Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
KEPENDUDUKAN-DEMOGRAFI
2
KEPENDUDUKAN-DEMOGRAFI
KONSEP - PENGERTIAN KEPENDUDUKAN-DEMOGRAFI
3
PENGERTIAN KEPENDUDUKAN-DEMOGRAFI
Ilmu/studi ilmiah yang mempelajari masalah kependudukan yang berhubungan dengan jumlah, komposisi, struktur, maupun perkembangan / pertumbuhannya. Jumlah = Penduduk yang mendiami suatu wilayah pada periode tertentu Komposisi = Penduduk menurut status kawin, pendidikan, pekerjaan Struktur = distribusi penduduk menurut faktor biologis, sosial, ekonomi, rumah tangga, dan budaya Pertumbuhan = fertilitas, mortalitas, migrasi
4
PENGERTIAN DEMOGRAFI (MENURUT D.J BOGUE DLM “PRINCIPLES OF DEMOGRAPHY BY SHRYOCK & SIEGEL, 1971) ILMU YG MEMPELAJARI SECARA MATEMATIK DAN STATISTIK TENTANG JUMLAH, KOMPOSISI, DAN PERSEBARAN PENDUDUK DAN PERUBAHAN- PERUBAHANNYA SEPANJANG MASA MELALUI BEKERJANYA 5 KOMPONEN, YAITU KELAHIRAN (FERTILITAS), KEMATIAN (MORTALITAS), PERKAWINAN, DAN MIGRASI SERTA MOBILITAS SOSIAL.
5
PENGERTIAN KEPENDUDUKAN
(MENURUT UU NO:10 TAHUN 1992) HAL IKHWAL YG BERKAITAN DG JUMLAH, PERSEBARAN, MOBILITAS, PENYEBARAN, KUALITAS, KONDISI KESEJAHTERAAN YG MENYANGKUT POLITIK, EKONOMI, SOSIAL, BUDAYA, AGAMA, SERTA LINGKUNGAN PENDUDUK TSB.
6
INTEGRASI VARIABEL DEMOGRAFI &
VARIABEL PEMBANGUNAN KELAHIRAN KEMATIAN MIGRASI JUMLAH PENDUDUK PERTUMBUHAN PENDUDUK KOMPOSISI PENDUDUK EKONOMI SOSIAL BUDAYA POLITIK LINGK.ALAM
7
DINAMIKA KEPENDUDUKAN
8
Latar Belakang: Dinamika penduduk merupakan hasil akhir dari kekuatan yang menambah & mengurangi penduduk (pertumbuhan alamiah) di suatu wilayah tertentu pd waktu tertentu dibandingkan dengan waktu sebelum nya Pertambahan penduduk secara alami di suatu wilayah tertentu dipengaruhi oleh jumlah kelahiran dan jumlah kematian di wilayah tsb Dinamika penduduk menyebabkan transisi demografi Dalam transisi demografi terjadi perubahan struktur penduduk (penduduk usia produktif dan non produktif)
9
KOMPONEN PERTUMBUHAN PENDUDUK
FERTILITAS MORTALITAS MIGRASI
10
Komponen pertumbuhan penduduk:
Kelahiran Kematian Migrasi (masuk dan keluar) Selisih antara kelahiran dan kematian disebut perubahan reproduktif (reproductive change) atau pertumbuhan alamiah (natural increase) Selisih antara migrasi masuk dan migrasi keluar disebut migrasi neto (net migration)
11
Pertambahan Jumlah Penduduk Alami
Perhitungan pertumbuhan penduduk yang dipengaruhi oleh kelahiran dan kematian saja Rumus : Pt = P0 + (B – D) dengan: Pt = jumlah penduduk pada tahun t P0 = jumlah penduduk pada tahun dasar (0) B = jumlah kelahiran pada jangka waktu 0 dan t D = jumlah kematian dalam jangka waktu 0 dan t
12
Pertambahan Jumlah Penduduk
Perhitungan pertumbuhan penduduk yang dipengaruhi oleh kelahiran, kematian dan migrasi (masuk dan keluar) Rumus : Pt = P0 + (B – D) + (Mm – Mk) dengan: Pt = jumlah penduduk pada tahun t P0 = jumlah penduduk pada tahun dasar (0) B = jumlah kelahiran pada jangka waktu 0 dan t D = jumlah kematian dalam jangka waktu 0 dan t Mm = jumlah migran masuk dalam jangka waktu 0 dan t Mk = jumlah migran keluar dalam jangka waktu 0 dan t
