Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Dosen Fakultas Pertanian IPB
BUDI DAYA KELAPA SAWIT Oleh SUDIRMAN YAHYA Dosen Fakultas Pertanian IPB Bahan Kuliah
2
Tahap-tahap kegiatan Sebelum suatu lahan dibuka utk suatu perkebunan terlebih dahulu dilakukan studi kesesuaian lahan (tanah dan iklim) berdasarkan syarat-syarat lingkungan tumbuh tanaman kelapa sawit (Tabel 1). Tingkat kesesuaian atau kelas tanah menentukan tingkat penerapan teknik budidaya, biaya produksi dan proyeksi hasil (Tabel 2 dan 3)
3
Tabel 1. Kesesuaian Iklim untuk Kelapa Sawit
Uraian Norma Keterangan Suhu kisaran; rata-rata optimum 18 – 32 0 C; 24 – 28 0 C Tumbuh baik dengan selang suhu tersebut. Di atas atau di bawah selang suhu tersebut, produktivitas akan lebih rendah karena rendahnya proses asimilasi, gagalnya perkembangan bunga dan pematangan buah Kelembaban relatif (RH) > 75 % Kelembaban udara yang rendah memperlambat pertumbuhan dan pembentukan bunga,sedang pada kelembaban yang tinggi, tanaman rawan terhadap serangan penyakit
4
Uraian Norma Keterangan Rata-rata Curah Hujan Tahunan (dengan penyebaran merata) 2.000 – mm Data curah hujan bulanan dan jumlah hari hujan sangat penting karena berhubungan dengan sifat tanaman yang berbuah sepanjang tahun. Fluktuasi curah hujan secara langsung berkorelasi erat dengan fluktuasi hasil dari bulan ke bulan Intensitas Cahaya 5 – 7 jam/hari Kawasan dengan curah hujan yang terlalu tinggi, akan mengurangi intensitas cahaya, sehingga produktivitas kelapa sawit akan rendah.
5
Tabel 2. Kriteria Lahan Untuk Budidaya Kelapa Sawit menurut Kelasnya (Berdasarkan Sifat Fisik Tanah dan Iklim) Iklim & Sifat Fisik Tanah Kriteria Lahan Baik (Kelas I) Sedang (Kelas II) Kurang Baik (Kelas III) Tidak Baik (Kelas IV) Tinggi (m dpl) 0 – 400 Topografi Datar – berombak Bergelom bang Berbukit Curam Lereng (%) 0 –15 16 – 25 25 – 36 > 36
6
Klasifikasi Lahan dan Produksi
Tabel 3. Standar Jumlah dan Bobot Tandan DxP Pusat Penelitian Marihat Menurut Umur dan Kelas Lahan Umur (tahun) Klasifikasi Lahan dan Produksi I II III IV T R B S 3 21 9 16 7 14 6 2 5 4 20 17 15 13 19 10 48 8 18 25 22 12 28 11 23 30 27
7
Umur (tahun) Klasifikasi Lahan Dan Produksi I II III IV T R B S 10 12 18 30 11 17 27 16 25 15 22 20 19 9 13 14 8 23 21 7 26 24 6 28
8
Umur (tahun) Klasifikasi Lahan dan Produksi I II III IV T R B S 18 6 28 24 26 22 23 20 19 5 30 29 21 27 25 31 17 16 4 35 15 Rata-rata 9
9
Keterangan : T = Jumlah tandan/pokok/tahun RBT = Rata-rata bobot satu tandan TBS = Tandan Buah Segar (ton/ha/ tahun) Sumber : PPKS, Medan (1997).
10
BAHAN TANAMAN Kriteria bibit kelapa sawit
Kriteria bibit yang baik meliputi. Kualitas : Germinated Seed (GS) atau kecambah bersertifikat yang dikeluarkan lembaga yang dipilih pemerintah yaitu Pusat Penelitian Marihat, BPP Medan dan PT. Socfindo Indonesia karena menyediakan bibit siap salur yang superior. Hati-hati terhadap penjualan bibit yang tidak jelas asal-usulnya atau bersertifikat palsu atau bibit sapuan dari kebun produksi.
11
Varietas hibrida hasil perbanyakan secara generatif
Varietas hibrida hasil perbanyakan secara generatif. Dura x Pisifera atau Tenera Sejak tahun 1990 telah mulai diuji lapangan 16 klon sebagai varietas hasil perbanyakan secara vegetatif (melalui kultur jaringan),.
