Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Menentukan Main Outage & Klasifikasi Gangguan Utama

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Menentukan Main Outage & Klasifikasi Gangguan Utama"— Transcript presentasi:

1 Menentukan Main Outage & Klasifikasi Gangguan Utama
PLN P3B JB Bidang Teknik Sub Bidang Enjiniring Proteksi Pelatihan Aplikasi Software FOIS Denpasar Desember 2006

2 GANGGUAN PADA SISTEM TENAGA LISTRIK
SISTEM FAULT Suatu kejadian gangguan atau ketidaknormalan pada peralatan primer di sistem tenaga listrik yang memerlukan pemutusan PMT secara otomatis Contoh : hubungsingkat akibat petir/layangan/pohon dll Gangguan Temporer Adalah gangguan yang hilang dengan sendirinya bila PMT terbuka, misalnya sambaran petir yang menyebabkan flas over pada isolator SUTT, sedangkan isolator tidak rusak. Pada keadaan ini PMT dapat segera dimasukan kembali, secara manual atau otomatis melalui penutup balik otomatis (PBO). Gangguan Permanen Adalah gangguan yang terus ada walaupun PMT sudah terbuka, sedangkan untuk pemulihan diperlukan perbaikan . Contoh, gangguan hubungan singkat pada SUTT sebagai akibat beberapa isolator pecah.

3 GANGGUAN PADA SISTEM TENAGA LISTRIK
NON-SISTEM FAULT Suatu kejadian yang menyebabkan PMT bekerja dimana tidak terjadi gangguan pada sistem Contoh : relai bekerja sendiri karena kerusakan internal gangguan pada wiring seperti : miscontact,induksi,interferensi

4 GANGGUAN PADA SISTEM TENAGA LISTRIK
Pengelompokan Penyebab Sistem Fault Uncontrolable : Petir Hujan/Angin Gempa/Tanah labil Binatang/orang Layang layang Pekerjaan pihak lain Gangguan pada asset pihak lain

5 GANGGUAN PADA SISTEM TENAGA LISTRIK
Controlable : Transmisi : tower, konduktor, kawat tanah, sudut perlindungan petir, pentanahan tiang, isolator, ROW dll Peralatan switch gear Arrester, pmt, pms, trafo, CT, PT, isolator dll

6 GANGGUAN PADA SISTEM TENAGA LISTRIK
Pengelompokan Penyebab Non Sistem Fault Peralatan Proteksi Relai, CT, PT, wiring, ac/dc suplai, salah koordinasi dll Peralatan komunikasi Teleproteksi, media komunikasi Lingkungan binatang, kelembaban/suhu, polusi dll

7 PEMBAGIAN DAERAH PROTEKSI
PUSAT LISTRIK TRANSMISI GARDU INDUK DISTRIBUSI PM G : PMT Batas-batas jaringan tenaga listrik yang terdiri dari banyak peralatan yang berbeda jenis dan karakteristiknya secara fisik ditandai dengan pemutus tenaga (PMT)

8 PROTEKSI TRANSMISI Indikasi relai Evaluasi Gangguan Data Scada
Relai Proteksi Catu Daya (battere) Masukan besaran arus dan tegangan Transmisi Perintah buka PMT Sinyal kirim Sinyal terima Indikasi relai Data Scada Disturbance Recorder Evaluasi Gangguan

9 PERALATAN PROTEKSI Indikasi relai Data Scada Disturbance Recorder
AC SUPPLY GEN-SET, Untuk Supply Essensial Load ? DC SUPPLY 1. Charger ? 2. Battery ? PERALATAN PROTEKSI Indikasi relai Data Scada PMT PMT Disturbance Recorder AIR BLAST SF 6 Operating Mechanism ? Hydraulic Pneumatic Spring Evaluasi Gangguan

10 Menganalisa dan Mengevaluasi Gangguan
Peralatan Bantu untuk Menganalisa dan Mengevaluasi Gangguan Counter Arrester SCADA (JCC/RCC/UPD) DFR (Disturbance Fault Recorder ) Internal relai atau ekternal Telefault TWS (Travelling Wave System) Pengujian Rele menggunakan format IEEE COMTRADE (transient playback signal) Simulasi gangguan menggunakan software sesuai model sistem dan peralatan . (EMTP, MatLab, Mcad)

