Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Colaborative learning kelompok 1 ananta yandini darfirizan seprika lusi agustin nafa maulidhina novia desiyana novitha destary sesria nasution rizky agusmay.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Colaborative learning kelompok 1 ananta yandini darfirizan seprika lusi agustin nafa maulidhina novia desiyana novitha destary sesria nasution rizky agusmay."— Transcript presentasi:

1 Colaborative learning kelompok 1 ananta yandini darfirizan seprika lusi agustin nafa maulidhina novia desiyana novitha destary sesria nasution rizky agusmay takikardi

2 Suatu kondisi denyut jantung > 100 kali/menit
DEFINISI Suatu kondisi denyut jantung > 100 kali/menit

3 klasifikasi Takikardi kompleks QRS sempit Sinus Takikardi
Denyut jantung > 100 kali/menit. Timbul akibat dari stimulus fisiologis : demam, anemia, hipotensi atau syok. Terapi → Untuk penyebab yang mendasari Sinus Takikardi Frekuensi jantung : kali menit Takikard regular, disebabkan re-entry. Irama abnormal yang memungkinkan gelombang depolarisasi berjalan melingkar pada jaringan jantung. Jika muncul pada miocardium jantung → atrial fibrillation, atrial flutter, atrial tachycardia. Supraventiular Takikardi

4 Subgroup SVT Re-entry Lainnya Awitan & terminasi mendadak
AVNRT Awitan & terminasi mendadak Denyut regular Melebihi batas atas tipikal sinus tachycardi saat istirahat >150 kali permenit AVRT Lainnya Multifocal atrial tachycardia (MAT) Unctional tachycardia Atrium ektopik Takikardi otomatis Atrial fibrillation

5 Takikardi kompleks QRS lebar
QRS ≥ 0,12 detik Bentuk umum adalah : VT SVT dgn konduksi aberan Takikardia pre-eksitasi Irama pacu ventrikel Terbagi : reguler atau ireguler

6

7

8

9

10 Tatalaksana Synchronized cardioversion - Pertimbangkan sedasi
Nilai kesadaran dengan kondisi klinis HR biasanya ≥ 150x/menit jika takiaritmia Tatalaksana Ya Ya Identifikasi dan atasi penyebab Jaga patensi jalan nafas ; bantu nafas jika diperlukan Oksigen (jika hipoksemia) Identifikasi irama ; monitor tekanan darah dan oksimetri Apakah takiaritmia menyebabkan : Hipotensi? Penurunan kesadaran? Tanda-tanda syok Nyeri dada iskemik? Gagal jantung akut? Synchronized cardioversion - Pertimbangkan sedasi Jika kompleks QRS sempit dan reguler,pertimbangkan adenosin Tidak Akses IV dan EKG 12 sandapan jika tersedia Pertimbangkan adenosin. Hanya jika QRS kompleks reguler dan monomorfik Pertimbangkan infus obat antiaritmia Pertimbangkan konsultasi ahli QRS lebar ≥ 0,12 detik Tidak Akses IV dan EKG 12 sandapan jika tersedia Manuever vagal Adenosin (jika QRS kompleks teratur) Beta blocker atau calcium channel blocker Pertimbangkan konsultasi ahli

11 Takikardi Kompleks QRS Sempit Teratur
Manuver Vagal Pilihan terapi awal untuk terminasi PSVT stabil Cara : (manuver valsava / pijat sinus carotis)  dapat menghentikan hingga 25% PSVT Untuk SVT lain tidak dianjurkan Kontraindikasi : Riwayat IMA, TIA atau stroke dalam 3 bln terakhir Riwayat FV/ FT Adanya bruit pada A. carotis

12 Adenosin 1 Manuver vagal tidak memberi respon pada PSVT
Dalam bentuk ATP dosis inisial 10 mg IV dan dosis ulangan 20 mg IV Saat pemberian adenosin pada pasien PSVT dg WPW(AVRT) kemungkinan terjadi atrial fibrillation atau atrial flutter Sediakan defibrilator Jika tidak berubah dlm 1-2 menit berikan adenosin 12 mg IV dapat diulangi sekali lagi 4 3 Manuver vagal tidak memberi respon pada PSVT Adenosin 6 mg IV (di antekubitus) diikuti dengan Flush cairan salin 20 mL 1 2 Jika terjadi rekurensi dapat diberikan adenosin ulang atau bisa juga obat penghambat nodua AV kerja panjang diltiazem 5 Interaksi obat Dosis lebih besar pada pasien dengan kadar teofilin, kafein, teobromin dalam darah yang tinggi Dosis awal dikurangi 3 mg pd pasien yg menggunakan dipiridamol atau karbamazepin Efek samping Flushing, dispneu, dan nyeri dada

