Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehVerawati Johan Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
PERKEMBANGAN BAHASA DI KAWASAN ASEAN DI MASA YANG AKAN DATANG
PPSDK BADAN BAHASA
2
Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
3
MENCERDASKAN BANGSA MEMAJUKAN BAHASA:
MELALUI SEAMEO: MENCERDASKAN BANGSA MEMAJUKAN BAHASA: MENUJU KOMUNITAS ASEAN PLURILINGUAL PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
4
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TEPAT PADA 50 TAHUN KERJA SAMA MENCERDASKAN BANGSA, WARGA BANGSA-BANGSA ASEAN BERINTEGRASI: KOMUNITAS EKONOMI ASEAN. INTEGRASI ASEAN MEMBAWA KONSEKUENSI TERHADAP BAHASA KEBANGSAAN MASING-MASING. BAHASA INDONESIA DIMAJUKAN BERSAMA DENGAN BAHASA KEBANGSAAN YANG LAIN SEHINGGA ASEAN MENJADI KOMUNITAS PLURILINGUAL. PLURILINGUALISME PERLU DIPROMOSIKAN SEBAGAI PENGHORMATAN ATAS KEBINEKAAN BAHASA.
5
CONTOH KEBINEKAAN BAHASA DI INDONESIA
SETELAH 70 TAHUN SUKSES SEBAGAI BAHASA NEGARA UNTUK MERAJUT KEBINEKAAN BANGSA INDONESIA, BAHASA INDONESIA SIAP MAJU DI TINGKAT REGIONAL ASEAN. CONTOH KEBINEKAAN BAHASA DI INDONESIA SUKA CITA MERAJUT BANGSA BERBINEKA DI ASEAN
6
Kesiapan Bahasa Indonesia dipelajari di Dalam dan Luar Negeri
6
7
Terima kasih Dukungan BIPA di Dalam Negeri : 104 lembaga
8
Kelembagaan BIPA di Asean
Thailand: 7 lembaga (Rajamangala Univ. of Techn., Univ. Chulalongkorn, Univ. Mahidol, Univ. Prince Songkhlanakkharin, Univ Ramkham-haeng, Univ. Thaksin) 1. Filipina: 6 lembaga (Univ. Philippines, Ateneo de Manila, Sekolah Ind. Davao) 2. 3. Myanmar: 2 lembaga (Indonesian School, Yangoon University of Foreign Studies) 4. Singapura: 3 lembaga (Indonesian Cultural Center, Univ. Tek. Nanyang, dan Univ of Singapore 5. Vietnam: 2 lembaga 8 Halaman 8
9
Lembaga Penyelenggara BIPA di ASEAN
No. Negara Lembaga 1 Filipina Ateneo de Manila Quezon City KBRI Manila Quezon City KJRI Ecoland Quezon City KJRI Davao Quezon City Sekolah Indonesia Davao University de Philippines Quezon City 2 Vietnam USSH-Ho Chi Minh City Universitas Hong Bang 3 Thailand Maejo University Thamasat University Chiang Mai University, Srinakharinwirot University, Prince of Songkla University Wailalak University Mae Fah Luang University 4 Singapura National University of Singapore Nanyang Technology of University 5 Kamboja KBRI Pnom Phen Cambodia-India Entrepreneurship Development Institute Industrial Technical Institute Regional Polytechnic Institute Techno Sen Takeo National Polytechnic Institute of Cambodia 6 Myanmar Sekolah Indonesia KBRI Yangoon 7 Laos KBRI Laos 8 Timor Leste Pusat Kebudayaan Indonesia Dili
10
TARGET PPSDK (terkait BIPA)
Menjadi pusat yang dijadikan rujukan dalam pengembangan BIPA di dalam dan luar negeri
11
Program yang direncanakan:
Pengiriman guru BIPA ke luar negeri
12
Fasilitasi Pengajaran BIPA di Luar Negeri
13
Pelatihan guru BIPA/ Bahasa asing
Pengembangan bahan ajar/bahasa asing Pengembangan bahan uji kompetensi BIPA Standardisasi kompetensi BIPA
14
tandardisasi sertifikasi guru BIPA
Penelitian BIPA/Bahasa asing Publikasi hasil penelitian BIPA (termasuk pertemuan ilmiah terkait BIPA) dan bahasa asing Peningkatan kompetensi bahasa asing guru BIPA Peningkatan pemahaman guru BIPA terkait pendekatan pengajaran bahasa asing mutakhir. Pengajaran sastra dalam BIPA
15
BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Bahasa sebagai sistem tanda yang paling sempurna.
16
Bahasa sebagai alat berpikir: Kunci keberhasilan belajar seseorang di sekolah. Sehebat apapun sebuah gagasan atau temuan penelitian, kalau tidak dibahasakan dengan baik, maka tidak akan bisa diterima (Bizzell, 1992)
17
Semua bahasa mempunyai metafungsi (Halliday, 1994, 2002; Halliay & Mathiessen, 2004, 2014).
Mengungkapkan gagasan dan pengalaman. Mempertahankan hubungan sosial. Menciptakan teks yang kohesif dan koheren.
