Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Sistem Penunjang Keputusan

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Sistem Penunjang Keputusan"— Transcript presentasi:

1 Sistem Penunjang Keputusan
1 1

2 Konsep SPK 2 2

3 Pengembangan SPK

4 PENDAHULUAN Semakin banyak informasi yang didapatkan dari sumber eksternal, keputusan akan lebih baik, namun membutuhkan waktu yang lebih untuk mengolah informasi tsb sebelum keputusan dapat diambil. Bisnis eksekutif dihadapkan dengan dilema yang sama saat membuat keputusan. Untuk ini mereka membutuhkan banyak informasi dari berbagai alat. Sebuah sistem pendukung keputusan adalah cara untuk memodelkan data dan membuat keputusan yang berkualitas berdasarkan data tsb.

5 PENDAHULUAN Membuat keputusan yang tepat dalam bisnis biasanya didasarkan pada kualitas data dan kemampuan kita untuk menyaring dan menganalisis data untuk menemukan tren di mana kita dapat membuat solusi dan strategi. DSS atau sistem pendukung keputusan biasanya aplikasi komputer bersama dengan komponen manusia yang dapat menyaring sejumlah besar data dan memilih antara banyak pilihan.

6 PENDAHULUAN Mulai sekitar tahun 1980 banyak kegiatan yang berhubungan dengan membangun dan mempelajari DSS terjadi di universitas-universitas dan organisasi yang berakibat pada memperluas ruang lingkup aplikasi DSS. Tindakan ini juga memperluas bidang sistem pendukung keputusan di luar bisnis dan domain awal aplikasi manajemen. Semua sistem beragam ini disebut Decision Support Systems. Sejak awal, diakui bahwa DSS dapat dirancang untuk mendukung para pengambil keputusan di setiap tingkat dalam sebuah organisasi. Juga, DSS dapat mendukung pengambilan keputusan operasional, manajemen keuangan dan pengambilan keputusan strategis.

7 FRAMEWORK/KERANGKA Sebuah DSS yang dirancang dengan benar adalah sistem berbasis perangkat lunak interaktif yang ditujukan untuk membantu pengambil keputusan melakukan kompilasi informasi yang berguna dari kombinasi data mentah, dokumen, pengetahuan pribadi, atau model bisnis untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah dan membuat keputusan

8 PENGEMBANGAN SPK Teknik Perancangan SPK Pendekatan Pengembangan Sistem Pendekatan Pengembangan SPK Arsitektur SPK

9 PENGEMBANGAN SPK Untuk memenuhi karakteristik SPK, maka pengembangan SPK membutuhkan teknik perancangan dan pengembangan yang ber- beda dari pengembangan sistem informasi lainnya. Suatu SPK harus dibangun dengan memperhatikan umpan balik dari pemakai agar pengembangannya berjalan dengan benar. Dalam merancang suatu SPK, masalah utama yang sering dihadapi oleh pengambil keputusan adalah ketidaksesuaian antara kemampuan SPK yang dibuat dengan apa yang menjadi kebutuhan. 062130

10 PENGEMBANGAN SPK Ditinjau dari aspek pengelolaan data atau model, dikenal dua tipe SPK : 1. SPK yang berorientasi pada data, yaitu SPK yang memberikan beberapa fungsi untuk pemanggilan data, analisis dan presentasi data. Sistem dalam katagori ini biasanya dikembangkan oleh orang yang memiliki kemampuan untuk mengolah data dengan komputer. 2. SPK yang berorientasi pada model, yaitu SPK yang memberikan beberapa fungsi seperti model akuntansi, model simulasi, dan model optimasi yang dapat membantu manajemen dalam membuat suatu keputusan. Dengan bantuan suatu model atau beberapa model manajemen dapat membuat keputusan atau alternatif keputusan. 062130

11 PERANCANGAN SPK Cara pendekatan atau teknik yang digunakan dalam perancangan SPK sangat tergantung pada kondisi dan waktu yang tersedia. Ada banyak cara yang dapat digunakan, tetapi pada dasarnya teknik tersebut diklasifikasikan dalam 3 (tiga) katagori : 1. Perancangan dengan cara cepat 2. Perancangan dengan cara bertahap 3. Perancangan SPK lengkap

12 1. TEKNIK PERANCANGAN SPK
1. Perancangan dengan cara cepat Cara ini dilakukan bila dibutuhkan SPK yang mempunyai kemampuan khusus dan dapat memberikan hasil yang cukup, namun waktu perancangan yang tersedia sangat singkat. SPK yang dikembangkan dalam hal ini adalah SPK Spesifik yang dibuat secara langsung dengan menggunakan peralatan yang tepat, sehingga diperoleh keuntungan atau manfaat dalam penggunaannya, sedang kelanjutannya baru dipikirkan kemudian.

