Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

AKADEMI KEPERAWATAN YAYASAN RS. JAKARTA

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "AKADEMI KEPERAWATAN YAYASAN RS. JAKARTA"— Transcript presentasi:

1 AKADEMI KEPERAWATAN YAYASAN RS. JAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. W (35Tahun) DENGAN KEHAMILAN ± 12 MINGGU KOMPLIKASI ABORTUS INKOMPLETUS DI RUANG SERUNI LT.III RSUD TARAKAN JAKARTA Oleh: RINNA SEPTIANY SUPENDI NIM : 07044 AKADEMI KEPERAWATAN YAYASAN RS. JAKARTA JAKARTA 2010

2 Latar Belakang Data WHO: terjadinya abortus cukup tinggi. Sekitar 15–40% angka kejadian, pada ibu yang sudah dinyatakan positif hamil (>35Tahun) dan 60–75% angka abortus terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 12 minggu Menurut Affandi (2000). Abortus di Indonesia diperkirakan 2,3 juta/tahun. Sebanyak kasus: kegagalan penggunaan kontrasepsi, sebanyak kasus: masalah ekonomi, dan sebanyak kasus abortus spontan. AKI di Indonesia masih di dominasi perdarahan 42 %, ekslamsi 13% & infeksi 10 % ( BKKBN, 2005 ). Terbesar Riau: 35,96%, Terenda h Papua : 7,72%. (Siti Mulyati, 2002). Di RSUD Tarakan Jakarta, abortus 34 kasus dari 407Ibu hamil, 6 bulan terakhir Februari -JulI Ibu hamil komplik asi 89orang, abortus: 34 orang (38.2%), abortus imminen s 4 orang (4.49%), abortus insipiens 8 orang (17%%), abortus komplet us 1 orang (1.12%) dan abortus inkompl etus 21 orang (23.6%). Kasus abortus urutan ke-1 dan komplik asi lainnya: pre eklampsi 24 orang (27%), hiperem esis gravidar um 21 orang (23.5%), KET 10 orang (11.2%) (Medical record RSUD Tarakan Jakarta, 2010).

3 Peran Perawat Promotif melakukan penyuluhan mengenai gizi baik untuk ibu hamil dan tanda-tanda resiko ibu hamil. Preventif melakukan pemeriksaan USG secara berkala : 1 kali sebulan (sampai bulan ke-6), 2 kali sebulan (dari bulan ke-7 sampai bulan ke-9), 1 kali seminggu pada bulan terakhir. (Wahyu Purwaningsih, 2010: hal.52), dengan memeriksakan klien ke petugas kesehatan Kuratif harus mencari pusat pelayanan kesehatan untuk dilakukan pengobatan seperti diberikan obat anti perdarahan, diberikan tranfusi darah dan cairan-elektrolit, dan dilakukan curretage Rehabilitative harus banyak istirahat, tidak boleh stress, makan-makanan yang tinggi karbohidrat dan protein dan memberikan konseling mengenai alat kontrasepsi pasca abortus untuk mencegah kehamilan karena kurang lebih 3 bulan ibu tidak dianjurkan untuk hamil. (Rukiyat, 2010: hal.154).

4 TINJAUAN TEORI ABORTUS DAN ASUHAN KEPERAWATAN
Pengertian Abortus adalah berakhirnya kehamilan dengan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan dengan usia gestasi kurang dari 20 minggu dan berat janin kurang dari 500 gram (Mitayani, 2009: hal. 22) Abortus inkompletus : perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri melalui kanalis serviks yang tertinggal pada desidua atau plasenta.( Rukiyat, 2010: hal.143)  Jadi kesimpulan dari abortus inkompletus adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu yang bisa menyebabakan perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri melalui kanalis serviks yang tertinggal pada desidua atau plasenta.

