Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSugiarto Kusumo Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
PENGEMBANGAN KURIKULUM SD Dr. RATNAWATI SUSANTO., M.M., M.Pd
PERTEMUAN 12 Dr. RATNAWATI SUSANTO., M.M., M.Pd PGSD - FKIP
2
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
Mengkonstruksi produk pengembangan kurikulum sekolah dasar bidang akademik, pengembangan karakter dan kecakapan hidup abad 21.
3
A. PRODUK PENGEMBANGAN AKADEMIK
4
Pembelajaran abad 21. Hal ini untuk menyikapi tuntutan zaman yang semakin kompetitif. Adapun pembelajaran abad 21 mencerminkan empat hal. 1. Critical Thinking and Problem Solving 2. Creativity and Innovation 3. Communication 4. Collaboration
5
Konten pengetahuan dan tema abad 21
Bahasa Inggris, membaca dan sastra Bahasa dunia Seni Matematika Ekonomi Ilmu Geografi Sejarah Pemerintahan dan Kewarganegaraan
6
Tema abad 21 Kesadaran global : memahami isu-isu global baik politik, ekonomi, sosial, budaya, teknologi dan ilmu pengetahuan, Keuangan, ekonomi, bisnis dan kewirausahaan melek : orang tidak lagi kebingungan dengan pandangan orang tentang sumber ekonomi, dan berperan dalam ekonomi. Civic keaksaraan: kesadaran untuk kehidupan berbangsa dan bernegara dengan pran dan fungsi serta tanggung jawabnya masing-masing. Melek kesehatan: baik pribadi, keluarga, masyarakat bangsa dan masy global baik dimulai dengan mencari informasi dan menafsirkan persoalan kesehatan, pencegaham pengobatan kesehatan baik fisik dan mental. Keaksaraan lingkungan: kesadaran tentang pemeliharaan dan pemanfaatan lingkungan secara bertanggung jawab dan mencegah perilaku eksploitasi alam.
7
Strategi Pembelajaran Abad 21
Paradigma pembelajaran abad 21 menekankan kepada kemampuan siswa untuk berpikir kritis, mampu menghubungkan ilmu dengan dunia nyata, menguasai teknologi informasi komunikasi, dan berkolaborasi. Pencapaian ketrampilan tersebut dapat dicapai dengan penerapan metode pembelajaran yang sesuai dari sisi penguasaan materi dan ketrampilan. Kemampuan berpikir kritis siswa dibangun melalui pembelajaran yang menerapkan taksonomi pembelajaran sebagaimana disampaikan oleh Benyamin Bloom tahun 1956 yang telah direvisi pada tahun Bloom membagi tujuan pendidikan menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Tujuan pendidikan mengalami penyempurnaan pada tahun 2001 (Anderson dan Krathwohl, 2001). Taksonomi pembelajaran dikelompokan dalam dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif.
8
Dimensi proses pengetahuan terdiri empat bagian yaitu faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif. Krathwohl (2002), Anderson & Krathwohl (2001) menyebutkan bahwa pengetahuan faktual menekankan pada pengetahuan faktual, yaitu pengetahuan yang berupa potongan-potongan informasi yang terpisah-pisah atau unsur dasar yang ada dalam suatu disiplin ilmu tertentu, yang mencakup pengetahuan tentang terminologi dan pengetahuan tentang bagian detail. Pengetahuan faktual menyajikan fakta-fakta yang muncul dalam pengetahuan. Pengetahuan konseptual, yaitu pengetahuan yang menunjukkan saling keterkaitan antara unsur-unsur dasar dalam struktur yang lebih besar dan semuanya berfungsi sama-sama, yang mencakup skema, model pemikiran dan teori. Pengetahuan prosedural, yaitu pengetahuan tentang bagaimana mengerjakan sesuatu, baik yang bersifat rutin maupun yang baru, dan Pengetahuan metakognitif, yaitu mencakup pengetahuan tentang kognisi secara umum dan pengetahuan tentang diri sendiri.
9
Proses pembelajaran yang mampu mengakomodir kemampuan berpikir kritis siswa tidak dapat dilakukan dengan proses pembelajaran satu arah. Pembelajaran satu arah, atau berpusat pada guru, akan membelenggu kekritisan siswa dalam mensikapi suatu materi ajar. Siswa menerima materi dari satu sumber, dengan kecenderungan menerima dan tidak dapat mengkritisi. Kemampuan berpikir kritis dibangun dengan mendalami materi dari sisi yang berbeda dan menyeluruh. Kemampuan menghubungkan ilmu dengan dunia nyata dilakukan dengan mengajak siswa melihat kehidupan dalam dunia nyata. Memaknai setiap materi ajar terhadap penerapan dalam kehidupan penting untuk mendorong motivasi belajar siswa. Secara khusus pada dunia pendidikan dasar yang relatif masih berpikir konkrit, kemampuan guru menghubungkan setiap materi ajar dengan kehidupan nyata akan meningkatkan penguasaan materi oleh siswa. Menghubungkan materi dengan praktik sehari-hari dan kegunaannya dapat meningkatkan pengembangan potensi siswa.
10
Penguasaan teknologi informasi komunikasi menjadi hal yang harus dilakukan oleh semua guru pada semua mata pelajaran. Penguasaan TIK yang terjadi bukan dalam tataran pengetahuan, namun praktik pemanfaatnyanya. Metode pembelajaran yang dapat mengakomodir hal ini terkait dengan pemanfaatan sumber belajar yang variatif. Mulai dari sumber belajar konvensional sampai pemanfaatan sumber belajar digital. Siswa memanfaatkan sumber-sumber digital, baik yang offline maupun online. Membuat produk berbasis TIK, baik audio maupun audiovisual.
