Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

BAGAIMANA PARA PSIKOLOG / ILMUWAN PSIKOLOGI MELAKUKAN PENELITIAN?

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "BAGAIMANA PARA PSIKOLOG / ILMUWAN PSIKOLOGI MELAKUKAN PENELITIAN?"— Transcript presentasi:

1 BAGAIMANA PARA PSIKOLOG / ILMUWAN PSIKOLOGI MELAKUKAN PENELITIAN?
PANDANGAN NEGATIF TERHADAP ILMU PENGETAHUAN TIDAK AKAN PERNAH POPULER MARGARET MEAD

2

3 Apa yang Menjadikan Penelitian Psikologi Bersifat Ilmiah?
Psikolog menggunakan metode penelitian untuk pisahkan kesimpulan berdasarkan bukti yang dapat dipercaya, dari keyakinan tidak berdasar apapun. Pemahaman mengenai metode penelitian membantu berpikir kritis mengenai berbagai masalah psikologi & dapat bertindak sebagai konsumen kritis terhadap temuan & program psikologi.

4 Ilmuwan ideal: Rumuskan hipotesis & prediksi secara tepat.
Skeptis terhadap pernyataan yang hanya didasarkan pada keyakinan atau pernyataan yang diajukan oleh otoritas. Mendasarkan pengetahuannya pada fakta empiris. Menolak confirmation bias dan tunduk pada principle of falsifiability. Terbuka terhadap berbagai metode, temuan-temuan dapat dikaji ulang/direplikasi. Ilmu pengetahuan yang memasyarakat & menerapkan proses peer review akan menjadi sebuah sistem, terdiri dari pemeriksaan & penyesuaian bagi ilmu pengetahuan tersebut.

5 The Principle of Falsifiability
Metode ilmiah menuntut peneliti memperkenalkan ide-ide mereka pada kemungkinan adanya fakta-fakta bertentangan, seperti (a) sebagai perbandingan, misal: orang menyatakan ada kekuatan supranatural, seperti penemu sumber air (bahwa mereka dapat temukan air bawah tanah dengan tongkat, yang akan membengkok jika ada air di bawahnya); menginterpretasikan semua hasil yang mungkin terjadi sebagai dukungan terhadap pernyataan yang dibuat; dan (b) pernyataan-pernyataan itu tidak diuji.

6 Studi Deskriptif: Menetapkan Fakta-fakta
Peneliti sebaiknya menggunakan sampel representatif (sekumpulan orang yang memiliki komposisi karakteristik populasi yang ingin diteliti). Dalam prakteknya, peneliti harus sering kali menggunakan sampel “yang mudah”, biasanya mahasiswa PT. Dalam bermacam topik penelitian, konsekuensi yang harus dihadapi mungkin kecil, akan tetapi dalam kasus lainnya, kesimpulan mengenai “orang secara umum” harus berhati-hati.

7 Metode deskriptif memungkinkan psikolog mendeskripsikan & memprediksikan perilaku tanpa disertai keharusan memilih penjelasan tertentu di antara sejumlah penjelasan lainnya. Metode deskriptif dapat mencakup studi kasus, studi observasi, tes psikologi, survei, maupun studi korelasi.

8 Studi Kasus deskripsi mendetail tentang individu.
kerap digunakan klinisi. dapat menjadi cara berharga ketika mengeksplorasi topik- topik penelitian baru, atau ketika ajukan pertanyaan yang sulit dijawab via metode lainnya. Gambar dibuat Genie, gadis kecil yang diisolasi & diperlakukan semena-mena bertahun-tahun. Isinya perlihatkan salah satu kegiatan favoritnya: mendengarkan permainan piano seorang peneliti, Susan Curtiss. Bersama dengan materi kasus lainnya, gambar2 Genie digunakan untuk pelajari perkembangan mental & sosialnya.

9 Informasi detil individu digunakan untuk kembangkan prinsip-prinsip perilaku secara umum. Misal: teori kepribadian Freud

10 Perhatian!!! Karena orang yang dilibatkan bukan representasi dari keseluruhan populasi, studi kasus cenderung lebih dimanfaatkan sebagai sumber informasi alih-alih guna uji hipotesis.

