Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

BAB II Pengambilan Keputusan Saat Kritis

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "BAB II Pengambilan Keputusan Saat Kritis"— Transcript presentasi:

1 BAB II Pengambilan Keputusan Saat Kritis

2 Pengendalian Saat Perush Kritis
Pada kondisi perusahaan genting, maka sangat sulit disusun perencanaan, baik jangka pendek apalagi jangka panjang Sebagian orang berpendapat, kondisi ini bahkan membuat seluruh kemampuan perusahaan dikeluarkan (the power of kepepet)

3 Metode yg dpt Perush terapkan
Memahami lingkungan usaha perusahaan; jajaki data saat ini, tren datanya, dan tentukan masalah dalam perusahaan yg terkait dengan lingkungan usaha tsb Menyusun sebuah rencana dan alternatifnya; membuat beberapa skenario perusahaan, melakukan penghematan Menjadi pemimpin yg kuat; Jujur, visi yg kuat, pelibatan karyawan, dan menyusun organisasi yg efektif dgn memangkas hirarki. Memperkuat Tim Work; berikan pelatihan reward and punishment, dan memperkerjakan pegawai dari perusahaan pesaing Memahami pelayanan yg dbutuhkan klien; proaktif dan kreatif

4 Keputusan yang baik Kriteria keputusan yang baik adalah: Tepat Jelas
Kreatif Memiliki dasar data yang cukup Keputusan diambil dari alternatif keputusan yg ada dan memiliki Argumentasi yg baik atas pemilihan sebuah keputusan tersebut Komitmen melaksanakan keputusan tersebut untuk rentang waktu tertentu, sebelum dievaluasi kembali

5 Kunci sukses seorang controler
Tidak hanya menyalahkan, pastikan setiap kesalahan adalah pelajaran Jumpai rekan-rekan baru, coba mengerti apa yg dikatakan, dan rubah setiap pertemuan yg menjengkelkan menjadi pertemuan yg menyenangkan. Belajar dari kesalahan; buka kesempatan atau jalur feed back, guna menerima kritikan dst

6 Mengatasi Ketakutan Rasa takut; tanda stress, bila dikelola dengan baik, akan mampu mendorong manajer/controler u ambil keputusan yg cepat dan reaktif. Keputusan tersebut biasanya baik untuk jangka pendek, dan belum tentu baik u jk panjang Harus tetap fokus pada visi, dan mengkomunikasikan segala hal pada setiap tingkatan organisasi Terus memotivasi diri dan organisasi, sehingga perusahaan dapat keluar dari permasalahan

7 Mengelola Organisasi saat Kritis
Merubah sudut pandang dari negatif ke positif misalnya resesi mejadi peluang Menemukan keunikan tersendiri, berbeda dengan perusahaan lainnya, dan mengembangkan keunikan tersebut menjadi keunggulan perusahaan.

8 Hemat; kebijakan saat kritis
Hindari pelanggan yg tidak menguntungkan Hemat biaya u teknologi yg tdk tepat guna Pensiun dini bagi pegawai berkinerja rendah Dilarang melakukan PHK pada pegawai penting dan memegang peranan Tetap mencari peluang Tidak memotong kesejahteraan karyawan

9 Perilaku Organisasi Ilmu yg mempelajari interaksi Interaksi sdm perush
Yang dapat mempengaruhi kinerja Baik kinerja individu, kelompok maupun organisasi Perilaku adalah hub timbal balik, antara individu dengan individu, atau individu dengan lingkungannya. Perbedaan perilaku, disebabkan oleh kemampuan, kebutuan, cara berfikir, pengalaman, dan cara bereaksi.

10 Unsur pokok dalam perilaku organisasi adalah orang, struktur, teknologi, dan lingkungan tempat organisasi beroperasi. Apabila orang-orang bergabung dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan, diperlukan jenis struktur Org tertentu. Orang-orang juga menggunakan teknologi untuk membantu penyelesaian pekerjaan, jadi ada interaksi antara orang, struktur, dan teknologi, seperti yang terlihat dalam gambar 1-1. Disamping itu, unsur-unsur tersebut dipengaruhi oleh lingkungan luar, dan unsur itu juga mempengaruhinya. Masing-masing unsur perilaku organisasi itu akan diulas secara ringkas.

11 Unsur-unsur Perilaku Organisasi
Manusia, Tingkah laku manusia dalam organisasi, maupun dalam kelompok Struktur Organisasi, Pengaruh organisasi terhadap manusia didalam organisasi Teknologi, Aspek lainnya yg mempengaruhi kelancaran pencapaian tujuan perusahaan Lingkungan Perusahaan

12 tiga unsur penting partisipasi
Menuruth Keith Davis ada]: Unsur pertama, bahwa partisipasi atau keikutsertaan sesungguhnya merupakan suatu keterlibatan mental dan perasaan, lebih daripada semata-mata atau hanya keterlibatan secara jasmaniah. Unsur kedua adalah kesediaan memberi sesuatu sumbangan kepada usaha mencapai tujuan kelompok. Ini berarti, bahwa terdapat rasa senang, kesukarelaan untuk membantu kelompok. Unsur ketiga adalah unsur tanggung jawab. Unsur tersebut merupakan segi yang menonjol dari rasa menjadi anggota. Hal ini diakui sebagai anggota artinya ada rasa “sense of belongingness”.

