perjalanan Prabu Kelana Sewandana mencari gadis pujaannya, ditemani prajurit berkuda dan patihnya yang setia, Bujangganong. Ketika pilihan sang prabu jatuh pada putri Kediri, Dewi Sanggalangit, sang dewi memberi syarat bahwa ia akan menerima cintanya apabila sang prabu bersedia menciptakan sebuah kesenian baru. Maka terciptalah reog ponorogo. * Ada 5 komponen penari dalam tari Reog Ponorogo, yaitu: 1. Prabu Kelono Sewandono 2. Patih Bujangganong 3. Jathil 4. Warok 5. Pembarong

6 * Nasi Pecel * Makanan khas Jawa Timur selanjutnya adalah nasi pecel yang berasal dari Kabupaten Madiun. Sebenarnya di beberapa daerah seperti Blitar, Jombang, Lamongan juga ada nasi pecel. Olahan nasi khas Madiun ini mampu menyedot banyak pecinta kuliner nusantara untuk mencicipi cita rasanya. Bumbunya sangat mantabs dan gurih, bagi yang suka pedas bisa dimakan dengan sangat pedas, semua bahan diuleg secara alami dengan perpaduan yang sangat pas sehingga menciptakan cita rasa yang tinggi. Bahan yang digunakan seperti kacang tanah, rempah2, gula kelapa, berbagai sayuran seperti toge, daun bayam, bunga turi, kubis dan lain-lain.

7 Sekian Dari Kami Wassalamuailakum Wr.Wb


Download ppt "Kelompok 3 ( Jawa Timur) 1. Nancy Syafa S 2. Fadiyah Hilsan A 3. Tiara Intan N 4. Syifa Azahra 5. Winda Windira 6. Siti Hana K."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google