Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehDjaja Widjaja Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
Membuat Obat Tradisional dan Fitofarmaka
Farmasi Kelas X
2
Membuat Obat Tradisional dan Fitofarmaka Kompetensi Dasar:
Standar Kompetensi: Membuat Obat Tradisional dan Fitofarmaka Kompetensi Dasar: Mendeskripsikan Obat Tradisional dan Fitofarmaka Membuat Sediaan Ekstrak dan Tinctura dari Campuran Bahan Alam Membuat Sediaan Ekstrak/Galenika Membuat Sediaan Obat Tradisional Melakukan Pembuatan Sediaan Fitofarmaka Kesehatan
3
Obat Tradisional dan Fitofarmaka
Permenkes RI No. 246/Menkes/Per/V/1990 Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan tersebut, yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman Kesehatan
4
Sediaan Galenik adalah hasil ekstraksi bahan atau campuran bahan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau hewan Kesehatan
5
Produksi dan Distribusi
Mendirikan Usaha Industri Obat Tradisional diperlukan izin dari Menteri Kesehatan (sekarang Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia disingkat Badan POM), sedangkan untuk mendirikan Usaha Jamu Racikan dan Usaha Jamu Gendong tidak diperlukan izin Kesehatan
6
Persyaratan Untuk Mendapatkan Izin Usaha Industri Obat Tradisional dan Industri Kecil Obat Tradisional Jenis Persyaratan Usaha Industri Obat Tradisional Usaha Industri Kecil Obat Tradisional A.Lokasi Didirikan ditempat yang bebas pencemaran dan tidak mencemari lingkungan B. Bentuk Perusahaan Dilakukan oleh Badan Hukum PT atau Koperasi Harus memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak Dilakukan oleh Perorangan, badan hukum PT atau Koperasi C. Penanggung Jawab Teknis Apoteker swarga Negara Indonesia Boleh bukan Apoteker jika hanya memproduksi Obat Tradisional rajangan, pilis, tapel dan parem D.Pedoman Cara Produksi Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) Wajib mengikuti CPOTB dan pemenuhan persyaratan telah mengikuti CPOTB dinyatakan oleh petugas yang berwenang melalui pemeriksaan setempat dan pemberian sertifikat CPOTB. Wajib mengikuti CPOTB dan pemenuhan persyaratan telah mengikuti CPOTB dinyatakan oleh petugas melalui pemeriksaan setempat dan pemberian Sertifikat CPOTB Kesehatan
7
Industri Obat Tradisional Industri Kecil Obat Tradisional
Persetujuan Prinsip Diajukan ke Badan POM RI Diajukan ke Dinas Kesehatan Propinsi tembusan Badan POM RI Izin Usaha Diajukan ke Dinas Kesehatan Propinsi setempat Tabel 16. Permohonan Persetujuan Prinsip dan Izn Usaha Industri Obat Tradisional dan Industri Kecil Obat Tradisional Kesehatan
8
Peraturan tentang Fitofarmaka dengan Permenkes RI No
Peraturan tentang Fitofarmaka dengan Permenkes RI No. 760/Menkes/Per/IX/1992 Fitofarmaka adalah sediaan obat dan OT yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya, bahan bakunya terdiri dari simplisia atau sediaan galenik yang telah memenuhi pesyaratan yang berlaku Kesehatan
9
Uji Fitofarmaka adalah uji toksisitas, uji farmakologik, experimental dan uji klinis fitofarmaka.
