Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehLiani Salim Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
Fermented virgin coconut oil waste product as feed source
Pemanfaatan Ampas Kelapa Limbah Pengolahan Minyak Kelapa Murni Menjadi Pakan Ternak Fermented virgin coconut oil waste product as feed source
2
Latar Belakang
3
Latar Belakang Peran komoditas kelapa hingga saat ini masih terbatas sebagai penyedia bahan baku bagi industri hilir yang berkembang dinegara lain Ampas kelapa produksi VCO yang semula menjadi limbah buangan kini dapat dimanfaatkan dengan penggunaan teknologi fermentasi tepat guna sehingga meningkatkan nilai ekonomis dari limbah buangan Penggunaan teknologi tepat guna dan penerapan prinsip dasar industri mikrobiologi pada tahap optimasi proses maka pengolahan secara tradisional dapat digantikan dengan cara konvensional
4
Tinjauan Pustaka
5
Tinjauan Pustaka Pada proses pembuatan minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil), daging kelapa segar yang telah diparut kemudian dikeringkan dan dipres hingga minyaknya terpisah. Hasil samping dari proses pembuatan minyak kelapa murni ini adalah ampas kelapa. Ampas kelapa hasil samping pembuatan minyak kelapa murni masih memiliki kandungan protein yang cukup tinggi. Hal ini menyebabkan ampas kelapa berpotensi untuk dimanfaatkan dan diolah menjadi pakan. Protein kasar yang terkandung pada ampas kelapa mencapai 23%, dan kandungan seratnya yang mudah dicerna merupakan suatu keuntungan tersendiri untuk menjadikan ampas kelapa sebagai bahan pakan pedet (calf), terutama untuk menstimulasi rumen.
6
Tinjauan Pustaka (cont’d)
Salah satu cara yang dapat dipergunakan untuk mengolah ampas kelapa menjadi pakan adalah dengan fermentasi. Proses fermentasi dilakukan dengan menggunakan spora Aspergillus niger. Lemak yang terkandung di dalam bungkil kelapa dapat mempengaruhi daya cerna. Kadar lemak yang masih tinggi dapat dikurangi dengan adanya aktivitas enzim lipase dari Aspergillus niger selama fermentasi. Aktivitas enzim lipase selama fermentasi akan menurunkan kadar lemak bungkil kelapa sebesar 52,3% dan 61,6%.
7
Proses Produksi dan Hasil
8
Diagram Alir Pembuatan Pakan dari Ampas Kelapa
9
Alat dan Bahan Ampas Kelapa
Spora Aspergillus niger---- Pertumbuhan Aspergillus niger pada proses fermentasi ditandai dengan adanya miselium. Bahan kimia yang digunakan adalah (NH4)2SO4, urea, NaH2PO4, MgSO4, dan KCl, Fermentor
10
Kandungan Pakan
11
Indikator Keamanan Pangan
Aflatoksin merupakan toksin yang dihasilkan oleh jenis kapang Aspergillus terutama Aspergillus flavus dan memiliki daya racun yang cukup tinggi. Kandungan aflatoksin pada pakan dapat dijadikan indikator aman tidaknya pakan tersebut untuk diberikan kepada ternak. Hasil analisis terhadapaflatoksin produk hasil fermentasi ampas kelapa yang dilakukan pada penelitian ini mempunyai kandungan aflatoksin yang relatif aman untuk ternak, dimana ambang batas yang diijinkan untuk pakan ternak yaitu pakan dengan kandungan Aflatoksin < 20 ppb.
12
Tantangan
13
Tantangan Teknologi fermentasi berkelanjutan membutuhkan biaya yang tinggi karena harga 1 buah fermentor ukuran small mencapai Rp 1 milyar dan waktu inkubasi yang tidak dapat direduksi sehingga termasuk kedalam produk yang tidak dapat langsung dijual, melainkan harus ditunggu hingga waktu inkubasi berakhir. Produk ini hanya bisa digunakan bagi hewan ternak yang hidup pada kawasan beriklim tropis.
14
Kesimpulan
15
Kesimpulan Ampas kelapa fermentasi mempunyai potensi sebagai pakan karena memiliki kadar protein 26,9%; Kecernaan bahan kering in vitro 95,1% dan kecernaan bahan organik in vitro 98,82%. Proses fermentasi dapat menurunkan kadar lemak ampas kelapa sebesar 11,39%. Pakan yang dihasilkan dalam proses fermentasi ini cukup aman untuk dikonsumsi olah ternak karena memiliki kandungan aflatoksin B1, B2, G1, dan G2 pakan < 20 ppb.
16
Daftar Pustaka
17
Daftar Pustaka DERRICK Protein in Calf Feed. http: //www. winslowfeeds.co.nz/pdfs/feedingcalvesarticle.pdf. (2 Februari 2005). HELMI HAMID, T. PURWADARIA, T. HARYATI dan A.P. SINURAT Perubahan nilai bilangan peroksida bungkil kelapa dalam proses penyimpanan dan fermentasi. JITV 4(2): 102 – 106. KETAREN, P.P., A.P. SINURAT, D. ZAINUDDIN, T.PURWADARIA dan I-P. KOMPIANG Bungkil inti sawit dan produk fermentasinya sebagai pakan ayam pedaging. JITV 4(2): PURWADARIA, T., T. HARYATI, J. DARMA dan O.I. MUNAZAT In vitro digestibility evaluation of fermented coconut meal using Aspergillus niger NRRL 337. Bul. Anim. Sci. Special ed. pp. 375 – 382. SUDARMAJI, S., R. KASDMIDJO, SARDJONO, D. WIBOWO; S. MARGINO dan S.R. ENDANG Mikrobiologi Pangan. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. SUPRIYATI, T. PASARIBU, H. HAMID dan A. SINURAT Fermentasi bungkil inti sawit secara substrat padat menggunakan Aspergillus niger. JITV 3(2): 165 – 170.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.