11 Studi observasi Peneliti secara sistematis amati & rekam perilaku tanpa mencampuri sedikit pun perilaku yang sedang dipelajari. Observasi naturalistik: menemukan bagaimana subjek berperilaku dalam lingkungan natural. Observasi laboratorium: kontrol lebih besar & penggunaan peralatan khusus. Hati2!!! Ada kemungkinan perilaku di dalam laboratorium berbeda dengan perilaku di dalam situasi alami/situasi keseharian.

12 Psikolog gunakan observasi laboratorium untuk kumpulkan informasi berharga mengenai aktivitas otak & otot ketika tidur. Dengan observasi naturalistik, psikolog pelajari cara orang-orang memodifikasi raut wajah & posisi tubuhnya dalam sebuah kerumunan demi menjaga privasinya.

13 Hingga kini masih terdapat kritik berkaitan reliabilitas & validitas tes, bahkan terhadap tes yang telah digunakan secara luas sekalipun. Tes psikologi : mengukur & mengevaluasi sifat kepribadian, kondisi emosional, bakat, minat, kemampuan, & nilai. Sebuah tes dinyatakan baik jika terstandardisasi (skoring dengan gunakan norma yang telah diakui, reliabel & valid)

14

15 survei Kuesioner/wawancara langsung menanyakan sejumlah pengalaman, sikap, & pendapat seseorang. Peneliti harus berhati-hati agar peroleh sampel yang benar-benar mewakili populasi yang hendak diteliti. Peneliti harus pastikan hasil yang diperoleh tidak dipengaruhi oleh volunteer bias. Temuan-temuan yang diperoleh dapat dipengaruhi oleh kebohongan responden, kesalahan mengingat, atau kesalahan interpretasikan pertanyaan yang diajukan.

16 Libatkan sejumlah besar subjek untuk menjawab pertanyaan tentang aspek-aspek perilaku atau pandangan mereka. Misal: meneliti tentang kepuasan kerja buruh/ karyawan

17 Teknologi & Internet dapat membantu peneliti minimalkan sebagian masalah, tapi juga memberi tantangan baru terkait dengan metodologi. Berhati-hatilah terhadap tes yang dimuat di Internet (belum tentu semua penuhi standar ilmiah).

18 Studi Korelasi: Mencari Hubungan
Studi mencari hubungan antara gejala-gejala. Meneliti dua atau lebih variabel untuk menentukan apakah perubahan variabel satu diikuti oleh perubahan variabel lain. Korelasi:pengukuran mengenai kekuatan dari hubungan positif (+) atau negatif (-) antara dua variabel, dinyatakan dalam koefisien korelasi. Berbagai korelasi yang dilaporkan media/Internet didasarkan desas-desus/anekdot saja, tanpa dukungan data. Bahkan jika memang terdapat korelasi, tidak berarti korelasi tersebut perlihatkan hubungan sebab-akibat variabel-variabel terkait.

19 Korelasi Grafik (a) korelasi positif: Secara umum, meningkatnya pendapatan seiring dengan meningkatnya jenjang pendidikan. Grafik (b) korelasi negatif: Secara umum, semakin tinggi pendapatan seseorang, semakin sedikit masalah gigi yang dialami. Grafik (c) korelasi nol antara tinggi badan seseorang & agresivitas (tidak ada korelasi).

20

21 Eksperimen: mencari hubungan kausalitas
Eksperimen memungkinkan peneliti lakukan kontrol situasi yang dipelajari, memanipulasi variabel independen (var yg scr sistematis diubah-ubah dlm eksp), & menilai efek manipulasi terhadap variabel dependen (aspek perilaku yg diukur dlm eksp.)

22 Peneliti secara sistematis memperlakukan satu atau lebih variabel untuk menentukan apakah perubahannya akan mempengaruhi aspek-aspek perilaku yang diteliti.

23 Berbagai studi eksperimen menuntut adanya pembanding (kondisi kontrol), yang menempatkan acak subjek untuk masuk ke dalam kelompok eksperimen atau kelompok kontrol.

24 Syarat keberhasilan eksperimen
HATI-HATI!!! Syarat keberhasilan eksperimen a. randomisasi b. insofar: semua faktor berpengaruh dikeluarkan dari variabel independen, dikonstankan EFEK EKSPERIMENTER DEMAND CHARACTERISTIC Atasi: double blind procedure

25

26 Beberapa penelitian, orang-orang dalam kelompok kontrol terima placebo (intervensi tipuan).
Single-blind procedure dan double-blind procedure dapat cegah pengaruh ekspektasi subjek atau eksperimenter terhadap hasil diperoleh.