13
Tabel 4. Sumber Bibit dan Potensi Produksi Kelapa Sawit Dalam Negeri
No. Nama Sumber Benih Alamat Potensi Produksi/Thn (butir) Harga *) (Rp/butir) 1. Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS)Marihat Jl. Brigjen. Katamso 51 Kp. Baru PO. BOX 1103Medan20001 40.000 1.100 2. PT. Socfindo (Socfin Indonesia) Jl. KL. Yos Sudarso 106 Medan 20115 14.000 3. PT. London Sumatera Jl. A. Yani No. 2 Medan 20111 15.000 Jml 69.000 Keterangan : *) Harga bibit pada tahun 1997 Sumber : MMA – IPB (1997)
14
Saat ini terdapat 12 jenis alternatif bibit hasil pengembangan teknologi pembibitan yang memiliki potensi untuk dikembangkan secara komersial (Tabel 2). Pengembangan varietas unggul baik secara generatif maupun secara vegetatif telah mulai digunakan teknik bioteknologi (kultur jaringan). Produsen bibit lainnya : Sinar Mas Group, Asian Agri Group, Sampoerna Group dll.
15
Tabel 5. Deskripsi Varietas Kelapa Sawit Unggul
Umum Panen (Bulan) TBS (ton/ha/Th) OER (%) CPO PKO SP 1 30 23 – 25 23 – 26 5,8 – 6,5 0,49 SP 2 24 – 27 6,2 – 6,7 0,51 Dolok Sinumbah 23 – 24 5,5 – 6,7 0,56 Bah Jambi 22 – 24 5,8 – 6,7 Marihat 24 – 25 23 – 2 5 6,2 – 6,4 0,54 RISPA 5,3 – 5,5 La Me 27 5,3 – 5,9 0,60 Yangambi 25 – 28 0,62 SOCFIN 24 28,8 28,7 7,8 1,10 Bah Was 26– 30 25 – 30 6,2 – 7,8 - LONSUM 27,5 – 27,8 4,1–24,3 6,7 AMI 27,07 > 25 9,7 Keterangan : OER : Oil Extraction Rate Sumber : PPKS, PT. SOCFIN dan PT. LONSUM (2000)
16
PEMBIBITAN Seleksi Lokasi Pembibitan
Beberapa persyaratan yang sebaiknya dimiliki oleh calon lahan antara lain : Dekat dengan sumber air dan bebas dari banjir. Datar sampai agak bergelombang. Dekat dengan areal untuk penanaman dan mudah dijangkau Tanahnya cukup top soil, subur dan gembur. Bebas dari banjir. Letaknya berdekatan dengan sumber tenaga kerja. Perencanaan luas bibitan disesuaikan dengan rencana penanaman. Saluran air
17
Pembibitan Pendahuluan (Pre Nursery) dan Pembibitan Utama (Main Nursery)
Petakan bedengan pesemaian/pembibitan pendahuluan berukuran 8 m x 11,2 m, dalam satu satuan naungan terdapat 4 – 6 petakan. Setiap petakan memuat bibit(kecambah). Kecambah ditanam dalam kantong plastik berukuran 14 cm x 22 cm dengan tebal 0,1 mm. Sebelum kecambah ditanam kantong plastik tersebut dilubangi dengan diameter 0,5 cm sebanyak 12 lubang.
18
Tanah yang digunakan sebagai media tanam adalah tanah berasal dari lapisan atas (top soil).
Tanah tersebut terlebih dahulu disaring dengan saringan kurang lebih 1 cm. Satu hari sebelum waktu penanaman, kantong plastik yang telah berisi tanah disiram agar pada waktu penanaman dapat dipadatkan.
20
Pemeliharaan Pemeliharaan meliputi penyiraman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, penjarangan naungan. # Penyiraman dilakukan dua kali satu hari jika tidak ada hujan. # Pemupukan dengan menggunakan urea atau pupuk majemuk dengan dosis 2 g/liter air. # Setelah bibit berumur 2,5 – 3 bulan naungan perlu dihilangkan, agar bibit dapat beradaptasi. # Demikian pula seleksi di persemaian pendahuluan dimulai saat tanaman berumur 2,5 – 3 bulan.
22
Pembibitan Utama (Main Nursery)
Pekerjaan yang perlu segera dipersiapkan di pembibitan utama adalah penyediaan air untuk penyiraman, pemasangan pipa saluran air 2 – 3 bulan sebelum bibit dipindahkan ke pembibitan utama. Jarak tanam di pembibitan utama 85 cm x 85 cm x 85 cm, sistem segitiga sama sisi. Kantong plastik yang digunakan berukuran 40 cm x 50 cm dengan tebal 0,2 mm, dibuat lubang perforasi berdiameter 0,5 cm dengan jarak 5 cm x 10 cm. Tanah yang digunakan berasal dari lapisan tanah atas.