11 Peralatan Bantu Counter Arrester
Suatu peralatan yang dapat mendeteksi gangguan akibat sambaran petir di peralatan Gardu Induk SCADA (Supervisory Control and Data Equitition) Salah satu fasilitas dari SCADA sebagai teleinformasi adalah kemampuannya dalam merekam kejadian (event logger) di sistem secara real time. Guna Event Logger Menyusun urutan kejadian gangguan Mengetahui lamanya gangguan (fault clearing time). Mengetahui penyebab PMT trip

12 Contoh Event Logger KRONOLOGI GANGGUAN SUTT 150 KV KMJNG - DRJAT-2 TANGGAL: 10:02/09:49: R KMJNG DRJAT P1 SUPERV APPEAR 10:02/09:49: R KMJNG DRJAT CB NEW VA AUTOMATIC OPEN 10:02/09:45: I KMJNG DRJAT CB OFF-NS DIS. REAL ST OPEN 10:02/09:47: O KMJNG DRJAT CB NEW VA AUTOMATIC OPEN APP 10:02/09:54: I KMJNG DRJAT CB NEW VA AUTOMATIC CLOSED 10:02/10:00: I KMJNG DRJAT P1 SUPERV APPEAR 10:02/10:00: I KMJNG DRJAT CB NEW VA AUTOMATIC OPEN 10:02/10:00: I KMJNG DRJAT CB OFF-NS DIS. REAL ST OPEN 10:02/10:08: I KMJNG DRJAT CB NEW VA AUTOMATIC CLOSED 10:02/10:48: I KMJNG OC AUTOMATIC BEGIN 10:02/10:48: I KMJNG DRJAT CB NEW VA AUTOMATIC OPEN 10:02/10:48: I KMJNG DRJAT CB OFF-NS DIS. REAL ST OPEN 10:02/10:48: I KMJNG OC NORMAL END 10:02/10:59: R KMJNG DRJAT CB NEW VA AUTOMATIC CLOSED

13 Cara Pembacaan Event Logger
Keterangan Kolom Tanggal/waktu pencatatan record : tanggal/bulan/jam/menit/detik/milidetik Time stamping : R=RTU, I=internal komputer, O=internal komp. eksekusi operator) Nama GI yang direcord Nama bay dari GI yang direcord Kode dari fungsi yang dicatat, misalnya : P1 : protection type 1 trip (main protection, msl :distance relay, differential relay CBO : circuit breaker open CBC : circuit breaker close BRF : breaker fault AR : CB autoreclose CSP : check synchro in progress CPA : cable pressure alarm CPT : cable pressure trip TTT : teleprotection trip transmitted TTR : teleprotection trip received Penjelasan dari kode fungsi pada kolom 4 Status dari pencatatan record

14 Contoh ROS (Record of Signaling) file

15 Disturbance Fault Recorder
DFR Disturbance Fault Recorder Definisi : Suatu alat yang dapat mengukur dan merekam besaran listrik seperti arus (I), tegangan (V) (dalam bentuk osilografi) dan frekuensi (f) pada saat sebelum,selama dan setelah gangguan Prinsip Kerja : DFR akan bekerja secara real time untuk memonitor kondisi listrik dan peralatan terkait lainnya. Karena menggunakan sistem digital maka semua data dikonversikan ke bentuk digital dan disimpan di memori. Pada saat terjadi gangguan, hasil monitor tersebut akan tersimpan secara permanen dalam bentuk hasil cetakan di kertas dan data memori.

16 Disturbance Fault Recorder
DFR Disturbance Fault Recorder Manfaat DFR Mendeteksi penyebab gangguan Mengetahui lamanya gangguan (fault clearing time). Mengetahui besaran listrik seperti I,V,f. Mengetahui unjuk kerja sistem proteksi terpasang Melihat harmonik dari sistem tenaga listrik Melihat apakah CT normal/tidak (jenuh) Memastikan bahwa PMT bekerja dengan baik Dokumentasi PENGEMBANGAN DFR Time Synchronizing Master Station Monitoring Frekuensi DC Monitoring

17 DFR

18 DFR

19 Disturbance Recorder Peranan DFR dalam mengevaluasi gangguan
File rekaman gangguan yang berupa COMTRADE (Common Format for Data Exchange). Play back rekaman gangguan dari alat uji ke relay Relai IED umumnya memiliki kemampuan merekam gangguan dan file rekaman dalam file COMTRADE. File gangguan tersebut dapat diambil secara remote dari tempat lain sehingga memudahkan dalam menganalisa gangguan dari tempat lain.