Uji Farmakologik experimental adalah pengujian pada hewan coba untuk memastikan khasiat fitofarmaka. Kesehatan
10
Uji Klinis adalah pengujian pada manusia untuk mengetahui atau memastikan adanya efek farmakologik, tolerabilitas, keamanan dan manfaat klinis untuk pencegahan penyakit, pengobatan penyakit atau gejala penyakit Kesehatan
11
Bahan baku fitofarmaka dapat berupa simplisia atau sediaan galenik
Bahan baku fitofarmaka harus memenuhi persyaratan yang tertera dalam Farmakope Indonesia, Ektra Farmakope Indonesia, Materia Medika Indonesia, ketentuan atau persyaratan lain yang berlaku Kesehatan
12
Ramuan (komposisi) Fitofarmaka
Terdiri dari 1 (satu) simplisia atau sediaan galenik Ramuan dapat terdiri dari beberapa simplisia/sediaan galenik dengan syarat tidak boleh lebih dari 5 (lima) simplisia/sediaan galenik Kesehatan
13
Simplisia tersebut sekurang-kurangnya telah diketahui khasiat dan keamanannya berdasarkan pengalaman
Penggunan zat kimia berkhasiat (tunggal murni) tidak diperbolehkan/dilarang dalam fitofarmaka. Kesehatan
14
Persyaratan JAMU dengan syarat sudah dilakukan uji toksisitas dan uji farmakologik eksperimental pada hewan coba FITOFARMAKA dengan syarat sudah dilakukan uji toksisitas, uji farmakologik eksperimental dan uji klinis Kesehatan
15
(www2.kompas.com. tanggal 25 November 2008)
Gambar 129. Jamu Gendong (www2.kompas.com. tanggal 25 November 2008) Kesehatan
16
Bentuk-bentuk sediaan fitofarmaka antara lain:
Sediaan oral terdiri dari serbuk, rajangan, kapsul (ekstrak), Pil (ekstrak), sirup dan sediaan terdispersi Sediaan topical terdiri dari salep/krim (ekstrak), Suppositoria (ekstrak), Linimenta (ekstrak) dan bedak. Kesehatan
17
Obat Bahan Alam Indonesia dikelompokkan menjadi : Jamu
Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Nomor: HK.00.05 tanggal 12 Mei 2004 tentang Ketentuan Pokok pengelompokan dan Penandaan Obat Bahan Alam Indonesia Obat Bahan Alam Indonesia dikelompokkan menjadi : Jamu Obat Herbal Terstandar Fitofarmaka Kesehatan
18
Jamu Kelompok Jamu harus mencantumkan logo dan tulisan “JAMU” dicetak dengan warna hitam di atas dasar warna putih atau warna lain yang menyolok kontras Logo berupa Ranting Daun terletak dalam lingkaran warna dicetak dengan warna hijau di atas dasar warna putih atau warna lain yang menyolok kontras dengan warna logo, ditempatkan pada pada bagian atas sebelah kiri dari wadah/pembungkus/brosur. Kesehatan
19
Gambar 84. Obat Tradisional Indonesia
Penandaan Bagian Depan Berat Bersih : Nama Obat Tradisional Nama Dagang TR : Nama & Alamat Pabrik Jamu Jamu Berat Bersih : Nama Obat Tradisional Nama Dagang TL : Nama & Alamat Pabrik Dan Nama & Alamat Pabrik Pemberi Lisensi Gambar 84. Obat Tradisional Indonesia Kesehatan
20
Contoh label kemasan untuk
Berat Bersih : Nama Obat Tradisional Nama Dagang TL : Nama & Alamat Pabrik Jamu Dan Nama & Alamat Pabrik Pemberi Lisensi Berat bersih : TR/TL : Gambar 86. Obat Tradisional Fitofarmaka Kesehatan
21
Obat Herbal terstandar adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinis dan bahan bakunya telah distandardisasi Kesehatan
22
Obat Herbal Terstandar
Harus mencantumkan logo dan tulisan OBAT HERBAL TERSTANDAR Logo berupa jari-jari daun (3 pasang) terletak dalam lingkaran ditempatkan pada bagian atas sebelah kiri wadah/pembungkus/brosur dicetak dengan warna hijau di atas dasar warna putih atau warna lain yang menyolok kontras dengan warna logo Kesehatan
23
Tulisan OBAT HERBAL TERSTANDAR dicetak dengan warna hitam di atas dasar warna putih atau warna lain yang menyolok kontras dengan tulisan OBAT HERBAL TERSTANDAR. Kesehatan
24
Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik bahan baku dan produk jadinya telah distandardisasi. Kesehatan
25
Fitofarmaka Mencantumkan tulisan FITOFARMAKA dengan warna hitam di atas dasar warna putih atau warna lain yang menyolok kontras Logo Jari-jari daun (yang kemudian membentuk bintang terletak dalam lingkaran) ditempatkan pada bagian atas sebelah kiri wadah /pembungkus/brosur dicetak dengan warna hijau di atas dasar putih atau warna lain yang menyolok kontras dengan warna logo. Kesehatan
