Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
KESUKARAN BELAJAR
2
DEFINISI KESUKARAN BELAJAR
Orang dengan kesukaran belajar memiliki intelegensi rata-rata- tinggi, tetapi memiliki kesulitan dalam mengelola informasi yang diterima otak. Kondisi ini dapat menyebabkan mereka tertinggal di sekolah dan di tempat kerja, dan juga dapat menimbulkan masalah harga diri. Kasus kesukaran belajar ini semakin hari makin meningkat, dalam 10 tahun terakhir jumlah siswa berusia 6-21 tahun yang diidentifikasi mengalami kesulitan belajar oleh IDEA meningkat sebesar 38%, dengan peningkatan terbesar (44%) pada siswa yang berusia tahun (Lyonn,dkk.,2001). Hasil penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa dari murid kelas satu hingga kelas enam sekolah dasar di DKI Jakarta, terdapat 16,52% siswa yang dinyatakan sebagai murid berkesulitan belajar oleh guru (Abdurrahman,1999).
3
Kesukaran Belajar Sekelompok gangguan (disorder) yang mempengaruhi beberapa kemampuan akademis dan fungsional termasuk kemampuan untuk berbicara, mendengarkan, membaca, menulis, mengeja, reason, dan mengorganisasikan informasi. Kesukaran belajar bukanlah indikator dari rendahnya intelegensi seseorang. Seseorang dengan kesukaran belajar terkadang sulit untuk mencapai tingkat intelektual sesungguhnya karena kelemahan dan satu atau lebih proses informasi otak (
4
Istilah kesukaran belajar diberikan kepada siswa-siswa yang tidak mampu membuat peningkatan yang adekuat dalam menghadapi kurikulum sekolah, utamanya dalam kemampuan dasar seperti bahasa, sastra, dan matematika. Masalah-masalah yang mereka alami bisa terjadi hanya pada salah satu mata pelajaran dalam kurikulum sekolah. Karena berbagai alasan, siswa-siswa tersebut tidak mampu mengikuti pelajaran dengan mudah. (Westwood, Peter, Learning and Learning Difficulties: A Handbook for Teachers, halaman 53)
5
Gangguan pada satu atau lebih proses dasar psikologis termasuk dalam memahami atau menggunakan bahasa tulis dan lisan, yang dimanifestasikan dalam kemampuan yang tidak sempurna dalam menyimak, berpikir, berbicara, membaca, mengeja, dan menyelesaikan hitungan matematis.
6
Klasifikasi kesukaran belajar
Adapun yang termasuk dalam kesukaran belajar: Perceptual disabilities Dyslexia Aphasia Kemudian masalah-masalah belajar yang berdasar dari ketidakmampuan visual, pendengaran, dan kelemahan motorik, retardasi mental, yang merugikan (enviromental, cultural, and economic disadvantage) tidak termasuk dalam kelompok ini. (The regulations for Public Law (P.L) , the individuals with disabilities Education Act (IDEA), formerly P.L , the Education of the Handicapped Act (EHA) dalam
7
Kesukaran belajar merujuk pada beberapa gangguan yang berdampak pada proses akuisisi, organisasi, retensi, memahami penggunaan informasi secara verbal maupun non verbal. Gangguan ini diakibatkan oleh kerusakan dari satu atau lebih proses yang berhubungan dengan penerimaan informasi, berpikir, mengingat, atau learning. (Official Definition of Learning Dissabilities, adopted by The Learning Dissabilities Association of Canada, dalam
8
Kesimpulan……. Kesulitan yang berkaitan dengan salah satu atau beberapa proses dalam belajar (mempersepsi, berpikir, mengingat) Adanya disfungsi minimal otak namun tidak berhubungan dengan tinggi rendahnya tingkat intelegensi atau kerusakan fisik alat indera. Terjadi pada intelegensi rata-rata atau rata- rata atas Paling jelas tampak dalam seting sekolah karena mengakibatkan seseorang dengan kesukaran belajar kesulitan mengikuti materi sekolah. Menyebar di berbagai tingkat sosial ekonomi The “Invisible Disability”
9
Kategori-ketgori kesukaran belajar
Input Kesukaran belajar pada kaegori ini berkaitan dengan masalah penerimaan informasi melalui alat indera, misalnya persepsi visual dan auditory. Kesukaran dalam persepsi visual dapat menyebabkan masalah mengenali bentuk, posisi atau ukuran objek yang dilihat. Kesukaran dalam persepsi auditory dapat menyebabkan kesulitan untuk fokus pada salah satu stimulus suara, misalnya suara guru. Integration Tahap ini berkaitan dengan selama informasi diinterpretasikan, dikategorikan, diurutkan, atau dihubungkan dengan proses belajar masa sebelumnya. Siswa yang mengalami masalah dalam kategori ini kemungkinan kesulitan dalam bercerita secara runtut, kurang mampu mengingat infomasi secara berurutan misalnya urutan hari dalam seminggu, mampu memahami konsep yang baru namun kesulitan untuk menggeneralisasikan dengan konsep lain.
