Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehreza ary Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
1 ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT LUKA BAKAR OlehPURBIANTO
2
2 TUJUAN PEMBELAJARAN Umum Peserta mampu memahami tindakan keperawatan pasien dengan Luka Bakar (LB) Peserta mampu memahami tindakan keperawatan pasien dengan Luka Bakar (LB) Khusus: peserta mampu Menjelaskan patofisiologi (LB) Menjelaskan patofisiologi (LB) Menjelaskan klasifikasi (LB) Menjelaskan klasifikasi (LB) Menghitung kebutuhan cairan pasien (LB) Menghitung kebutuhan cairan pasien (LB) Menjelaskan tindakan keperawatan LB Menjelaskan tindakan keperawatan LB Menjelaskan pengaturan temperatur pd ps LB Menjelaskan pengaturan temperatur pd ps LB Menjelaskan pencegahan risiko komplikasi Menjelaskan pencegahan risiko komplikasi
3
3 LUKA BAKAR Pengertian Luka bakar adalah… Luka akibat kontak langsung/ langsung terhadap panas, kimia atau sumber lainnya Menyebabkan terbakar Etiologi 1. Panas/thermal Panas basah Panas kering Air panas Api Uap air panas Cahaya matahari Minyak panas
4
4 2. Bahan kimia Asam/basa kuat Inhalasi smoke 3. Listrik/electric Voltage tinggi Voltage tinggi Terkena petir Terkena petir 4. Radiasi X-Ray Ultraviolet
5
5 PATHOFISIOLOGI Pasien luka bakar Kerusakan jaringan kulit Pergeseran cairan dari intra ke ektra sel dalam waktu48 jam Protein albumin Tekanan osmotik kloid Pergeseran plasma ke interstisiel Volume darah Hemokonsentrasi Sirkulasi lambat CO Edema daerah luka bakar Sel rusak mengeluarkan ion K ke sirkulasi Hyperkalemia Cardiac Arrest
6
6 CO Asisdosis metabolik GFR Mobilitas usus Lambung iskemia Ginjal Abdomen Perfus i perifer Perfus i jaringan Hipoksia jaringan Shock Retensi Na Urin GG Illeus paralitik Iritasi lambung Perlukaan Sekresi K Hiperkalemia Cardiac arrest
7
7 Luka bakar Inflamasi Sekresi histamin Vasodilatasi Vaskuler Permaebilitas kapiler Protein tersekresi Sirkulasi darah Transudasi plasma ke luka Hipoproteinemia Teknanan osmotik Oedem Volume plasma Syok hipovolemia
8
8 FASE-FASE LUKA BAKAR 1. Fase Hipovolemia Perpindahan cairan vaskuler ke interstisiel hemokonsentrasi CO aliran darah fungsi renal Oliguri Na+ akibat pengeluaran dari luka Hiperkalemia Sel jaringan yg rusak Metabolisme katabolisme protein Asidosis metabolik (1) Ferfusi jaringan Metabolisme an aerob NaH2CO3 Terjadi awal luka & berakhir pada 48 - 72 jam Terjadi awal luka & berakhir pada 48 - 72 jam
9
9 2. Fase Diuresis Cairan berpindah dari interstisiil ke vaskuler hemodilusi Aliran darah ke ginjal diuresis Hiponatremia keluar bersama urin Katabolisme protein karna immobilisasi Asidosis metabolik HCO3- hilang & Hiper-metabolik Terjadi mulai 48 - 72 jam Faktor penentu masalah luka bakar Kedalaman Ukuran Bagian tubuh yang terkena Usia Riwayat pengobatan Penyebab
10
10 1.Kedalaman Derajat I A. Penampilan Kerusakan epidermis Kulit kering kemerahan (eritema) Tidak ada vesikel B. Sensasi Nyeri bila dingin C. Dampak Sembuh dalam 3-7 hari Tidak ada jaringan parut Ketidaknyamanan dalam 48 jam Sembuh tanpa jaringan parut
11
11
12
12 Derajat II A. Penampilan Kerusakan epidermis & Dermis Vesikel & Edema sub kutan Merah basah & mengkilat B. Sensasi Nyeri amat sangat Hiperestetik Sensitif terhadap udara dingin c. Dampak Superficial, sembuh dalam 10-14 hari Deep, sembuh dalam 21-28 hari Penyembuhan tergantung komplikasi
13
13
14
14 Derajat III A. Penampilan ●Semua lapisan kulit rusak ●Warna merah keputihan, hitam keabu-abuan ●Oedem sub kutan ●Lemak terlihat B. Sensasi ●Nyeri sedikit/ tidak ada ●Anastetik C. Dampak ●Supurasi jaringan yg mati & pencairan setelah 2-3 minggu ●Tidak mungkin sembuh spontan ●Membutuhkan pengangkatan eschar & skin graft Derajat IV Sama dengan derajat III dengan dipengaruhinya struktur dibawah kulit.
