Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehYulia Agusalim Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
Memangkas Konflik Menegakkan Kebhinekaan
Oleh : Dr. Eko Harry Susanto Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Tarumanagara Jakarta Disampaikan dalam Seminar Nasional ”Komunikasi Hindu Dalam Budaya Multikultur” di Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar , Bali 26 Maret 2015
2
Konflik Bernuansa Perbedaan
Keberingasan massa masih mewarnai konflik bernuansa perbedaan agama dan kepercayaan. Mayoritas warga negara Indonesia sebenarnya masih tinggi toleransinya ( Kompas,11 Agustus 2010)
3
Pancasila UUD 1945 Pilar Kebangsaan NKRI Bhineka Tunggal Ika
4
Multikulturalisme Secara substantif, menegakkan keberagaman berkeyakinan dalam koridor heteroginitas, pluralisme dan multikulturalisme menjadi masalah penting untuk keberlanjutan Indonesia yang beradab
5
Gambaran Konflik The Wahid Institute : Intoleransi Meningkat Tajam - Kompas, 30/12/2011)
6
Catatan Lembaga Studi Advokasi Masyarakat (ELSAM)
Pada tahun 2011, terdapat 63 konflik terkait kebebasan berkeyakinan. (Susanto dalam Suara Pembaruan, Januari 2012).
7
Laporan Tahunan The Wahid Institutte
Kebebasan Beragama Butuh Pemimpin yang Melindungi (Kompas, 29 Desember 2012) Hal. 8 Laporan Tahunan The Wahid Institutte No Tahun Jumlah Kasus Keterangan 1 2009 121 Peristiwa 2 2010 184 Peristiwa 3 2011 267 Peristiwa 4 2012 274 Peristiwa 363 tindakan pelanggaran kebebasan beragama Lima orang terbunuh. Paling banyak di Jawa Barat. 166 tindakan pelanggaran dilakukan oleh
8
166 197 Laporan TWI : 363 Tindakan Pelanggaran terdiri dari :
Kebebasan Beragama Butuh Pemimpin yang Melindungi (Kompas, 29 Desember 2012) Hal. 8 Laporan TWI : 363 Tindakan Pelanggaran terdiri dari : Jumlah Tindakan Pelaku Keterangan 166 Aparat Negara, terutama polisi, Satpol PP, militer, bupati/walikota, camat Penyerangan, perusakan, pembunuhan, pembiaran, penyesatan, kriminalisasi keyakinan, pelarangan rumah ibadah, pelarangan aktivitas keagamaan, pemaksaan keyakinan dan intimidasi 197 Non Aparat Negara, terutama Front Pembela Islam (FPI), kelompok masyarakat, individu dan majelis Ulama Indonesia (MUI)
9
Superior Konflik sektarianisme - nilai-nilai budaya diri sendiri merupakan yang paling baik (superior) dibandingkan dengan budaya kelompok lain (Samovar dan Porter 1988, 55).
10
Tahun 2014 konflik menurun sekitar 42 persen.
Frekuensi Menurun Tahun 2014 konflik menurun sekitar 42 persen. Kontestan berlomba-lomba untuk menunjukkan diri sebagai pihak yang pro pada isu toleransi dan anti kekerasan
11
Pemicu Konflik Antar Kelompok
Ketergantungan kepada kekuatan pihak - pihak yang bertikai Politisasi agama dan kepercayaan birokrasi
12
Pengabaian Penyebab Konflik
Ketimpangan dalam politik global Menyalahkan Emosi Masyarakat
13
Hambatan Komunikasi Antar Kelompok (Samovar, Porter dan Jain 1981, 192 -200).
Perbedaan tujuan Komunikasi Etnosentrisme Ketidak percayaan (Lack of trust) Penarikan diri (Withdrawl) Tidak empati Stereotip Jarak Kekuasaan
14
Perwujuadan Prasangka
Antilocution Avoidance, Discrimanation Violence Extermination
15
Peran Pemerintah dan Elite Politik
UU No. 7 Tahun 20125, tentang Penanganan Konflik Sosial Inpres No. 2 Tahun tentang Gangguan Keamanan Dalam Negeri
16
Menelisik Peran Negara dalam Kebinekaan (Kompas, 10 Desember 2012)
Kepuasan Terhadap Pemerintah dalam Hal sbb (%) : No Tindakan Pemerintah Puas Tdk Puas Tdk Tahu/ Tdk Jawab 1 Menjaga Kebinekaan 32,3 60,8 6,9 2 Mencegah ancaman Kerukunan umat beragama 31,2 65,5 3,3 3 Mencegah Potensi Konflik Perbedaan Etnis 29,5 67,4 3,1
17
Menelisik Peran Negara dalam Kebinekaan (Kompas, 10 Desember 2012)
Sudah Terlindungi atau Belum hak – hak kelompok ini? (%) No Tindakan Pemerintah Sudah Belum Tdk Tahu/ Tdk Jawab 1 Warga minoritas agama dalam kebebasan beribadah dan mendirikan rumah ibadah 39,1 54,7 6,2 2 Masyarakat adat mengekspresikan kepercayaan dan adat istidat mereka 50,7 43,2 6,1 3 Warga Tionghoa dalam kebebasan berekspresi dan menjalankan adat istiadat 64,3 26,5 9,2