5 Adaptasi fisiologi kehamilan
Perubahan sistem kardiovaskuler Perubahan sistem endokrin Perubahan sistem reproduksi Perubahan dinding perut dan kulit Perubahan sistem pernapasan Perubahan sistem gastrointestinal Perubahan sistem gastrointestinal

6 Adaptasi Psikologi kehamilan
1. Sressor pada kehamilan 2. Perubahan psikologi kehamilan a. Pengaruh hormonal b. Hubungan suami istri c. Ingin support berlebihan d. Perubahan hubungan e. Ketidaknyamanan fisik f. Keluarga g. Perubahan body image h. Khawatir keadaan bayi i. Emosi 1. Perubahan trimester 1 (1-3bulan) 2. Perubahan trimester 2 (4-6bulan) 3. Perubahan trimester 3 (7-9bulan)

7 PENYEBAB Manifestasi klinis Perdarahan banyak/sedikit (stosel),amenorhea, sakit perut, mulas– mulas, sudah keluar fetus atau jaringan, terjadi infeksi alat genital: demam, nadi cepat, berbau, uterus membesar dan lembek, nyeri tekan, leukositosis. Pada PD abortus baru saja didapati serviks terbuka, diraba sisa– sisa jaringan dalam kanalis servikalis atau kavum uteri. Faktor janin, faktor ibu, faktor bapak, faktor genetic, faktor anatomi genital, faktor endokrin, faktor infeksi, faktor imunologi, penyakit-penyakit kronis, obat-obat rekreasional dan faktor nutrisi

8 Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi Kelainan plasenta Infeksi akut Kelainan traktus genitalis Oksigenasi plasenta terganggu Toksin, bakteri virus Perdarahan dalam desidua basalis Nekrosis jaringan sekitar Hasil konsepsi lepas (aborsi) Villi korialis menembus lebih dala (8-14minggu) Villi korialis menembus desidua (< 8 minggu) Lepas sebagian Lepas seluruhnya Tindakan curretage perdarahan Nyeri Resiko infeksi Kurangnya volume cairan Perubahan perfusi jaringan Anxietas. ketakutan

9 Penatalaksanaan Medis
Tes Diagnostic Diagnosis abortus inkomplit ditegakkan berdasarkan : 1. Anamnesis 2. Pemeriksaan Fisis 3. Pemeriksaan Penunjang : Pemeriksaan laboratorium berupa tes kehamilan,hemoglobin, leukosit, waktu bekuan, waktu perdarahan, trombosit., dan GDS.Pemeriksaan USG ditemukan kantung gestasi tidak utuh, ada sisa hasil konsepsi. Terapi 1. Dalam keadaan gawat karena kekurangan darah, dapat dipasang infuse dan transfuse darah. 2. Diikuti kerokan: 3. Pengobatan : berikan uterotonika, antibiotika untuk menghindari infeksi.

10 Diagnosa Keperawatan 1. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan vaskuler dalam jumlah berlebih. 2. Perubahan perfusi jaringan b/d hipovolemia 3. Ketakutan b/d ancaman kematian pada diri sendiri dan janin 4. Nyeri b/d dilatasi serviks, trauma jaringan, dan kontraksi uterus. 5. Resiko tinggi terjadi infeksi b/d penahanan hasil konsepsi, perdarahan, kondisi vulva lembab. 6. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik, penurunan sirkulasi

11 TINJAUAN KASUS A. Identitas Klien Klien bernama Ny. W, berumur 35tahun , masuk pada tanggal 28- Juli-2010, jam masuk pada pukul WIB di ruang Seruni RSUD Tarakan Jakarta di kamar 303, agama Islam, suku Sunda, pendidikan SD, status perkawinan kawin, dan merupakan kawin ketiga. B. Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan 1. Kurangnya volume cairan b/d kehilangan vaskuler dalam jumlah berlebihan DS: Klien mengatakan pusing saat turun dari tempat tidur apalagi ke toilet, masih ada keluar darah sedikit sedikit ±1 softex dan warna darah merah terang DO: Keadaan umum sedang, kesadaran composmentis, Pada saat dilakukan pemeriksaan TTV N=96x/menit, irama teratur denyut kuat, TD=100/60mmHg, S=36,5ºC, RR= 20x/menit., Konjungtiva anemis, Membran mukosa kering, bibir pecah-pecah, minum 500cc dalam, 6jam (2000cc=24jam), Klien mengganti pembalut 2x/hari, darah masih keluar, ±120cc, warna merah, bau khas,Klien tampak lemas, Terpasang infuse RL 30tpm,Hasil lab Hb= 6.6 gr/dl, Ht= %, Eritrosit = 2.12 jt,Hasil USG = Adanya kantong kehamilan, terdapat perdarahan pada uterus dan masih ada jaringan yang tersisa.