23
Persiapan Penanaman dan Menanam
Ukuran dan mutu polybag Polybag yang digunakan berwarna hitam, dengan ukuran 50 cm x 40 cm dengan ketebalan 0,2 mm. Mutu plastik untuk polybag harus yang baik, sehingga sampai dengan 12 bulan di lapangan polybag masih cukup kuat, tidak pecah untuk menahan perlakuan-perlakuan selama pemindahan bibit ke lapangan.
24
Membuat lubang polybag
Jumlah lubang pada setiap polybag 36 buah dengan diameter 0,3 cm Lubang tersusun dibuat sebagai berikut. Setiap polybag terdiri atas 3 baris lubang yang per baris terdiri 6 lubang. Jarak antar baris 10 cm dan paling bawah diambil 5 cm dari tepi bawah sehingga bila polybag dibuka dan diisi tanah, lubang terbawah menjadi lubang di dasar polybag. Jarak lubang dalam barisan 5 cm. Lubang pertama dan terakhir 5 cm dari tepi plastik.
25
Penanaman dalam kantung plastik caranya dengan membuat lubang tanam sebesar kantung plastik di pesemaian pendahuluan dengan menggunakan alat ponjo. Kantung plastik kecil diiris dengan silet pada kedua belah sisinya , dijaga agar bulatan tanah tidak pecah. Bibit beserta tanah yang dimasukkan ke dalam lubang yang telah dibuat dan ditempatkan pada posisi yang baik.
28
Pemeliharaan tanaman Penyiraman, penyiangan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit serta seleksi bibit. Penyiraman dilakukan dua kali sehari (pagi dan sore) jika curah hujan kurang dari 10 mm. Penyiangan dilakukan terhadap gulma di dalam kantong plastik dan di petakan pembibitan. Pada saat penyiangan sekaligus dilakukan penggemburan tanah. Rotasi penyiangan dilakukan dua minggu sekali.
30
Pemupukan bibit di pembibitan utama dilakukan dua minggu setelah pemindahan dari pembibitan pendahuluan. Pemberian pupuk selang dua minggu, caranya pupuk ditaburkan secara merata di atas permukaan tanah dalam kantong plastik, pupuk jangan sampai mengenai leher batang bibit. Rekomendasi pemupukan di pembibitan utama disajikan pada Tabel 6.
31
Tabel 6. Rekomendasi Pemupukan dan Pembibitan Utama K S
Umur (minggu) Dosis (gram/pohon) Total Campuran Urea RP MOP Kieserite 18, 20 1,82 1,36 0,46 5,0 22, 24, 28 3,64 2,73 0,90 10,0 30, 32, 34, 36 5,45 4,09 1,37 15,0 38, 40, 42, 44 7,27 1,83 20,0 46, 48 10,91 8,17 2,75 30,0
32
Perhitungan Kebutuhan Bahan Tanaman.
kerapatan tanaman di lapang untuk 1 ha = 136 pohon/ha sulaman 10 % , sehingga jumlah bibit diperlukan 150 pohon/ha jumlah bibit afkir di main nursery sekitar 20 % (serangan hama/penyakit, tumbuh kurang baik dan rusak dalam pengangkutan) seleksi awal pre nursery diperkirakan dalam 1 ha main nursery (pembibitan utama) menghasilkan bibit bibit. Jumlah ini diperkirakan cukup untuk 100 ha penanaman di lapangan. Pengelolaan pembibitan secara berkelompok lebih menghemat lahan dan biaya pemeliharaan daripada dilakukan sendiri-sendiri per petani.
33
Seleksi bibit Untuk mendapatkan bibit yang baik dan mengurangi biaya pemeliharaan di pembibitan utama. Bibit yang diafkir (dibuang adalah bibit yang tumbuh tegak dan kaku, sudut pelepah dengan batang kecil, pelepah muda lebih pendek dari pelepah tua, bibit tumbuh lemah, terserang penyakit dengan intensitas berat, bentuk anak daun tidak sempurna. Seleksi bibit dilakukan pada umur 4 – 8 bulan dan pada saat dipindahkan ke lapangan.