13
TRANSISI DEMOGRAFI Selama berabad-abad angka kematian mendekati angka kelahiran (sama-sama tinggi) jumlah dan pertumbuhan penduduk kecil/lambat fase I; Angka kelahiran tetap tinggi, tapi angka kematian menurun secara drastis terjadi ledakan penduduk fase II; Angka kelahiran menurun, sedangkan angka kematian sudah rendah pertumbuhan penduduk mulai terkendali tapi masih cukup besar fase III; (Indonesia?) Angka kelahiran dan kematian sama-sama sangat rendah pertambahan dan pertumbuhan penduduk sangat kecil fase IV; (negara-negara maju saat ini);
14
Konsep “Fertilitas & Mortalitas”
3 konsep yg berkaitan dengan mortalitas: Lahir hidup (live birth) Mati (death) Lahir mati (fetal death)
15
FERTILITAS dan FEKUNDITAS
FERTILITAS: Hasil reproduksi nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita atau fertilitas yang menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup. Berarti FERTILITAS: Kemampuan seorang wanita untuk melahirkan hidup seorang anak. Sedangkan Potensi seorang wanita untuk melahirkan disebut FEKUNDITAS.
16
Definisi (UN dan WHO): Mati (death): keadaan menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup Mati hanya bisa terjadi setelah terjadi kelahiran hidup Keadaan mati selalu didahului dengan keadaan hidup Tidak ada mati kalau tidak pernah ada hidup “lahir mati” tidak dimasukkan dalam mati maupun hidup
17
Lahir Mati (fetal death):
Peristiwa menghilangnya tanda-tanda kehidupan dari hasil konsepsi sebelum hasil konsepsi tersebut dikeluarkan dari rahim ibunya Lahir mati dibedakan menjadi: Stillbirth (late fetal death): kematian yang terjadi pada janin yang berusia minggu Aborsi/keguguran: kematian janin yang terjadi pada awal kehamilan
18
Lahir Hidup (live birth):
peristiwa keluarnya hasil konsepsi dari rahim seorang ibu secara lengkap tanpa memandang lamanya kehamilan dan setelah perpisahan tersebut terjadi, hasil konsepsi bernafas dan mempunyai tanda-tanda hidup lainnya, seperti denyut jantung atau gerakan-gerakan otot Masa Reproduksi (childbearing age) Masa dimana perempuan mampu melahirkan dimulai dari saat menarche hingga memasuki masa menapouse, yang disebut juga usia subur (15-49 tahun).
19
Ukuran demografi yang terkait dgn kematian
‘Rate’/’Angka’ ukuran yang menunjukkan terjadinya suatu kejadian demografis (kelahiran, kematian, migrasi) selama periode tertentu. merupakan hasil pembagian antara jumlah kejadian yang terjadi selama periode tertentu dengan jumlah penduduk yang mempunyai risiko mengalami kejadian tersebut pada periode yang sama. pembilang merupakan bagian dari penyebut penyebut disebut juga sebagai “person-years lived exposed to risk”
20
Dalam mendefinisikan angka dan rasio, harus jelas :
Kapan (waktu berlakunya ukuran/kejadian) Siapa (ukuran mengenai populasi yang mana) Apa (ukuran atas kejadian apa)
21