13 1. TEKNIK PERANCANGAN SPK
Perancangan ini tepat digunakan bila tujuan yang hendak dicapai jelas, prosedur dalam organisasi jelas, data telah tersedia, penggunanya sedikit, dan sistem dapat beroperasi secara bebas begitu data telah diterima. 2. Perancangan dengan cara bertahap Perancangan dengan cara ini dilakukan dengan membuat suatu SPK Spesifik, dimana pembuatannya disesuaikan dengan masa yang akan datang, sehingga bagian yang telah dikembangkan dalam sistem awal dapat digunakan lagi untuk pengembangan selanjutnya.

14 1. TEKNIK PERANCANGAN SPK
Dengan perencanaan yang tepat, sebuah pembangkit SPK dapat dikembangkan dari hasil pengembangan beberapa SPK spesifik atau perlengkapan SPK. 3. Perancangan SPK lengkap Sebelum suatu SPK dibuat, terlebih dahulu perlu dikembangkan pembangkit SPK yang lengkap serta struktur organisasi pengelolaannya. Kelebihan dan kekurangan pengembangan di atas tergantung dari kombinasi berbagai faktor, misalnya organisasi, pemberian tugas, karakter pengguna dan perancang. 062130

15 1. TEKNIK PERANCANGAN SPK 3. PERANCANGAN SPK LENGKAP
CARA PENDEKATAN KELEBIHAN KEKURANGAN 1. CARA CEPAT (Quick Hit) - Cepat memberikan hasil Prosedur pengembangan dan peman- faatan teknologinya lebih mudah - Memungkinkan selalu dapat mengguna- kan teknologi baru yg tersedia. Sekali pakai belum tentu dapat dipakai utk pengembangan berikutnya. - Memerlukan lebih banyak usaha utk melakukan perubahan. 2. CARA BERTAHAP - Mengarah pada pengembangan pem- bangkit SPK - Memberikan sukses pada awal - Memungkinkan utk saling melengkapi dan integrasi diantara SPK - Memungkinkan utk mengasimilasikan teknologi yg sedang berkembang - Memerlukan tambahan biaya pada pengembangan awal - Terjadi penundaan sukses dari keberhasilan tahap awal 3. PERANCANGAN SPK LENGKAP - Mungkin dapat menjadi bentuk sistem yg terintegrasi dan berarsitektur baik - Memudahkan dalam mencapai kekuatan penuh dengan segera - Memerlukan waktu pengem- bangan yang lama - Resiko terhadap keusangan teknologi menjadi cukup tinggi 062130

16 II. PENDEKATAN PENGEMBANGAN SISTEM
1. Siklus Hidup Pengembangan Sistem Siklus hidup pengembangan sistem yang tertua (tradisional) yang menurut Swanson, dkk. 1999) dikenal dengan “Metode Air Terjun” terdiri dari 4 fase : a. Perencanaan b. Analisis c. Desain (Perancangan) d. Implementasi

17 II. PENDEKATAN PENGEMBANGAN SISTEM
Kebutuhan Perencanaan Analisis Desain Implementasi Gambar : SDLC Tradisional Sistem 062130

18 II. PENDEKATAN PENGEMBANGAN SISTEM
Perencanaan : Fase perencanaan memulai dengan sebuah kebutuhan bisnis yang belum terpenuhi, meliputi: peluang-peluang yang mungkin diidentifikasi dengan membaca lingkungan. Apakah ada suatu masalah yg perlu dipecahkan ? Inisiasi proyek melibatkan sebuah sistem yg telah diputuskan. Jika kelihatan bermanfaat, maka dilakukan (analisis) “Studi Kelayakan” yg meliputi kelayakan teknis, kelayakan biaya, dan kelayakan organisasi. 062130

19 II. PENDEKATAN PENGEMBANGAN SISTEM
Analisis Fase ini menanyakan dan menjawab pertanyaan penting seperti siapa para pengguna sistem, apa yg akan dicapai oleh sistem, dan dimana serta kapan sistem akan dijalankan. Fase ini dimulai dengan pengembangan sebuah strategi analisis atau suatu rencana untuk memandu proyek. Jika sebelumnya sudah ada sistem yg berjalan, maka sistem tersebut dianalisis bersama dengan berbagai cara untuk mengarah kepada sistem yang baru. 062130