20 Rekaman TWS

21 INDIKASI RELAI No Lokasi GI Bay Indikasi Relai 1 Gandul Petukangan 2
Z1 RS, OCR RS 2 IBT 1 OCR R 3 Petukangan Gandul 1 OCR 4 Gandul 2 Z1 RST 5 Kembangan Durikosambi 2 6 Durikosambi Kembangan 1 OCR, UFR island tahap 1 7 Kembangan 2 UFR island tahap 1

22 REKAMAN DAN ANALISA GANGGUAN
Langkah-langkah yang diperlukan dalam analisa gangguan adalah sebagai berikut. Pengumpulan data : Data diklasifikasi berdasarkan tingkat kepercayaan dengan hirarki sbb Hirarki-1 : DFR (Disturbance Fault Recorder) DFR & SER internal relai Rosfile SCADA Telefault TWS (Travelling Wave System) Hirarki-2 : Indikasi relai yang bekerja Annunciator Hirarki-3 : Laporan operator

23 REKAMAN DAN ANALISA GANGGUAN
Mengevaluasi Data : Setelah data dikumpulkan maka perlu dilakukan evaluasi terhadap data tersebut dalam bentuk : Menyusun urutan kejadian Mereview setelan relai - Menghitung impedansi gangguan dan membandingkan dengan setelan relai jarak - Menghitung arus gangguan dan membandingkan dengan setelan OCR/GFR Menentukan lokasi gangguan Menghitung besaran arus dan tegangan Menghitung lama gangguan Menyusun Hipotesa : membuat bbrp alternatif penyebab gangg.

24 REKAMAN DAN ANALISA GANGGUAN
Investigasi dan Pengujian Peralatan : Investigasi dan pengujian perlu dilakukan guna membuktikan Hipotesa. Point pegujian yang dilakukan adalah : Pemeriksaan visual peralatan/setting/wiring Test Individu Test fungsi Pengujian menggunakan “COMTRADE.file”

25 ANALISA GANGGUAN SUBSISTEM SAGULING
TANGGAL 26 JUNI 2002 PUKUL & WIB

26 GANGGUAN Tgl 26 Juni 2002, Pukul 01.52
SUBSISTEM 500 KV SAGULING GANGGUAN Tgl 26 Juni 2002, Pukul 01.52 CRATA A LPa & LPb D,A,N, Z2 LPa & LPb D,A,N, Z2 6 4 LPa & LPb R,2,D 6 4 BDSLN B 1 2 1 2 3 4 A CIBNG LPa: R,2,D LPa & LPb : R,2, D 1 1 2 3 2 1 3 2 B 3 4 LPa: R,2,D 1 2 3 4 5 B 8 Waktu SCADA :65 :66 :67 :68 :86 :87 :96 :97 SGLNG 7 A MTR 1 MTR 2 off ~ off ~ ~ off ~ 51G, 57 1 2 3 4

27 GANGGUAN Tgl 26 Juni 2002, Pukul 04:21
SUBSISTEM 500 KV SAGULING GANGGUAN Tgl 26 Juni 2002, Pukul 04:21 CRATA A LPa & LPb D,A,N, Z2 LPa & LPb D,A,N, Z2 5 4 LPa & LPb R,2,D 5 4 BDSLN B 1 2 1 2 3 4 A CIBNG LPa: R,2,D LPa & LPb : R,2, D 1 1 2 3 1 1 3 3 B 3 4 LPa: R,2,D 1 2 3 4 5 B SGLNG Waktu SCADA A MTR 1 MTR 2 51G, 57 off off off ~ ~ ~ ~ 1 2 3 4