12 2. Resiko penyebaran infeksi b/d Penahanan hasil konsepsi dan perdarahan.
DS: a). Klien mengatakan masih ada keluar darah sedikit sedikit ±1 softex dan warna darah merah terang DO: a).Keadaan umum sedang, kesadaran composmentis, Pada saat dilakukan pemeriksaan TTV N=96x/menit, irama teratur denyut kuat, TD=100/60mmHg, S=36,5ºC, RR= 20x/menit. b).Klien mengganti pembalut 2x/hari, darah masih keluar, ±120cc, warna merah, bau khas c). Klien tampak lemas dan pucat d). Hasil Lab: Leukosit /mm3 e). Hasil USG = Adanya kantong kehamilan, terdapat perdarahan pada uterus dan masih ada jaringan yang tersisa.

13 3. Resiko kekurangan nutrisi b/d intake in adekuat
DS: a). Klien mengatakan kurang nafsu makan b).Klien mengatakan ada alergi /pantangan makanan, yaitu telor, udang, ikan asin c). Klien mengatakan selama hamil nafsu makan berkurang walaupun setiap hari klien makan 3x. d). Klien mengatakan BB sebelum hamil 47kg, dengan TB 160cm. tetapi BB saat ini menjadi 46kg. Akibat kurang nafsu makan. DO: a). Konjungtiva anemis b). Ada pantangan dan toleransi makanan yaitu telor,udang, ikan asin, klien menghabiskan 1/4porsi dari makanan yang disediakan. c). BB sekarang 46 kg, TB 160 cm, LLA 15.2cm. IMT (bb/tb2(cm-m))= (46/1.602=46/2.56=17.9=kurus). (N= 18-24) d). Hasil lab Hb= 6.6 gr/dl

14 4. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan fisik
DS: a). Klien mengatakan pusing saat turun dari tempat tidur apalagi ke toilet. b). Klien mengatakan masih merasa lemas c).Klien mengatakan selama dirumah sakit tidak beraktivitas karena mengalami abortus dan tidur kurang ±3jam. DO: a). Klien tampak lemas, muka klien tampak pucat. b). Konjungtiva anemis c). Hasil lab Hb= 6.6 gr/dl d).Keadaan umum sedang, kesadaran composmentis, Pada saat dilakukan pemeriksaan TTV N=96x/menit, irama teratur denyut kuat, TD=100/60mmHg, S=36,5ºC, RR= 20x/menit.

15 5. Kurangnya pengetahuan b/d kurangnya informasi
DS a). Klien mengatakan saat ini tidak tahu sedang hamil karena klien terbiasa setiap bulannya siklus menstruasi tidak teratur, bisa lebih cepat bisa lebih lambat. b). Klien mengatakan pernah menggunakan KB suntik tahun 2002 sampai 2004, selama menggunakan alat kontrasepsi klien memiliki masalah tidak mendapat haid, kurang nafsu makan dan berat badan menjadi turun. c). Klien mengatakan ingin menggunakan alat kontrasepsi lagi tetapi masih bingung harus menggunakan kontrasepsi seperti apa yang sesuai dengan kondisinya saat ini d). Klien mengatakan ada alergi obat, dan sudah tidak mempunyai keinginan untuk hamil kembali DO: Klien sering bertanya-tanya tentang KB, tampak klien ingin dilakukan penyuluhan tentang KB.

16 6. Kerusakan Integritas kulit b/d alergi obat dan makanan
DS: a). Klien mengatakan ada alergi obat (penicillin), b).Klien mengatakan ada alergi /pantangan makanan, yaitu telor, udang, ikan asin. c). Klien mengatakan kadang tanpa sadar suka menggaruk lukanya karena gatal. DO: a). Turgor kulit sedang, warna kulit kemerahan, kebersihan kulit kotor apalagi kulit terdapat lesi dibagian lengan dan betis akibat alergi obat dan makanan (Tampak seperti koreng)

17 C. Perencanaan Diagnosa Pertama: a). Observasi keluhan umum dan keadaan klien. b). Observasi tanda-tanda vital/TTV c). Observasi perdarahan: Jumlah, warna, bau. d). Observasi hasil USG dan Lab (Hb,Ht, Eritrosit) e). Observasi tetesan infuse RL 30pm f). Anjurkan klien untuk minum banyak (> cc) g). Monitor Intake dan output 24 Jam h). Informed consent pada keluarga untuk dilakukan curretage yang dilakukan oleh dokter spesialis kandungan. Kolaborasi : i). Kolaborasi dengan dokter kandungan untuk melakukan tindakan curettage. j). Kolaborasi dalam pemberian obat : Oksitosin IV k). Kolaborasi dalam Pemberian sujmlah cairan pengganti : tranfusi darah : Jenis, jumlah.

