Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehWidyawati Jayadi Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
FISIOLOGI HEWAN Penerimaan Informasi dan Sensasi yang Timbul (Reseptor, Indera Mekanis dan Indera Optis)
2
Reseptor Berdasarkan Golongan
Struktur Reseptor saraf Reseptor bukan saraf Jenis Rangsang Kemoreseptor Termoreseptor Mekanoreseptor Fotoreseptor Magnetoreseptor Lokasi Sumber Rangsang Interoreseptor Eksteroreseptor
3
Mekanoreseptor pada Vertebrata
Mekanoreseptor bukan hanya dapat menerima rangsang sentuhan atau tekanan, melainkan ada yang mampu memantau panjang otot, bahkan berfungsi sebagai alat pendengaran dan organ keseimbangan (misalnya struktur dibagian dalam telinga). Contohnya ikan : Ikan memiliki indera yang disebut gurat sisi, mata, alat pedengaran dan alat pencium. Gurat sisi (linea lateralis) berfungsi mengetahui perubahan air, sehingga ikan mengetahui kedudukannya didalam air.
4
Mekanoreseptor pada Invertebrata
Proses penerimaan rangsang mekanik oleh mekanoreseptor dinamakan mekanoresepsi. Mekanisme sederhana yang diusulkan untuk menjelaskan mekanoresepsi adalah sebagai berikut: 1. Saat sel dalam keadaan istirahat, pintu ion Na+ pada membran mekanoreseptor masih dalam keadaan tertutup. 2. Rangsang mekanik yang menekan reseptor menyebabkan membran mekanoreseptor meregang. 3. Peregangan membran mekanoreseptor tersebut menimbulkan perubahan konformasi protein penyusun pintu ion Na+. 4. Pintu ion Na+ terbuka diikuti terjadinya perubahan elektrokimia yang mendepolarisasikan mekanoreseptor.
5
Invertebrata memiliki reseptor untuk menerima rangsang tekanan, suara dan gerakan.
Bahkan, insekta juga mempunyai mekanoreseptor pada permukaan tubuhnya, yang dapat memberikan informasi mengenai arah angin, orientasi tubuh saat berada dalam ruangan, serta kecepatan gerakan dan suara. Arthropoda mempunyai banyak rambut-rambut sensoris, terutama pada perhubungan atau buku-buku dari appondicesnya. Insecta mempunyai berbagai sel sensoris khusus yang bersangkutan dengan cuticulanya yang semifeksibel.
6
Photoreceptor pada Vertebrata
Struktur foto reseptor bervariasi dari yang paling sederhana berupa eye-spot (daerah sitoplasma yang peka terhadap cahaya, seperti yang terdapat pada euglena) hingga struktur yang rumit dan terorganisasi dengan baik seperti yang dimiliki. Semua reseptor bekerja menurut prinsip yang sama. Perbedaan cara kerja diantara reseptor hanya terletak pada jenis rangsang yang dapat diterimanya.
7
Sel fotoreseptor pada vertebrata mempunyai banyak lipatan dan mengandung pigmen yang umunya berupa rhodopsin. Rhodopsin akan berubah jika ada cahaya yang mengenai sel tersebut ,perubahan awal tersebut akan akan segera diikuti dengans serangkaian perubahan berikutnya yang akan mebawa sel ke keadaan terdepolarisasi. Burung dan mamalia memiliki lensa mata khas yang dapat berubah bentuk (berakomodasi) sedemikian rupa sehingga bayangan benda dapat berfokus pada retina.
8
Phonoreceptor Phonoreceptor adalah alat indra dimana gelombang-gelombang suara dalam udara atau air dirambatkan melalui cairan dan struktur padat yang kemudian mengakibatkan eksitasi impuls-impuls saraf. Umumnya alat-alat reseptor yang berfungsi untuk menerima getaran (frekuensi rendah) tidak sama dengan menerima suara (frekuensi tinggi). Reseptor getaran umumnya merupakan aliran syaraf yang khusus dari persendian-persendian, otot, atau kutikula; sedangkan phonoreceptor khusus yang akan mengaktifkan akhiran-akhiran syaraf.
9
Phonoreceptor pada Vertebrata
Pisces. Auris interna berkaitan dengan linea lateralis, bersangkutan itu didapatkan pada sel rambut dari unsur-unsur indra, dan pada aktivitas yang spontan pada syaraf-syaraf sensorisnya. Amfibi. Auris media dari katak terdiri dari membran timpani, cavum timpani dan columella. Katak dapat mendengar suara dengan nada yang rendah sampai pada nada yang tinggi, tetapi tidak dapat membedakan tinggi rendahnya nada tersebut.