26
Kesehatan
27
Kode Nomor Pendaftaran Obat Tradisional
Terdiri dari 11 digit yaitu 2 (dua) digit pertama berupa huruf dan 9 (Sembilan) digit kedua berupa angka Digit ke-1 menunjukkan obat tradisional, yaitu dilambangkan dengan huruf T Digit ke-2 menunjukkan lokasi obat tradisional tersebut diproduksi Kesehatan
28
TR , obat tradisional produksi dalam negeri
TL, obat tradisional produksi dalam negeri dengan lisensi TI , obat tradisional produksi luar negeri atau impor Kesehatan
29
BTR, obat tradisional yang berbatasan dengan obat produksi dalam negeri
BTL, obat tradisional yang berbatasan dengan obat produksi dalam negeri dengan lisensi BTI, obat tradisional yang berbatasan dengan obat produksi luar negeri atau impor Kesehatan
30
Bahan-bahan yang digunakan
Jamu harus memenuhi kriteria: aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan, klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris, memenuhi persyaratan mutu yang berlaku Kesehatan
31
Obat herbal terstandar harus memenuhi kriteria :
aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan, klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah/pra klinik, telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi, memenuhi persyaratan mutu yang berlaku Kesehatan
32
Tabel 17. Contoh Obat Herbal Terstandar
Nama Produk Bentuk Sediaan Nama Pabrik Indikasi Diabmeneer Kapsul PT.Nyonya Meneer Membantu meringankan gejala kencing manis Diapet PT. Soho Industri Pharmasi Mengurangi frekuensi buang air besar, memadatkan tinja dan menyerap racun pada penderita diare serta bukan sebagai pengganti oralit Lelap Kaplet salut selaput Membantu meringankan gangguan tidur Fitogaster Kaplet PT. Kimia Farma Membantu meredakan perut kembung Fitolac Granul Membantu memperlancar Air Susu Ibu (ASI) Glucogard PT. Phapros Tolak Angin Cairan obat dalam PT.Sido Muncul Untuk masuk angin, sakit perut, mabuk perjalanan, memelihara/menjaga daya tahan tubuh Tabel 17. Contoh Obat Herbal Terstandar Kesehatan
33
Fitofarmaka harus memenuhi syarat:
Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan, klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan uji klinik, telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi, memenuhi persyaratan mutu yang berlaku Kesehatan
34
Untuk pengobatan nyeri sendi ringan sampai sedang
Nama Produk Bentuk Sediaan Nama Pabrik Indikasi Rheumaneer Kapsul PT.Nyonya Meneer Untuk pengobatan nyeri sendi ringan sampai sedang Stimuno Kapsul dan Sirup PT. Dexa Medica Sebagai immunomodulator (pengatur sistem imun) X-gra PT. Phapros Untuk disfungsi ereksi dengan atau tanpa ejakulasi dini Tensigard Agromed Untuk menurunkan tekanan darah sistolik/diastolik pada hipertensi ringan hingga sedang Tabel 18. Contoh Fitofarmaka Kesehatan
35
Perbedaan obat tradisional dan fitofarmaka:
digunakan dalam upaya perawatan sendiri, khasiat berdasarkan pengalaman (empiris, turun temurun), tujuan penggunaan: untuk promotif (peningkatan kesehatan): sehat lelaki, jamu habis bersalin; untuk preventif (pencegahan penyakit): temulawak untuk hepatoprotektor, antioksidan, indikasi dan parameter pengujian tidak jelas, bahan baku belum terstandarisasi. digunakan dalam upaya pelayanan kesehatan formal, khasiat berdasarkan penelitian ilmiah (uji farmakologi, uji toksisitas, uji klinis), tujuan penggunaan: untuk kuratif (pengobatan penyakit): anti hipertensi, anti diabetes, indikasi dan parameter pengujian jelas, bahan baku telah terstandarisasi. Kesehatan
36
Prioritas pemilihan fitofarmaka: bahan bakunya relatif mudah diperoleh
didasarkan pada pola penyakit di Indonesia perkiraan manfaatnya terhadap penyakit tertentu cukup besar memiliki rasio risiko dan kegunaan yang menguntungkan penderita merupakan satu-satunya alternatif pengobatan Kesehatan
37
Jenis-jenis Obat Tradisional yang dikembangkan Menjadi Fitofarmaka Lampiran Permenkes RI No. 760/Menkes/Per/IX/1992 tanggal 4 September 1992 tentang daftar obat tradisional yang harus menjadi Fitofarmaka Kesehatan
