Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

bagian-bagian dari lapangan terbang

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "bagian-bagian dari lapangan terbang"— Transcript presentasi:

1 bagian-bagian dari lapangan terbang
Powerpoint Templates

2 Lapangan Terbang Lapangan Terbang dibagi menjadi dua bagian utama yaitu sisi udara dan sisi darat. Gedung-gedung terminal menjadi perantara antara kedua bagian tersebut.

3 Gambar Bagian-bagian dari sistem bandara
Horonjeff (1994) dan Basuki (1986)

4 Lapangan Terbang

5 APRON : Pelataran pesawat
adalah bagian dari bandar udara yang digunakan sebagai tempat parkir pesawat terbang.

6 APRON Selain untuk parkir, pelataran pesawat digunakan untuk mengisi bahan bakar, menurunkan penumpang, dan mengisi penumpang pesawat terbang. Pelataran pesawat berada pada sisi udara (airport side) yang langsung bersinggungan dengan bangunan terminal, dan juga dihubungkan dengan jalan rayap (taxiway) yang menuju ke landas pacu.

7 Air Traffic Controller (ATC)
Pengatur lalu-lintas udara (Air traffic control) adalah penyedia layanan yang mengatur lalu-lintas di udara terutama pesawat terbang untuk mencegah pesawat terlalu dekat satu sama lain dan tabrakan. Kegunaan lain adalah untuk memerintah dan menerangkan keadaan dari lalu-lintas diudara juga memberikan informasi kepada pilot, seperti keadaan radar, cuaca, terutama informasi navigasi.

8 Air Traffic Controller (ATC)
Biasanya Pengaturan lalu-lintas udara dilakukan diatas menara (Tower), agar dapat melihat dengan jelas keadaan Landas pacu

9 Terminal Suatu terminal lapangan terbang/ bandara merupakan sebuah bangunan di bandara dimana penumpang berpindah antara transportasi darat dan fasilitas yang membolehkan mereka menaiki dan meninggalkan pesawat. Di terminal, penumpang membeli tiket, menitipkan bagasinya, dan diperiksa pihak keamanan.

10 Terminal Bangunan yang menyediakan akses ke pesawat (melalui gerbang) disebut 'concourse. Tetapi, sebutan "terminal" dan "concourse" kadang-kadang digunakan berganti-ganti, tergantung konfigurasi bandara. Bandara kecil memiliki sebuah terminal sementara bandara besar memiliki beberapa terminal dan/atau concourse. Di bandara kecil, bangunan terminal tunggal melayani semua fungsi sebuah terminal dan concourse.

11 Terminal Terminal Area
Bagian dari lapangan terbang diluar area/tempat pendaratan yang menjadi titik penting bagi aktivitas-aktivitas di lapangan terbang. Tempat ini termasuk bangunan terminal dan operasional, area parkir kendaraan, hanggar untuk servis pesawat, dll.

12 Terminal Terminal Building
Bangunan di area terminal yang menyediakan tempat/ruangan untuk menjalankan bisnis penerbangan, fasilitas-fasilitas untuk kepentingan penumpang, kantor untuk manajemen lapangan terbang dan fungsi-fungsi aeronatika lainnya

13 TAXIWAY : Jalan rayap adalah jalan penghubung antara landas pacu dengan pelataran pesawat (apron), kandang pesawat (hangar), terminal, atau fasilitas lainnya di sebuah bandar udara. Sebagian besar jalan rayap mempunyai permukaan keras yang merupakan lapisan aspal atau beton, walaupun bandar udara yang lebih kecil terkadang menggunakan batu kerikil atau rumput.

14 TAXIWAY Bandara-bandara yang sibuk umumnya membangun jalan rayap berkecepatan tinggi sehingga pesawat terbang dapat lebih cepat meninggalkan landas pacu. Hal ini dilakukan agar landas pacu dapat dikosongkan dalam jangka waktu yang lebih pendek untuk memberikan ruang bagi pesawat lainnya untuk mendarat.

15 Taxiway

16 Suatu bandara mencakup suatu kumpulan kegiatan yang luas yang mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang berbeda dan terkadang saling bertentangan antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya. Misalnya kegiatan keamanan membatasi sedikit mungkin hubungan (pintu-pintu) antara sisi darat (land side) dan sisi udara (air side), sedangkan kegiatan pelayanan memerlukan sebanyak mungkin pintu terbuka dari sisi darat ke sisi udara agar pelayanan berjalan lancar. Kegiatan-kegiatan itu saling tergantung satu sama lainnya sehingga suatu kegiatan tunggal dapat membatasi kapasitas dari keseluruhan kegiatan.

17 Sebelum tahun 1960-an rencana induk bandara dikembangkan berdasarkan kebutuhan-kebutuhan penerbangan lokal. Namun sesudah tahun 1960-an rencana tersebut telah digabungkan ke dalam suatu rencana induk bandara yang tidak hanya memperhitungkan kebutuhan-kebutuhan di suatu daerah, wilayah, propinsi atau negara.