36
PERSIAPAN AREAL DAN PENANAMAN
Kegiatan terdiri atas : merintis dan mengukur, pembukaan areal, pemberantasan alang-alang, penanaman penutup tanah, pengajiran, pembuatan petakan, pembuatan lubang tanam. Bersamaan dengan kegiatan tersebut, biasanya dilakukan pembuatan jalan dan sarana penunjang lainnya.
37
a. Merintis dan mengukur
Kegiatan survei di lapangan untuk mengetahui : bentuk areal, batas-batas areal, topografi tanah, jenis vegetasi dan keadaan lapangan lainnya sebagai pedoman perencanaan kegiatan selanjutnya dalam bentuk peta yang lebih terinci daripada peta dasarnya.
38
b. Pembukaan areal Kegiatan pertama pembukaan areal adalah tebas-babat semak belukar dan pepohonan yang berdiameter < 5 cm, bertujuan membersihkan areal sehingga tahap kegiatan selanjutnya dapat dilakukan dengan lebih mudah
39
penebangan pepohonan dengan gergaji mesin (chain-shaw), gergaji tangan dan kapak.
Pemotongan batang dan perancahan dahan dan ranting Perumpukan dahan dan ranting yang telah kering. Pembakaran, kalau perlu diulang sampai 2 atau 3 kali (tidak lagi dilakukan setelah metode TANPA Bakar) Pembongkaran tunggul pohon jika perlu dan mungkin. Metode tanpa bakar : perumpukan dan bongkar tunggul secara mekanisasi (alat-alat berat dozer dan excavator).
41
c. Pemberantasan Alang-alang
Areal yang terbuka merangsang pertumbuhan alang-alang yang cepat . perlu pengendalian alang-alang sedini mungkin. secara kimiawi dengan menggunakan herbisida secara mekanis dengan menggunakan bajak dan garu. Dowpon-M dan Roundup merupakan contoh herbisida yang sering digunakan. Selang antar aplikasi masing-masing tiga minggu. Biasanya pada aplikasi terakhir, penyemprotan dilakukan secara spot.
42
d. Penanaman Penutup Tanah
Untuk mencegah erosi permukaan serta pertumbuhan alang-alang. Pada keadaan demikian perlu dilakukan penanaman tanaman penutup tanah. Penanaman penutup tanah (benih dengan dosis 14 kg/ha): 4 kg Pureria javanica (PJ), 6 kg Calopogonium mucunoides (CM) 4 kg Centrosema pubescent (CP)
44
Penanaman dilakukan dengan menggunakan sistem larikan
dengan mencangkul dangkal sedalam mata garu ( cm Benih ditabur dalam larikan tersebut, kemudian ditimbun kembali. Pemeliharaan tanaman penutup tanah: - pemupukan dan - pemurnian tanaman penutup tanah dengan cara membersihkan dari gulma yang dilakukan secara manual. Pemurnian dilakukan secara intensif terutama pada saat tanaman penutup tanah belum menutup sempurna.
45
e. Pengajiran Untuk mendapatkan pertanaman yang teratur, sebelum penanaman bibit di lapangan dilakukan pengajiran. Hal ini berguna dalam menentukan di mana bibit akan ditanam serta di mana jalan dan sarana lainnya akan dibuat Jarak tanam, jarak antar baris dan kerapatan tanaman per ha pada Tabel 7.
47
Tabel 7. Kerapatan Tanaman pd Sistem Tanam Segi Tiga Sama Sisi
sy Jarak tanam (m) Jarak antar baris (m) Kerapatan tanaman/ha 8.8 x 8.8 x 8.8 7.62 150 9.0 x 9.0 x 9.0 7.79 143 9.2 x 9.2 x9.2 7.97 136 9.5 x 9.5 x 9.5 8.23 128 10.0 x 10.0 x10.0 8.67 116
48
f. Pembuatan Petakan Pada areal yang merupakan tebing-tebing yang cukup terjal, untuk mengurangi erosi, dibuat sistem teras : teras individu dan teras bersambung. -Teras individu berbentuk tapal kuda dengan panjang 4 m dan lebar 3 m dengan ujung berbentuk setengah lingkaran (Gambar 3) Teras bersambung umunya dibuat dengan mengikuti garis kontur denga jarak antar kontur sekitar 2 m.
49
Teras individu merupakan petakan di mana bibit akan ditanam
Teras individu merupakan petakan di mana bibit akan ditanam. Petakan dibuat dengan jalan mencangkul (menggali tanah sebelah atas ajir dan ditimbunkan ke bagian bawahnya, sehingga dapat terbentuk tanah yang datar (Gambar 4).