28

29

30 ANALISA DFR 1. GITET. Cirata bay SUTET Saguling 1/2 (Pukul & WIB) Pada saat sebelum gangguan arus beban mengalir dari Saguling ke Cirata sedangkan pada saat terjadi gangguan terjadi pembalikan arah arus phasa R, hal ini menunjukkan bahwa lokasi gangguan terjadi di depan GITET Cirata 2. GITET. Cibinong bay SUTET Saguling 1/2 (Pukul 01.52&04.21 WIB) Pada saat sebelum gangguan arus beban mengalir dari Saguling ke Cibinong sedangkan pada saat terjadi gangguan terjadi pembalikan arah arus phasa R, hal ini menunjukkan bahwa lokasi gangguan terjadi di depan GITET Cibinong 3. GITET. Bandung Selatan bay SUTET Saguling 1/2 (Pukul & WIB) Pada saat sebelum gangguan arus beban mengalir dari Bandung Selatan ke Saguling sedangkan pada saat terjadi gangguan tidak terjadi pembalikan arah arus phasa R, hal ini menunjukkan bahwa lokasi gangguan terjadi di depan GITET Cibinong

31 ANALISA DFR 4. GITET. Saguling bay MTR 2 (Pukul 01.52 WIB)
Pada saat sebelum gangguan arus beban mengalir dari Unit 4 ke GITET Saguling yang selanjutnya pada saat terjadi gangguan tidak terjadi pembalikan arah arus phasa R, hal ini menunjukkan bahwa lokasi gangguan terjadi di depan CT 7A2 dan 7AB2 1.   5. GITET. Saguling bay MTR 1 (Pukul WIB) Pada saat sebelum gangguan arus beban mengalir dari Unit 2 ke GITET Saguling yang selanjutnya pada saat terjadi gangguan terjadi pembalikan arah arus phasa R, hal ini menunjukkan bahwa lokasi gangguan terjadi di MTR 1

32 ANALISA INDIKASI RELAI YG MUNCUL
1. GITET. Cirata bay SUTET Saguling 1. (Pukul WIB & WIB) Pada gangguan tersebut indikasi relai yang muncul di GITET Cirata adalah LPa & LPb, AN,2 sedangkan di GITET Saguling zone 1 LP dan Busbar proteksi tidak tidak bekerja, hal ini mengidikasikan bahwa gangguan bukan terjadi di SUTET Cirata-Saguling 1 dan Busbar Saguling. 2. GITET. Cirata bay SUTET Saguling 2. (Pukul WIB & WIB) Pada gangguan tersebut indikasi relai yang muncul di GITET Cirata adalah LPb, AN,2 sedangkan di GITET Saguling zone 1 LP dan Busbar proteksi tidak tidak bekerja, hal ini mengidikasikan bahwa gangguan bukan terjadi di SUTET Cirata-Saguling 2 dan Busbar Saguling. 3. GITET. Bandung Selatan bay SUTET Saguling 1/2. (Pukul WIB) Pada gangguan tersebut indikasi relai yang muncul di GITET Bandung Selatan adalah LPa, R,2, D sedangkan di GITET Saguling zone 1 LP dan Busbar proteksi tidak tidak bekerja, hal ini mengidikasikan bahwa gangguan bukan terjadi di SUTET Bandung Selatan -Saguling 1/2 dan Busbar Saguling.

33 ANALISA INDIKASI RELAI YG MUNCUL
4. GITET. Bandung Selatan bay SUTET Saguling 1/2 (Pukul WIB) Pada gangguan tersebut indikasi relai yang muncul di GITET Bandung Selatan adalah LPa, LPb, R,2, D sedangkan di GITET Saguling zone 1 LP dan Busbar proteksi tidak tidak bekerja, hal ini mengidikasikan bahwa gangguan bukan terjadi di SUTET Bandung Selatan -Saguling 1/2 dan Busbar Saguling. 5. GITET. Cibinong bay SUTET Saguling 1/2 (Pukul 01.52&04.21WIB) Pada gangguan tersebut indikasi relai yang muncul di GITET Cibinong adalah LPa, LPb, R,2, D sedangkan di GITET Saguling zone 1 LP dan Busbar proteksi tidak tidak bekerja, hal ini mengidikasikan bahwa gangguan bukan terjadi di SUTET Bandung Selatan-Saguling 1/2 dan Busbar Saguling.