18 Diagnosa kedua Mandiri: a). Observasi perdarahan: jumlah, warna, bau.
b). Informed consent pada keluarga untuk dilakukan curretage yang dilakukan oleh dokter spesialis kandungan. c). Terangkan pada klien pentngnya perawatan vulva hygne selama masa perdarahan d). Lakukan perawatan vulva e). Anjurkan pada suami agar tidak melakukan hubungan senggama selama masa perdarahan. f). Terangkan pada klien cara mengidentifikasi infeksi : gatal, suhu tubuh meningkat, merasa panas. Kolaborasi : g). Berikan obat antibiotic : Amoxicilin h). Kolaborasi dengan dokter kandungan untuk melakukan tindakan curettage

19 Diagnosa ketiga Mandiri:
a). Beri makan dalam keadaan hangat dan minum air hangat b). Beri makan sedikit tapi sering c). Beri makanan kesukaan d). Hindari makanan pantangan penyebab alergi e). Lakukan kebersihan mulut setiap sebelum dan sesudah makan f). Hindari makanan yang membuat mual Kolaborasi: Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian Diit TKTP (Tinggi kalori dan Tinggi Protein).

20 Diagnosa keempat Mandiri:
a). Evaluasi perkembangan kemampuan klien melakukan aktivitas b). Kaji pengaruh aktivitas terhadap kondisi uterus/kandungan c). Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari d). Bantu klien untuk melakukan tindakan sesuai dengan kemampuan/kondisi klien. e). Kaji tingkat kemampuan klien untuk beraktivitas.

21 Diagnosa kelima Diagnosa keenam Mandiri:
a). Jelaskan tentang keadaan dan prognosis klien tentang Abortus b). Lakukan penyuluhan tentang KB (keluarga berencana) c). Berikan kesempatan pada klien untuk bertanya d). Berikan pujian yang tepat atas usaha dan keputusan yang tepat untuk dilakukan program KB kembali Diagnosa keenam  Mandiri: a). Anjurkan pada klien untuk menghindari makanan yang membuat alergi b). Anjurkan pada klien untuk tidak menggaruk luka yang ada c). Anjurkan pada klien agar luka tidak terkena air, apabila luka itu masih berdarah atau basah d). Anjurkan pada klien menggunakaan salep :Ketanomidazole

22 D. Implementasi Implementasi dilakukan sesuai rencana yang dibuat
E. Evaluasi Diagnosa 1 : Evaluasi pada pukul hari/tanggal= Sabtu, 31 Juli 2010. S= Klien mengatakan pusing sudah berkurang, darah keluar sedikit, menggunakan softex biasa, warna sudah kecoklatan. O= Keadaan umum sedang, kesadaran composmentis, konjungtiva anemis, klien masih tampak pucat, lemas, masih keluar darah sedikit, warna kecoklatan, bau khas, menggunakan softex ukuran biasa, mukosa bibir sedikit lembab dan tidak terlalu pecah-pecah. Hasil TTV: TD 100/70mmHg, N= 86x/menit, RR=20x/menit, S= 36.5ºC. Hasil Lab tanggal 30-Juli-2010: Hb= 6.8gr/dl, Ht= 20.9%, Eritrosit= 2.12jt. Klien meminum obat tanpa resep dokter (Sangobion, Amoxcillin 3x1 tab) A= Masalah teratasi sebagian P= Lanjutkan intervensi: Libatkan keluarga untuk memantau klien dirumah a). Observasi keluhan umum dan keadaan klien. b). Observasi suhu tubuh dan perdarahan: jumlah, warna, bau. c). Anjurkan klien untuk minum banyak (> cc/ 8-10gelas) d). Anjurkan pada klien untuk tetap meminum obat penambah darah sesuai aturan e). Anjurkan pada klien apabila keadaan lebih buruk periksa kedokter atau klinik terdekat