51
g. Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat pada ajir-ajir Lubang tanam berukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm pada segitiga atas 40 cm x 40 cm x 40 cm pada bagian dasarnya kedalaman 60 cm.
52
Penanaman Bibit Seminggu sebelum tanam dilakukan pemutusan akar-akar bibit yang keluar dari kantung plastik. Dasar kantung plastik dan salah satu pinggirnya ditoreh dengan pisau atau silet. Dimasukkan bersama-sama ke dalam lubang tanam. Setelah berada di lubang tanam, kantung plastik dilepaskan secara hati-hati dan dikeluarkan dari lubang tanam. Penimbunan secara bertahap, sub soil kemudian top soil. Tanah di sekitar bibit dipadatkan dengan cara menginjak-injak dengan hati-hati. Leher akar diusahakan tepat berada pada permukaan tanah. Pada saat penanaman dilakukan pemupukan dengan pupuk Rock Phosphate (RP) sebanyak 500 gram/lubang tanam. Setengah bagian dimasukkan ke dasar lubang dan sisanya dicampur dengan top soil.
53
PEMELIHARAAN Sensus pokok, penyulaman, pemupukan, pengendalian HPT, pengendalian gulma, kastrasi, penunasan, pemanfaatan limbah
54
PEMUPUKAN Strategi pemupukan:
Tepat jenis (memilih kombinasi jenis pupuk berdasarkan komposisi unsur hara utama & tambahan; memilh berdasarkan sifat kelarutan dan sifat tanahnya). Tepat waktu & frekuensi (ditentukan oleh iklim/ CH, sifat fisik tanah, logistik pupuk, adanya sifat sinergis & antagonis antar unsur hara Tepat cara (ditentukan berdasarkan jenis pupuk, umur tanaman, jenis tanah) Tepat dosis (pd TBM vs TM; diagnosis visual dan secara kimia, yakni analisis tanah, analisis daun ) Pemanfaatan limbah sbg penyedia hara.
55
PEMUPUKAN Penetapan dosis:
TBM berdasarkan analisis tanah dan umur tan.(utk meningkatkan pertumbuhan vegetatif) TM berdasarkan analisis daun (utk produksi buah) Jenis pupuk tunggal, majemuk, slow release; organik (terutama limbah) & anorganik Cara melalui tanah (tebar, larikan), melalui daun, ketiak pelepah, akar (infus) Penentuan waktu dan frekuensi menurut iklim (c.hujan), tanah, pengadaan pupuk, sifat sinergis & antagonis antar unsur hara
56
Cara pemupukan : Penyebaran secara merata pada lingkar luar dan dalam batang (lihat gambar) Penempatan pupuk pd jalur lingkaran Penempatan pupuk pd larikan (lubang memanjang) mengelilingi pokok dan pupuk dibenamkan dalam larikan yg ditimbun lg dg tanah Pemupukan melalui daun Pemupukan melalui ketiak pelepah (pupuk Borate, pada daun ke-9 spi ke-17 ) Pemupukan melalui infus akar (unsur mikro).
57
● : pohon kelapa sawit ● : pohon kelapa sawit
Jari-jari Piringan 0.50 m 1.00 m 2.75 m ● : pohon kelapa sawit ● : pohon kelapa sawit : daerah penyebaran pupuk N : daerah penyebaran N, P, K, Mg Gambar : Penyebaran pupuk N, P, K, dan Mg pada piringan KS TM
59
Faktor Biotik : Hama, Penyakit dan Gulma
Jenis Hama, Tingkat Kepentingan dan Kemudahan Diatasi Hama yang umumnya menyerang tanaman kelapa sawit adalah serangga. Tabel 8 berikut ini merupakan jenis hama yang umum menyerang kelapa sawit dan cara menanggulanginya. Berbagai jenis hama tersebut dapat dengan cepat tersebar dari suatu areal kebun ke areal lainnya. Keadaan yang demikian menghendaki adanya upaya pengendalian hama secara berkelompok dari petani-petani sehamparan.