18
Menelisik Peran Negara dalam Kebinekaan (Kompas, 10 Desember 2012)
Peran Institusi dalam penyelesaian kasus kekerasan (%) No Institusi, Kelompok Sudah melindungi kelompok minoritas agama Belum melindungi Tdk Tahu/ Tdk Jawab 1 Pemerintah 31,4 59,8 8,8 2 Pemimpin Agama 49,3 42,1 8,6 3 Masyarakat 40,5 59,5 13,8
19
Menelisik Peran Negara dalam Kebinekaan (Kompas, 10 Desember 2012)
Apakah Kebijakan pemerintah ini mengelola perbedaan atau memicu konflik? (%) No Kebijakan Mengelola Perbedaan Memicu Konflik Tdk Tahu/ Tdk Jawab 1 Surat Keputusan Bersama 2 Menteri 45,5 33,2 21,3 2 Keputusan Menteri Agama terhadap Ahmadiyah 23,3 54,4 22,3 3 Sikap pembiaran aksi kekerasan terhadap kelompok minoritas 15,2 74,1 10,7 4 Penggunaan Sentimen Primordial dalam Pilkada 26,7 59,5 13,8
20
Menelisik Peran Negara dalam Kebinekaan (Kompas, 10 Desember 2012)
Jumlah Kasus Intoleransi/ Diskriminasi 2011 No Tindakan Jumlah 1 Intimidasi dan Ancaman Kekerasan 48 2 Pernyataan dan Penyebaran Kebencian 27 3 Pembakaran dan Perusakan Properti 4 Diskriminasi atas dasar agama dan kepercayaan 26 5 Penyerangan Fisik/ Penganiayaan 23 6 Penolakan rumah ibadah agama lain 14 7 Pemaksaan keyakinan 12 8 Pelarangan ibadah dan kebebasan berekspresi 9 Pembunuhan/ teror 10 Tuduhan sesat
21
Penyelesaian Konflik Kelemahan Penyelesaian
Retorika klise di ruang publik Penafsiran demokrasi dan kebebasan yang ditafsirkan sepihak Perbedaan untuk mencari dukungan Dampak internet dan teknologi komunikasi
22
Strategi Membangun Kebhinekaan
Kemajemukan dalam Pancasila Ir. Soekarno Negara Integralistik Mr. Soepomo
23
Komunikasi Antar Kelompok Efektif (Samovar dan Porter 1988, 331)
Menghargai budaya kelompok lain Tidak memaksakan pendapat Pengetahuan pribadi emahami orang lain Empati Bersikap fleksibel Menjaga hubungan Mengembangkan sikap toleransi
24
Strategi Komunikasi antar kelompok (Samovar, Porter dan Jain 1981, 202-210).
Pahamilah diri kita sendiri (know yourself) Penggunaan bahasa yang sama dalam komunikasi dan interaksi Sediakan waktu (take time) Perhitungan Setting Tingkatkan kemampuan berkomunikasi Umpan Balik (Feedback) Kembangkan empati Perhatikan kesamaan Tanggung jawab Etis
25
Kesimpulan Strategi Komunikasi Antar Kelom pok
Konflik masih terus terjadi Penyelesaian konflik masuk dalam kalkulasi politik Pendekatan formal berpacu dengan kekuatan komunalisme Strategi Komunikasi Antar Kelom pok
26
Saran Meningkatkan tindakan menjaga kebhinekaan
Transparan menyikapi konflik Menyuarakan keamjemukan di kelompok homogin Perlu strategi komunikasi antar kelompok
27
Referensi Samovar, Larry A and Richard E. Porter “ Approaching Intercultural Communication“. eds. Samovar and Porter, Intercultural Communication : A Reader, Belmont – California : Wadsworth Publishing Company. Samovar, Larry A, Richard E. Porter & Edwin R.Mc.Daniel Communication Between Culture. Seventh Edition, Australia : Thomson – Wadsworth International Student Edition. Samovar, Larry A, Richard E.Porter dan Nemi Jain Understanding Intercultural Communication. Wadsworth Publishing Co, Belmont : California
28
Referensi Soekarno.1988.”Pancasila”, dalam Pemikiran Politik Indonesia editor Herbert Feith dan Lance Castles. Jakarta : Penerbit Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial. Soepomo.1988.”Negara Integralis”.dalam Pemikiran Politik Indonesia editor Herbert Feith dan Lance Castles. Jakarta : Penerbit Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial.
29
Referensi Supriatna, Antonius Made Tony “ Menguatnya Kartel Politik Para Boss” , dalam Majalah Prisma Vol.28. Oktober 2009, Penerbit LP3ES, Jakarta Undang-Undang Republik Indonesia No.7 Tahun 2012.Tentang Penanganan Konflik Sosial Wood, Julia T Communication Theories in Action. Third Edition, Canada: Thomson – Wadsworth Publishing.
30
Terimakasih IHDN, 26 Maret 2015 Dr. Eko Harry Susanto
Dewan Pakar Aspikom Wakil Rektor Bidang Akademik Dan Kemahasiswaan Universitas Tarumanagara Jakarta IHDN, 26 Maret 2015
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.