23 Diagnosa kedua Evaluasi pada pukul hari/tanggal= Sabtu, 31 Juli 2010. S= Klien mengatakan pusing sudah berkurang, darah keluar sudah sedikit, menggunakan softex biasa, warna sudah kecoklatan. O= Keadaan umum sedang, kesadaran composmentis, masih lemas,dan pucat, masih ada darah tapi sedikit keluarnya, warna sudah kecoklatan, bau khas, menggunakan softex ukuran biasa. Hasil TTV: TD 100/70mmHg, N= 86x/menit, RR=20x/menit, S= 36.5ºC. Hasil Lab tanggal 30-Juli-2010: Leukosit= /ul. A= Masalah teratasi sebagian P= Lanjutkan intervensi: : Libatkan keluarga untuk memantau klien dirumah a). Kaji kondisi keluaran darah : Jumlah, Warna, Bau. b). Mengingatkan pada klien pentingnya perawatan vulva hygne selama masa perdarahan dengan melakukan perawatan vulva 2x/hari c). Ingatkan pada klien cara mengidentifikasi infeksi : gatal, suhu tubuh meningkat, merasa panas bagian vagina. d). Anjurkan klien tetap meminum obat antibiotic : Amoxcilin e). Anjurkan pada klien apabila keadaan lebih buruk segera bawa ke dokter atau klinik terdekat.

24 Diagnosa ketiga Evaluasi pada pukul hari/tanggal= Sabtu, 31 Juli 2010. S= Klien mengatakan sudah tau caranya untuk meningkatkan BB tapi nafsu makan masih kurang baik dan akan tetap mencoba mengikuti saran dari perawat. O= Keadaan umum sedang, konjungtiva anemis, klien pucat dan masih terlihat lemas, tampak klien beristirahat. Klien memakan kue kering 2 potong. Hb masih pada tanggal yaitu 6.8gr/dl A= Masalah teratasi sebagaian P= Lanjutkan intervensi: : Libatkan keluarga untuk memantau klien dirumah a). Anjurkan makan dalam keadaan hangat dan minum air hangat b). Anjurkan makan sedikit tapi sering TKTP(Ikan, Tahu, tempe, sayur hijau) c). Makan makanan kesukaan d). Hindari makanan pantangan penyebab alergi e). Lakukan kebersihan mulut setiap sebelum dan sesudah makan f). Hindari makanan yang membuat mual: Pedas, bergas.

25 Diagnosa keempat Evaluasi pada pukul hari/tanggal= Sabtu, 31 Juli 2010. S= Klien mengatakan aktivitas masih dikurangi, masih banyak istirahat. O= Kondisi klien masih lemas, tetapi aktivitas dilakukan sendiri. A= Masalah teratasi sebagian P= Lanjutkan intervensi : Libatkan keluarga untuk memantau klien dirumah a). Bantu klien dalam melakukan aktivitas b). Anjurkan klien untuk banyak istirahat

26 Diagnosa kelima Evaluasi pada pukul hari/tanggal= Jumat, 30 Juli 2010. S= Klien tampak terlihat sudah tenang, klien sudah tau akibatnya dan pasrah dan klien akan memium jamu-jamuan untuk mengeluarkan sisa janinya dirahim, klien mengatakan sudah tidak cemas, dan tau tentang manfaat penggunaan KB yang tepat dan klien memutusakan kembali untuk menggunakan KB suntik. O=Klien terlihat tenang, tidak bertanya-tanya, dan sudah mengerti tentang penjelasan dari evaluasi yang sudah dilakukan. A= Masalah teratasi P= Pertahankan intervensi : anjurkan klien untuk melihat leaflet/brosur dan dibaca kembali apabila ada yang kurang dipahami.

27 Diagnosa keenam Evaluasi pada pukul hari/tanggal= Sabtu, 31 Juli 2010. S= Klien mengatakan tidak menggaruk lukanya kecuali sedang gatal, dan klien menggunakan salep untuk mengobatinya. O= Luka/ bekas garukan bagian lengan dan betis sudah banyak yang kering, tetapi masih ada luka yang masih basah dan darah sdikit keluar akibat garukan (kemungkinan gatal yang tidak tertahankan), A= Masalah teraasi sebagian P =.Lanjutkan intervensi: Libatkan pada keluarga atau teman terdekat klien a). Tetap anjurkan pada klien untuk menghindari makanan yang membuat alergi b). Tetap njurkan pada klien untuk tidak menggaruk luka yang ada c). Tetap anjurkan pada klien agar luka tidak terkena air, apabila luka itu masih berdarah atau basah d). Tetap anjurkan pada klien menggunakaan salep ketanomidazole Sesuai yang yang dibutuhkan.