15
15
16
16
17
17 Berdasarkan Derajat Luka bakar DerajatJaringan terkenaPenyebabKarakteristikNyeri Derajat 1 Kerusakan epitel minimal Sinar matahari Kering; tidak lepuh; merah-pink; memutih dgn tekanan Nyeri Derajat IIA Epidermis, dermis minimal Cahaya, cairan hangat Basah; pink atau merah; lepuh; sebagian memutih Nyeri ; hiperest etik Derajat IIB Keseluruhan epidermis, sebagian dermis Benda panas, nyala api, cedera radiasi Kering ; pucat ; berlilin ; tidak memutih Sensitif terhadap tekanan Derajat III Semua yang diatas & bagian lemak subkutan ; dpt mengenai jaringan ikat otot, tulang Nyala api yang berkepanjanga n, listrik, kimia dan uap panas Kulit terkelupas, avaskular, pucat, kuning sampai coklat Sedikit nyeri
18
18 2.Lokasi Menjadi berat jika luka mengenai kepala, leher, dada Muka abrasi mata/ telinga Dada komplikasi pulmonary HR Perinium cenderung kontaminasi urin dan feses infeksi bertambah besar Anggota badan bawah okluasi sirkulasi edema 3.Usia Mortalitas tinggi pada bayi & anak 60 tahun, karena Kulit tipis & elastisitas berkurang Kemampuan menghadapi stres rendah
19
19 4.Riwayat Medis Mortalitas tinggi pada pasien dg riwayat, karena Jantung & Pembuluh darah Paru-paru Ginjal Metabolik Neurologik Drug ebuse 4.Riwayat Penyebab Terberat karena elektrik Radiasi Panas: api Air
20
20 5.Ukuran A. Metode Rule of nine Kepala & leher9% Ekstremitas atas kanan9% Ekstremitas atas kiri9% Ekstremitas bawah kanan18% Ekstremitas bawah kiri18% Tubuh bagian belakang18% Tubuh bagian depan18% Perinium1%
21
21 B. Metode Lund & Browder PETA LUND & BROWDER AREA0151015Dewasa A= 1/2 kepala 9 1/2 8 1/2 6 1/2 5 1/2 4 1/2 3 1/2 B= 1/2 paha 2 3/4 3 1/4 4 4 1/2 4 3/4 C= 1/2 tungkai 2 1/2 2 3/4 3 3 1/4 3 1/2
22
22 Pembagian luka bakar A.Minor Dewasa < 15% dan Anak < 10% pada derajat II <2% pada derajat III ada riwayat peny. kronik mengenai wajah, tangan dan perinium ada gangguan pernafasan dan fraktur Penyebab listrik Rawat jalan Pastikan klien/keluarga mampu merawat sendiri B.Mayor Dewasa 15%-25% dan Anak 10%-20% derajat II 2%-10% pada derajat III Luka mengenai wajah, tangan, kaki dan perinium Ada gangguan pernafasan dan fraktur Penyebab listrik Ada penyakit kronik Pasien harus di rawat B.Gawat Dewasa >25% dan Anak >20% derajat II >10% pada derajat III Usia 45 Tahun Luka mengenai wajah, tangan, kaki dan perinium
23
23 KOMPLIKASI YANG MUNGKIN TERJADI DI IGD Syok hipovolemik/neurogenik Distres pernafasan Gangguan kardiovaskuler: gangguan irama (pada luka bakar listrik) dan gagal jantung Gagal ginjal akut Compartmen syndrome (pada LB derajat III daerah ekstremitas)
24
24 1. Stop proses kebakaran Lepaskan semua pakaian pasien Lepaskan semua perhiasan pasien Bebaskan pasien dari kontaminasi gas beracun jika ada indikasi 2. Yakinkan jalan nafas pasien, dan immobilisasi tulang belakang cervikal jika ada indikasi Berikan oksigen aliran tinggi Intubasi jika kondisi pasien mengindikasikan : tanda-tanda injuri inhalasi, hypoxemia, luka bakar pada oropharyngeal 3. Pasang infus untuk resusistasi cairan Ifus larutan cristal seperti ringer's lactat Dewasa : 2-4 mL X Kg BB X persentase luas luka bakar Anak-anak : 3-4 mL X Kg BB X persentase luas luka bakar Berikan 0,5 bagian volume dalam waktu 8 jam Sisa cairan diberikan berikutnya dalam waktu 16 jam Injuri inhalasi, injuri voltage tinggi, atau keterlambatan resusistasi cairan mungkin dibutuhkan cairan yang lebih banyak dari yang diperkirakan. 4. Pasang kateter dan monitoring output urine setiap jam Dewasa : 30 - 50 mL/jam Anak-anak dengan BB < 30 Kg : 1 mL/KgBB/jam Monitor warna urine ( Rhabdomyolysis/ putusnya serat otot lurik yang disertai pengeluaran mioglobin di urin) RENCANA TINDAKAN
25
25 5. Monitor secara kontinyu Status pernafasan Status hemodinamik : Dehidrasi, kelebihan cairan Skala nyeri pasien 6. Siapkan/bantu dengan intervensi tambahan Pengangkatan keropeng pada luka bakar melingkar Pasang secara invasif kateter monitoring Monitor tekanan compartemen 7. Pasang NGT mengurangi tekanan perut 8. Berikan therapi pharmakologi sesuai order Analgesik Sedasi Antibiotik Imunisasi tetanus Medikasi topikal untuk luka bakar 9. Gunakan pendingin, balutan pelembab untuk luka bakar kurang dari 10% Jangan gunakan es Jangan gunakan larutan antibiotik atau kimia Jaga suhu pasien agar tetap hangat 10. Pertahankan normothermia dengan menyelimuti pasien dengan kain bersih/blanket
26
26 KEBUTUHAN CAIRAN PADA LB Resusitasi cairan : (Form Baxer atau Parkland) 4 ml RL x BB kg x % PLTT 4 ml RL x BB kg x % PLTT Pemberian : 8 jam I diberikan ½ dari kebutuhan cairan. 8 jam II diberikan ¼ dari kebutuhan cairan. 8 jam III diberikan sisanya.