Indikator Fertilitas Angka Kelahiran Kasar (AKK) atau Crude Birth Rate (CBR). Angka Kelahiran Umum atau General Fertility Rate (GRR) Angka Kelahiran Spesifik atau Age Specific Fertility Rate (ASFR) Angka Kelahiran Total atau Total Fertility Rate (TFR) Net Reproductive Rate (NRR)
22
Age Specific Fertility Rate (ASFR), Indonesia, Data SP 2000
23
Indikator Mortalitas Angka Kematian Kasar (AKK) atau Crude Death Rate (CDR). Angka Kematian Bayi (AKB) Angka Kematian Balita (AKBa 0-5 tahun) Angka Kematian Anak (AKA 1-5 tahun) Angka Kematian IBU (AKI) Angka/Usia Harapan Hidup
24
Risiko kematian berbeda antara satu klpk umur dgn klpk umur lainnya, relatif lebih tinggi pd umur sangat muda dan tua grafik menyerupai huruf “U”
25
Angka Kematian Bayi di Indonesia
1967 – 2002/3 Sumber : (a) Sensus 1971, (b) Sensus 1980, © SPI 1987, (d) Sensus 1990, (e) SDKI 1991, (f) SDKI 1994, (g) SDKI 1997, (h) SDKI 2002/03
26
Angka Kematian Ibu di Indonesia
/3 Sumber: SKRT 1985/1986 SDKI 1994, 1997, 2002/3
27
Angka Harapan Hidup di Indonesia
Sumber: Hasil Sensus Penduduk
28
MASALAH KEPENDUDUKAN
29
KOMPONEN KEPENDUDUKAN
KUANTITAS PENDUDUK KUALITAS PENDUDUK DATA DAN ADM PENDUDUK MOBILITAS PENDUDUK
30
KUALITAS PENDUDUK Angka kematian bayi dan anak;
Angka kematian ibu; Kekurangan gizi; Indeks Pembangunan Manusia (IPM/HDI); Pendidikan dan angka buta huruf; Pengangguran; Kemiskinan;
31
MMR : 307/ kelahiran; IMR : 35 per 1.000; 60% penduduk hanya tamat SD atau lebih rendah; HDI peringkat ke 108 dari 177 Negara (thn 2005)
32
MASALAH LINGKUNGAN HIDUP
Areal hutan; Lahan kritis; Hutan bakau; Erosi laut; Terumbu karang; Pendangkalan sungai; Sampah; Polusi udara (emisi kendaraan bermotor); Kesesakan pemukiman; Ketersediaan air bersih; Dsb.nya
33
MOBILITAS PENDUDUK Konsenstrasi penduduk Jawa/Bali, daerah pesisir;
Urbanisasi; Transmigrasi; Migrasi ke daerah tertentu; Tenaga kerja wanita (TKW);
36
KUANTITAS PENDUDUK
37
PERKEMBANGAN PENDUDUK INDONESIA 1600 – 2000 (Periode 100 tahunan)
225.00 205.8 200.00 AKIBAT ANGKA KEMATIAN MENURUN DENGAN CEPAT PENDUDUK MENINGKAT DENGAN PESAT 175.00 150.00 125.00 100.00 75.00 40.2 50.00 18.3 10.8 14.2 25.00 0.00 1600 1700 1800 1900 2000 Sumber: Hugo, et.al (1987) Sensus, 2000 (BPS) 2 x lipat 5 x lipat
38
PDDK LIPAT DUA DLM: 70 LPP PERKEMBANGAN PENDUDUK INDONESIA 1950 - 2005
248 250.00 234 219 225.00 PENDUDUK LIPAT DUA DALAM 30 – 40 TAHUN 206 200.00 180 175.00 148 150.00 PDDK LIPAT DUA DLM: 125.00 119 70 97 100.00 TAHUN 77 LPP 75.00 50.00 25.00 0.00 1950 1961 1971 1980 1990 2000 2005 2010 2015 PROYEKSI Sumber: Hasil Sensus & Supas, BPS
39
SUMBER : BPS, BAPPENAS, UNFPA
40
ANGKA KELAHIRAN KASAR (CBR)
ANGKA KEMATIAN KASAR (CDR) SUMBER: LD-FEUI & BPS
41
PEMBANGUNAN SDM SEBAGAI PRASYARAT KEMAJUAN BANGSA
42
KUALITAS SDM DAN KEMAJUAN BANGSA
PELAYANAN SOSIAL DASAR: Pendidikan Kesehatan KB KEMAJUAN SUATU BANGSA KUALITAS SDM KEMAJUAN BANGSA DI MASA DEPAN DITENTUKAN OLEH KUALITAS SDM, DAN BUKAN OLEH MELIMPAHNYA SDA KB MEMPUNYAI PERAN PENTING DALAM PEMB. SDM KEKAYAAN SDA