27 Karena eksperimen hasilkan kesimpulan tentang hubungan kausalitas, metode ini menjadi pilihan metode yang sering dipakai psikologi. Tetapi, seperti observasi laboratorium, eksperimen ciptakan situasi khusus yang dapat memancing perilaku yang tidak biasa terjadi dalam situasi umum. Akibatnya, peneliti menyarankan metode penelitian lapangan.

28

29 Evaluasi temuan Peneliti gunakan statistik deskriptif (mean, standar deviasi), untuk meringkas data Gunakan statistik inferensial untuk peroleh simpulan mengenai data-data

30 Mean Sama, Makna Berbeda.
Kedua distribusi skor memiliki mean 5, namun Gambar (a) skor-skor berkumpul di sekitar mean, sementara Gambar (b) skor-skor tersebar luas, sehingga standar deviasi kedua distribusi tersebut akan sangat berbeda. Distribusi manakah yang memiliki mean yang ”umum” untuk semua ?

31 Catatan penting Tes signifikansi: seberapa besar kemungkinan hasil penelitian diperoleh hanya disebabkan oleh faktor kebetulan. Hasil penelitian signifikan secara statistik jika hasil yang ditemukan terjadi secara kebetulan sangat kecil. Hasil signifikan secara statistik memungkinkan peneliti lakukan prediksi perilaku manusia yang diteliti. Namun, probabilitas ini tidak menunjukkan dengan pasti mengenai apa yang akan dilakukan individu tertentu dalam situasi tertentu.

32 Memilih penjelasan suatu temuan di antara berbagai kemungkinan penjelasan bukan pekerjaan mudah. Harus berhati-hati: tidak gunakan penjelasan terlalu jauh & lampaui fakta. Kadang interpretasi terbaik muncul setelah hipotesis berhasil diuji menggunakan lebih dari 1 metode—metode lintas kelompok & longitudinal.

33

34 Signifikansi statistik tidak selalu berimplikasi penting di dunia nyata (jumlah keragaman data yang dijelaskan variabel independen—atau besar efeknya—kecil). Tapi, hasil penelitian yang tidak cukup signifikan bisa jadi justru potensial dapat digunakan. Peneliti beralih dari pengukuran inferensial ke pengukuran lain. Contoh, teknik meta-analisis, ungkapkan sejauh mana keragaman pada data dari berbagai penelitian dapat dijelaskan oleh sebuah variabel khusus.

35

36 Menjaga Penelitian Tetap Etis
Kode etik menuntut peneliti peroleh informed consent dari subjek penelitian, lindungi subjek agar tidak terlukai, & informasikan kepada subjek mengenai semua risiko pelaksanaan penelitian.

37 Penelitian dengan hewan
Peroleh pengetahuan mengenai spesies tertentu. Temukan terapan praktis prinsip-prinsip psikologi. Pelajari masalah yang tidak dapat dilakukan pada subjek manusia karena alasan praktis/etis. Peroleh penjelasan mengenai sejumlah pertanyaan teoretis. Tingkatkan kesejahteraan manusia. Penelitian dengan hewan Tujuan peneliti memelajari hewan

38 Perdebatan penggunaan hewan penelitian memicu pembuatan pedoman aturan perlakuan maupun perawatan hewan-hewan tersebut. Kadang psikolog menggunakan hewan untuk pahami proses belajar, memori, emosi, & topik lainnya, Gambar kiri, John Boitano & Kathryn Scavo amati tikus yang belajar mencari tempat pijakan saat tikus tersebut berenang di kolam berisikan air gelap. Gambar kanan, Frans de Waal amati sekelompok simpanse bersosialisasi di tempat bermain.

39 Statistik membantu ilmuwan memahami kompleksitas perilaku manusia.
Untuk awam, perlu diingat bahwa statistik kerap kali disalahtafsirkan atau disalahgunakan untuk mendukung tujuan sosial atau tujuan politik tertentu.


Download ppt "BAGAIMANA PARA PSIKOLOG / ILMUWAN PSIKOLOGI MELAKUKAN PENELITIAN?"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google