20 II. PENDEKATAN PENGEMBANGAN SISTEM
Desain (Perancangan) Fase desain menandai bagaimana sistem akan bekerja, mempertimbangkan semua detail perangkat keras, perangkat lunak, infrastruktur jaringan, dialog, dst. Pada fase ini dialog, form, display, program dan laporan, database dan file ditetapkan. Pada fase ini ditetapkanlah jumlah sistem untuk dibeli atau kontrak (versus membangun in-house). 062130

21 II. PENDEKATAN PENGEMBANGAN SISTEM
Implementasi Fase implementasi membawa semua hal ber- sama-sama. Inilah tempat dimana sistem dibangun atau dibeli. Konstruksi melibatkan tidak hanya membangun sistem, tetapi juga mengujinya untuk memverifikasi bahwa sistem bekerja. Perencanaan yg baik dapat mendorong ke arah sistem dengan lebih sedikit bug. Instalasi merupakan langkah akhir dan melibatkan sistem benar-benar berjalan. 062130

22 FASE PENGEMBANGAN LANGKAH-LANGKAH HASIL 1. PERENCANAAN : Mengapa membangun sistem ? 1. Mengidentifikasi nilai bisnis 2. Analisis kelayakan 3. Mengembangkan rencana kerja, staf proyek, kontrol - Permintaan sistem - Studi kelayakan - Rencana Kerja - Anggaran Dasar, dll 2. ANALISIS : Siapa, apa, kapan, dan dimana sistem akan dibangun ? 1. Analisis Masalah 2. Mengumpulkan informasi 3. Model proses 4. Model data - Penilaian resiko - Rencana analisis - Informasi - Model proses, data 3. Desain : Bagaimana sistem akan bekerja ? 1. Desain sistem fisik 2. Desain arsitektur, dialog, 3. Desain database, file 4. Desain program - Rencana desain - Desain arsitektur - Desain infrastruktur - Desain penyimpanan data, desain program 4. Implementasi Konstruksi Instalasi - Tes Plan - Program - Dokumentasi - Rencana konversi - Rencana pelatihan

23 III. PENDEKATAN PENGEMBANGAN SPK
Dalam mengembangkan SPK dikenal 2 (dua) pendekatan perancangan : 1. Perancangan Iteratif 2. Perancangan dengan pendekatan analisis sistem Perancangan Iteratif Suatu hasil rancangan SPK harus mempunyai kemungkinan untuk diubah secara mudah dan cepat.

24 III. PENDEKATAN PENGEMBANGAN SPK
Dalam perancangan iteratif, tahapan umum pengembangan sistem seperti analisis, desain, dan implementasi dikombinasikan menjadi satu langkah tunggal yang dilaksanakan secara berulang. Rinciannya sbb : 1. Identifikasi masalah utama Pengambil keputusan atau user bersama-sama dengan perencana (builder), merumuskan persoalan yang dianggap paling penting untuk dipecahkan. 062130

25 III. PENDEKATAN PENGEMBANGAN SPK
2. Pengembangan sistem inti Berdasarkan hasil perumusan tahap satu, maka dikembangkanlah sistem inti yang bertujuan untuk memecahkan persoalan dimaksud 3. Pemeliharaan secara berkala 4. Evaluasi sistem secara terus menerus Evaluasi di sini harus dititik beratkan pada nilai guna sistem terhadap kebutuhan pengambilan keputusan. 062130

26 III. PENDEKATAN PENGEMBANGAN SPK
Proses di atas harus dilakukan berulang sampai akhirnya diperoleh suatu sistem yang relatif sempurna. Perancangan dan pengembangan dengan cara ini memberikan beberapa keuntungan diantaranya : a. Waktu pengembangan yang pendek b. Waktu umpan balik dari pemakai yang singkat c. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pemakai dalam memanfaatkan semua fasilitas 062130

27 III. PENDEKATAN PENGEMBANGAN SPK
Adapun kerugian dari perancangan ini : a. Tidak dikuasainya pengertian yang menyeluruh dari sistem yang dirancang b. Tidak lengkapnya deskripsi dari kebutuhan informasi bisnis c. Sulit melaksanakan pengembangan d. Sering kali sistem yang dirancang belum teruji dengan baik. 062130