13 Penghambat Kanal Kalsium Dan Penghambat Beta
Jika PSVT tidak berubah atau rekurensi setelah pemberian adenosin atau manuver vagal atau memunculkan bentuk lain dari SVT atrial fibrilation atau atrial flutter Penghambat kanal kalsium non dihidropiridin Berikan verapamil 2,5-5mg IV bolus selama 2 menit atau 3 menit pada lansia Untuk diltiazem berikan dosis 15-20mg (0,25mg/kgBB) IV selama 2 menit jika diperlukan dalam 15 menit kemudian beri dosis tambahan mg IV (0,35mg/kgBB). Dosis infus rumatan 5-15mg/jamdititrasi seusai kecepatan denyut jantung Jika tidak ada respon terapeutik dan tidak ada kejadian efek samping Verapamil hanya boleh diberikan pada pasien dg SVT re-entry kompleks sempit atau aritmia yg dipastikan berasal dari supraventrikular. Tidak boleh pd takiaritmia kompleks QRS lebar,dg fungsi ventrikel yg menurun atau gagal jantung Dosis ulang 5-10mg dpt diberikan menit dg dosis total 20 mg Regimen dosis lain 5 mg bolus tiap 15 menit dg dosis total 30mg Penghambat Kanal Kalsium Dan Penghambat Beta

14 Perhatian Pada Penggunaan Obat-Obatan Untuk SVT
Pada pasien preeksitasi (memiliki accessory pathway) mengalami atrial fibrilation/atrial flutter dg konduksi ke ventrikel melalui AVnod karena beberapa kasus dapat mempercepat respon ventrikel Hindari kombinasi agen blok nodus AV yang kerjanya panjang cth : kalsium chanel blocker+penghambat beta dapat menimbulkan bradikardi berat Pada pasien preeksitasi dengan aritmia atrium dapat digunakan obat antiaritmia untuk mengontrol kec. Laju jantung

15 Takikardi Kompleks QRS Sempit Tidak Teratur
Hemodinamika tidak stabil  lakukan kordioversi elektrik Hemodinamika stabil  lakukan koktrol kecepatan irama ventrikel Dapat menggunakan kalsium chanel blocker nondihidropiridin (diltiazem ↓ irama ventrikel dengan cepat Dapat menggunakan digoksin dan amiodaron pada pasien gaga jantung kongestif kontrol irama menjadi sinus

16 Takikardia QRS Lebar Tidak Teratur
Atrial fibrilation dengan konduksi aberan Sama dengan tatalaksana atrial fibrilation pada umumnya. Hindari obat-obat penghambat nodus AV  adenosin, penghambat kanal Ca, digoksin dan penghambat beta meningkatkan respon ventrikel Atrial fibrilation pre-eksitasi Obat farmakologi untuk mencegah rekurensi berdasarkan penyebab dan ada tidaknya pemanjangan interval QT pada irama sinus. Defibrilasi secepatnya dengan energi yang sama dengan VF VT polimorfik

17 Interval QT memanjang selama irama sinus  menghentikan obat yang memperpanjang interval QT, perbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan pemicu lainnya. terminasi torsades de pointes terkait bradikardi dan pemanjangan interval QT induksi obat  Isopreterenol atau pacu ventrikel. VT polimorfik akibat sindroma QT memanjang familial  Magnesium IV, pacu jantung dan penghambat vera VT polimorfik tanpa pemanjangan interval QT paling banyak disebabkan oleh iskemia miokard Amidarone IV dan penghambat beta untuk menurunkan rekurensi aritmia

18 Takikardi Stabil Kompleks QRS Lebar
Merupakan takikardi yang berasal dari ventrikel atau kadang kala bisa dari daerah supra ventrikel yang ditandai dengan kompleks QRS yang melebar >0,12 detik Terdiri dari : VT dan SVT dengan aberansi Takikardi QRS Lebar Teratur Penanganan+diagnostik: Jika didapatkan Takikardi dengan QRS lebaridentifikasi dahulu apakah VT atau SVTberikan adenosin 6mg IV bolus cepatlalu 12mg untukbolus pertama dan dilanjutkan 12mg untukbolus kedua bilairama tidak terkonversi Penanganan utama: Lini 1 : procain, sotalol dan amiodaron Lini 2 :lidocain

19 question


Download ppt "Colaborative learning kelompok 1 ananta yandini darfirizan seprika lusi agustin nafa maulidhina novia desiyana novitha destary sesria nasution rizky agusmay."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google