38
Anti ansietas (anti cemas) Anti asma Anti diabetes (hipoglikemik)
Antelmintik Anti ansietas (anti cemas) Anti asma Anti diabetes (hipoglikemik) Anti diare Anti hepatitis kronis Anti herpes genitalis Anti hiperlipidemia Anti hipertensi Kesehatan
39
Antitusif/ekspektoransia Disentri Dispepsia (gastritis) Diuretik
Anti hipertiroidisme Anti histamine Anti inflamasi Anti kanker Anti malaria Anti TBC Antitusif/ekspektoransia Disentri Dispepsia (gastritis) Diuretik Kesehatan
40
EKSTRAKSI Ekstraksi atau penyarian adalah suatu kegiatan penarikan zat-zat yang dapat larut dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair Kesehatan
41
Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan. Kesehatan
42
Proses Ekstraksi dapat dipisahkan menjadi pembuatan serbuk, pembasahan, penyarian dan pemekatan umumnya akan bertambah baik jika permukaan serbuk simplisia yang bersentuhan dengan cairan penyari makin luas, makin halus serbuk simplisia seharusnya makin baik ekstraksinya Kesehatan
43
Tetapi tidak selalu demikian, karena ekstraksi masih tergantung juga pada sifat fisik dan kimia simplisia yang bersangkutan, simplisia yang terlalu halus menyebabkan proses ekstraksi dengan cara perkolasi menjadi sulit Kesehatan
44
Perkolasi akan berjalan baik bila ada ruang antar sel yang cukup sehingga cairan penyari dapat turun, bila serbuk terlalu halus, ruang antar sel yang merupakan jalan turunnya cairan penyari berkurang, sehingga cairan tidak dapat turun. Kesehatan
45
Serbuk yang terlalu halus juga akan mempersulit penyaringan karena butiran-butirannya akan membentuk suspensi yang sulit dipisahkan Hasil ekstraksi menjadi tidak murni lagi karena bercampur dengan partikel-partikel tersebut Berdasarkan uraian tersebut, maka diperlukan derajat halus simplisia yang tepat Kesehatan
46
Derajat halus beberapa simplisia yang diperoleh dengan percobaan berulang-ulang, contohnya:
Akar pule pandak (8/24) Buah cabe (10/24) Kulit kayu manis (18/24) Biji kola (24/34) Herba timi (34/40) Kesehatan
47
Ekstraksi dipengaruhi oleh: Derajat kehalusan serbuk
Perbedaan konsentrasi: makin besar perbedaan konsentrasi makin cepat ekstraksi Kesehatan
48
Faktor pemilihan cairan penyari: murah, mudah diperoleh,
stabil secara fisika dan kimia, bereaksi netral, tidak mudah menguap, tidak mudah terbakar, selektif dan tidak mempengaruhi zat berkhasiat Cairan penyari yang umum digunakan pada perusahaan obat tradisional adalah air, etanol atau etanol-air Kesehatan
49
Air : murah, mudah didapat, stabil, tidak mudah menguap, tidak mudah terbakar, tidak beracun dan alamiah, tetapi ada kerugian penggunaan air yaitu tidak selektif, ekstrak yang diperoleh mudah ditumbuhi kapang dan kuman, dan untuk pengeringan ekstrak akan membutuhkan waktu yang lama,menyari zat-zat lain disamping zat aktif yang pada umumnya merupakan pengganggu seperti gom, pati, protein, lemak, enzim, lendir dan lain-lain Kesehatan
50
Ekstrak air mudah ditumbuhi kapang dan kuman, untuk itu dapat ditambahkan zat pengawet seperti etanol, gliserin ataupun gula Kerugian lain air sebagai cairan penyari adalah enzim yang terlarut dengan air akan dapat menyebabkan reaksi enzimatis yang menyebabkan penurunan mutu, dan air juga dapat mempercepat proses hidrolisis Kesehatan
51
Etanol : lebih selektif, tidak beracun, netral, kapang dan kuman sulit tumbuh dalam etanol dengan konsentrasi 20%, dan waktu yang diperlukan untuk memekatkan ekstrak relatif lebih cepat Untuk meningkatkan efisiensi ekstraksi biasanya digunakan campuran etanol dan air dengan perbandingan tertentu yang diperoleh dari hasil percobaan Kesehatan
52
Cara Ekstraksi Dibedakan menjadi: maserasi, perkolasi, infundasi, dan distilasi uap Ekstraksi tersebut seringkali dapat dimodifikasi, seperti misalnya maserasi dapat disempurnakan dengan digesti Kesehatan
53
Maserasi adalah proses ekstraksi/penyarian simplisia yang menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengadukan atau pengocokan pada temperatur ruangan (kamar) Kesehatan
54