60
Tabel 8. Jenis Hama dan Cara Menanggulanginya
No. Jenis Hama Cara Menanggulanginya 1 Serangga (kumbang malam, kutu daun, belalang dan ulat api) pada tahap pembibitan Menggunakan insektisida dengan sangat hati- hati karena bibit peka terhadap bahan-bahan kimia 2 Mammalia, seperti landak (Porcupine), gajah, babi dan tikus pada tanaman muda dan pohon dewasa Dengan pestisida, mekanis, biologis (burung hantu utk tikus) Sumber : Vademekum Kelapa Sawit (1993)
61
Jenis Penyakit, Tingkat Kepentingan
Penyakit, patogen penyebab, gejala dan cara menanggulangi disajikan pada Tabel 9
62
Tabel 9. Jenis Penyakit dan Cara Menanggulanginya
No. Jenis Penyakit Gejala Cara Menanggulangi- nya 1 Anthracnose Daun membusuk, berwarna kelabu dan sangat rapuh Fungisida 2 Helminthosporium Bercak pada daun 3 Phytopthora Daun berwarna kecoklatan 4 Rhizotonia sp. Dan Phytium sp. Warna daun berubah menjadi coklat kemerahan seperti terbakar dan akar busuk 5 Botiodiplodia sp., Glomaerella singulata, Melacoiem elaedis (Anthracnose) Menyerap daun (bercak daun hijau) 6 Culvularia sp., Helminthosporium sp. Bercak daun/black spot Sumber : Vademekum Kelapa Sawit (1993)
63
Jenis Gulma Dominan dan Pengendaliannya
Gulma yang biasa sukar diatasi pada tanaman kelapa sawit umumnya adalah alang-alang dan pakis-pakisan. Jenis-jenis gulma dan cara menanggulanginya selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 10.
64
Tabel 10. Jenis Gulma Dominan dan Cara Menanggulanginya
No. Jenis Gulma Cara Menanggulanginya 1. Alang-alang, cynodon, cyperus dan beberapa jenis rumput-rumputan (berdaun sempit) Secara manual dengan babat tangan dan kored dan secara kimia dengan herbisida. Jenis herbisida yang digunakan disesuaikan dengan kelompok spesies pada areal yang sangat luas. 2. Mikania micrantha, Eupathorium odoratum, Boreraria alata (berdaun lebar) 3. Paku-pakuan Sumber : Vademekum Kelapa Sawit (1993)
65
Tabel 11. Perkembangan Bunga Betina dan Tandan Kelapa Sawit
Umur Setelah Seludang Terbuka Keadaan Bunga/Tandan Daging Buah 10 hari Bunga anthesis Belum ada 1 bulan Buah kecil terbentuk pada tandan Putih kehijauan lunak berair 2 bulan Tandan muda Putih kehijauan 3 bulan Kuning kehijauan 4 bulan Tandan mentah Kuning kemerahan 5 bulan Hampir masak Sumber : PTPN VII (1993)
66
Kastrasi : Membuang bunga
Keuntungan kastrasi pada tanaman kelapa sawit antara lain : Merangsang pertumbuhan vegetatif dan menghemat penggunaan unsur hara dan air. Menyeragamkan pembungaan. Menciptakan kondisi tanaman yang bersih sehingga dapat mengurangi serangan penyakit busuk buah. Kastrasi masih dilakukan sampai sekitar 6 bln sebelum panen pertama
67
Tabel 12. Bobot Tandan Rata-rata Menurut Umur Tanaman
Umur (tahun) Bobot Tandan (kg) 4 4 – 5 5 6 – 7 8 – 9 10 – 11 10 12 – 15 11 – 13 17 14 – 15 18 16 – 17 20 18 – 19 22 20 – 21 25 22 – 23 24 – 25 Sumber : PTPN. VII (1993)
68
Tabel 13. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Menurut Umur Tanaman dalam Kondisi Kebun Percobaan Balit Marihat Umur Di Lapangan (Tahun) Produksi TBS (ton/ha/ Thn) Rendemen Minyak Sawit (%) Sawit (kg/ha/Thn) Minyak Inti Sawit Rende men (%) 4 8 15 1.280 2,5 200 5 18 2.700 3,0 450 6 17 19 3.230 3,5 595 7 21 3.780 630 20 22 4.400 700 9 23 4.830 735 10 5.290 805
69
Umur Di Lapangan (Tahun) Produksi TBS (ton/ha/ Thn) Rendemen Minyak Sawit (%) Sawit (kg/ha/Thn) Minyak Inti Sawit Rende men (%) 11 25 23 5.750 3,5 875 12 26 5.980 910 13 30 6.900 1.050 14 15 16 17 29 6.670 1.015
70
Umur Di Lapangan (Tahun) Produksi TBS (ton/ha/ Thn) Rendemen Minyak Sawit (%) Sawit (kg/ha/Thn) Minyak Inti Sawit Rende men (%) 18 28 23 6.440 3,5 980 19 20 25 5.750 875 21 5.290 805 22 4.600 700 3.760 630 24 3.680 560 Sumber : PTPN. VII (1993)
71
Beberapa gejala visual tanaman yang tumbuh tidak normal di lapangan dan perlu disulam antara lain
Pertumbuhan pelepah daun berputar (twisted frond). Tanaman memperlihatkan gejala bercak oranye (orange spotting). Helaian daun melengkung berputar ke bawah, sebagian daunnya membusuk. Susunan anak daun pada pelepah sempit memanjang (narrow leaves). Susunan anak daun sangat rapat seperti sirip ikan. Pohon kerdil atau kurus akibat terserang penyakit. Tanaman bertunas atau bercabang (Viviparous). Anak daun keriting-kusut (Wrinckled).