34 ANALISA INDIKASI RELAI YG MUNCUL
6. GITET. Saguling bay MTR 2. (Pukul WIB) Pada gangguan tersebut indikasi relai yang muncul di sisi pembangkit adalah 57 G & 51G yang mentripkan PMT 7A2 & 7AB2 serta PMT Unit4. Dari data SCADA (gambar terlampir) PMT 7A2 & 7AB2 trip setelah semua SUTET yang terhubung ke GITET. Saguling trip, yang menunjukkan bahwa titik gangguan masih ada. 7. GITET. Saguling bay MTR 1. (Pukul WIB) Pada gangguan tersebut indikasi relai yang muncul di sisi pembangkit adalah 51G yang mentripkan PMT Unit2 sedangkan PMT 7A1 & 7AB1 di buka secara manual.

35 KESIMPULAN Dari hasil analisa DFR dan indikasi relai yang bekerja dapat disimpulkan bahwa :   - 1. Lokasi gangguan pada tanggal 26 Juni 2002 pukul & WIB bukan pada SUTET 500 kV Saguling – Cibinong 1/2, Saguling-Cirata 1/2, Saguling-Bandung Selatan 1/2 atau GITET. Saguling 2. Gangguan terjadi di lokasi MTR1 PLTA Saguling.

36 SUB SISTEM GANDUL – MUARAKARANG
ANALISA GANGGUAN SUB SISTEM GANDUL – MUARAKARANG TANGGAL 18 SEPTEMBER 2006 PUKUL 13.23

37 SUBSISTEM GANDUL MUARAKARANG
GANGGUAN SUBSISTEM GANDUL MUARAKARANG Pada hari senin tanggal 18 September 2006 pukul 13:23. WIB telah terjadi gangguan disebagian sub sistem Jakarta-tangerang (subsistem 150 kV Gandul muarakarang). Yang mengakibatkan pemadaman meluas sebesar 1200 MW di 14 Gardu Induk (Durikosambi, Petukangan, Tangerang, Tangerangbaru, Cengkareng, Grogol, Bintaro, Senayan, Budikemuliaan, Kebonsirih, Karetbaru, Kebonjeruk, Muarakarangbaru, Serpong) di sebagian wilayah Jakarta dan Tangerang tersebar

38 KRONOLOGIS GANGGUAN UPT JAKARTA SELATAN Data roosfile & Indikasi relai
DURIKOSAMBI UPT JAKBAR SENAYAN UPT JAKPUS UPT JAKARTA SELATAN SERPONG 3,4 PETUKANGAN CAWANG UPT JAKTIM BINTARO 1,2 6,7 II I LENGKONG 5,8,9 Data roosfile & Indikasi relai GANDUL 10 :23:56.09 : ggn fasa R S 13:23:56.13 : P1:Z1,RST 13:23:56.20 : CB open 13:23:57.72 : P1:OCR 13:23:57.78 : CB open 13:23:59.53 : P1:Z1, RS, OCR,RS 13:24:00.30 : CB reclose 13:24:00.39 : CB open 13:24:01.32 : CB open 13:24:04.66 : CB reclose 13:24:06.64 : CB open 1 2 3 4 5 A LEGOK B KEMANG CITRAHABITAT UPT TANGERANG KEMBANGAN UPT JAKBAR CIBINONG UPT BOGOR SURALAYA UPT BANTEN

39 KRONOLOGIS GANGGUAN UPT JAKARTA BARAT Data roosfile & Indikasi relai
ANCOL UPT JAKUT MUARAKARANG 7 6 5 4 3 8 7 6 5 4 3 2 1 A ANGKE UPT JAKARTA BARAT B NEW TANGERANG KETAPANG UPT JAKPUS KARET UPT JAKPUS GROGOL BUDIKEMULIAAN UPT JAKPUS KARETBARU UPT JAKPUS LMK TANGERANG DURIKOSAMBI KEBONJERUK 3 CENGKARENG II I PETUKANGAN UPT JAKSEL JATAKE UPT TANGERANG KEMBANGAN 1,2 NEW SENAYAN Data roosfile & Indikasi relai 13:29: : P2 : OCR 13:29: : CB open 13:29: : CB open CURUG/ CIKUPA UPT TANGERANG 2 1 B A CILEDUK GANDUL UPT JAKSEL

