Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
SISTIM ENDOKRIN , NUTRISI DAN METABOLIK
Patofisiologi SISTIM ENDOKRIN , NUTRISI DAN METABOLIK
2
Lanjutan kuliah sebelumnya
Patofisiologi
3
Volume depletion Kekurangan cairan Dehydration : dehidrasi
Depletion of volume of plasma or extracellular fluid Hipovolemia
4
Air di dalam tubuh kita :
2/3 nya berada di dalam sel tubuh (intraseluler) Dalam sel inilah berlangsung fungsi metabolisme tubuh. 1/3 nya terdapat di luar sel (ekstraseluler), di antaranya cairan otak, cairan mata, cairan hidung, dan cairan di saluran cerna Definisi Dehidrasi (''hypohydration'') adalah kondisi kehilangan cairan tubuh yang berlebihan , menandakan keadaan kekurangan cairan tubuh Saat tubuh kekurangan cairan, (dehidrasi) , sebenarnya yang terjadi bukan hanya kehilangan cairan tubuh, melainkan juga elektrolit yang terkandung dalam cairan itu --> elektrolit berperan penting untuk menjaga keseimbangan cairan dan aktivitas sel.
5
Rasa haus merupakan sinyal tubuh pada saat mengalami defisit cairan
tanda-tanda dehidrasi lainnya adalah : air seni sedikit dan pekat, jumlah keringat sedikit, mulut kering, tubuh lemas,suhu tubuh meningkat, pusing, denyut nadi cepat, dan rasa lemas. Dehidrasi dapat menimbulkan gangguan dalam fungsi otak dan kemampuan berpikir, serta menurunnya stamina tubuh. Dalam jangka panjang, dehidrasi juga bisa menyebabkan infeksi saluran kemih dan terjadinya batu ginjal. Gejala Dehidrasi umumnya terlihat setelah 2% dari volume air normal seseorang telah hilang. Pada orang di atas usia 50, sensasi rasa haus tubuh berkurang sehingga gejala dehidrasi kadang tidak dirasakan , hipertermia dapat menimbulkan kematian terutama saat cuaca panas ekstrim Penyakit saluran pencernaan juga dapat menyebabkan dehidrasi
6
Gejala – gejala dehidrasi dibagi dalam beberapa tingkatan :
Gejala dehidrasi ringan : rasa haus, volume urine menurun, urin warna gelap, kelelahan, lekas marah, air mata berkurangnya ketika menangis, sakit kepala, mulut kering, pusing ketika berdiri karena hipotensi ortostatik, dalam beberapa kasus dapat menyebabkan insomnia. Tes darah mungkin hyperalbuminemia. Gejala dehidrasi sedang : oliguria,lesu atau kantuk ekstrim, kejang, ubun-ubun cekung pada bayi, pingsan, dan mata cekung. Gejala dehidrasi berat : terjadi anuria akibat kehilangan air yang lebih besar. Jantung dan pernapasan meningkat untuk mengkom pensasi penurunan volume plasma dan tekanan darah,suhu tubuh meningkat, sakit kepala ,mengantuk,mual, rasa kesemutan di tungkai (paresthesia).otot dapat kejang, kulit mengerut (turgor kulit turun), delirium, bahkan dapat menyebabkan kematian
7
Dehidrasi = Kekurangan air dan elektrolit.
Dehidrasi terbagi menjadi 3 jenis utama yaitu : Dehidrasi iso osmotik / isotonik (kehilangan air yang setara dan elektrolit). Dehidrasi Hiperosmotik / hipertonik (terutama kehilangan air), Dehidrasi Hiposmotik / hipotonik (terutama kehilangan elektrolit, khususnya natrium), Dehidrasi Isosmotik : Mula – mula cairan yang hilang berasal dari plasma kemudian diganti cairan dari ruang interstitial. tidak terjadi perubahan osmolalitas cairan ekstrasel sehingga tidak terjadi pengeluaran cairan dari ruang intrasel, contoh: plasma dari luka bakar ,diare,dan muntah.