72
Penunasan dilakukan dengan tujuan :
Sanitasi tanaman untuk mencegah serangan cendawan Marasmius sp, tikus dan tumbuhnya pakis. Menghindari tersangkutnya brondolan. Memudahkan pengamatan terhadap buah matang. Memperlancar proses penyerbukan alami. Merangsang pembungaan dan perkembangan buah. Memudahkan pelaksanaan panen.
73
Tabel 14. Rotasi dan Tingkat Penunasan Kelapa Sawit di Kebun Kertajaya
Umur Tanaman Tingkat Penunasan Rotasi Daun yang ditinggal 15 bl – 2 th 15 cm di atas tanah 6 bl Maks. 2 – 3 th 2 lingkaran pelepah di bawah tandan terbawah 3 – 5 th 8 bl 5 – 10 th 10 th
74
Tabel 15. Tingkat Kematangan Buah pada Tanaman Kelapa Sawit
Fraksi Jumlah Berondolan Yang Lepas Derajat Kematangan 00 Buah yang masih berwarna hitam *) dan belum ada yang memberondol Sangat mentah Buah sudah berwarna merah/orange dan buah luar sudah memberondol 1 sampai 12,5 % Mentah 1 Buah luar sudah memberondol 12,5 sampai 25 % Hampir matang 2 Buah luar sudah memberondol 25 sampai 50 % Matang 3 Buah luar sudah memberondol 50 sampai 70 % 4 Buah luar sudah memberondol 75 sampai 100 % Lewat matang 5 Bagian dalam buah sudah ikut memberondol Sumber : Pedoman Teknis No. 40 tahun 1984, PPM Medan
75
PANEN Persiapan panen Organisasi panen Kriteria matang panen
Kerapatan panen Rotasi panen Kapasitas panen Premi panen Pengawasan panen
76
Pemanenan kelapa sawit
Memotong tandan buah masak, memungut brondolan serta mengangkut buah dan brondolon ke tempat pengumpulan hasil (TPH) Buah dan brondolan yg terkumpul di TPH diangkut ke pabrik untuk diolah
77
Persiapan panen Persiapan kondisi areal Mutasi TBM ke TM
Perbaikan jalan dan jembatan Pemangkasan daun dan buah pasir Pembersihan piringan, pasar tikus dan rintis malang/tengah; satu pasar/jalan tikus/pikul selebar 1 m searah dgn arah barisan tanaman utara-selatan utk setiap 2 barisan tanaman. Pemasangan titian panen Pembuatan TPH (3 m x 5 m utk areal 2 ha) Pembuatan tangga-tangga dan tapak kuda utk areal berbukit
78
Persiapan panen Penyediaan tenaga kerja
Kebutuhan tenaga panen harus mengacu pada kebutuhan tenaga pd saat panen puncak Peralatan kerja berbeda berdasarkan tinggi tanaman: Alat potong TBS (dodos kecil dan besar, pisau & bambu egrek, batu asah, kapak) Alat bongkar muat (gancu, tojok) Alat angkut TBS ke TPH (angkong, keranjang, goni, pikulan)
79
Kebutuhan tenaga pemanen dan faktor-faktor penentu:
T = A x C x D x E B T = ∑ tenaga pemanen (HK) A = luas kapel (ha) B = kapasitas panen (kg/orang/hari) C = kerapatan panen D = Rata-rata bobot tandan (kg) E = ∑ tanaman per ha Kapasitas panen tergantung kepada kerapatan panen dan keadaan lahan (topografi) tempat panen
80
Organisasi panen Jumlah tenaga potong buah per mandoran 20 – 25 org. Jumlah mandoran per afdeling ha, maks tiga mandoran. Mandor panen menentukan hanca setiap pemanen (jika sistem hanca tetap) Sistem penghancaan panen ada tiga: (1) hanca giring murni, (2) hanca giring tetap per mandoran, (3) hanca tetap
81
Kriteria Panen Suatu areal dpt dipanen jika:
60% dr seluruh pokok yg hidup dlm areal sdh mencapai matang panen Sebagian buah sdh membrondol secara alamiah, dan Bobot tandan rata-rata sdh mencapai 3 kg
82
Kriteria mutu buah dan potong buah
