Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Hormon Reproduksi Pria

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Hormon Reproduksi Pria"— Transcript presentasi:

1 Hormon Reproduksi Pria
MURSALIM ACHMAD Biomedik

2 Pendahuluan Penentuan jenis kelamin secara genetik ditentukan oleh kromosom, memberi arahan gonad primitive untuk berdiferensiasi menjadi testis dan ovarium. Dengan keberadaan hormone testis spesifik genetalia eksterna dan interna akan berkembang menjadi jenis kelamin laki-laki, dan dengan ketiadaannya berkembang menjadi perempuan Biomedik

3 Kelenjar Testis Testis memproduksi sperma dan hormon yang dikontrol oleh sistem hipotalamus-pituitary Mekanisme pengaturan pembentukan hormon pada testis serupa dengan yang ada pada ovarium dan kelenjar adrenal dan semua hormon steroid lainnya Biomedik

4 Perkembangan testis Diferensiasi testis dikontrol oleh gen pada kromosom y Dimorfisme seksual dari gonad dimulai antara minggu 6 dan 7 kehamilan, ditandai dengan perkembangan tubulus seminiferus pada testis fetus Biomedik

5 Kronologi diferensiasi jenis kelamin
Umur Kejadian 32 hr Gonadal primordia develop-Growth of Wolffian ducts-Primordial germ cell differentiation 37 hr Primordial germ cells reach gonadal ridge-Differentiation of Müllerian ducts 42-50 hr Seminiferous cord differentiation 55-60 hr The vaginal cord is formed-Primordial follicles appear-Seminal vesicles develop-Testis at internal inguinal ring 9 mg Leydig cells produce testosterone-Beginning of masculinization of urogenital sinus and external genitalia 10 mg Meiotic entry of oocytes in the medulla-Beginning of degeneration of female Wolffian ductsMale- Müllerian ducts have disappeared-Prostatic buds appear 12 mg Biomedik

6 Kronologi diferensiasi jenis kelamin
Umur Kejadian 14 mg Completion of male urethral organogenesis 16 mg Primary follicles appear 20 mg Testosterone serum level is low-Formation of prostatic utricle 22 mg Vagina reaches perineum 24 mg Graafian follicles appear-Beginning of penile growth 27-30 mg Inguino-scrotal descent of the testis 36 mg Secondary and tertiary follicles produce AMH Biomedik

7 Kontrol testosteron pada fetus manusia
Regulasi testosteron pada fetal diduga diatur oleh LH dari kelenjar pituitari fetal dan hCG plasenta Penurunan level testosteron berkaitan dengan berkurangnya reseptor LH dan hCG plasenta pada testis, dan penurunan level LH dan hCG yang berkurang pada sirkulasi fetal Biomedik

8 Descensus testiculorum
Penurunan testis ke scrotum terjadi sekitar antara bulan ketujuh kehamilan dan sesaat setelah bayi lahir, yang dipengaruhi oleh: Kemungkinan disebabkan Antimullerian hormone (AMH) yang memicu kontraksi pada gubernaculum Pengaruh INSL-3 , yang dihasilkan sel leydig, berkaitan dengan penurunan testis trans abdominal Peningkatan tekanan intraabdominal sebagai akibat penutupan tali pusar Biomedik

9 Descensus testiculorum
Kiri;gonad primitif berlokasi di dekat ginjal, ditahan oleh CSL dan gubernaculum testis Pembengkakan gubernaculum mengarahkan testis ke orifisium internal canais inguinalis Migrasi testis dari inguinal ke scrotal Biomedik

10 Tipe Sel Pada Testis Sel germinal, berasal dari sel ektodermal primitif pada masa sel terdalam Supporting cell, berasal dari epitelium coeleomic pada gonadal ridge yang berdiferensiasi menjadi sel sertoli pada testis Stromal cell, interstitial cell, berasal dari mesenkim gonadal ridge yang berdiferensiasi menjadi sel Leydig Biomedik