43
PENDUDUK sebenarnya adalah fenomena netral
BESAR + BERKUALITAS BESAR + TIDAK BERKUALITAS MODAL PEMBANGUNAN BEBAN PEMBANGUNAN Indonesia: Penduduk besar ranking 4 IPM rendah ranking 108
44
HDI Jumlah penduduk yang besar dengan kualitas tinggi akan menjadi potensi pembangunan yang handal. Sayangnya, Indonesia, dengan penduduk yang banyak tetapi kualitasnya rendah sebagaimana ditunjukkan melalui HDI yang berada pada urutan 117 dari 175 negara. Indonesia INDONESIA MEMPUNYAI NILAI HDI RENDAH – RANKING 108 DARI 177 NEGARA (HDI Report, 2006)
45
PENGENDALIAN MASALAH KEPENDUDUKAN
TUJUAN: * MODAL BERKUALITAS BUKAN BEBAN * SUBJEK DAN OBJEK PEMBANGUNAN KEBIJAKAN (ARAHNYA DEMOGRAFI DAN PROGRAM KB)
46
DASAR: KEBIJAKAN KEPENDUDUKAN BERHUBUNGAN
DG DINAMIKA KEPENDUDUKAN, YAITU PERUBAHAN2 TERHDP TK. FERTILITAS, MORTALITAS DAN MIGRASI
47
KEBIJAKAN KEPENDUDUKAN
(PBB) “……LANGKAH2 & PROGRAM2 YG MEMBANTU TER- CAPAINYA TUJUAN2 EKONMI, SOSIAL, DEMOGRAFI, DAN TUJUAN2 UMUM LAINNYA DG JALAN MEM- PENGARUHI VARIABEL2 DEMOGRAFI YG UTAMA, YAITU BESAR & PERTUMBUHAN PENDUDUK SERTA PERUBAHAN & CIRI-CIRI DEMOGRAFINYA…….”
48
PENGERTIAN KEBIJAKAN KEPENDUDUKAN
SERINGKALI DIHUBUNGKAN DG KB DISEBUT SBG ANTI NATALIS. DI NEGARA BARAT (LIBERAL) - PEMERINTAH MENGAMBIL SIKAP TDK IKUT CAMPUR - UPAYA KB DILAKUKAN OLEH ORGANISASI MASYARAKAT DG DANA MASYARAKAT - PRAKARSA DI MULAI DIKALANGAN MASY ATAS (PENDIDIKAN, INCOME, LAP KERJA )
49
- KB DILAKUKAN OLEH PEMERINTAH & ORGANISASI
PENGETAHUAN, SIKAP & PRAKTEK KB DI MULAI DARI GOL ATAS MENENGAH BWH (BURUH/PETANI) DI NEGARA BERKEMBANG - KB DILAKUKAN OLEH PEMERINTAH & ORGANISASI MASYARAKAT - KB MERUP KEBIJAKAN MIKRO UTK KELUARGA
50
- BERSIFAT NASIONAL TERPADU/SEKTORAL
DI INDONESIA - BERSIFAT NASIONAL TERPADU/SEKTORAL - MENCAKUP SEGALA SEGI KEHIDUPAN DG SATU TUJUAN MENGENAI KEPENDUDUKAN. SEMUA KOMPONEN MEMP.ORIENTASI YG SAMA SEHINGGA MERUP SATU SISTEM, MASING2 KOMPONEN MEMP KAITAN DG KOMPONEN LAIN YG MENUJU PADA SATU SASARAN YG DITENT. YAITU FERTILITAS MORTALITAS MIGRASI
51
LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK (POPULATION GROWTH)
Rasio antara pertambahan penduduk pada periode waktu tertentu terhadap rata-rata jumlah penduduk pada periode tersebut Disebabkan oleh: kelahiran, kematian, dan migrasi Apabila migrasi = 0 (diabaikan) maka LPP = NATURAL INCREASE (PERTUMBUHAN ALAMIAH)
52
TFR SASARAN UTAMA PROGRAM KB ADALAH PENURUNAN FERTILITAS
(ANGKA KELAHIRAN) TFR (TOTAL FERTILITY RATE)
53
(TOTAL FERTILITY RATE/TFR)
ANGKA KELAHIRAN TOTAL (TOTAL FERTILITY RATE/TFR) Rata-rata jumlah anak yang akan dimiliki wanita apabila mereka mengakhiri masa suburnya dan mengalami tingkat fertilitas seperti saat ini bandingkan dengan: ANGKA KELAHIRAN TOTAL UNTUK IBU-IBU STATUS KAWIN (TOTAL MARITAL FERTILITY RATE)
54
SEJARAH PROGRAM KB
55
SEJARAH PROGRAM KB NASIONAL
