Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
BIOAKTIF DAN BIOGENIK PEPTIDA
2
Definisi Peptida Istilah
Senyawa yang terdiri dari asam amino yang terikat secara kovalen. Istilah Bioaktif Life-sustaining Komponen makanan yang terdapat secara alami dalam makanan yang memberikan keuntungan kesehatan dengan melibatkan mikroflora usus Biogenik Life-generating Komponen makanan yang diturunkan melalui aktifitas mikrobia yang memberikan keuntungan kesehatan dengan tanpa melibatkan mikroflora usus.
3
Bioaktif Peptida Susu Susu secara alami mengandung komponen bioaktif peptida yang berfungsi sebagai Penghilang rasa sakit Mengurangi rasa tidak enak atau sakit pada sistim pencernaan Anti mikroba Immunomodulator (Perangsang respon kekebalan) Anti trombosis
4
Penghilang Rasa Sakit Pada sistem pencernaan, susu akan mengurangi rasa tidak enak atau sakit di perut seperti yang dipercaya dalam tradisi Barat. Dibuktikan dengan ditemukannya kasomorfin beta pada susu. peptida yang berasal dari kasein beta dan menjadi bagian dari peptida yang mempunyai aktivitas opium mengurangi kecepatan sekresi cairan lambung dan gerakan usus. Untuk sementara, pengaruhnya baru dibuktikan pada hewan coba.
5
Anti mikroba Penghambat aktivitas bakteri patogen
Beberapa ahli menemukan bahwa peptida tertentu mampu menghambat pertumbuhan bakteri patogen yang ditumbuhkan di dalam tabung percobaan (in vitro).
7
Immunomodulator Mempunyai beberapa pengertian :
Immunopotensiator/Immunostimulator meningkatkan respon imun Immunosupressor menekan respon imun Immunotoleransi tidak memberikan respon imun Peptida susu Immunostimulator Mekanisme Peptida susu dalam mempengaruhi sistem imun dan poliferasi sel : ß-casokinin menghambat enzim ACE yang bertanggung jawab dalam Inaktivasi bradykinin (hormon yang meningkatkan sistim immune) yang selanjutnya meningkatkan seluruh respon immunostimulator. Peptida turunan dari Casein Hydrolisate meningkatkan aktivitas fagositosis dari makrofag manusia Percobaan untuk mengetahui efek imunomodulator baru dilakukan pada susu hewani seperti sapi dan kuda.
8
Antitrombosis Dasar pemikiran
Proses penggumpalan susu dan darah menunjukkan sejumlah kesamaan pola, khususnya pada tingkat molekuler. Fibrinogen memegang peranan penting dalam penggumpalan darah sehingga terjadi agregasi (trombosit saling melekat dan bertumpuk tdk teratur menutupi bagian pembuluh darah yang bocor). Sekuens fibrinogen kini telah diketahui mirip dengan sekuens peptida k-kasein susu sapi. Berdasarkan penelitian sekuens peptida susu sapi mempunyai aktivitas antitrombosis. Mekanisme Fibrinogen dan k-kasein akan bersaing memperebutkan bagian reseptor trombosit yang sama.
9
Antitrombosis Peptida fungsional yang memenangkan persaingan otomatis akan menghambat sebagian atau seluruh penggumpalan darah. Pada bayi yang minum ASI atau susu formula, ditemukan peptida antitrombosis dalam darahnya pada konsentrasi yang secara fisiologis berpotensi aktif ( um/ml). Diduga, peptida fungsional dibebaskan selama pencernaan protein.