11
Kecakapan berkolaborasi menunjukkan sikap penerimaan terhadap orang lain, berbagi dengan orang lain, dan bersama-sama dengan orang lain mencapai tujuan bersama. Paradigma pembelajaran kolaboratif memfasilitasi siswa berada dalam peran masing-masing, melaksanakannya, dan bertanggungjawab. Sikap individualistik, mau menang sendiri, dan bekerja sendiri akan mengurangi kemampuan siswa dalam menyiapkan diri menyongsong masa depannya. Setiap kompetensi yang ada pada masing-masing dikolaborasikan, sehingga dapat meningkatkan kompetensi dan pencapaian hasil.
12
B. PROGRAM PENGEMBANGAN KARAKTER
Dalam program pengembangan diri, perencanaan dan pelaksanaan pendidikan budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui pengintegrasian ke dalam kegiatan sehari-hari sekolah, yaitu melalui hal-hal berikut. baca : Pengembangan Proses Pembelajaran budaya dan karakter Bangsa. 1. Kegiatan rutin di sekolah : Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik secara terus menerus dan konsisten setiap saat. Contoh kegiatan ini adalah upacara pada hari besar kenegaraan, pemeriksaan kebersihan badan (kuku, telinga, rambut, dan lain-lain) setiap hari Senin, beribadah bersama atau shalat bersama setiap dhuhur (bagi yang beragama Islam), berdoa waktu mulai dan selesai pelajaran, mengucap salam bila bertemu guru, tenaga kependidikan, atau teman
13
2. Kegiatan spontan Kegiatan spontan yaitu kegiatan yang dilakukan secara spontan pada saat itu juga. Kegiatan ini dilakukan biasanya pada saat guru dan tenaga kependidikan yang lain mengetahui adanya perbuatan yang kurang baik dari peserta didik yang harus dikoreksi pada saat itu juga. Apabila guru mengetahui adanya perilaku dan sikap yang kurang baik maka pada saat itu juga guru harus melakukan koreksi sehingga peserta didik tidak akan melakukan tindakan yang tidak baik itu. Contoh kegiatan itu: membuang sampah tidak pada tempatnya, berteriak-teriak sehingga mengganggu pihak lain, berkelahi, memalak, berlaku tidak sopan, mencuri, berpakaian tidak senonoh.
14
Kegiatan spontan berlaku untuk perilaku dan sikap peserta didik yang tidak baik dan yang baik sehingga perlu dipuji, misalnya: memperoleh nilai tinggi, menolong orang lain, memperoleh prestasi dalam olah raga atau kesenian, berani menentang atau mengkoreksi perilaku teman yang tidak terpuji.
15
3. Keteladanan Keteladanan adalah perilaku dan sikap guru dan tenaga kependidikan yang lain dalam memberikan contoh terhadap tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik untuk mencontohnya. Jika guru dan tenaga kependidikan yang lain menghendaki agar peserta didik berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa maka guru dan tenaga kependidikan yang lain adalah orang yang pertama dan utama memberikan contoh berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai itu. Misalnya, berpakaian rapi,
16
datang tepat pada waktunya, bekerja keras, bertutur kata sopan, kasih sayang, perhatian terhadap peserta didik, jujur, menjaga kebersihan.
17
4. Pengkondisian Untuk mendukung keterlaksanaan pendidikan budaya dan karakter bangsa maka sekolah harus dikondisikan sebagai pendukung kegiatan itu. Sekolah harus mencerminkan kehidupan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang diinginkan. Misalnya, toilet yang selalu bersih, bak sampah ada di berbagai tempat dan selalu dibersihkan, sekolah terlihat rapi dan alat belajar ditempatkan teratur.
18
C. PRODUK PENGEMBANGAN KECAKAPAN ABAD 21
Kreativitas dan inovasi Berpikir Kritis dan Problem solving Komunikasi dan Kolaborasi Keterampilan informasi, media dan teknologi Kehidupan dan karir : a. Fleksibilitas dan adaptasi b. Insiatif dan direction c. Keterampilan sosial dan lintas budaya d. Produktivitas dan akuntabilitas e. Kepemimpinan dan tanggung jawab
19
Standar Abad 21” Fokus pada keterampilana bad 21, pengetahuan konten dan keahlian Membangun pemahaman di dan di antara mata pelajaran akademik serta tema abad ke 21 interdisipliner Menekankan pemahaman yang mendalam daripada pengetahuan yang dangkal Melibatkan siswa dengan data dunia nyata dan ali akan mereka hadapi dalam perguruan tinggi, pada pekerjaan dan dalam kehidupan, siswa belajar terbaik ketika aktif terlibat dalam memecahkan masalah yang bermakna. Memungkinkan untuk tindakan penguasaan (mastering)
20
Penilaian Keterampilan Abad 21
Mendukung keseimangan penilaian berkualitas tinggi dengan pengujian standar bersama dengan formatif kelas dan sumatif. Menekankan umpan balik tentang kinerja siswa dalam pembelajarans ehari-hari. Membutuhkan keseimbangan teknologi yang disempurnakan , formatif dan sumatif penilaian yang mengukur penguasaan keterampilan abad 21. Memungkinkan pengembangan porto folio pekerjaan siswa yang menunjukkan penguasaan keterampilan abad 21 untuk pendidik dan calon atasan Aktifkan portofolio yang seimbang dari langkah-langkah untuk menilai efektifitas sistem pendidikan dalam kompetensi siswa.
21
Sumber daya tambahan: 21 centrury skills assesment kertas putih Pengembangan profesional sebuat keterampilan centuri sebuah panduan di abad 21.
22
Selesai
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.