40 DFR PETUKANGAN ARAH GANDUL
Teg sirkit 1 Arus sirkit 1 Teg sirkit 2 Arus sirkit 2 Berbalik arah Berbalik arah Sirkit 2 trip 110 ms di sisi Petukangan saja sehingga sirkit 1 mulai memberikan kontribusi arus gangguan. Arus gangguan sirkit 2 : 14.4 kA Sirkit 1 trip 1580 ms setalah sirkit 2 trip

41 DFR IBT 1 & 2 GITET GANDUL

42 Arus gangguan sisi 150 kV = (2.32+2.36) kA * 500/150 = 15.6 kA
Kenaikan arus IBT 1 Gandul saat gangguan Kenaikan arus IBT 2 Gandul saat gangguan Arus gangguan sisi 150 kV = ( ) kA * 500/150 = 15.6 kA

43 Data DFR GI Petukangan arah Gandul :
ANALISA GANGGUAN GNDUL PKTNG 1 2 a. Sebelum gangguan Data DFR GI Petukangan arah Gandul : Kondisi Normal beban dari GNDUL ke PTKNG Gangguan fasa R dan S sirkit 2 di depan GI Petukangan arah Gandul dibuktikan dengan arus beban yang semula mengarah ke Petukangan berbalik arah ke arah Gandul. Setelah 110 ms PMT trip di Petukangan tetapi di Gandul belum trip. Pada saat gangguan sirkit 2, arus pada sirkit 1 masih ke arah petukangan (arus beban), sesaat setelah sirkit 2 trip di Petukangan saja maka sirkit 1 merasakan gangguan ke arah Gandul. PMT GI PTKNG arah GNDUL1 trip 1690 ms setelah gangguan PMT GI GNDUL arah PTKNG 2 trip 5190 ms setelah gangguan GNDUL PKTNG 1 2 b. Selama gangguan sirkit 2 GNDUL PKTNG 1 2 c. PMT GI PTKNG arah GNDUL 2 trip PKTNG GNDUL 1 2 d. PMT GI PTKNG arah GNDUL 2 trip

44 ANALISA GANGGUAN Data DFR IBT 1 dab 2 GITET Gandul : Gangguan fasa R dan S di depan Gandul dengan besar arus gangguan 15.6 kA Data Fisik Lapangan : Spacer fasa R dan S pada tower 26 s/d 34 deformasi bentuk (melengkung) Saksi lapangan di jl Singaraja Raya no 27 perumahan Bali View (posisi tower 27-28) mendengar/melihat ledakan antara fasa R-S sirkit 2

45 ANALISA GANGGUAN Kesimpulan : Gangguan di sirkit 2 Petukangan Gandul saja, sirkit 1 trip karena keterlambatan trip PMT Gandul arah Petukangan 2 menyebabkan sirkit 1 di Pertukangan arah Gandul merasakan gangguan. Proteksi utama (Distance Relay) di GI Gandul arah Petukangan 2 bekerja tetapi gagal mentripkan PMT. GI Gandul arah Petukangan 2 trip oleh pengaman cadangan lokal (OCR) Andaikan kedua sisi sirkit 2 trip oleh pengaman utama maka sirkit 1 tidak akan trip. Andaikan satu sirkit PTKNG GNDUL masih bertahan maka sistem akan diselamatkan oleh OLS PTKNG-GNDUL

46 LAIN-LAIN Hasil investigasi 23 dan 24 Sept 2006 : Maret 2006 penggantian relai distance Gandul arah Petukangan 2 belum dilakukan fuction test ke PMT Pemeliharaan bulan Juni 2006 tidak dilakukan function test. Menurut informasi aux tripping Distance Relay D60 belum diberi tegangan positip DC IBT 1 Gandul trip oleh OCR akibat implementasi setting yang tidak sesuai (setting td lama =0.3 diterapkan pada IBT 2 : 0.25, implementasi td = 0.4 belum diterapkan) KMBNG-DKSBU belum terpasang OLS