Awal program fokus pada upaya pengaturan kelahiran dalam rangka peningkatan kesejahteraan Ibu dan Anak (Era 1970-an) Melembagakan dan membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (era an) Keluarga Berkualitas 2015
56
SEBELUM ORDE BARU PRO-NATALIS NEGARA BESAR = PENDUDUK BANYAK;
PENDUDUK BESAR = ASET PEMBANGUNAN; BANYAK ANAK = BANYAK REJEKI;
57
1967 Penandatangan Deklarasi Kependudukan
di Bucharest (Rumania) oleh para Pemimpin di Dunia (termasuk Presiden RI Soeharto) Era baru kebijakan kependudukan; Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN) dibentuk tahun 1968; BKKBN dibentuk tahun 1970;
58
PENDUDUK Besar + Berkualitas = Modal Pembangunan
Besar + Tidak Berkualitas = Beban Pembangunan
59
ANGKA PERTUMBUHAN PENDUDUK
2.32 % 1.98 % 1.47 %
60
PIRAMIDA PENDUDUK INDONESIA
75+ 70 - 74 65 69 60 64 55 59 50 54 45 49 40 44 35 39 30 34 25 29 20 24 15 19 10 14 5 9 4 Kelompok Umur 2 6 8 Jutaan Laki laki Perempuan 75+ 70-74 65-69 60-64 55-59 50-54 45-49 40-44 35-39 30-34 25-29 20-24 15-19 10-14 5-9 0-4 Kelompok Umur 2 4 6 8 10 12 Jutaan Laki-laki Perempuan 1971 1980 75+ 70-74 65-69 60-64 55-59 50-54 45-49 40-44 35-39 30-34 25-29 20-24 15-19 10-14 5-9 0-4 Kelompok Umur 2 4 6 8 10 12 14 Jutaan Laki-laki Perempuan 75+ 5 - 9 0 - 4 2 4 6 8 10 12 Millions Laki-laki Perempuan 1990 2000 Sumber : Sensus Penduduk
61
INDIKATOR DEMOGRAFIS PROGRAM KB
62
VARIABEL PENENTU FERTILITAS
DEMOGRAFI FERTILITAS SOSIAL EKONOMI VARIABEL LAINNYA MODERNISASI
63
PROXIMATE DETERMINANTS
(Kingsley Davis & Judith Blake, 1956) Intercourse Variables: Umur memulai hubungan kelamin Selibat permanen Lamanya berstatus kawin Abstinensi sukarela Abstinensi terpaksa Frekuensi senggama DEMOGRAFI FERTILITAS SOSIAL EKONOMI Conception Variables: 7. Infekunditas sengaja Pemakaian kontrasepsi Infekunditas tidak disengaja VARIABEL LAINNYA Gestation Variables: Mortalitas janin tidak disengaja Mortalitas janin disengaja PROXIMATE DETERMINANTS
64
DEKOMPOSISI FERTILITAS
(John Bongaarts) VARIABEL INTERCOURSE Proporsi wanita status kawin (Usia Kawin Pertama) VARIABEL KONSEPSI Menyusui (post- partum infecundability) PEMAKAIAN KONTRASEPSI VARIABEL GESTASI ABORSI Pengaruhnya lebih 90 %
65
S D K I 2 0 0 7 STAGNANT CPR = 61% TFR = 2,6 PERLU PLAN OF ACTION
PERCEPATAN PENCAPAIAN PROGRAM
66
Paling dominan, tapi bukan satu2nya
SASARAN UTAMA PROGRAM KB ADALAH PENURUNAN FERTILITAS (ANGKA KELAHIRAN) TFR (TOTAL FERTILITY RATE) Paling dominan, tapi bukan satu2nya PESERTA KB AKTIF (CONTRACEPTIVE PREVALENCE RATE) PESERTA KB BARU (NEW ACCEPTORS)
67
Total Fertility Rate (TFR) SDKI 1987 – 2007
68
PENDIDIKAN DAN KESEJAHTERAAN
FERTILITAS MENURUT PENDIDIKAN DAN KESEJAHTERAAN Pendidikan dan Indeks Kesejahteraan TFR Anak Pernah Dilahirkan Wanita 4.3 4.4 4.0 3.7 3.0 Pendidikan Tidak sekolah Tidak tamat SD Tamat SD Tidak tamat SMP Tamat SMP atau lebih 2.6 2.7 2.5 3.0 2.6 2.7 2.5 2.2 Indeks Kesejahteraan (quintile) Q1 (terendah) Q2 Q3 Q4 Q5 (tertinggi) 4.4 4.3 4.1 4.0 3.4 TOTAL 2.6 4.0 Source: SDKI,
69
85% PESERTA KB BARU: AKTIF: PUS yang baru pertama kali