27
27 Contoh : BB pasien 50 Kg, luas luka bakar 40 %, maka kebutuhan cairan pasien adalah 4 x 50 x 40 = 8.000 ml. BB pasien 50 Kg, luas luka bakar 40 %, maka kebutuhan cairan pasien adalah 4 x 50 x 40 = 8.000 ml. Diberikan : Diberikan : 8 jam I diberikan: 4.000 ml 8 jam II diberikan: 2.000 ml 8 jam III diberikan: 2.000 ml
28
28 PERAWATAN LUKA DAN THERAPI Perawatan luka bakar Cuci luka dengan cairan deterjen yang mengandung desinfektan (cairan deterjen yang menandung desinfektan : NaCl = 1 : 100) kemudian dicuci ulang dengan NaCl 0,9% agar tidak tersisa residu antiseptik Cuci luka dengan cairan deterjen yang mengandung desinfektan (cairan deterjen yang menandung desinfektan : NaCl = 1 : 100) kemudian dicuci ulang dengan NaCl 0,9% agar tidak tersisa residu antiseptik Biarkan bullae (lepuh) utuh (jangan dipecah kecuali terdapat pada daerah sendi yang dapat mengganggu gerakan) Biarkan bullae (lepuh) utuh (jangan dipecah kecuali terdapat pada daerah sendi yang dapat mengganggu gerakan) Selimuti pasien dengan selimut steril (usahakan pasien tidak kedinginan sampai siap dipindah ke ruang rawat khusus) Selimuti pasien dengan selimut steril (usahakan pasien tidak kedinginan sampai siap dipindah ke ruang rawat khusus)
29
29 Pemberian obat – obatan (kolaborasi dokter) Antasida, H2 antagonis Antasida, H2 antagonis Roborantia (vitamin C, vitamin A) Roborantia (vitamin C, vitamin A) Analgetik Analgetik Antibiotika Antibiotika Terapi cairan Terapi cairan
30
30 Pengendalian infeksi : Pencucian luka. Pencucian luka. Pembalutan. Pembalutan. Tehnik aseptik. Tehnik aseptik. Pemberian salep luka bakar. Pemberian salep luka bakar. Pembalutan serta pemberian tetanus toxoid dan ATS. Pembalutan serta pemberian tetanus toxoid dan ATS.
31
31 PENGATURAN SUHU TUBUH Pencegahan hipothermi : suhu kamar disesuaikan agar suhu tubuh pasien 36 – 37 OC
32
32 Contoh Masalah keperawatan 1. Gangguan volume cairan: kurang berhubungan dengan peningkatan evaporasi, permeabilitas kapiler. Monitor tanda-tanda vital (tensi, nadi,pernafasan) setiap jam (pada kasus parah setiap 30 menit)Monitor tanda-tanda vital (tensi, nadi,pernafasan) setiap jam (pada kasus parah setiap 30 menit) Pasang infus dan berikan cairan sesuai dengan indikasiPasang infus dan berikan cairan sesuai dengan indikasi Monitor tetesan infus sesuai dengan indikasiMonitor tetesan infus sesuai dengan indikasi Pasang kateter jika luka bakar > 30% derajat II dan IIIPasang kateter jika luka bakar > 30% derajat II dan III Monitor masukan dan keluaran setiap1 jam. Evaluasi kecenderungan.Monitor masukan dan keluaran setiap1 jam. Evaluasi kecenderungan. Laporkan bila jumlah urin 70 ml perjamLaporkan bila jumlah urin 70 ml perjam Monitor Ht, BUN, elektrolit setiap 12 jam sesuai perintahMonitor Ht, BUN, elektrolit setiap 12 jam sesuai perintah
33
33
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.