Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Oleh : Drs. H. Mughni Labib, MSI

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Oleh : Drs. H. Mughni Labib, MSI"— Transcript presentasi:

1 Oleh : Drs. H. Mughni Labib, MSI
DAKWAH ISLAM Oleh : Drs. H. Mughni Labib, MSI

2 I. Pengertian Dakwah adalah kata dasar (masdar) dari kata kerja دَعَا - يَدْعُو yang berarti “panggilan”, “seruan” atau “ajakan”. Setiap kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah SWT. sesuai dengan garis akidah, syariah dan akhlak Islamiyah disebut “dakwah”. Kata dakwah sering dirangkai dengan kata Islam sehingga menjadi dakwah Islam atau الدّعوة الإسلامـيّة

3 Ulama berbeda pendapat dalam menetapkan hukum menyampaikan dakwah Islam itu. Ada yang menetapkannya sebagai fardu kifayah (kewajiban kolektif) dan ada pula yang menetapkannya sebagai fardu ain. Mereka mendasarkan pendapatnya pada surah Ali Imran (3) : 104. وَلْتَكُنْ مِّنكُمْ أُمَّـةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ قلى وَأُوْلـٰـۤئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung”. Q.S. Ali Imron (3) : 104

4 Kataمنكم dalam ayat ini ada yang menganggap mengandung pengertian تَبْعِيض (bagian) sehingga hukum dakwah menjadi fardu kifayah. Ada pula yang menganggapnya sebagai زَائِدَة (tambahan), sehingga hukumnya menjadi fardu ain. Tujuan utama dakwah ialah mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridoi Allah SWT. yakni dengan menyampaikan nilai-nilai yang dapat mendatangkan kebahagiaan dan kesejahteraan yang diridoi Allah SWT. sesuai dengan segi atau bidangnya masing- masing. (Ensiklopedia Islam, PT Ikhtiar Baru Van Hoeve).

5 II. Nas Al-Qur’an dan Al-Hadits Tentang Dakwah
Di samping surah Ali Imran (3) : 104 ada banyak ayat maupun hadits yang menganjurkan dakwah Islam antara lain : A. Surah An-Nahl (16) : 125 ادْعُ إِلِى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَن سَبِيْلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِين. “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” Q.S. An- Nahl (16) : 125

6 B. Surah Ali Imran (3) : 110 كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْراً لَّهُم مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ. “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” Q.S. Ali Imron (3) : 110

7 C. Surah Fussilat (41) : 33 وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلاً مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللهِ وَعَمِلَ صَالِحاً وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ. Siapakah yang lebih baik perkataannya dari pada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?". Q.S. Fussilat (41) : 33

8 D. Hadits Nabi SAW. riwayat Muslim dari Abi Hurairah
مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ اْلأَجْرِ مِثْلُ أُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذٰلِكَ مِنْ اُجُوْرِهِمْ شَيْئًا، وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ اْلإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذٰلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا. “Orang yang berdakwah (mengajak) kepada petunjuk yang benar, ia akan memperoleh pahala sepadan pahala orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun, dan orang yang mengajak kepada kesesatan, ia akan memperoleh dosa sama dengan dosa orang yang mau mengikutinya tanpa mengurangi dosa-dosa mereka sedikitpun.”

9 مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
E. Hadits Nabi SAW. riwayat Muslim dari Ibnu Mas’ud : مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ “Orang yang menunjukkan suatu kebaikan, ia akan memperoleh pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.”

10 III. Modal Dakwah Firman Allah SWT surah Al-Muddatstsir (74) : 1-7. يَا أَ يُّهَا الْمُدَّ ثِّرُ ﴿١﴾ قُمْ فَأَنذِرْ ﴿٢﴾ وَرَبَّكَ فَكَـبِّرْ ﴿٣﴾ وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ ﴿٤﴾ وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ ﴿٥﴾ وَلاَ تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُ ﴿٦﴾ وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ ﴿٧﴾ “Hai orang yang berselimut. Bangunlah, lalu berilah peringatan!. Dan Tuhanmu agungkanlah!. Dan pakaianmu bersihkanlah. Dan perbuatan dosa tinggalkanlah. Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.” QS. Al-Muddatstsir (74) : 1-7