8
Dehidrasi Hiperosmotik :
Akibat pengeluaran cairan dari plasma menimbulkan hiperosmotik sehingga cairan akan keluar dari ruang interestitial menuju ke plasma. Peningkatan osmolalitas cairan interestial menyebabkan cairan dari intrasel akan berkurang, Contoh : Kurangnya intake air,diabetes insipidus,demam dan kehilangan cairan berlebihan dari kulit. Dehidrasi Hiposmotik : kehilangan NaCl menyebabkan kehilangan air. Diikuti terjadinya retensi air oleh ginjal, Jika kehilangan NaCl tetap berlangsung menyebabkan menurunnya osmolalitas cairan ekstrasel dan terjadi perpindahan dan ekstrasel ke intrasel. Pada akhirnya Volume Cairan ekstrasel akan berkurang dan cairan Intrasel akan meningkat dan osmolalitas cairan ekstra sel dan intrasel berkurang . Contoh : kehilangan NaCl yang berlebihan melalui keringat dan insufisiensi adrenal (Addison Disease)
9
HIPOVOLEMIA Hipovolemia adalah akibat kekurangan volume cairan ekstraseluler (CES).atau kekurangan cairan di dalam bagian-bagian ekstraseluler Penyebab : Penurunan pemasukan , Kehilangan cairan yang abnormal melalui : kulit, gastro intestinal, ginjal , Perdarahan Gejala Klinis : pusing, lemah, letih, sinkope, anoreksia, mual, muntah, haus, gangguan mental, konstipasi, oliguria, turgor kulit menurun , lidah kering dan kasar, mata cekung, vena leher kempes, peningkatan suhu tubuh , berat badan turun , hipotensi ,(pada Bayi dan anak-anak : air mata berkurang, depresi fontanel anterior ), ketidak seimbangan asam basa, osmolar atau elektrolit. Pada Kondisi berat dapat timbul syok hipovolemik. Oliguria -> gagal ginjal akut. Mekanisme kompensasi tubuh pada kondisi hipolemia adalah peningkatan rangsang sistem syaraf simpatis (peningkatan frekwensi jantung, inotropik [kontraksi jantung] dan tahanan vaskuler), Akibat haus, terjadi pelepasan hormon antideuritik [ADH], dan pelepasan aldosteron. faktor resiko : muntah, diare, demam ,luka bakar, terapi diuretik, diabetes insipidus, diuresis osmotik (poliuria), insufisiensi adrenal, DM tak terkontrol, pasca penggunaan zat kontras, peritonitis, obtruksi usus, luka bakar, acites, Hemorragia
10
HIPERVOLEMIA Hipervolemia adalah kelebihan volume / kelebihan cairan di dalam bagian-bagian ekstraseluler (CES). Terjadi jika terdapat : Stimulus kronis pada ginjal untuk menahan natrium dan air, Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air, pemberian cairan intra vena (IV) yang berlebih , Perpindahan cairan interstisial ke plasma Gejala Klinis : sesak nafas, ortopnea, Oedema, berat badan naik, peningkatan TD (penurunan TD saat jantung gagal) nadi kuat, asites, Ronkhi, mengi, distensi vena leher, kulit lembab, takikardia, irama galop. Gangguan homeostatisis elektrolit, keseimbangan asam-basa dan osmolalitas , gagal jantung dan edema pulmoner, terutama pada pasien dengan disfungsi kardiovaskuler Mekanisme kompensasi tubuh pada kondisi hipervolemia adalah : pelepasan peptida natriuretik atrium (PNA) peningkatan filtrasi dan ekskresi natrium dan air oleh ginjal .penurunan pelepasan aldosteron dan ADH. Tindakan terapi : batasi natrium dan air, Diuretik, Dialisis / hemofiltrasi arterio vena kontinue : pada gagal ginjal atau kelebihan beban cairan yang mengancam hidup Faktor resiko : gagal jantung, sirosis, sindrom nefrotik, kelebihan pemberian glukokor ti kosteroid, gagal ginjal akut atau kronis dengan oliguria, Kelebihan pemberian cairan intravena (IV),remobilisasi cairan setelah pengobatan luka bakar, kelebihan pemberian larutan hipertonik (manitol, salin hipertonik) atau larutan onkotik kolid (mis; albumin)
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.