11 Sel Leydig Memproduksi testosteron dimulai pd minggu 8 embrio guna stabilisasi ductus wolffian dan maskulinisasi genitalia eksterna Memproduksi insulin-like growth factor 3 (INSL3), yang bertanggung jawab pada penurunan testis pada fase trans abdominal Biomedik

12 Sel Sertoli Memproduksi AMH (Anti-Mulerian hormone), golongan TGF beta yang memicu regresi dari ductus mullerian menghasilkan protein hormon yang penting dalam spermatogenesis seperti inhibin, activin dan prodynorphin, serta transferrin Biomedik

13 Sel Sertoli Activins adalah termasuk kelompok TGF beta, protein aktivin homo atau heterodinamic.Tiga jenis aktivin yang ditemukan memiliki aktivitas biologi, yaitu;aktivin a , aktivin b, dan aktivin ab.aktivin menstimulasi sekresi Fsh dan inhibin menginhibisi sekresi fsh. Activin; tidak hanya bersumber pada gonad tapi juga berbagai jaringan Distribusi aktivin berkaitan dengan active binding protein folistatin yang menginhibisi sekresi FSH. Biomedik

14 Sumber inhibin utama adalah pada gonad
Pada prostate peran aktivin berkaitan dengan penurunan imum dan angiogenesis pada sel tumor Sumber inhibin utama adalah pada gonad Biomedik

15 Biomedik

16 Organisasi struktural testis
Testis terdiri dari tubulus –tubulus sebagai tempat produksi dan transport sperma ke duktus eksretorius dan ejakulatorius dan sistem dari sel leydig interstistial yang mensintesis androgen Tubulus spermatogenik terdiri atas sel sertoli dan germ cell Biomedik

17 Hypotalamic-Pituitary-Testicular Axis
Area preoptik pada medial basal hipotalamus mengandung neuron peptidergic yang mensekresi gonadotropin –releasing hormonen (GnRH), atau dikenal Luteinizing hormone-Releasing Hormone (LHRH), yang sekresinya terkait katekolamin, dopamin dan endorfin Biomedik

18 Hypotalamic-Pituitary-Testicular Axis
GnRH merupakan decapeptida pendek dengan sasaran sel-sel adenohypofisis pensekresi Gn yang aksinya adalah meningkatkan sekresi Gn Peningkatan ekskresinya pada urin berkaitan dengan masa pubertas pada remaja, dan pada orang dewasa berkaitan dengan luteinizing hormon dan folikel stimulating hormone Biomedik

19 Hormon pituitary LH (Luteinizing Hormone) dan FSH (Follicle Stimulating Hormone) , yang dihasilkan sel basofilik pada pituitary adalah hormon pituitary primer yang mengatur fungsi testis LH dan FSH adalah glikoprotein yang terdiri dari dua rantai polypeptida alpha dan beta Sub unit alpha dari dua hormon tsb identik, sementara karakteristik imunologik individual dan fungsional ditentukan sub unit beta Biomedik

20 Mekanisme aksi Gonadotropin-Releasing Hormone dan Gonadotropins
GnRH berinteraksi dengan reseptor permukaan sel dengan afinitas tinggi ke protein G pada membran plasma pada gonadotrophin pituitary Biomedik

21 Mekanisme aksi Gonadotropin-Releasing Hormone dan Gonadotropins
Keberadaan GNRH akan menstimulasi pelepasan LH dan FSH dengan mekanisme yang melibatkan kalsium atau fosfoinositida sebagai messenger kedua Pelepasan LH dan FSH tersebut bergantung pada umur dan status hormonal Biomedik

22 Mekanisme aksi Gonadotropin-Releasing Hormone dan Gonadotropins
Reseptor LH pada membran plasma sel Leydig adalah anggota dari kelompok protein G Lokasi aksi primer dari FSH pada basal membran plasma sel sertoli dimana FSH berikatan dengan reseptornya yang juga merupakan bagian dari protein G Biomedik