28 PEMBAHASAN Pembahasan Teori Kasus Analisa Kesenjangan Faktor pendukung
1. Penyebab Faktor janin, faktor ibu, faktor bapak, faktor genetic, faktor anatomi genital, faktor endokrin, faktor infeksi, faktor imunologi, penyakit-penyakit kronis, obat-obat rekreasional dan faktor nutrisi. faktor janin, faktor ibu, resiko dari faktor endokrin dan faktor nutrisi. faktor bapak yang merupakan infeksi sperma dan faktor genetic,: karena tidak dilakukan pengecekan laboratorium tentang kualitas sperma dan kelainan kromosom. -Faktor anatomi: karena ibu baru pertama kali mengalami abortus dan biasanya faktor ini akibat dari abortus berulang - dari ibu. Terdapat data yang lengkap, klien kooperatif, dan waktu cukup untuk Menganalisa.

29 Pembahasan Teori Kasus Analisa Kesenjangan Faktor pendukung
1. Penyebab Faktor janin, faktor ibu, faktor bapak, faktor genetic, faktor anatomi genital, faktor endokrin, faktor infeksi, faktor imunologi, penyakit-penyakit kronis, obat-obat rekreasional dan faktor nutrisi. faktor janin, faktor ibu, resiko dari faktor endokrin dan faktor nutrisi. Faktor infeksi :tidak dilakukan pemeriksaan TORCH ( toxoplasma, rubella, cyitomegalovirus,) dan malaria saat masa kehamilan. -Faktor immunologi: biasanya terdapat pada abortus spontan yangberulang. Inkompatibilitas golongan darah A,B,O dengan reaksi antigen antibody karena pelepasan histamine mangakibatkan vasodilatasi dan peningkatan fragilitas kapiler. Terdapat data yang lengkap, klien kooperatif, dan waktu cukup untuk Menganalisa.

30 Pembahasan Teori Kasus Analisa Kesenjangan Faktor pendukung
Manifestasi klinis Perdarahan banyak/sedikit (stosel),amenorhea, sakit perut, mulas– mulas, sudah keluar fetus atau jaringan, terjadi infeksi alat genital: demam, nadi cepat, berbau, uterus membesar dan lembek, nyeri tekan, leukositosis. Pada PD abortus baru saja didapati serviks terbuka, diraba sisa– sisa jaringan dalam kanalis servikalis atau kavum uteri. pusing, lemas, tidak nafsu makan, keluar stosel , warna darah merah terang, tidak nyeri perut dan mules (-). TTV N=96x/mnt, TD= 100/60mmHg, S= 36,5ºc, konjungtiva anemis. Hasil lab HB= 6.6 gr/dl, HT= %, Eritrosit = 2.12 jt, Leukosit = /mm3. USG = Adanya kantong kehamilan, terdapat perdarahan pada uterus dan masih ada jaringan yang tersisa. - klien sakit perut (-), mulas (-), uterus membesar (-), nyeri tekan (-), perdarahan berbau (-), perdarahan mendadak (-), dikarenakan sudah ada sebagian konsepsi yang keluar ±3hari yang lalu sehingga kontraksi uterus menurun. klien kurang nafsu makan karena sebelum masuk rumah sakit mengalami nyeri perut akibat dari kontraksi uterus sehingga klien lebih memperioritaskan menghilangkan nyeri daripada makan. adanya kerjasama antara penulis dengan klien yang kooperatif dan adanya pemeriksaan penunjang yang terdapat pada rekam medic klien

31 Pembahasan Teori Kasus Analisa Kesenjangan Faktor pendukung
Komplikasi Penatalaksanaan medis Perdarahan Perforasi uterus infeksi Syok Hipovolemik Diagnostik: Anamnese Pemeriksaan fisis Pemeriksaan lab: Hb, Ht, Eritrosit, tes kehamilan Terapi: Cairan infus Tranfusi darah Obat uertonika: infeksi - perdarahan - infeksi - Resiko syok hipovolemik Sama sesuai teori tidak terjadi perforasi uterus karena tidak dilakukan kerokan /curretage pada klien Tidak dilakukan pemberian tranfusi darah dan obat karena tidak tau prosedur perawatan di rumah sakit , tidak ada sodara terdekat datang, dan saat temannya datang, temannya menolak untuk membantu karena tidak ingin terlibat dengan masalah klien. Terdapat hambatan: penentuan umur kehamilan pada klien, penghitungan HPHT menurut Naegele usia kehamilan klien saat ini ±12 minggu, tetapi di buku status pasien ±8 minggu.  

