Rerangka Manajemen Logistik

Presentasi berjudul: "Rerangka Manajemen Logistik"— Transcript presentasi:

1 Rerangka Manajemen Logistik
NOER BAHRY NOOR

2 Siklus Manajemen Obat Seleksi Pengadaan Penggunaan Distribusi
Penunjang Manajemen Organisasi Keuangan Manajemen Informasi Sumber Daya Manusia Pengadaan Penggunaan Distribusi

3 Model Persediaan Tiga model persediaan yang biasa digunakan, dan tergantung frekwensi order terhadap supplier adalah : Annual purchasing Scheduled purchasing Perpetual purchasing.

4 Metode Pengadaan Dua formula dasar dan sederhana yang biasa dipakai sebagai metode pengadaan : Minimum-maximum Consumption based.

5 Pengertian Manajemen Logistik
Proses pengelolaan resources : uang, personalia, material, methode. Dalam organisasi Mempunyai tujuan, yang harus dipahami oleh Manajer Logistik : Menyediakan material tepat waktu, tepat jenis, tepat jumlah, dan tepat kualitas Menunjang peningkatan produktivitas organisasi, termasuk peningkatan mutu pelayanan, peningkatan efisiensi anggaran organisasi (tolok ukur keberhasilan)

6 Gambaran Secara Sistematik
Mengirim barang Pengguna Pemasok Unit Logistik Permintaan Harga Kualitas Penyimpanan Proses Penerimaan Proses Pengembalian

7 Unit Logistik Bekerja berdasarkan kebutuhan pengguna Sederhana :
Kapan dibutuhkan Barang apa yang dibutuhkan Kualitas barang Berapa jumlahnya

8 Kebutuhan dari berbagai unit:
Berhubungan dengan pemasok dengan segala metodenya untuk menyediakan kebutuhan unit tersebut, dalam bentuk suatu proses pembelian

9 Pemasok/Vendor/Supplier:
Pelayanan tepat waktu Pengembalian mudah (barang salah) Ada kesalahan segera menyelesaikan Fleksibilitas pembayaran (Negosiasi pembelian dan vendor)

10 Penyimpanan Konsekwensi: Anggaran/Uang:
Cost uang berhenti Cost penyimpanan Cost kerusakan (biaya yang ditanggung RS akibat kerusakan) Bagaimana didistribusikan (Sistem tersendiri)

11 Proses Penerimaan Masalah tersendiri.
Secara teoritis tidak otomatis seperti yang terlihat Bagaimana Quality Control, Vendor Evaluation, Distributor mana yang baik.

12 Aktifitas Bagian Logistik
Perencanaan (misal : RS butuh apa saja, kualitas bagaimana, kapan, jumlahnya?) Purchasing-Inventory (membeli dan menyimpan), kalau bisa yang menyimpan pemasok, walaupun itu barang saya Distributing-Evaluating (termasuk quality control)

13 Beberapa Terminologi Berdasarkan sifat barangnya Inventory(Persediaan) dibagi dua (2): Independent Demand Inventory Dependent Demand Inventory

14 Dependent Demand Inventory
Contoh Pabrik sepeda produksi 100 sepeda, Perlu besi berapa Karet berapa Jeruji berapa Ban berapa (Barang yang dipakai sangat tergantung volume produksi) Di rumah sakit ?

15 Independent Demand Inventory
Sangat susah kontrolnya, potensial kebocoran. Contoh di RS?

16 Beberapa Terminologi Lot Size (Inventory):
Sejumlah bahan yang kita pesan untuk memenuhi kebutuhan logistik organisasi pada tingkat harga tertentu Lot size sangat menentukan: berapa % discount yang dapat diberikan distributor Tingkat Resiko kerusakan (makin besar lot size, discount makin besar, resiko juga meningkat) Menentukan biaya angkut dan biaya penyimpanan Kita harus punya titik di mana discount rate paling besar, tingkat resiko terkecil.

17 Metode Pengukuran dan Pengawasan Persediaan
Periodic System Perpetual System

18 Metode dalam Penyimpanan dan Distribusi
FIFO = First In First Out LIFO = Last In First Out FIFO, menghindari expired, mengurangi kerusakan, penyimpanan susah, perhitungan keuangan sukar, cocok untuk barang-barang kecil LIFO, expired dan kerusakan tinggi, penyimpanan mudah, cocok untuk barang yang tidak mudah rusak, perputaran tinggi, barang-barang besar.

19 Analisis ABC dalam Persediaan
Analisis ABC diperkenalkan oleh HF Dickie pada tahun 1950-an Analisis ABC merupakan aplikasi persediaan yang menggunakan prinsip Pareto : the critical few and the trivial many. Idenya fokus pada persediaan bernilai tinggi (critical) daripada yang bernilai rendah (trivial)

20 % Rupiah 80 50 25 A B % jumlah persediaan C 20 50 100

21 Analisis ABC Kelas A : Persediaan yang memiliki nilai rupiah yang tinggi. Kelompok ini mewakili 70-80% dari total nilai persediaan tahunan, meskipun jumlahnya hanya sedikit, bisa hanya merupakan 15-20% dari seluruh jumlah (volume) persediaan.

22 Analisis ABC Kelas B : barang persediaan dengan nilai rupiah menengah. Kelompok ini mewakili sekitar % dari total nilai persediaan tahunan, dan jumlahnya sekitar 30% dari jumlah(volume) seluruh persediaan

23 Analisis ABC Kelas C : Barang yang nilai rupiahnya rendah, yang hanya mewakili sekitar 5-15% dari total nilai persediaan tahunan, tetapi terdiri dari sekitar % dari jumlah (volume) seluruh persediaan.

24 VEN System V : vital drugs are potentially lifesaving, have significant withdrawl side effects (making regular supply mandatory), or are crucial to providing basic health services.

25 VEN System E : essential drugs are effective against less severe but nevertheless significant forms of illness but are not absolutely vital to providing basic health care

26 VEN System N : nonessential drugs are used for minor or self-limited illnesses, are of questionable efficacy, or have a comparatively high cost of a marginal therapeutic advantage.

27 NOER BAHRY NOOR TERIMA KASIH

28 Topik BAHASAN DIRUMAH Analisis ABC (Pareto Law) Analisis VEN
DEFINISI DAN RUANG LINGKUP Logistik obat Penghitungan Kuantitas Kebutuhan dengan metode : konsumsi, Penghitungan Kuantitas Kebutuhan dengan metode morbiditas, Penghitungan Kuantitas Kebutuhan dengan metode konsumsi dengan penyesuaian, Penghitungan Kuantitas Kebutuhan dengan metode budget Model Persediaan Metode Pengadaan Biaya Persediaan Sistem Pengawasan Persediaan Analisis ABC (Pareto Law) Analisis VEN Perencanaan dengan Forecasting Economic Order Quantity (EOQ) Economic Order Interval Material Requirement Planning (MRP) Minimum-maximum Inventory EVALUASI