28 III. PENDEKATAN PENGEMBANGAN SPK
Pendekatan Analisis Sistem Perancangan SPK dengan pendekatan analisis sistem dimaksud untuk dapat mengidentifikasi kebutuhan pengambil keputusan dan menyesuaikan kebutuhan tersebut dengan kemampuan dari ketiga tingkatan teknologi SPK yang ada. Pendekatan ini didasarkan atas empat entitas yang dikenal dengan ROMC, yaitu Representasi, Operasi, Bantuan Memori, dan Mekanisme Kontrol. 062130

29 III. PENDEKATAN PENGEMBANGAN SPK
Representasi Proses pengambilan keputusan pada umumnya terjadi dalam konteks konseptualisasi informasi yang digunakan dalam kegiatan tsb. Konseptualisasi tsb dapat dijabarkan dalam bentuk peta, gambar, grafik, tabel, angka-angka, dll. Representasi fisik akan menjadi penting bila pengambil keputusan hendak mengkomunikasikan berbagai aspek keputusan pada pihak lain. 062130

30 III. PENDEKATAN PENGEMBANGAN SPK
Operasi Pemahaman konsep pengambilan keputusan (intelegensi, desain, pemilihan, dan implementasi) merupakan langkah-langkah utama yang akan diterapkan pada SPK. Secara terinci diuraikan di dalam Tabel. Bantuan Memori Ada beberapa bantuan memori yang dapat disediakan oleh suatu SPK untuk mendukung penggunaan representasi dan operasi, yaitu : a. Basis data dari sumber internal & eksternal organisasi. 062130

31 TAHAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN
LANGKAH-LANGKAH OPERASI Intelegensia Pengumpulan Data Indentifikasi Tujuan Diagnosa permasalah Validasi data DESAIN Pengumpulan data Mengolah data Manipulasi data Memasukkan resiko atau nilai dalam alternatif Membangkitkan alternatif Kualifikasi tujuan Membuat laporan CHOICE Membangkitkan statistik pada alternatif Mensimulasikan hasil dari tiap alternatif Menjelaskan alternatif Memilih alternatif terbaik Menjelaskan hasil pemilihan 062130

32 III. PENDEKATAN PENGEMBANGAN SPK
b. Pandangan database, yaitu bantuan memori yang berisi spesifikasi pembagian atau pengelompokkan data, agregasi dan sub-kumpulan data c. Ruang kerja, untuk menampilkan representasi dan melindungi hasil sementara yang didapat dari operasi d. Perpustakaan, untuk menyimpan isi ruang kerja bagi pemakai berikutnya e. Penghubung, untuk menghubungkan data dari sebuah ruang kerja atau perpustakaan yang dibutuhkan sbg referensi pada saat dioperasikan pada ruang kerja lain. 062130

33 III. PENDEKATAN PENGEMBANGAN SPK
f. Pemicu, untuk mengingatkan seorang pengambil keputusan bahwa beberapa operasi perlu dilaksanakan. g. Profil untuk menyimpan data status data standar Mekanisme Kontrol Representasi, operasi, dan bantuan memori suatu SPK dimaksud untuk mendukung berbagai variasi jenis keputusan. Sedangkan mekanisme kontrol dimaksud untuk membantu pengambil keputusan dalam menggunakan representasi, operasi, dan bantuan memori atas dasar gaya, keterampilan, dan pengetahuan yang dimilikinya. 062130

34 III. PENDEKATAN PENGEMBANGAN SPK
Berbagai jenis mekanisme kontrol : a. Peralatan hardware dan software baik yang sudah tersedia maupun yang dibuat oleh perancang seperti tombol fungsi atau menu untuk operasi pemilihan b. Bantuan untuk mendukung latihan dan penjelasan tentang penggunaan dan pengendalian SPK seperti pesan-pesan kesalahan, perintah bantuan, dan informasi yang dapat dibuka setiap saat serta metode latihan yang dapat memudahkan pemahaman. 062130

35 III. PENDEKATAN PENGEMBANGAN SPK
c. Bantuan memungkinkan kombinasi operasi yang terkait dengan satu atau beberapa representasi dalam prosedur. Contoh : bahasa pengembangan prosedur untuk dapat mengkombinasikan operasi SPK dengan menggunakan teknik kontrol bahasa pemrograman standar. d. Operasi yang membantu pengambil keputusan mengubah hasil operasi lain, seperti kemampuan untuk mengubah hasil simulasi model 062130