32 Pembahasan Teori Kasus Analisa Kesenjangan Faktor pendukung Diagnosa keperawatan 6 dignosa keperawatan 2 diagnosa keperawatan sesuai teori: - Kekurangan volume cairan  -Intoleransi aktivitas Sesuai kasus: -Resiko penyebaran Infeksi kekurangan nutrisi kurangnya pengetahuan Kerusakn integritas kulit - Perubahan perfusi jaringan : tidak ada penurunan kesadaran akibat syok hipovolemik. klien diberikan terapi cairan yaitu RL 30/Tpm , dianjurkan minum banyak untuk menggantikan cairan yang hilang. -Ketakutan b/d ancaman kematian pada diri sendiri dan janin tidak diangkat: mekanisme koping klien adaptif, klien tidak gelisah, klien tampak tenang dan menerimanya dengan pasrah, tidak ada disorientasi. Nyeri b/d dilatasi serviks, trauma jaringan, dan kontraksi uterus tidak diangkat menjadi diagnosa karena sebagian hasil konsepsi sudah keluar dan mengalami perdarahan sehingga kontraksi uterus menurun adanya kerjasama antara penulis dengan klien yang kooperatif dan adanya pemeriksaan penunjang yang terdapat pada rekam medic klien

33 Pembahasan Teori Kasus Analisa Kesenjangan Faktor pendukung Diagnosa keperawatan 6 dignosa keperawatan 2 diagnosa keperawatan sesuai teori: - Kekurangan volume cairan  -Intoleransi aktivitas Sesuai kasus: -Resiko penyebaran Infeksi kekurangan nutrisi kurangnya pengetahuan Kerusakn integritas kulit Resiko tinggi infeksi b/d penahanan hasil konsepsi: perdarahan; kondisi vulva lembab. Diangkat. Karena Masih mengalirnya darah melalui jalan lahir akan menyebabkan daerah tersebut dalam kondisi lembab apabila tidak diberihkan beresiko untuk masuknya mikroorganisme dari luar yang memicu untuk terjadinya infeksi - Kekurangan nutrisi b.d intake in adekuat. Intake in adekuat mempengaruhi metabolisme dalam tubuh, karena tubuh memerlukan keseimbangan antara energy, karbohidrat, protein, lemak yang ada pada makanan 4sehat 5sempurna. Akibat dari intake in adekuat terjadilah penurunan metabolisme dan darah salah satunya Hb.

34 Pembahasan Teori Kasus Analisa Kesenjangan Faktor pendukung Diagnosa keperawatan 6 dignosa keperawatan 2 diagnosa keperawatan sesuai teori: - Kekurangan volume cairan  -Intoleransi aktivitas Sesuai kasus: -Resiko penyebaran Infeksi kekurangan nutrisi kurangnya pengetahuan Kerusakn integritas kulit Informasi kesehatan penting untuk kehidupan, informasi bisa dilihat dari media visual maupun audiovisual. Bagi yang mempunyai latar belakang pendidikan dan tingkat kepedulian kesehatan kurang, memerlukan informasi. Alergi salah satu penyebab reaksi simpang makanan, terjadi proses peradangan lama Pada alergi terdapat gangguan metabolisme sulfat, Bahan makanan mengandung sulfur yang masuk ketubuh melalui konjugasi fenol menggannggu saluran cerna, diduga juga terjadi proses gangguan. Metabolisme sulfur berubah menjadi sulfit, sulfit mengakibatkan gangguan kulit (gatal) pada penderita.

35 Pembahasan Teori Kasus Analisa Kesenjangan Faktor pendukung Perencanaan Pelaksanaan Disesuaikaan dengan perencanaan masing-masing diagnosa Melakukan sesuai dengan perencanaan masing-masing diagnosa Disesuaikan dengan kondisi klien untuk dilakukan perencanaan mengacu pada masing-masing diagnosa Melakukan tindakan sesuai dengan kondisi klien yang mengacu pada perencanaan dari masing-masing diagnosa Pada diagnosa 1,2,3,5,6 disesuaikan dengan kondisi klien perencanaanya. Pada diagnosa 4 sesuai dengan teori. Pada diagnosa 1,2 tidak dilakukan tindakan kolaborasi yaitu: tranfusi darah, tindakan curretage, pemberian obat karena klien menolak, dikuatkan dengan surat penolakan, dan klien pulang paksa. Dan dilakukan homecare adanya kerjasama antara penulis dan perawat/ bidan diruangan, penulis tidak mendapatkan hambatan dalam perumusan perencanaan karena perencanaan disesuaikan dengan teori dan kondisi klien Faktor penghambat: klien pulang paksa karena kehendak klien sendiri sehingga harus dilakukan pelaksanaan keperawatan secara home care dalam 1 hari dirumahnya. Dal letaknya jauh.