Kualitas potong buah dan kualitas buah kualitas pekerjaan panen, pengawasan, pemeriksaan hasil panen Buah dikatakan masak jika terdapat dua brondolon yg lepas per kg TBS Kriteria matang panen pd Tabel 16; hubungan tingkat kematangan dan mutu buah pada Tabel 17
83
Tabel 16. Tingkat kematangan buah pada tan. KS
Fraksi ∑ brondolan lepas Derajat kematangan 00 Buah masih berwarna hitam, belum ada yg membrondol Sangat mentah Buah sdh merah/jingga dan buah luar sdh membrondol 1 – 12.5 % Mentah 1 Buah luar sdh membrondol % Hampir matang 2 Buah luar sdh membrondol 25 – 50 % Matang 3 Buah luar sdh membrondol 50 – 75 % 4 Buah luar sdh membrondol 75 – 100 % Lewat matang 5 Buah bagian dalam buah sdh ikut membrondol Sumber : Pedoman Teknis No.40, 1984, PPM Medan
84
Kadar ALB Rata-rata (%)
Tabel 17. Hubungan Fraksi Buah dengan Kadar Minyak dan Asam Lemak Bebasnya Fraksi Kadar Minyak Rata-rata (%) Kadar ALB Rata-rata (%) 10,0 1,6 1 21,4 1,7 2 22,1 1,8 3 22,2 2,1 4 2,6 5 21,9 3,8 Sumber : Pedoman Teknis No. 40 Tahun 1984, PPM Medan
85
Kerapatan panen Kerapatan panen : perkiraan jumlah pohon yg dapat dipanen dr seluruh pohon yg ada dalam blok, dihitung secara acak dari sejumlah pohon tertentu dalam blok tsb Pekerjaan tsb disebut taksasi produksi Pohon yg dpt dipanen, dg kriteria 2 brondolan per kg tandan buah sdh jatuh ke tanah, diamati utk semua pohon contoh. Taksasi produksi penyediaan TK dn angkutan buah
86
Rotasi panen Rotasi panen : selang waktu antara satu panen dan panen berikutnya dalam satu kapel panen tertentu. Kapel : luasan areal yg dipanen dalam sekali panen oleh bbrp pemanen. Setiap afdeling biasanya dibagi menjadi bbrp kapel yg panen, yg jumlahnya sesuai dengan jumlah hari panen dalam satu rotasi panen. Contoh rotasi 3/7 3 kapel, masing2 dipanen seminggu sekali. Tergantung pada kelimpahan buah
87
Sistem panen Dua sistem panen yg dipakai : sistem giring penuh dan sistem hanca tetap. Pengertian : gawangan ruang yg berada di antara dua baris tanaman dan hanca : luasan areal yg dipanen oleh seorang pemanen dalam sekali panen Pada`sistem hanca tetap, pemanen diberi hanca dg luasan tertentu dan tidak berpindah-pindah utk panen berikutnya.
88
Pelaksanaan panen dan pengumpulan hasil
Lazimnya pemikul buah adalah pemanen yg memotong tandan buah Untuk memudahkan potong buah pelepah daun di bawah buah dipotong terlebih dahulu (songgo satu atau songgo dua) Semua brondolan dikumpulkan Buah dan brondolan diangkut ke TPH, Selanjutnya buah dan brondolan diangkut ke pabrik utk diolah
91
Premi panen Premi panen diberikan kepada pemanen yang memperolah panenan melebihi target yang harus dipanen oleh seorang pemanen Bertujuan meningkatkan mutu hasil panen dan pendapatan karyawan sesuai dengan jumlah dan mutu hasil yang diperoleh.
92
Pengawasan panen Beberapa hal yg perlu mendapat perhatian:
Terdapatnya tandan matang yg tdk dipanen Terpotongnya tandan mentah Pemungutan brondolan Terdapatnya TBS panenan dg tangkai panjang Tandan busuk atau tandan kosong agar tdk dikirim ke pabrik Panenan sedikit mungkin terkontaminasi tanah Pemotongan dan pengaturan daun Koordinasi yg baik dengan petugas transpor TBS
93
PENGOLAHAN HASIL Buah menjadi CPO (crude palm oil) atau minyak sawit dan PKO (palm kernel oil) atau minyak inti sawit
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.