10
Biogenik Peptida Dihasilkan Dari
Fermentasi susu baik susu hewani maupun nabati dengan bakteri menguntungkan yaitu BAL (bakteri asam laktat). Bakteri Asam Laktat : kelompok bakteri yang membentuk asam laktat pada metabolisme karbohidratnya, baik sebagai satu-satunya produk maupun sebagai produk utama. Contoh : Lactobacillaceae , Streptococcoceae
11
Efek Menguntungkan Mikroorganisme
Langsung sel hidup probiotik Kelemahan : jangkauan distribusi dan self-life time produk rendah Tidak Langsung metabolit Biogenik
12
Perubahan selama Fermentasi
Hidrolisis protein susu oleh BAL Beberapa Laktobasilus tidak mampu mensintesis beberapa asam amino menghidrolisa protein susu dan menggunakan beberapa asam amino dan peptida untuk tumbuh. Akibatnya residu asam amino dan peptida bebas meningkat dalam susu fermentasi
13
Biogenik Peptida Susu sebagai Anti Hipertensi
Menurunkan tekanan darah Mekanisme penghambatan enzim pengubah angiotensin atau ACE (angiotensin converting-enzyme) inhibitor, yang berperan dalam meningkatkan tekanan darah. ACE adalah enzim yang penting dalam regulasi tekanan darah
14
Antihipertensi Dalam percobaan in vivo menggunakan tikus percobaan, ditemukan peptida fungsional pada aorta jantung tikus. penurunan tekanan darah tikus percobaan yang mengalami hipertensi pada dosis 5 ml/kg bobot badan. Peptida fungsional anti hipertensi telah diketahui yaitu val-pro-pro dan Ile-pro-pro yang dihasilkan dari fermentasi susu dengan mikroba L. helveticus dan S. cereviseae.
15
Antihipertensi Pada manusia pengujian in vivo dilakukan dengan mengkonsumsi 95 ml susu asam yang mengandung 1,5 dan 1,1 mg val-pro-pro dan ile-pro-pro selama delapan minggu. Hasilnya, terjadi penurunan tekanan darah pada subyek. Hasil studi efikasi susu asam dosis peptida rendah dan tanpa efek samping diinginkan
16
Mekanisme Antihipertensi
Melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh ACE. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi hati, kemudian oleh hormon renin (diproduksi oleh ginjal) diubah menjadi angiotensin I (dekapeptida yang tidak aktif). Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II (oktapeptida yang sangat aktif). Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama.
17
Sistem Renin-Angiotensin
18
Aksi Pertama Meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH, urin yang diekskresikan sangat sedikit sehingga menjadi lebih pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler perlu ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian instraseluler. Peningkatan volume darah ini menyebabkan peningkatan tekanan darah.
19
Aksi Kedua Menstimulasi sekresi aldosteron (hormon steroid yang berperan penting pada ginjal) dari korteks adrenal. ِِAldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah.
20
Hipokolesterolemik Penelitian susu fermentasi yang disterilisasi ternyata mampu menurunkan kolesterol secara in vivo (Dewi, 2004) Susu kedelai fermentasi yang disterilisasi juga mampu menurunkan kolesterol secara in vivo (Nisa, 2005)
22
Hasil Identifikasi Peptida
23
Peptida Fraksi 1 adalah Asam aspartat dan asam glutamat
Peptida fraksi 2 adalah asparagin, serin, glutamat, threonin+glisin, Alanin, arginin dan tirosin Peptida fraksi 3 adalah triptofan, fenilalanin, isoleusin, leusin dan lisin.
24
Hasil Uji Pengikatan Kolesterol Peptida Soygurt Sterilized
No Sample Cholesterol Level (µg/ml) Decreased (%) 1 Control (without sample) 1.041 - 2 F1 634,36 64 3 F2 859,25 21 4 F3 833,01 25
25
Hasil Uji Penurunan Kolesterol In vivo
Perlakuan Total Kolesterol (mg/dL) Prosentase Penurunan (%) Adaptasi Hiperkolesterolemia Setelah perlakuan S T D R Kontrol (-) 111,42 209,30 212,22 - Kontrol (+) 113,41 208,37 110,10 47,16 SKFS 98,41 215,14 141,04 34,44 P1 105,18 217,27 138,65 36,19 P2 107,44 213,28 106,78 49,94 P3 102,31 219,52 117,00 46,70 H I 101,98 239,31 104,37 206,24 116,07 43,72 104,10 211,42 115,91 26,26 104,25 211,56 146,08 30,95 109,03 119,79 44,86 107,70 213,02 132,96 37,58
26
Hipokolesterolemik Mekanisme
Penghambatan penyerapan kolesterol dan asam empedu oleh komponen-komponen biogenik Peptida susu dapat diproduksi dalam skala industri baik sebagai supplemen maupun sebagai obat.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.