18 Agar usaha-usaha perencanaan bandara untuk masa depan berhasil dengan baik, usaha-usaha itu harus didasarkan kepada pedoman-pedoman yang dibuat berdasarkan pada rencana induk dan sistem bandara yang menyeluruh, baik berdasarkan peraturan FAA, ICAO ataupun Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan dan Kepmen Perhubungan No. KM 44 Tahun 2002 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional.

19 ISTILAH LAPTER Airport
(Basuki, 1996; Sartono, 1996 dan PP No. 70 thn 2001) Airport Area daratan atau air yang secara regular dipergunakan untuk kegiatan take-off and landing pesawat udara. Dilengkapi dengan fasilitas untuk pendaratan, parkir pesawat, perbaikan pesawat, bongkar muat penumpang dan barang, dilengkapai dengan fasiltas keamanan dan terminal building untuk mengakomodasi keperluan penumpang dan barang dan sebagai tempat perpindahan antar moda transportasi.

20 ISTILAH LAPTER Kebandar udaraan
(Basuki, 1996; Sartono, 1996 dan PP No. 70 thn 2001) Kebandar udaraan meliputi segala susuatu yang berkaitan dengan penyelenggaraan bandar udara dan kegiatan lainnya dalam melaksanakan fungsi sebagai bandara dalam menunjang kelancaran, keamanan dan ketertiban arus lalulintas pesawat udara, penumpang, barang dan pos.

21 ISTILAH LAPTER Airfield
(Basuki, 1996; Sartono, 1996 dan PP No. 70 thn 2001) Airfield Area daratan atau air yang dapat dipergunakan untuk kegiatan take-off and landing pesawat udara. Fasilitas untuk pendaratan, parkir pesawat, perbaikan pesawat dan terminal building untuk mengakomodasi keperluan penumpang pesawat.

22 ISTILAH LAPTER Aerodrom
(Basuki, 1996; Sartono, 1996 dan PP No. 70 thn 2001) Aerodrom Area tertentu baik di darat maupun di air (meliputi bangunan sarana prasarana, instalasi infrastruktur, dan peralatan penunjang) yang dipergunakan baik sebagian maupun keseluruhannya untuk kedatangan, keberangkatan penumpang dan barang, dan pergerakan pesawat terbang. Namun aerodrom belum tentu dipergunakan untuk penerbangan yang terjadwal.

23 ISTILAH LAPTER Aerodrom reference point Letak geografi suatu aerodrom.
(Basuki, 1996; Sartono, 1996 dan PP No. 70 thn 2001) Aerodrom reference point Letak geografi suatu aerodrom. Landing area Bagian dari lapangan terbang yang dipergunakan untuk take off dan landing. Tidak termasuk terminal area.

24 ISTILAH LAPTER Landing strip
(Basuki, 1996; Sartono, 1996 dan PP No. 70 thn 2001) Landing strip Bagian yang bebentuk panjang dengan lebar tertentu yang terdiri atas shoulders dan runway untuk tempat tinggal landas dan mendarat pesawat terbang. Runway (r/w) Bagian memanjang dari sisi darat aerodrom yang disiapkan untuk tinggal landas dan mendarat pesawat terbang.

25 ISTILAH LAPTER Holding apron
(Basuki, 1996; Sartono, 1996 dan PP No. 70 thn 2001) Holding apron Bagian dari aerodrom, area yang berada didekat ujung landasan yang dipergunakan oleh pilot untuk pengecekan terakhir dari semua instrumen dan mesin pesawat sebelum take off. Dipergunakan juga untuk tempat menunggu sebelum take off.

26 ISTILAH LAPTER Holding bay
(Basuki, 1996; Sartono, 1996 dan PP No. 70 thn 2001) Holding bay Area diperuntukkan bagi pesawat untuk melewati pesawat lainnya saat taxiing, atau berhenti saat taxiing. Turning area Bagian dari area di ujung landasan pacu yang dipergunakan oleh pesawat untuk berputar sebelum take off.

27 ISTILAH LAPTER Over run (o/r)
(Basuki, 1996; Sartono, 1996 dan PP No. 70 thn 2001) Over run (o/r) Bagian dari ujung landasan yang dipergunakan untuk mengakomodasi keperluan pesawat gagal lepas landas. Over run biasanya terbagi dua : Stop way : bagian over run yang lebarnya sama dengan run way dengan diberi perkerasan tertentu (ii) Clear way: bagian over run yang diperlebar dari stop way, dan biasanya ditanami rumput.

28 ISTILAH LAPTER (Basuki, 1996; Sartono, 1996 dan PP No. 70 thn 2001)
Fillet Bagian tambahan dari pavement yang disediakan pada persimpangan runmway atau taxiway untuk menfasilitasi beloknya pesawat terbang agar tidak tergelincir keluar jalur perkerasan yang ada. Shoulders Bagian tepi perkerasan baik sisi kiri kanan maupun muka dan belakang runway, taxiway dan apron.