36 Pembahasan Teori Kasus Analisa Kesenjangan Faktor pendukung Evaluasi Disesuaikaan dengan Kriteria hasil dari masing-masing diagnosa Disesuaikan dengan kriteria hasil dari perencanaan yang mengacu pada masing-masing diagnosa Pada keenam diagnosa yang teratasi hanya satu yaitu diagnosa kelima : kurangnya pengtahuan mengenai abortus dan keluarga berencana Kelima diagnosa lainnya teratasi sebagin karena perawatan tidak dilakukan secara maksimal akibat dari klien pulang paksa. . adanya kerjasama antara penulis dan perawat/bidan diruangan dan klien yang cukup kooperatif untuk dilakukan homecare, Faktor penghambat: melakukan homecare tempatnya terpencil jauh dari jalan, ssolusinya menanyakan alamat yang dituju dan menelpon klien untuk menunjukan arah jalan. .

37 Kesimpulan Dalam melakukan pengkajian pada kasus etiologi abortus yaitu faktor dari ibu, faktor nutrisi, resiko kelainan hormone endokrin. Pada manifestasi klinis yaitu pusing, lemas, tidak nafsu makan, keluar stosel yang tidak terlalu banyak, warna darah merah terang, klien tidak nyeri bagian perut dan mules sudah berkurang. Pada komplikasi yaitu terjadi perdarahan dan infeksi dan beresiko terjadisyok hipovolemik. Pada penatalaksanaan terapi diberikan cairan infuse RL 30 tpm. Pada tahap perumusan diagnose keperawatan, penulis mendapatkan kesenjangan antara teori dan kasus. Diagnose keperawatan secara teori ada 6 diagnosa, sedangkan pada kasus ada 2 diagnosa yang sesuai dengan teori, dan ada 4 diagnosa ditegakan tetapi tidak ada pada teori Pada tahap perencanaan penulis menyusun intervensi sesuai dengan diagnose prioritas yang sudah ditegakan, didalam penyusunan intervensi penulis mengacu pada intervensi yang sudah terdapat pada teori dan ditambah intervensi yang sesuai dengan kondisi klien

38 Pada tahap pelaksanaan tindakan secara mandiri dari masing-masing
diagnosa dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan tetapi terdapat hambatan untuk melakukan rencana tindakan pada diagnosa pertama dan kedua dari segi kolaborasi, yaitu klien menolak untuk dilakukan tindakan curettage, pemberian transfuse dan klien pulang paksa. Sehingga dilakukan homecare satu hari untuk pelaksanaan agar tercapai 3x24jam. Pada tahap evaluasi disesuaikan dengan perencanaan yang sudah disusun. Dari 6 diagnosa yang penulis tegakan hanya 1 yang teratasi, yaitu klien sudah mengerti tentang alat kontrasepsi yang tepat pasca abortus dan 5 diagnosa lainnya teratasi sebagian

39 Saran Diharapkan klien mau melakukan pemeriksaan USG ulang untuk mendeteksi konsepsi apakah masih tersisa atau sudah habis semua, dan kliem mau melakukan pola hidup sehat dengan memakan makanan bergizi dan melakukan pemasangan alat KB pasca abortus, dan mengurangi aktivitas. Diharapkan perawat ruangan selalu melengkapi data sesuai masalah yang timbul pada klien sehingga masalah yang timbul pada klien sesuai dengan kondisi dan perkembangan kesehatan.

40 Foto home care ( me and my patient)
( (Obat-obatan dari apotek) (Saat penyuluhan) (Saat penyuluhan)

41 JAGA DAN RAWATLAH IBU DAN CALON BAYINYA …
TERIMAKASIH ATAS PERHATIANNYA…..


Download ppt "AKADEMI KEPERAWATAN YAYASAN RS. JAKARTA"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google