36 III. PENDEKATAN PENGEMBANGAN SPK
e. Operasi untuk mengubah nilai standar SPK. Contoh jika SPK menyediakan operasi yg secara otomatis dapat membuat grafik dengan skala standar, maka melalui operasi ini memungkinkan untuk mengubah skalanya. 062130

37 IV. ARSITEKTUR SPK Fungsi-fungsi yang diperlukan oleh setiap SPK adalah dialog, database, dan pemodelan. Demi penyederhanaan proses pengembangan, pemeliharaan, dan pemakaian ulang perangkat lunak, akan lebih efektif jika diadakan pemisahan antara ketiga fungsi tersebut daripada menyatukannya. Namun untuk itu diperlukan mekanisme untuk kembali meng- integrasikannya.

38 IV. ARSITEKTUR SPK Integrasi komponen SPK secara efektif ditinjau dari segi penggunaan (usebility), biaya, performansi, kemampuan beradaptasi (adap- tibility), dan kemampuan untuk diandalkan (reliability) adalah penting. Jadi arsitektur SPK bertujuan untuk mengin- tegrasikan komponen-komponen SPK agar penggunaan, biaya, performansi, kemampuan beradaptasi, dan kehadalannya lebih efektif. 062130

39 1. Arsitektur jaringan (Network) 2. Arsitektur jembatan (Bridge)
IV. ARSITEKTUR SPK Arsitektur SPK : 1. Arsitektur jaringan (Network) 2. Arsitektur jembatan (Bridge) 3. Arsitektur berlapis (Sandwich) 4. Arsitektur menara (Tower) 062130

40 ARSITEKTUR JARINGAN Arsitektur jaringan merupakan pendekatan integrasi komponen SPK yang paling efektif, bertujuan memungkinkan komponen dialog, dan pemodelan yg berbeda untuk membagi data dan memudahkan penambahan komponen baru. Arsitektur jaringan dirancang untuk menggabungkan komponen-komponen yang dikembangkan kelompok yang berbeda, pada waktu yang berbeda, bahasa pemrograman berbeda, dan lingkungan operasi yang berbeda. 062130

41 ARSITEKTUR JARINGAN DC DC DCI DCI MC MC MC CIM MCI MCI MCI DBC DBC DBC
CIM : Component Interface Manager MC : Modeling Component DC : Dialog Component MCI : Modeling Component Interface DCI : Dialog Component Interface DBC : Database Component Gambar : Arsitektur Jaringan 062130

42 ARSITEKTUR JARINGAN Jaringan SPK mengintegrasikan komponen- komponen dialog, pemodelan, dan database melalui komponen interface. Untuk setiap komponen dialog atau pemodelan terdapat sebuah interface. 062130

43 ARSITEKTUR JEMBATAN (BRIDGE)
Arsitektur jembatan berfungsi mengintegrasikan komponen-komponen dialog, pemodelan, dan database melalui komponen interface bersama (pemersatu) yang disebut komponen jembatan (bridge komponen). Arsitektur jembatan menyediakan sebuah/se- kumpulan interface standar, untuk menginte- grasikan komponen lokal dan komponen ter- bagi. Untuk itu dalam pengembangan SPK, perancangan komponennya harus disesuaikan dengan interface yang digunakan. 062130

44 ARSITEKTUR JEMBATAN (BRIDGE)
DCL MCL DCL DBCL BC MCs DBCs MCs DBCs MCs MC : Modeling Component DC : Dialog Component DBC : Database Component Gambar : Arsitektur Jembatan 062130

45 ARSITEKTUR BERLAPIS (SANDWICH)
Arsitektur berlapis bertujuan utk menginte- grasikan komponen dialog, pemodelan, dan database dengan menggunakan komponen dialog dan database tunggal dengan berbagai macam komponen pemodelan. Setiap komponen pemodelan sama-sama menggunakan komponen dialog dan database yang sama. Pada arsitektur berlapis harus ada standar dan interface kontrol. 062130

46 ARSITEKTUR BERLAPIS (SANDWICH) Gambar : Arsitektur Berlapis
Dialog Component MCA MCB MCC Modeling Component Database Component Gambar : Arsitektur Berlapis 062130