11 Dari ayat-ayat tersebut dapat diambil pelajaran bahwa modal dakwah ada 5 (lima) : 1. Meng-Agungkan Allah تكبير الله atau وربّك فكبّر Dengan memaha-Agungkan Allah maka selain Allah maha kecil. seorang dai harus mempunyai pendirian yang kokoh, tidak mundur lantaran gangguan, cobaan, ancaman maupun rayuan. Ketika Nabi SAW. dirayu oleh orang-orang Kafir Quraisy melalui pamannya Abi Tholib dengan harta, tahta dan wanita beliau dengan tegas menjawab:

12 يَا عَمَّاه لَوْ وَضَعُوا الشَّمْسَ فِى يَمِيْنِيْ وَالْقَمَرَ فِى يَسَارِى عَلَى اَنْ اَتْرُكَ هٰذَا اْلأَمْرَ مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى يُظْهِرَهُ اللهُ اَوْ أَهْلِكَ دُوْنَهُ. “Wahai pamanku, seandainya mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku dengan maksud agar aku berhenti dari dakwah ini, maka aku tidak akan menghentikan dakwahku sampai Allah akan memberi kemenangan atau aku mati karenanya.” 2. Suci Dari Noda-noda Lahiriyah Maupun Bathiniyah وثيابك فطهّر Sebelum melakukan dakwah, seorang dai harus bercermin dahulu, sudah pantas apa belum. Apakah ada noda-noda yang harus dibersihkan dahulu, baik yang ada pada badan, pakaian bahkan hati.

13 3. Menjauhi Diri Dari Maksiyat والرّجز فاهجر
Allah SWT. mengingatkan kepada kita dalam surah Al- Baqarah (2) : 44 أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ أَنفُسَكُمْ وَأَنتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ أَفَلاَ تَعْقِلُونَ “Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?”. QS. Al-Baqarah (2) : 44

14 كَبُرَ مَقْـتاً عِندَ اللَّهِ أَنْ تَـقُولُوا مَا لاَ تَـفْعَلُونَ ﴿٣﴾
Demikian pula pada surah Ash-Shaff (61) : 2-3 يَا أَ يُّهَا الَّذِينَ آمَـنُوْا لِمَ تَـقُولُونَ مَا لاَ تَـفْعَلُونَ ﴿٢﴾ كَبُرَ مَقْـتاً عِندَ اللَّهِ أَنْ تَـقُولُوا مَا لاَ تَـفْعَلُونَ ﴿٣﴾ “Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” QS. Ash-Shaff (61) : 2-3

15 4. Ikhlas karena Allah semata ولا تَمنن تستكثر
Seorang dai dalam berdakwah betul-betul harus ikhlas, tidak pamrih, bukan ingin mendapatkan pengaruh, mencari fasilitas maupun memperoleh keuntungan. Memang ada pepatah santri : لَيْسَ بِالْمَالْ كُلُّ شَيْئٍ كَاكَالْ وَبِالْفُلُوْسْ كُلُّ شَيْئٍ لُولُوسْ Akan tetapi hal ini tidak berlaku bagi para juru dakwah.

16 اَللّهُمَّ اهْدِ قَوْمِي فَإِنَّهُمْ لاَ يَعْلَمُوْنَ
5. Sabar dan tahan uji ولربّك فاصبر Kita ingat bagaimana Nabi SAW ketika hijrah ke Thaif, dengan harapan akan mendapat sambutan dalam dakwahnya, akan tetapi justru beliau di lempari batu oleh penduduk setempat, namun beliau membalas dengan doa : اَللّهُمَّ اهْدِ قَوْمِي فَإِنَّهُمْ لاَ يَعْلَمُوْنَ “Ya Allah, berilah hidayah masyarakatku ini, karena mereka belum mengetahui”

17 كُنْ كَالشَّجَرِ يُرْمٰى بِالْحَجَرِ وَيَعُوْدُ بِالثَّمَرِ.
Sebagaimana kata pepatah : كُنْ كَالشَّجَرِ يُرْمٰى بِالْحَجَرِ وَيَعُوْدُ بِالثَّمَرِ. “Jadilah engkau seperti pohon, dilempar dengan batu, tapi mengembalikan/ menjatuhkan buah yang manis.”