47 EVALUASI OLS PTKNG-GNDUL

48 ~ SUBSISTEM MUARAKARANG GANDUL SEBELUM GANGGUAN MKRNG (591 MW) 1187 MW
PTKNG DKSBI MKRNG (591 MW) 180 MW 416 MW 1187 MW SUBSISTEM MUARAKARANG GANDUL SEBELUM GANGGUAN GNDUL KMBNG 660 MW 710 MW 13:23:56.13 : P1:Z1,RST 13:23:56.20 : CB open 13:23:57.72 : P1:OCR 13:23:57.78 : CB open 13:23:59.53 : P1:Z1, RS, OCR,RS 13:24:00.30 : CB reclose 13:24:00.39 : CB open 13:24:01.32 : CB open 13:24:04.66 : CB reclose 13:24:06.64 : CB open 1,2 6,7 5,8,9 3,4 10 PMT 150 kV IBT 1 Trip I beban : 1440 A, 355 MW, 45 MVAR OCR, R 11. 13:29: : P2 : OCR 12. 13:29: : CB open 13. 13:29: : CB open 11,12 13 1 2

49 ~ SUBSISTEM MUARAKARANG GANDUL SETELAH PTKGN – GNDUL TRIP
MKRNG (591 MW) ~ 11. 13:29: : P2 : OCR 12. 13:29: : CB open 13. 13:29: : CB open 1187 MW 13 DKSBI 596 MW (1276A/ sirkit) PTKNG 3,4 13:23:56.13 : P1:Z1,RST 13:23:56.20 : CB open 13:23:57.72 : P1:OCR 13:23:57.78 : CB open 13:23:59.53 : P1:Z1, RS, OCR,RS 13:24:00.30 : CB reclose 13:24:00.39 : CB open 13:24:01.32 : CB open 13:24:04.66 : CB reclose 13:24:06.64 : CB open 1,2 0 MW 11,12 6,7 KMBNG 660 MW GNDUL 5,8,9 710 MW 10 PMT 150 kV IBT 1 Trip I beban : 1440 A, 355 MW, 45 MVAR OCR, R

50 ~ SKENARIO LOAD SHEDDING PETUKANGAN - GANDUL MKRNG (591 MW) 1187 MW
Setting OCR eksisting Iset : 1920A, TMS :0.55 (SI) SETTING OLS eksisting: Iset : 1920 A; CT 2000/5 Tahap I : Trf-1 PTKGN ( 42MW) 6,5s Tahap II : Trf-3 PTKGN (35MW) 6,8s Tahap III : Trf-1 Bintaro (35MW) Trf-3 Bintaro (35MW) s Trf-2 Serpong (35MW) 1187 MW DKSBI PTKNG 180 MW 1 2 416 MW (2003A) KMBNG Trip penghantar 2  OLS tahap 1(202A)  beban sirkit 1 menjadi 1801 A Beban dibawah setting OLS dan OCR 660 MW GNDUL 710 MW

51 ~ SKENARIO LOAD SHEDDING PETUKANGAN – GANDUL
(Kembangan Open dengan beban IBT maks 780 MW) ~ MKRNG (591 MW) Setting OCR Iset : 1920A, TMS :0.55 (SI) SETTING OLS : Iset : 1920 A; CT 2000/5 Tahap I : Trf-1 PTKGN ( 42MW) 6,5s Tahap II : Trf-3 PTKGN (35MW) 6,8s Tahap III : Trf-1 Bintaro (35MW) Trf-3 Bintaro (35MW) s Trf-2 Serpong (35MW) 1187 MW DKSBI PTKNG 1 2 596 MW (2871A) KMBNG Trip penghantar 2  OLS tahap 1(202A) + tahap 2 (169A)+tahap (506A) = (877A)  beban sirkit 1 menjadi 1994 A Beban di atas setting OLS dan OCR 660 MW GNDUL 780 MW Pf 0.8

52 3. OLS IBT 500/150 kV GANDUL GANDUL Tahapan: T-1=110 Mw T-2=40 Mw
Total=150 Mw GANDUL Tahapan(usulan) T-1=110 Mw T-2=70 Mw Total=180 Mw I Set OLS 1900 A Tahap-1 3det T1 40 T2 40 T3 30 Cawang 0 MW Petukangan MW Cimanggis (-60)-(-120) Kemang 110 MW Tahap-2 4 det