47 ARSITEKTUR MENARA Arsitektur menara bertujuan utk mengintegrasikan komponen dialog, pemodelan, dan database dengan menyediakan komponen yg bersifat moduler dan fleksibel guna mendukung bermacam peralatan perangkat keras dari sumber data. Arsitektur menara hanya terdapat komponen dialog dan database tunggal dalam sebuah SPK khusus (spesifik). Pada arsitektur menara, untuk mendukung berbagai macam peralatan interface dan bermacam sumber database maka komponen dialog dan database masing-masing dibagi ke dalam dua bagian. 062130

48 Dialog Output/Input Construction Gambar : Arsitektur Menara
Device Device Device Dialog Device Driver Dialog Component Dialog Output/Input Construction Modeling Component MCA MCB MCC DSS Data Base Databese Component Extraction System Source Database Source Database Gambar : Arsitektur Menara 062130

49 Informasi yang benar-benar dibutuhkan eksekutif

50 PENGENALAN Eksekutif memiliki makna kedudukan seseorang yang telah menduduki jabatan tertentu dalam suatu organisasi atau perusahaan sehingga dengan kedudukannya orang tersebut terlibat dalam memutuskan roda atau jalannya organisasi atau perusahaan. Eksekutif berperan dalam menentukan strategi suatu organisasi atau perusahaan. Karena semakin berkembang dan luasnya tugas - tugas yang harus dikerjakan oleh seorang eksekutif maka diperlukan suatu sistem yang secara khusus dapat membantu kerja seorang eksekuif. Sistem tersebut disebut dengan EIS (Executive Information System) dan ESS (Executive Support System ).

51 PERANAN SISTEM INFORMASI
Sistem Informasi Eksekutif ialah sistem yang menyediakan informasi bagi eksekuif mengenai kinerja keseluruhan perusahaan yang merupakan salah satu kebutuhan utama dalam suatu organisasi, khususnya menengah dan besar, dimana para eksekutif membutuhkan informasi yang telah tersaring dari level manajemen di bawahnya. Maksud dari kata tersaring di sini adalah infomasi yang diberikan kepada para eksekutif adalah informasi yang penting dan benar-benar dibutuhkan bagi mereka (tepat dan relevan), informasi tersaji secara cepat, akurat dan valid sehingga menunjang pihak manajemen untuk pengambilan keputusan.

52 PERANAN SISTEM INFORMASI
Cara berfikir kreatif dan inovatif amat diperlukan untuk menghadapi tuntutan pasar global yang berdasarkan ciri-ciri seperti : persaingan yang ketat tanpa memperhatikan batasan politik, geografi dan monopoli, hubungan ke seluruh dunia menggunakan kecanggihan komputer, teknologi informasi dan telekomunikasi, segala-galanya berubah dengan cepat dan dapat divisualisasikan berkat hasil dari otomatisasi secara besar-besaran peluang dan jangka hidup setiap produk yang diperjualbelikan menjadi semakin pendek , perubahan harga produk (baik yang siap ataupun yang mentah) perlu diawasi agar bisa memberi reaksi terhadap perubahan dengan cepat.

53 KEBUTUHAN INFORMASI

54 KEBUTUHAN INFORMASI Piramida perusahaan membagi manajemen pengambil keputusan menjadi tiga tingkatan: top manager (TM), middle manager (MM), dan lower manager (LM). Sebagai tingkatan tertinggi, jenis pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seorang TM biasanya yang bersifat strategis, dalam arti kata untuk keperluan perencanaan jangka panjang dan penentuan target-target perusahan yang harus dicapai beserta metodenya.

55 KEBUTUHAN INFORMASI Sementara MM akan menterjemahkan target strategis yang ditetapkan ke dalam periode- periode jangka menengah yang pelaksanaanya harus terbukti efisien dan efektif, terutama dalam melakukan manajemen kontrol. LM selanjutnya akan mengimplementasikannya dalam aktivitas sehari-hari sesuai dengan prosedur dan target jangka pendek yang telah ditentukan.

56 KEBUTUHAN INFORMASI Untuk menunjang manajemen dalam proses pengambilan keputusan yang berkualitas, data mengenai banyak hal diperlukan untuk diolah menjadi informasi. Karakteristik informasi yang diperlukan atau relevan untuk masing-masing level manajemen pun berbeda. Setidaknya ada 5 dimensi yang harus diperhatikan oleh para praktisi teknologi informasi yang ingin membangun sistem informasi bagi para pengambil keputusan (Wilson, 1991)

57 1. INFORMATION SOURCES Informasi yang dibutuhkan oleh seorang TM biasanya bersumber dari hal-hal yang berada di luar perusahaan (eksternal) yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi jalannya bisnis. Contohnya adalah keadaan pasar (market), kecenderungan ekonomi (trend), gejala-gejala sosial masyarakat, kedatangan para pesaing baru, kebijakan pemerintah, dan lain sebagainya.