18 Pencegahan Paham RADIKALISME
Disarikan oleh: Dr. H. Mohamad Roqib, M.Ag. Dosen Pascasarjana IAIN Purwokerto, Ketua FKUB Kabupaten Banyumas, serta Pengasuh Pesantren Mahasiswa An Najah Purwokerto

19 PENGERTIAN RADIKALISME
Paham yang dibuat oleh sekelompok orang yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik secara drastis dengan cara kekerasan. Paham keagamaan yang mengacu pada fondasi agama yang sangat mendasar dengan fanatisme keagamaan yang sangat tinggi, sehingga tidak jarang penganut dari paham tersebut menggunakan kekerasan kepada orang yang berbeda paham untuk mengaktualisasikan paham keagamaan yang dianut dan dipercayainya untuk diterima secara paksa.

20 INDIKATOR RADIKALISME
Truth Claim [bahwa diri dan kelompoknya yang paling benar] Menggunakan legitimasi teologis yang ekstrim Keinginan merubah dengan drastis Menggunakan paksaan dan kekerasan Biasanya berkolaborasi dengan kekuasaan [politik].

21 ALIRAN SESAT Aliran yang bertentangan dengan ajaran agama yang diakui di Indonesia. Majelis Ulama Indonesia (MUI) mencatat ada 300 lebih aliran kepercayaan yang tergolong sesat di Indonesia sampai saat ini. Namun (sjk 1995), ratusan aliran sesat tersebut biasa muncul dan menghilang sewaktu-waktu dengan menggunakan nama-nama organisasi yang berbeda-beda.

22 KRITERIA ALIRAN SESAT MENURUT MUI
Mengingkari salah satu rukun dari rukun iman yang 6 (enam), dan rukun Islam yang 5 (lima). Meyakini atau mengikuti aqidah yang tidak sesuai dengan dalil syar’i (Al Quran dan Assunnah). Meyakini turunnya wahyu setelah Al Quran. Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Al Quran. Melakukan penafsiran Al Quran yang tidak berdasarkan kaedah-kaedah tafsir.

23 Lanjutan Mengingkari kedudukan hadits Nabi sebagai sumber ajaran Islam. Menghina, melecehkan atau merendahkan para Nabi atau Rasul. Mengingkari Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul terakhir. Merubah, menambah dan atau mengurangi pokok- pokok ibadah yang telah ditetapkan oleh syariah, seperti haji tidak harus ke Baitullah, shalat fardhu tidak 5 waktu, dan sebagainya. Mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar’i, seperti mengkafirkan muslim hanya karena bukan kelompoknya

24 STRATEGI PENYEBARAN PAHAM RADIKAL DAN ALIAN SESAT
Mereka meyakini mengemban amanat suci, agung, dan rahasia untuk itu: Harus dijaga kerahasiaannya (tertutup), Eksklusif, dengan indoktrinasi yang kuat, Diawali dengan Face to face [individual], Dianjutkan dengan penggalangan dana dan anggota, Melakukan intimidasi, teror, janji imajinatif, Berusaha mempengaruhi pemerintahan.

25 ANTISIPASI PAHAM RADIKAL ALIRAN SESAT
Pemerintah dan lembaga terkait : Menyebarkan ajaran agama yang benar dan sehat (berdasar sumber ajaran yang valid/mu’tabar, melalui tokoh agama yang dapat dirunut sanadnya, transparan, dan inklusif). Melakukan pendataan, pemetaan, dan sosislaisasi tentang keber-agama-an masyarakat baik yang benar maupun menyimpang. Memberikan “peringatan dini” pada kelompok radikal dan sesat yang menyimpang dari ajaran agama. Memberikan pembinaan, agar yang menyimpang kembali ke “jalan yang lurus”.

26 CILACAP TANPA RADIKALISME DAN ALIRAN SESAT
Meski sulit, usaha menjaga daerah agar terbebas dari paham radikal dan aliran sesat diperlukan: Kekompakan ulama dan umaro’ dalam menanggulanginya. Memerankan organisasi yang jelas-jelas berpaham pluralis, toleran, terbuka, dan mendukung NKRI. Meningkatkan keadilan, kesejahteraan rakyat, dan pemerataannya. Memberikan dukungan anggaran dan kebijakan [regulasi] yang menguatkan ketiga hal di atas. Melakukan pembinaan secara kontinyu untuk memahami agama yang benar dan sehat.

27 وَ الله ُ الْـهَـادِ ى إِلَى سَــوَاءِ الـسَّــبـــِـيْــلِ
TERIMA KASIH وَ الله ُ الْـهَـادِ ى إِلَى سَــوَاءِ الـسَّــبـــِـيْــلِ


Download ppt "Oleh : Drs. H. Mughni Labib, MSI"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google