10
Storage Tahap ini berkaitan dengan memori/ingatan. Kebanyakan masalah dalam kategori ini berkaitan dengan short-term memory yang membuat seseorang mengalami kesulitan dalam mempelajari materi baru tanpa banyak pengulangan. Misalnya, kesukaran dalam memori visual mempengaruhi proses belajar dalam mengeja. Output Informasi yang telah diproses oleh otak akan muncul dalam bentuk respon melalui kata-kata, yaitu output bahasa, aktivitas otot, misalnya gesturing, menulis, atau menggambar. Kesulitan dalam output bahasa mengakibatkan masalah dalam bahasa lisan, misalnya menjawab pertanyaan yang diharapkan dimana seseorang harus menyampaikan kembali informasi yang disimpan, mengorganisasikan bentuk pikirannya dalam bentuk kata-kata. Hal yang serupa juga terjadi bila masalah manyangkut bahasa tulis. Kesulitan dalam kemampuan motorik menyangkut kemampuan motorik kasar dan halus.
11
Beberapa hal yang dianggap sebagi penyebab kesulitan belajar
Faktor organik dan biologik Faktor genetik Faktor lingkungan Brumer dan Cohen menyatakan bahwa lingkungan yang ‘miskin’ seperti miskin stimulasi, miskin kehangatan, miskin kasih sayang, miskin pengertian dapat menimbulkan kesulitan belajar pada anak.
12
Tipe-tipe kesulitan belajar
Gangguan kemampuan akademik (Academic Skill Dissorder) Developmental reading disorder (dyslexia): masalah membaca, membuat kesan dari bahasa yang tertulis. Developmental writing disorder (dysgraphia): masalah menulis tangan atau dengan cara lain yang dapat dipahami oleh diri sendiri dan orang lain, individu tidak dapat membaca tulisan tangannya sendiri. Developmental arithmetic disorder (dyscalculia): masalah hitungan atau konsep matematik abstrak
13
Gangguan bicara dan bahasa (speech and language disorders)
Developmental articulation disorder: masalah menghasilkan bunyi ucapan, mengucapkan huruf atau kombinasi huruf tertentu Developmental expressive language disorder: masalah menggunakan bahasa yang diucapkan untuk berkomunikasi dan mengekspresikan diri secara verbal. Developmental receptive language disorder (auditory processing disorder): masalah memahami bahasa yang disampaikan orang lain, individu mendengar kata-kata tersebut tapi tidak memprosesnya sebagai pikiran (sulit menangkap makna)
14
Lain- lain…… Visual processing disorder: masalah dalam memahami informasi yang diterima oleh mata, yang mempengaruhi kemampuan memahami hubungan spasial, mengidentifikasi bentuk dan objek yang berbeda, atau membedakan bagian gambar dari keseluruhannya. Developmental motor skill disorder (dyspraxia): masalah yang berkaitan dengan kemampuan motorik halus, canggung dalam menggunakan alat-alat, serta tangan dan jari sendiri. Nonverbal learning disorder: masalah dalam memahami komunikasi non verbal, orang dengan kesulitan seperti ini sangat cekatan dalam berbahasa, namun memiliki masalah dengan kemampuan organisasional, sosial dan motorik.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.