18
Sumber: Eggins, 1994:
19
Teks merupakan satu kesatuan makna yang utuh.
20
Teks bisa berbentuk lisan dan tulis
(percakapan di telepon, pidato, surat, buku harian, tgas, laporan, buku)
21
Teks bisa terdiri atas satu kata (seperti “Keluar”, “Masuk”) dan bisa panjang (seperti novel atau buku).
22
2. Pengajaran bahasa 1. Pengajaran bahasa sebaiknya berfokus pada peningkatan kemampuan pembelajaran dalam menggunakan bahasa dalam berbagai jenis teks sesuai konteks dan tujuannya (jenis teksnya)
23
Fokus pada peningkatan kemampuan berbahasa lisan dan tulis dan pemahaman terhadap perbedaan bahasa lisan dan tulis Spoken language exists in an aural medium in real time, it is continuous and is accompanied by hesitations, errors, pauses, false starts and redundancy; there are paralinguistic features like voice quality, and kinesic features like genture and body language. … The hearer is present, giving a shared context between speaker and hearer which can be referred to implicitly, with words like that, here, now, the context provides the possibility of interruption, feedback, monitoring. Written language is characterised as the opposite of spoken language in terms of all these features (Barton, 1994:104).
24
Hesitations and unfinihsed sentences.
(Spoken , Interactive, Exploratory) (Written, Monologue, Reflective) Hesitations and unfinihsed sentences. Thinking time fillers (um, like, well) Interruptions (Jing cuts across Melanie) References to the things outside the text, in the context shared by speakers (e.g. actions or words of Mr. Long, name of film) Simple noun groups, naming concrete things and people Repetition Repairs (He could have , um, he might have ...) Clauses joined in compound and complex sentences . No hesitations or fillers Text sequences systematically as subtopics Of a main topic (e.g. characters and their symbolic chartacteristics). All meanings retrieveable inside the text (e.g. people in this group: i.e powerless) Main idea previewed at the beginning of the text Complex noun groups, condensing noun behavious and qualities as abstract, generalised things (e.g. the prejudice and ignorance of people who feel superior to blacks) (Sumber: Humphrey dkk, 2011: 104)
25
Mana yang lebih penting? Bahasa lisan atau tulis?
Kelebihan bahasa lisan: Muncul jauh lebih dulu, sebelum munculnya bahasa tulis; Ada dalam semua budaya di dunia; Mempunyai fungsi leih banyak daripada bahasa tulis. Bahasa tulis mempunyai “social priority” in that it carries greater social status in many societies and often carries legal weight (Barton, 1994: 84).
26
with friends networking sites journals
casual conversation web-based social classroom talk blogs and prepared speeches Essays with friends networking sites journals Casual interactive Formal non-interactive (spoken like) (written like) Sumber: Humphrey dkk (2011:104)
27
Terkait kesalahan dalam berbahasa asing
Always remember, in foreign language learning, mistakes are good. – Mark Frobose / The Language Guy® The average person from kindergarten on is conditioned to believe that the fewer mistakes you make, the better off you are. Unfortunately, this belief prevents many people not only from learning to speak a foreign language, but from success in many other fields as well.
28
Haruskah mengajarkan tata bahasa?
If we use language, we use grammar” (Derewianka, 2011) Bagaimana mengajarkannya? Grammar is defined as a way of describing how language works to make meaning within a particular culture (Derewianka, 1998, p. 1) Menumbuhkan rasa percaya diri terkait kemampuan menggunakan tata bahasa atau ekspresi tertentu dan dampak dari penggunaan tata bahasa itu.
29
METAFORA TATA BAHASA Tata bahasa yang merealisasikan gagasan atau pengalaman: Nominalisasi Kalau kamu membaca, pengetahuan kamu akan bertambah Membaca menambah pengetahuan
30
Metafora Mood: Saya lapar. Mengapa kamu tidak belajar? Membaca penting bagi siswa.
31
Haruskah menggunakan bahasa Indonesia saja? (Indonesian only policy?)
32
PENGAJARAN BIPA DI ERA GLOBALISASI DAN TEKNOLOGI Peningkatan kemampuan berpikir kritis, literasi kritis dan dengan demikian implementasi pedagogi kritis. Kemampuan membaca dan menulis teks multimodal (teks visual, fisik).
38
Implementasi pedagogi kritis: “Read the word and the world” Pendidikan dialogis. Kelas sebagai tempat yang memeberikan atmosfir demokratis. Guru sebagai intelektual publik.
39
Siapa penulis, kepada siapa?
Mengapa teks ini ditulis? Apakah ada acara lain menulis teks ini? Aakah setiap kelompok pembaca akan merespon dengan cara yang sam terhadap teks yang dibaca? Apa yang dilakukan oleh teks ini kepada saya? Apakah saya harus mengikutinya? Siapa yang tertinggal atau seharusnya ada dalam teks tetapi tidak disebutkan? Mengapa? Siapa yang terus menerus menduduki subjek dalam setiap kalimat dari teks?
40
Pengajaran sastra dalam BIPA Literature Circle. Reader Response
Pengajaran sastra dalam BIPA Literature Circle? Reader Response? Membaca dan menulis secara kritis?
41
TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.