23 Mekanisme aksi Gonadotropin-Releasing Hormone dan Gonadotropins
FSH berperan tak langsung pada biosintesis androgen dengan induksi maturasi sel Leydig selama masa perkembangan, kemungkinan akibat dari faktor parakrin yang dilepaskan sel sertoli Biomedik

24 Pengaturan Sekresi Gonadotropin_Releasing Hormon dan Gonadotropin
Sekresi episodik GnRH secara pulsasi ke portal hypophyseal menyebabkan sekresi episodik LH Sekresi LH terjadi pada frekuensi 8-14 per 24 jam, dengan derajat yang bervariasi Sekresi FSH biasanya bersamaan dengan LH namun dengan amplitude yang lebih rendah Biomedik

25 Sintesis testosteron dan sekresinya
Droplet lipid berperan memberi gambaran busa pada sitoplasma sel leydig yang tersusun atas kolesterol teresterifikasi Kolesterol teresterifikasi berperan sebagai substrat reservoir untuk sintesis testosteron. Biomedik

26 Sintesis testosteron dan sekresinya
Setelah hidrolisis kolesterol ester , kolesterol total bergerak ke mitokondria dibawah kontrol steriodogenic acute regulatory (StAR) protein,dimana terjadi reaksi awal yang terkenal sebagai pembelahan kolesterol menjadi pregnonolone Konversi pregnonolone menjadi testosteron melibatkan reaksi enzimatik yang teratur Biomedik

27 Biomedik

28 Sintesis testosteron dan sekresinya
LH berperan pada penghantaran kolesterol ke mitokondria melalui StAR protein Testosteron, merupakan produk utama, sementara, dihydrotestosteron, androsterone, androstenedione,17-hydroxyprogesterone, progesterone, dan pregnonolone, diproduksi dalam jumlah yang kecil Biomedik

29 Fisiologi Estrogen Estrone dan estradiol pada lelaki normal dibentuk oleh aromatisasi extragandular dari androgen di sirkulasi. immunoassay ----- plasma estradiol kurang dari 180 pmol (50 pg/ml), plasma estrone 200 pmol/L (80 pg/mL) Peran estrogen pada reproduksi pria diduga berkaitan dengan, penutupan epifisis, akselerasi pertumbuhan pada pubertas, berpengaruh terhadap libido seksual pria dan kontrol fungsi epididimis Biomedik

30 Sintesis testosteron dan sekresinya
Konsentrasi testosteron pada limfe testikular dan vena testicular sama, namun aliran pada limfe lebih kecil sehingga transport sekresi steroid ini melalui pembuluh darah vena Hanya sebesar 25 mikrogram testosteron yang disimpan pada testis,dan konten total testicular mengadakan proses tersebut lebih dari 200 kali untuk menghasilkan rata-rata 6 mg yang disekresikan ke plasma tiap harinya pada pria normal Biomedik

31 Regulasi hormonal pria masa pubertas
Meski factor inisiasi tidak diketahui, pada saat pubertas, sel neurosekretori hypothalamic tertentu meningkatkan sekresin gonadotropin -releasing hormone (GnRH). Hormon ini, menstimulasi gonadotrophin pada pituitary anterior, untuk meningkatkan sekresinya pada dua gonadotropins, luteinizing hormone, dan follicle stimulating hormone (FSH Biomedik

32 Regulasi hormonal pria masa pubertas
LH menstimulasi sel leydig yang berlokasi di antara tubulus seminiferus, untuk mensekresikan hormone testosterone Melalui feedback negative, testosterone menekan sekresi LH oleh gonadotorph pituitary anterior dan menekan sekresi GnRH dari sel neurosekretorik hipotalamus. Biomedik

33 Regulasi hormonal pria masa pubertas
Pada beberapa sel target seperti di genital eksterna dan prostate, enzim 5 alpha –reduktase mengubah testosterone menjadi androgen lain yang dikenal sebagai dihydrotestosteron. Biomedik