58 1. INFORMATION SOURCES Bagi seorang MM, informasi eksternal maupun internal dibutuhkan untuk menunjang aktivitas sehari-hari. Contoh informasi dari luar perusahaan yang dibutuhkan adalah mengenai jenis-jenis bahan mentah atau bahan baku beserta kualitas dan harganya, teknologi baru penunjang penciptaan produk atau jasa, dan lain sebagainya. Sedangkan contoh informasi internal yang dibutuhkan adalah seperti stok barang di gudang, service level kepada pelanggan, dan lain sebagainya.

59 1. INFORMATION SOURCES Lain halnya dengan LM yang lebih membutuhkan informasi berkaitan dengan internal perusahaan, seperti utang pelanggan yang telat dibayar, pesanan yang belum dikirim, ketersediaan sumber daya manusia untuk produksi, dan lain sebagainya.

60 2. FREQUENCY OF DECISION Kapan saja seorang TM biasa mengambil keputusan merupakan suatu hal yang sulit diduga, karena sifatnya yang tidak teratur. Paling tidak setahun sekali seorang TM harus mengambil keputusan sehubungan dengan rencana tahunan perusahaan yang diajukan. Keputusan-keputusan lain yang biasanya dilakukan adalah jika perusahaan sedang dalam keadaan “bahaya”, sehingga keputusan mengenai langkah-langkah yang harus diambil sangat mendesak untuk ditentukan.

61 2. FREQUENCY OF DECISION Bagi MM, secara berkala (setiap bulan, tiga bulan, atau enam bulan) pertemuan biasanya dilakukan untuk mengambil keputusan sehubungan dengan rencana anggaran belanja perusahaan, evaluasi kinerja per periode, dan hal-hal lainnya. Sementara bagi seorang LM, informasi dibutuhkan setiap hari – atau bahkan setiap jam – untuk membantunya memutuskan hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas operasional sehari-hari.

62 3. TIME SCALE Skala waktu adalah seberapa jauh seorang manajer harus memonitor program-program atau pekerjaan yang diembannya. Seorang TM biasanya yang memutuskan apakah sebuah investasi baru harus dilakukan atau tidak (misalnya untuk membuat pabrik baru, membangun jaringan infrastruktur teknologi informasi, menciptakan produk-produk baru, dsb.), dan jika memang diputuskan untuk melakukannya, monitoring jangka panjang harus dilakukan semenjak proyek dimulai hingga selesai (biasanya untuk setiap proyek memerlukan waktu tahunan mulai dari ide sampai dengan implementasi).

63 3. TIME SCALE Bagi seorang MM, proyek-proyek jangka menengah menjadi hal utama yang harus dikontrol, paling tidak setiap satu bulan sekali. Sementara LM memerlukan informasi yang selalu up-to-date untuk keperluan supervisi dan kontrol kegiatan sehari-hari.

64 4. TIME HORIZON Melihat ke depan merupakan kecenderungan dan tanggung jawab TM sebagai nakhoda yang akan membawa perusahaan kepada visi yang dicanangkan. Sehingga informasi yang tersedia harus relevan dengan keperluan tersebut. Berbeda dengan MM yang cenderung melihat masa depan perusahaan dengan menggunakan kacamata perencanaan jangka pendek atau menengah dan berpegang pada kenyataan/fakta historis perusahaan di masa-masa lalu (lebih pragmatis). Sementara bagi seorang LM, data historis lebih terasa penting karena fokus kontrol yang dilakukan adalah untuk melihat apakah target yang dicanangkan telah tercapai atau tidak.

65 5. SCOPE Tidak ada batasan-batasan bagi seorang TM dalam melakukan pengambilan keputusan karena yang terpenting adalah penentuan strategi perusahaan yang tepat. Sementara keputusan-keputusan yang harus diambil oleh seorang MM maupun LM tidak boleh lepas dari kebijakan dan standard yang telah ditetapkan oleh tingkatan manajemen di atasnya.


Download ppt "Sistem Penunjang Keputusan"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google