Prinsip metode ini adalah pencapaian konsentrasi pada keseimbangan,cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif Cairan penyari yang dapat digunakan adalah air, etanol, air-etanol atau pelarut lain Kesehatan
55
Keuntungan cara maserasi adalah cara pengerjaan dan peralatan yang digunakan sederhana dan mudah diusahakan Kerugian cara maserasi adalah pengerjaan lama dan penyariannya kurang sempurna. Kesehatan
56
Maserasi dilakukan dengan cara
10 bagian simplisia dengan derajat halus yang sesuai dimasukkan ke dalam bejana, kemudian ditambahkan 75 bagian cairan penyari, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil berulang-ulang diaduk Kesehatan
57
Setelah 5 hari, diserkai, ampas diperas
Ampas ditambah cairan penyari secukupnya diaduk dan diserkai sehingga diperoleh seluruh sari sebanyak 100 bagian Bejana ditutup dan dibiarkan ditempat sejuk terlindung dari pengaruh langsung cahaya selama 2 hari, kemudian endapan yang terjadi dipisahkan Kesehatan
58
Pengadukan pada cara maserasi ditujukan untuk meratakan konsentrasi larutan di luar butir serbuk simplisia sehingga dengan pengadukan tersebut tetap terjaga adanya perbedaan konsentrasi yang sekecil-kecilnya antara larutan di dalam sel dengan larutan di luar sel Hasil sari dengan cara maserasi perlu dibiarkan 2 hari untuk mengendapakan zat-zat yang tidak diperlukan tetapi ikut terlarut dalam cairan penyari Kesehatan
59
Cara maserasi ini ditujukan untuk membuat tingtur
Jika diinginkan menjadi ekstrak maka dapat dilanjutkan dengan pemekatan tingtur tersebut dengan cara penyulingan atau penguapan pada tekanan rendah dan suhu 50ºC hingga konsentrasi yang dikehendaki Kesehatan
60
Alat yang biasa digunakan yaitu alat penguap vakum berputar.
Penguapan dengan tekanan rendah menyebabkan cairan penyari akan menguap di bawah titik didihnya, sehingga waktu penguapan akan lebih cepat Alat yang biasa digunakan yaitu alat penguap vakum berputar. Kesehatan
61
Umumnya kelarutan zat aktif akan meningkat dengan peningkatan suhu
Modifikasi yang sering dilakukan terhadap cara maserasi adalah digesti, yaitu cara maserasi dengan menggunakan pemanasan lemah, yaitu pada suhu 40–50ºC Cara maserasi ini hanya dapat dilakukan untuk simplisia yang zat aktifnya tahan terhadap pemanasan Umumnya kelarutan zat aktif akan meningkat dengan peningkatan suhu Kesehatan
62
Maserasi juga dapat dimodifikasi dengan menggunakan mesin pengaduk
Proses maserasi dengan mesin pengaduk yang berputar terus menerus membuat waktu maserasi dapat dipersingkat menjadi 6 sampai dengan 24 jam Kesehatan
63
Remaserasi dapat dilakukan dengan cara cairan penyari dibagi dua
Seluruh serbuk simplisia dimaserasi dengan cairan penyari pertama Sesudah dienap tuangkan dan diperas, ampas dimaserasi lagi dengan cairan penyari yang kedua Kesehatan
64
Gambar 130. Contoh Tingtur Hasil Maserasi
( Tanggal 25 November 2008) Kesehatan
65
Perkolasi Perkolasi adalah ekstraksi dengan mengalirkan cairan penyari yang selalu baru melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi sampai sempurna, umumnya dilakukan pada suhu ruang Prinsip perkolasi adalah serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu bejana silinder, yang bagian bawahnya diberi sekat berpori, cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut Kesehatan
66
Tahapan Penyarian terdiri dari tahap pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya (penetesan atau penampungan ekstrak) secara terus menerus sampai diperoleh ekstrak yang jumlahnya 1 sampai 5 kali bahan Kesehatan
67
Kelebihan cara perkolasi:
aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkatkan derajat perbedaan konsentrasi Kesehatan
68
Alat perkolasi disebut perkolator
Cairan yang digunakan untuk menyari disebut cairan penyari atau menstrum Larutan zat aktif yang keluar dari perkolator disebut sari atau perkolat Kesehatan
69
Bentuk perkolator ada 3 macam yaitu: perkolator berbentuk tabung Paruh
Corong Pemilihan bentuk perkolator: Tergantung pada jenis serbuk simplisia yang akan disari Ukuran perkolator tergantung jumlah bahan yang akan disari tidak lebih dari ⅔ tinggi perkolator Kesehatan