34 Reseptor androgen dengan konsentrasi tinggi ditemukan pada jaringan target organ aksesorius laki-laki Banyaknya jumlah androgen reseptor dipengaruhi level androgen, umur, mutasi gen tunggal, dan polimorfisme genetik Ikatan testosteron pada reseptor androgen lebih tidak stabil dibandingkan DHT dengan androgen reseptor Subjek dengan defisiensi 5 alpha reductase diketahui mengalami produksi sperma yang terganggu Biomedik

35 Regulasi hormonal pria masa pubertas
FSH berperan secara tidak langsung terhadap spermatogenesis. FSH dan testosterone beraksi sinergis pada sel sertoli untuk menstimulasi sekresi androgen-binding protein ke dalam lumen tubulus seminiferus dan di dalam cairan intersisial sekitar sel spermatogenik Biomedik

36 Regulasi hormonal pria masa pubertas
ABP berikatan dengan testosterone, mempertahankan konsentrasinya supaya tetap tinggi Testosteron menstimulasi tahap akhir dari spermatogenesis pada tubulus seminiferous. Setelah derajat spermatogenesis yang diinginkan sudah dicapai, sel sertoli melepaskan inhibin, protein hormone yang dinamakan sesuai perannya yang menghambat sekresi FSH oleh pituitary anterior Biomedik

37 Regulasi hormonal pria masa pubertas
Jika spermatogenesis berjalan secara lambat, inhibin yang dilepaskan semakin sedikit, yang memungkinkan sekresi FSH lebih banyak lagi dan peningkatan rata-rata spermatogenesis. Testosteron juga diubah di otak menjadi estrogen ( hormone feminizing), yang berperan pada area tertentu pada otak laki-laki Biomedik

38 spermatogenesis 3 proses spermatogenesis Multiplikasi sel germina
Reduksi jumlah kromosom dari diploid menjadi haploid (miosis) Pembentukan suprastructure, yang memungkinkan motilitas sperma Biomedik

39 Regulasi hormonal pria masa pubertas
Suatu system negative feedback mengatur produksi testoseron. Saat konsentrasi testosteron di darah meningkat pada level tertentu, akan menghambat pelepasan GnRH oleh sel pada hipotalamus. Akibatnya , GnRH lebih sedikit pada portal darah yang mengalir dari hipotalamus ke pituitary anterior. Biomedik

40 Regulasi hormonal pria masa pubertas
Gonadotrophs pada anterior pituitary lalu melepaskan LH, sehingga konsentrasi LH pada darah sistemik turun. Dengan stimulasi yang lebih sedikit pada LH, sel Leydig di testis mensekresikan lebih sedikit testosterone akan kembali ke keadaan homeostasis Biomedik

41 Regulasi hormonal pria masa pubertas
Jika konsentrasi testosterone di darah terlalu rendah, GnRH akan dilepaskan oleh hipotalamus dan mensekresi LH oleh pituitary anterior. LH, lalu menstimulasi produksi testosterone oleh testis. Biomedik

42 Virilisasi/Maskulinisasi (Androgenik) - Tropik/Metabolisme (Anabolik) - Rekreasi (Dopping
Efek testosteron Biomedik

43 aksi anatomi yang irreversibel, seperti efek terhadap pita suara
Aksi fisiologis androgen selama pubertas dewasa dapat dikelompokkan jadi 2; permanent aksi anatomi yang irreversibel, seperti efek terhadap pita suara concurrent contoh;pengaturan produksi eritropoeitin dan level hemoglobulin Biomedik

44 Pada pubertas yang lengkap; level plasma testosterone mencapai 10-35nmol/L, produksi sperma pd level yag mantap. Proses yang dapat terganggu adalah spermatogenesis biasanya karena peningkatan suhu pada skrotum namun produksi testosterone lebih stabil dibanding spermatogenesis Biomedik