menggunakan kontrasepsi atau kembali menggunakan kontrasepsi setelah kehamilan/keguguran AKTIF: PUS yang pada saat pengumpulan data sedang mempergunakan kontrasepsi Contraceptive Prevalence Rate (CPR) = Prevalensi Peserta KB 85%
70
Contraceptive Prevalence Rate (CPR) SDKI 1987 – 2007 (%)
71
DROP OUT ALASAN LAIN: INGIN ANAK: Efek samping Kegagalan 0 1
Tidak puas Tidak ada akses Alasan lain2 INGIN ANAK: 0 1 1 2 2 3 3 4 Dst
72
EFEKTIVITAS & KELANGSUNGAN SETIAP JENIS KONTRASEPSI
(1) (2) (3) MOP 100 % 99,6 % MOW IUD 98 % 91,1 % IMPLANT 99 % 97,3 % SUNTIKAN 97 % 81,6 % PIL 92 % 68,1 % KONDOM 85 % 61,2 % Sumber: (2) The Essential of Contraceptive Technology, 18th Revised Edition; (3) SDKI 2002/2003;
73
CONTRACEPTION PREVALENCE RATE (CPR)
NASIONAL 61.4 CPR PROVINSI… 73 Sumber: SDKI 2007
74
PEMAKAIAN KONTRASEPSI MENURUT METODE
5 10 15 20 25 30 Pil 13.2 % IUD 6.2 % 27.8 % Suntikan Kondom 0.9 % Implant 4.3 % Tubectomy 3.7 % Vasectomy 0.4 % 1.6 % Kalender Sanggama terputus 1.5 % Sumber: SDKI
75
PEMAKAIAN KONTRASEPSI MENURUT SUMBER PELAYANAN
70 63 % 60 50 43 % 42 % 40 28 % 30 20 15 % 8 % 10 Pemerintah Swasta Lainnya 1997 2002/03 Sumber: SDKI
76
KEINGINAN BER-KB YANG TAK TERPENUHI (FP UNMET NEED)
PUS yang sebenarnya tidak ingin punya anak lagi atau ingin menunda kelahiran anak berikutnya tetapi karena berbagai alasan tidak memakai kontrasepsi ALASAN: akses, takut efek thd kesehatan, dilarang keluarga, dll. TANTANGAN DAN PELUANG
77
“UNMET NEED” KB 15.0 12.7 % 12.5 10.6 % 9.2 % 10.0 9.1 % 8.6 % 7.5 5.0 2.5 1991 1994 1997 2002/03 2007 SURVEI DEMOGRAFI DAN KESEHATAN INDONESIA
78
UNMET NEED MENURUT PROVINSI
9.1% SDKI 2007
79
ARAH KEBIJAKAN PROGRAM KB NASIONAL
80
Rencana Pembangunan Jangka
PERPRES NO. 7 TAHUN 2005 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
81
SASARAN RPJMN 2009 INDIKATOR SASARAN LPP 1.14% ANGKA KELAHIRAN (TFR)
2.2 ANAK “UNMET-NEED” 6% KESERTAAN KB PRIA 4,5% MEDIAN KAWIN PERTAMA WANITA 21 TAHUN
82
VISI & MISI PROGRAM KELUARGA BERENCANA
82
83
KELUARGA BERENCANA UNDANG-UNDANG NO. 10/1992
UPAYA PENINGKATKAN KEPEDULIAN MASYARAKAT DALAM MEWUJUDKAN KELUARGA KECIL YANG BAHAGIA SEJAHTERA MELALUI: PENGATURAN KELAHIRAN; PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN; PENINGKATAN KETAHANAN & KESEJAHTERAAN KELUARGA 83 83
84
MENGGERAKAN PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM KB
FILOSOFI MENGGERAKAN PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM KB
85
MISI MEWUJUDKAN KELUARGA KECIL BAHAGIA DAN SEJAHTERA 85 85
86
VISI SELURUH KELUARGA IKUT KB Bina Keluarga Balita;
Bina Keluarga Remaja; Pendewasaan Usia Kawin; Pemakaian Kontrasepsi; UPPKS; Bina Keluarga Lansia; Bina Lingkungan Keluarga 86 86
87
NILAI 1. CERDAS (SMART) - Bertindak dengan cepat, tepat, efektif, dan efisien. 2. ULET (RESILIENT) - Mampu bertahan dan pulih dengan cepat dalam kondisi sulit 3. KEMITRAAN (PARTNESHIP) - Membangun jejaring dan bekerjasama dengan prinsip saling menguntungkan.