53 ANALISA GANGGUAN SUB SISTEM BALI 16 Oktober 2006 pukul 06:26 WITA

54 GANGGUAN SUBSISTEM BALI
Pada hari senin tanggal 16 Oktober 2006 pukul 06:26 WITA telah terjadi gangguan di sub sistem Bali yang mengakibatkan pemadaman total (black out) sub sistem Bali. Gangguan didahului oleh gangguan temporer akibat benang layang – layang jatuh pada phasa T di Tower nomor 239 SUTT Banyuwangi – Genteng sirkit 1. Sistem proteksi pada ruas yang terganggu ini berhasil reclose di kedua sisi Gardu Induk ( GI Banyuwangi dan GI Genteng ). Saat bersamaan, PMT GI Gilimanuk arah Banyuwangi 1 dan 2 trip fasa T oleh distance relay sistem 1 yang menggunakan pola blocking sedangkan distance relay sistem 2 dengan pola PUTT tidak bekerja.

55

56

57

58 No Lokasi GI Bay Indikasi Relai 1 Banyuwangi Genteng Z1 phasa C dan N, Reclose 2 Gilimanuk - 3 Aided trip, phasa C dan N, Reclose 4 Banyuwangi 1 44 phasa C dan N, Aided Trip, 86 A-1, 86 B-1. 5 Banyuwangi 2

59 Diketahui penyebab gangguan akibat benang layang – layang jatuh pada phasa T di Tower nomor 239 SUTT 150 kV Banyuwangi – Genteng sirkit 1. Telah dilakukan pengujian point to point TP (teleproteksi) fungsi blocking SKLT Gilimanuk-Banyuwangi pada tanggal 16 Oktober 2006 dengan hasil di kedua sisi sinyal kirim dan terima blocking berfungsi baik dengan waktu transfer 13 mdetik dan pada announciator muncul indikasi receive blocking. Tanggal 18 dan 19 Oktober 2006 dilakukan uji individu rele di GI Banyuwangi dan End to End Test (uji TP dari relai memakai GPS untuk mengetahui fungsi pengiriman sinyal blocking dari rele) Banyuwangi-Gilimanuk, hasil pengujian individu relai maupun end to end test masih berfungsi dengan baik sesuai hasil uji pada lampiran-5 dan lampiran-6. Tanggal 19 Oktober 2006 dilakukan uji Comtrade relai Micromho di GI Banyuwangi, pada pengujian ini tidak terjadi sinyal send blocking dari relai.

60 Lokasi gangguan pada SUTT Banyuwangi-Genteng yaitu pada tower pertama setelah tower gantry di GI Banyuwangi. Gangguan di SUTT Banyuwangi-Genteng telah clear dalam waktu 60 mdetik, akan tetapi 30 mdetik kemudian Gilimanuk arah Banyuwangi juga ikut trip. Sistem proteksi berfungsi baik berdasarkan hasil uji system proteksi secara statis (point to point TP, individual dan end to end test), sistem proteksi. Sinyal send blocking relay micromho di GI Banyuwangi arah Gilimanuk 1/2 tidak terjadi berdasarkan hasil uji dinamis (play back dengan comtrade file).

61 Gangguan di SUTT Banyuwangi-Genteng dirasakan sebagai zone-2 oleh kedua relai micromho di GI Gilimanuk arah Banyuwangi tetapi sinyal blocking yang seharusnya dikirim dari relai micromho di GI Banyuwangi arah Gilimanuk tidak ada. Hal ini menyebabkan relai micromho di GI Gilimanuk arah Banyuwangi 1/2 trip seketika. Hasil uji statis diperoleh bahwa waktu pickup zone-3 reverse (22.7 mdetik) dan waktu transmit TP (13 mdetik) sehingga jumlah waktu kirim sinyal blocking sebesar 35.7 mdetik. Waktu kirim sinyal blocking (35.7 mdetik) dari GI Banyuwangi lebih cepat dari waktu tunda zone-2 trip (tp 40 mdetik) di GI Gilimanuk sehingga seharusnya relai micromho di GI Gilimanuk arah Banyuwangi 1/2 menerima sinyal blocking sebelum waktu trip zone-2 seketika bekerja, namun demikian dari hasil uji play back dengan rekaman saat gangguan (comtrade file) diperoleh bahwa tidak muncul sinyal blocking dari relai micromho tersebut. Kinerja fungsi blocking relai micromho ini sedang dikonfirmasikan ke pabrikan relai tersebut.


Download ppt "Menentukan Main Outage & Klasifikasi Gangguan Utama"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google