45 Kebanyakan testosteron dalam darah diikat oleh protein, hanya dua persen yang berasimilasi dengan sel tubuh. Protein yang banyak mengikat testosteron adalah sex hormone binding globin (SHBG). Jumlah protein ini meningkat sesuai pertambahan usia. Biomedik

46 Konsentrasi ini dipertahankan sekitar 10-20 tahun.
pada sekitar umur 20 tahun pria mempunyai konsentrasi testosteron tinggi dalam darah, antara nanogram/desiliter. Konsentrasi ini dipertahankan sekitar tahun. Setelah itu menurun sekitar satu persen per tahun, dan pada testosteron bebas terjadi penurunan 1,2 persen per tahun. Namun, hal ini bervariasi antara individu, tergantung dari pelbagai faktor. Biomedik

47 Hormon Reproduksi pria pada usia tua
Andropause ,partial androgen deficiency in ageing male(PADAM) ,male menopause Analogi pada perempuan, tapi tidak sama Fungsi seksual pria menurun seiring usia, terutama dipengaruhi faktor penyakit lain dan penggunaan obat-obatan Serum level estradiol dan testosterone diketahui menurun pada usia 65 tahun ke atas Biomedik

48 Hormon Reproduksi pria pada usia tua
Pada ejakulasi dengan frekuensi teratur , kepadatan sperma tidak menurun seiring usia, Namun pria lanjut, memiliki, volume ejakulat yang rendah, pergerakan sperma yang berkurang, dan presentase sperma abnormal yang meningkat Biomedik

49 Serum LH dan FSH diduga meningkat, guna menyeimbangkan dengan testosterone yang berkurang dan produksi sperma yang menurun. Frekuensi pulsasi LH menurun tapi tak ada perubahan amplitudenya terhadap usia Bagaimana perubahan hormonal dan korelasinya terhadap keadaan lain masih dalam penelitian Biomedik

50 Penutup Perkembangan prenatal
Testosteron dan DHT , berikatan pada reseptor androgen yang sama, yang ditemukan pada nuclei sel target. Karena perubahan ini, androgen menghasilkan beberapa efek: Perkembangan prenatal Perkembangan karakteristik seksual laki-laki. Pada saat pubertas, testosterone dan dihydrotestosteron berperan pada perkembangan dan pembesaran organ seks pria dan perkembangan karakteristik seksual sekunder maskulin Perkembangan fungsi seksual. Biomedik

51 Penutup Androgen berperan pada perilaku seksual dan spermatogenesis dan kemampuan seksual (libido) baik pada pria dan wanita. Stimulasi Anabolisme. Androgen adalah anabolic hormone, yang artinya menstimulasi sintesis protein. Hal ini berakibat pada otot yang lebih berat dan massa tulang pada lelaki yang lebih berat dibanding pada perempuan. Biomedik

52 Penutup Pria memiliki jaringan lemak yang lebih sedikit dibandingkan wanita , hal ini dapat dijelaskan bahwa androgen menghambat kemampuan sel lemak untuk menyimpan lipid dengan memblok transduksi yang diperlukan untuk fungsi adiposit, dan meningkatkan reseptor betaadrenergik , sehingga level epineprin meningkat dan menurunkan akumulasi lemak Biomedik

53 Pustaka Korenberg Larsen, Polonsay Melmed Williams Textbook of Endrocinology 10ed. Elsivier Science USA Tortora Gerard, Derrickson Bryan.2006.Principal Anatomy and Physiology,11ed. Biological science and Textbooks Inc.USA Laksmindra fitria .Kelenjar Rodolfo Rey,Chapter 7 Sexual Diferrentiation Md PhD, Natalie Josso MD PhD. Risbridger Gail P, Cancilla Bellinda.200.Role of Activin in male reproductive tract Biomedik


Download ppt "Hormon Reproduksi Pria"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google