29 ISTILAH LAPTER (Basuki, 1996; Sartono, 1996 dan PP No. 70 thn 2001)
Hangar Bangunan besar yang didirikan di lapangan terbang dengan tujuan untuk memeriksa, menservis, dan memperbaiki pesawat.

30 Rancangan Induk Lapangan Terbang
adalah konsep pengembangan seluruh area lapangan terbang di dalam dan di luar termasuk operasi penerbangan dan tata guna tanah disekitarnya. Langkah awal dalam mempersiapkan rancangan induk adalah pengumpulan data dari fasilitas lapangan terbang yang sudah ada dan usaha merancang pada areal yang luas.

31 Rancangan Induk Lapangan Terbang
Data-data tersebut meliputi : - Data lalu lintas penumpang, barang dan pos serta lalu lintas pesawat. - Aturan lapangan terbang yang dikeluarkan FAA, ICAO - Navigasi dan Telekomunikasi udara - Data Sosial Ekonomi dan lingkungan sekitar.

32 Rancangan Induk Lapangan Terbang
Fasilitas-fasilitas yang harus disediakan lapangan terbang : - Runway (landasan pacu) - Taxiway (landasan penghubung) - Apron (tempat parkir pesawat) - Terminal Building (bangunan terminal) - Hanggar (tempat menyimpan /garasi pesawat) - Jalan Akses masuk dan keluar lapangan terbang - Tempat parkir kendaraan darat.

33 Faktor-faktor penentu lokasi lapter
Untuk menentukan lokasi lapter harus diperhatikan beberapa faktor, yaitu : Tipe pengembangan lingkungan sekitar, Pengembangan lingkungan selaras dengan lingkungan LT. 2. Kondisi atmosfir cuaca yang sangat mengganggu penerbangan adalah kabut / asap (SMOG vs jarak pandang)

34 Faktor-faktor penentu lokasi lapter
Untuk menentukan lokasi lapter harus diperhatikan beberapa faktor, yaitu : 3. Kemudahan untuk mendapat transport darat / fasilitas intermoda (perlu diperhatikan transportasi darat yang bisa melayani dari lapter ke kota sekitarnya dg memperhitungkan jarak ke lapter dan kelancaran L. L.) 4. Tersedianya tanah untuk pengembangan perluasan fasilitas atau membangun fasilitas baru

35 Faktor-faktor penentu lokasi lapter
Untuk menentukan lokasi lapter harus diperhatikan beberapa faktor, yaitu : 5. Adanya lapangan terbang yang lain Manuver pendaratan , jarak minimum antar LT. Penempatan lapter baru dilakukan karena untuk pengembangan lapter lama yang sudah tidak memungkinkan.

36 Faktor-faktor penentu lokasi lapter
Untuk menentukan lokasi lapter harus diperhatikan beberapa faktor, yaitu : 6. Halangan sekeliling LT bebas sekeliling ( obstruction ) di bagian approach. Daerah bebas rintangan yang dibutuhkan runway, diatur FAA dan di tabelkan 7. Pertimbangan ekonomis Pilihan lokasi vs konsekuensi biaya

37 Faktor-faktor penentu lokasi lapter
Untuk menentukan lokasi lapter harus diperhatikan beberapa faktor, yaitu : 8. Tersedianya utilitas Utilitas air minum ,listrik, Telekomunikasi, bahan bakar dan limbah.

38 Faktor yang mempengaruhi ukuran lapangan terbang
meliputi : 1) Bentuk karakteristik & ukuran pesawat yang akan meng- gunakan lapangan terbang. 2) Volume lalu lintas udara yang diperkirakan 3) Keadaan cuaca (angin dan temperatur). 4) Ketinggian lokasi lapangan terbang.

39 Bentuk karakteristik & ukuran pesawat yang akan menggunakan lapangan terbang.
Sebagian besar perencana lapangan terbang tidak cukup mengenal semua aspek teknik yang berhubungan dengan kinerja pesawat. Untuk mendapatkan informasi ukuran landas pacu yang dibutuhkan oleh perencana lapangan terbang, mereka disarankan untuk berkonsultasi dengan perusahaan penerbangan dan para pemakai bandara yang lain

40 Volume lalu lintas udara yang diperkirakan
Volume dan karakter lalu lintas mempengaruhi jumlah landas pacu yang diperlukan, konfigurasi taxiway dan ukuran area pendaratan

41 Keadaan cuaca (angin dan temperatur).
Kondisi meteorologi penting yang dapat mempengaruhi ukuran sebuah lapangan terbang adalah angin dan suhu. Suhu mempengaruhi panjang landas pacu, suhu yang tinggi memerlukan runway lebih panjang. Arah angin mempengaruhi jumlah runway dan konfigurasinya

42 Ketinggian lokasi lapangan terbang.
Ketinggian lokasi mempengaruhi panjang runway, semakin tinggi sebuah lapangan terbang semakin panjang runway yang dibutuhkan


Download ppt "bagian-bagian dari lapangan terbang"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google