70
Cara Perkolasi: Membasahi 10 bagian simplisia atau campuran simplisia dengan derajat halus yang sesuai menggunakan 2,5-5 bagian cairan penyari Campuran dimasukkan dalam bejana tertutup sekurang-kurangnya selama 3 jam Selama 24 jam sambil cairan penyari dibiarkan menetes dengan kecepatan 1mL/s Kesehatan
71
Kemudian cairan penyari ditambah berulang-ulang
Hasil akhir perkolasi dapat dilakukan dengan pemeriksaan zat aktif secara kualitatif pada perkolat terakhir Kesehatan
72
Infundasi Infundasi adalah proses ekstraksi yang pada umumnya digunakan untuk menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dari bahan nabati Ekstraksi ini menghasilkan ekstrak yang tidak stabil dan mudah ditumbuhi kapang dan kuman, sehingga tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam Kesehatan
73
Infus dibuat dengan cara:
membasahi bahan bakunya dengan air 2 kali bobot bahan, untuk bunga 4 kali bobot bahan dan untuk karagen 10 kali bobot bahan bahan baku ditambah air dan dipanaskan selama 15 menit pada suhu 90–98ºC, untuk 100 bagian ekstrak diperlukan 10 bagian bahan. Kesehatan
74
Derajat kehalusan simplisia untuk infundasi, misalnya:
(2/3) misalnya untuk daun kumis kucing, daun sirih dan akar manis (3/6) untuk akar kelembak (6/8) untuk rimpang lengkuas, rimpang temu lawak dan rimpang jahe (8/24) untuk kulit kina Kesehatan
75
Proses pembuatan infusa:
Simplisia dicampur bahan dengan air secukupnya dalam sebuah panci Dipanaskan di dalam tangas air selama 15 menit, dihitung mulai temperatur di dalam panci mencapai 90ºC sambil sekali-sekali diaduk Infus diserkai pada waktu panas melalui kain flanel Ditambahkan air mendidih melalui ampasnya jika kekurangan air Kesehatan
76
Infus asam jawa dan simplisia yang berlendir tidak boleh diperas
Infus yang mengandung minyak atsiri harus diserkai dalam keadaan dingin Infus asam jawa dan simplisia yang berlendir tidak boleh diperas Infus kulit kina ditambah dengan asam sitrat sepersepuluh bobot simplisia Infus simplisia yang mengandung glikosida antrakinon ditambahkan natrium karbonat sebanyak sepersepuluh dari bobot simplisia Kesehatan
77
Pembuatan Infus Kesehatan
78
Kesehatan
79
Kesehatan
80
Modifikasi infusa dikenal dengan nama dekok yaitu infus dengan waktu yang lebih lama (≥ 30 menit ) dan temperatur sampai titik didih air Kesehatan
81
Destilasi Uap Distilasi uap digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung komponen dengan titik didih tinggi pada tekanan udara normal Prinsip distilasi uap adalah cairan penyari dididihkan sehingga menguap, uap tersebut terkondensasi dengan adanya pendingin sehingga membasahi dan merendam simplisia Ekstraksi ini dilakukan berulang kali sampai simplisia tersari sempurna Kesehatan
82
Ekstraksi Berkesinambungan
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik Alat ekstraksi dengan refluks terdiri dari labu tempat simplisia dan cairan penyari, dan pendingin balik Kesehatan
83
Proses ekstraksi: cairan penyari bersama dengan simplisia dipanaskan hingga mendidih, uap penyari akan naik ke atas, uap penyari mengembun karena didinginkan oleh pendingin balik Kesehatan
84
Contoh alat distilasi dengan pompa vakum
( . tanggal 25 November 2008) Kesehatan
85
Alat ekstraksi terdiri dari labu, tabung soxhlet dan pendingin balik
Soxhletadalah ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinyu dengan jumlah pelarut yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik Alat ekstraksi terdiri dari labu, tabung soxhlet dan pendingin balik Kesehatan
86
Karena adanya sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke labu
Proses ekstraksi:cairan penyari dalam labu dipanaskan hingga mendidih, uap cairan penyari naik ke atas melalui pipa samping, kemudian diembunkan kembali oleh pendingin tegak Cairan turun ke labu melalui tabung yang berisi serbuk simplisia melarutkan zat aktif serbuk simplisia Karena adanya sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke labu Kesehatan
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.