10
Reptilia. Membran timpani biasanya terdapat agak masuk ke dalam dari permukaan badan dan akan membentuk meatus acusticus externus. Ular relatif tidak sensitif terhadap suara yang dirambatkan di udara, tapi akan sangat sensitif terhadap getaran yang dirambatkan di tanah. Aves. Telinga burung mirip dengan telinga reptilia, tetapi sensitivitasnya maupun kemampuannya dalam membedakan tinggi rendah nada adalah jauh lebih baik.
11
Mamalia. Koklea berbentuk melingkar-lingkar seperti spiral
Mamalia. Koklea berbentuk melingkar-lingkar seperti spiral. Manusia akan menunjukkan sensitivitas maksimum terhadap getaran pada cps dengan batas paling banyak cps. Hewan-hewan lain pada umumnya mempunyai kemampuan yang mirip dengan manusia, hanya saja thresholdnya lebih tinggi.
12
PHONORECEPTOR PADA INVERTEBRATA
Alat pendengar pada Insecta Hampir semua serangga mempunyai reseptor yang dapat merespon getaran udara dengan frekuensi lebih dari 10 KHz. Serangga mendeteksi suara-suara yang ada di udara dengan dua tipe organ sensorik, yaitu : Sensilla rambut, dan Organ-organ timpanum.
13
Alat indra pendengaran pada hewan invertebrata terestrial
Mekanoreseptor pada invertebrata, khususnya Arthopoda sangat berkembang dan biasanya berfungsi sebagai alat pendengar. Letak pendengaran pada Arthropoda beraneka, yaitu pada kaki depan (Tettigoniidae) dan pada ruas pertama abdomen (Archiidae). Fungsi alat pendengar tersebut adalah untuk alat komunikasi dengan sesama jenis atau mengenal jenis lain, terutama predatornya atau pesaingnya. Struktur alat pendengaran yang paling sederhana adalah berbentuk rambut yang halus. Kebanyakan serangga memiliki rambut-rambut tubuh yang bergetar sebagai respons terhadap gelombang suara.
14
Contohnya adalah pada beberapa jenis Ulat bulu.
Dengan rambut tubuh yang bergetar, yang dapat mendeteksi tawon predator yang berdengung, sehingga dapat memperingatkan ulat bulu terhadap bahaya.
15
Reseptor Keseimbangan
Keseimbangan merupakan kemampuan untuk mempertahankan pusat massa tubuh pada bagian yang mendasar. Sebuah sistem keseimbangan yang benar berfungsi memungkinkan manusia untuk melihat dengan jelas saat bergerak, mengidentifikasi orientasi sehubungan dengan gravitasi, menentukan arah dan kecepatan gerakan, dan membuat penyesuaian postural otomatis untuk menjaga postur dan stabilitas di berbagai kondisi dan kegiatan.
16
Reseptor Keseimbangan Pada Invertebrata
Statocyst adalah reseptor sensorik keseimbangan yang terdapat pada beberapa invertebrata akuatik termasuk Bivalvia, Cnidaria, Echinodermata, Cephalopoda, dan Crustacea. Statocyst terdiri dari struktur seperti kantung yang mengandung massa mineral (statolith) dan banyak rambut sensorik bersaraf (setae).
17
Reseptor Keseimbangan Pada Invertebrata
18
Reseptor Keseimbangan Pada Invertebrata
19
Reseptor Keseimbangan Pada Vertebrata
Keseimbangan pada vertebrata (dalam hal ini mamalia) dicapai dan dipelihara oleh satu set kompleks sistem kontrol sensorimotor yang mencakup masukan sensorik dari vision (penglihatan), proprioception (sentuhan), dan sistem vestibular (gerakan, keseimbangan, orientasi spasial) (Cook A, Shumway: 2001 dalam VEDA’s Publication).
20
Input Sensori
21
Input Sensori Dari Mata
Reseptor sensorik di retina disebut batang dan kerucut. Ketika cahaya menyentuh batang dan kerucut, mereka mengirim impuls ke otak yang memberikan petunjuk visual mengidentifikasi bagaimana seseorang berorientasi relatif terhadap objek lain. Input Sensori Dari Otot dan Sendi Informasi proprioseptif dari kulit, otot, dan sendi melibatkan reseptor sensorik yang sensitif untuk meregangkan atau mekanan jaringan sekitarnya.
22
Input Sensori Dari Organ Vestibular
Informasi sensorik tentang gerak, keseimbangan, dan orientasi spasial disediakan oleh organ vestibular, yang ada di setiap telinga yaitu utrikulus, sakulus, dan tiga kanalis semisirkularis. Utrikulus dan sakulus mendeteksi gravitasi (orientasi vertikal) dan gerakan linear. Sedangakan kanalis semisirkularis, yang mendeteksi gerakan rotasi dan diisi dengan cairan yang disebut endolymph
23
Input Sensori Dari Organ Vestibular
24
Input Sensori Dari Organ Vestibular
25
Terima Kasih
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.