13 Jenis Partisipasi Pikiran (psychological participation)
Tenaga (physical partisipation) Pikiran dan tenaga Keahlian Barang Uang

14 Kemampuan Karyawan dilihat dari
Kemampuan intelektual Kemampuan fisik kepribadian

15 Persepsi Proses memberikan makna, dapat berbeda dan membutuhkan komunikasi yang baik, untuk menghindari konflik Bagaimana melihat gelas Ini,

16 Elemen Komunikasi Manusia; pengirim/sender, penerima/receiver atau audience Pesan-pesan Saluran komunikasinya; baik formal maupun non formal Gangguan komunikasi; noise, atau bariers Umpan Balik

17 Saluran komunikasi informal
Timbul karena Ketidakpuasan anggota organisasi atas saluran yang ada Adanya ketidak lengkapan, hambatan dalam saluran yg ada Adanya ketidak efektifan yang disengaja dst

18 Definisi Konflik 1.Pandangan tradisional
Pandangan ini menyatakan bahwa konflik itu hal yang buruk, sesuatu yang negatif, merugikan, dan harus dihindari. Konflik ini suatu hasil disfungsional akibat komunikasi yang buruk, kurang kepercayaan, keterbukaan diantara orang-orang dan kegagalan manajer untuk tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi para karyawan tersebut. 2.Pandangan kepada hubungan manusia. Pandangan ini menyatakan bahwa konflik dianggap sebagai sesuatu peristiwa yang wajar terjadi didalam suatu kelompok atau organisasi. Konflik dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari karena didalam kelompok atau organisasi pasti terjadi perbedaan pandangan atau pendapat. Oleh karena itu, konflik harus dijadikan sebagai suatu hal yang bermanfaat guna mendorong peningkatan kinerja organisasi tersebut. 3.Pandangan interaksionis. Pandangan ini menyatakan bahwa mendorong suatu kelompok atau organisasi terjadinya suatu konflik. Hal ini disebabkan suatu organisasi yang kooperatif, tenang, damai dan serasi cenderung menjadi statis, apatis, tidak aspiratif dan tidak inovatif. Oleh karena itu, konflik perlu dipertahankan pada tingkat minimum secara berkelanjutan sehingga tiap anggota di dalam kelompok tersebut tetap semangat dan kreatif.

19 Jenis Konflik 1. Konflik dalam diri individu, yang terjadi bila seorang individu menghadapi ketidakpastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksanakannya. Bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan, atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya. 2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama, dimana hal ini sering diakibatkan oleh perbedaan–perbedaan kepribadian.Konflik ini berasal dari adanya konflik antar peranan ( seperti antara manajer dan bawahan ). 3. Konflik antar individu dan kelompok, yang berhubungan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka. Sebagai contoh, seorang individu mungkin dihukum atau diasingkan oleh kelompok kerjanya karena melanggar norma – norma kelompok. 4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama, karena terjadi pertentangan kepentingan antar kelompok atau antar organisasi. 5. Konflik antar organisasi, yang timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi dalam sistem perekonomian suatu negara. Konflik ini telah mengarahkan timbulnya pengembangan produk baru, teknologi, dan jasa, harga–harga lebih rendah, dan penggunaan sumber daya lebih efisien.

20 Penyebab Konflik 1. Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan, 2. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda pula, 3. Perbedaan kepentingan individu atau kelompok, 4. Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat, dan 5. Perbedaan pola interaksi yang satu dengan yang lainnya

21 Akibat Konflik Kemerosotan kinerja Perselisihan
Penghindaran kontak sosial Suasana tegang, penggunaan “Mereka/Kita” Sikap terlalu sopan dan formal Ingin segera selesai Kemerosotan mental

22 Spiegel (1994) menjelaskan lima cara dalam penanganan konflik :
a. Berkompetisi b. Menghindari konflik c. Akomodasi d. Kompromi e. Berkolaborasi

23 Manajer dalam konflik Bersifat ingin tahu dan perduli
Terbuka dan tidak berprasangka Mencermati gejala konflik Bicara dan diskusi pada banyak orang Mendengar dan memperhatikan Mengumpulkan saran Tidak menebar janji yg sulit dipenuhi Harus objektif

24 Kunci Sukses untuk Pengembangan Perilaku
Komitmen manajemen puncak Membangun lingkungan yg kondusif Pemberian Pendidikan dan sosialisasi yg terus menerus Menciptakan saluran komunikasi yang baik Penegakan disiplin

25 Diskusikan Jelaskan; apakah ada, kemungkinan konflik antara bag Pemasaran dan Bag. Kredit, dan bagaimana mengelola konflik tersebut agar berguna bagi perusahaan Metode/Pendekatan sang Controler agar sukses Kiat-kiat sang Controler untuk sukses. Silahkan browsing………


Download ppt "BAB II Pengambilan Keputusan Saat Kritis"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google