88
GRAND STRATEGY BKKBN 1. Menggerakkan dan Memberdayakan Seluruh Masyarakat dalam Program KB 2. Menata Kembali Pengelolaan Program KB 3. Memperkuat SDM Operasional Program KB 4. Meningkatkan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga Melalui Pelayanan KB 5. Meningkatkan Pembiayaan Program KB
89
PROGRAM POKOK Keluarga Berencana; Kesehatan Reproduksi Remaja;
Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga; Penguatan Kelembagaan Keluarga Kecil Berkualitas; Pengelolaan SDM Aparatur; Penyelenggaraan Pimpinan Kenegaraan dan Kepemerintahan; Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara; Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Negara
90
PROGRAM KELUARGA BERENCANA
Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi;
91
KEGIATAN POKOK PROGRAM KB & KR:
Peningk pelay keluarga miskin termasuk Askeskin Pengemb kebijakan & strategi nasional KB RS & fasilitas pelayanan rawat inap Peningk akses & kualitas pelay kontrasepsi Peningk pemakaian kontrasepsi rasional, efektif & efisien Jaminan ketersediaan alat & obat KB-KR bagi keluarga miskin & pelay swasta
92
Peningk akses informasi & pelay KB pria
Lanjutan……… Peningk akses informasi & pelay KB pria Peningk kualitas & penerimaan KB pria Pelay KB pria di tempat kerja & BP4/ KUA Kesetaraan gender dlm KB-KR Integrasi KB-KR dgn program lain Universal precaution HIV/AIDS Sosialisasi CRHTU (contrac & reproductive tecnology update) & promosi perilaku sehat reproduksi.
93
UPAYA PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2007
KELUARGA BERENCANA 1) Peningkatan pelayanan keluarga miskin, termasuk melalui Askeskin; 2) Pengembangan kebijakan dan strategi nasional KB Rumah Sakit serta Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rawat Inap; 3) Peningkatan Akses dan Kualitas pelayanan Kontrasepsi; Jaminan Ketersediaan Alat dan Obat KB-KR bagi Keluarga Miskin dan Pelayanan Swasta; Peningkatan Akses Informasi dan Pelayanan KB Pria; Peningkatan Advokasi dan KIE KHIBA. 93
94
PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
Meningkatkan pemahaman, pengetahuan, sikap dan perilaku positif remaja tentang kesehatan dan hak-hak reproduksi, guna meningkatkan derajat kesehatan reproduksinya dan mempersiapkan kehidupan berkeluarga dalam mendukung upaya peningkatan kualitas generasi mendatang;
95
PROGRAM KETAHANAN DAN PEMBERDAYAAN KELUARGA
Meningkatkan kesejahteraan dan membina ketahanan keluarga dengan memperhatikan kelompok usia penduduk berdasarkan siklus hidup, yaitu mulai janin dalam kandungan sampai dengan lanjut usia;
96
PROGRAM PENGUATAN PELEMBAGAAN KELUARGA KECIL BERKUALITAS
Membina kemandirian dan sekaligus meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan KB dan KR, serta ketahanan dan pemberdayaan keluarga, terutama yang diselenggarakan oleh institusi masyarakat di daerah perkotaan dan perdesaan;
97
PROGRAM PENGELOLAAN SDM APARATUR
Meningkatkan sistem pengelolaan dan kapasitas sumber daya manusia (SDM) aparatur sesuai dengan kebutuhan;
98
PROGRAM PENYELENGGARAAN PIMPINAN KENEGARAAN DAN KEPEMERINTAHAN
Membantu kelancaran pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan kenegaraan dan kepemerintahan;
99
PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR NEGARA
Mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi manajemen program secara efektif dan efisien
100
PROGRAM PENINGKATAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS APARATUR NEGARA
Menyempurnakan dan mengefektifkan sistem pengawasan dan audit serta sistem akuntabilitas kinerja dalam mewujudkan aparatur negara yang bersih, akuntabel, dan bebas KKN
101
TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.