Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Seminar Nasional Pengelolaan Pesisir dan Daerah Aliran Sungai ke-2

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Seminar Nasional Pengelolaan Pesisir dan Daerah Aliran Sungai ke-2"— Transcript presentasi:

1 Seminar Nasional Pengelolaan Pesisir dan Daerah Aliran Sungai ke-2
Peran dan Fungsi Ekosistem Bentanglahan Kepesisiran dalam Pengelolaan Pesisir dan DAS Prof. Dr. Sunarto, M.S. Fakultas Geografi UGM Yogyakarta, 12 Mei 2006

2 INTISARI Berbicara tentang ekosistem bentanglahan kepesisiran, mau tidak mau harus masuk ke bidang ilmunya dulu. Mengapa demikian? Agar dalam upaya pengelolaan pesisir dan DAS tidak terjebak hanya berdasarkan naluri (instinct), yang lepas dari bidang ilmunya. Ilmu yang mengkaji ekosistem bentanglahan kepesisiran adalah ekologi bentanglahan (landscape ecology). Ekologi bentanglahan merupakan penggabungan dua pendekatan keilmuan, yaitu pendekatan keruangan (Geografi) dan pendekatan fungsional (Ekologi). Dalam upaya pengelolaan pesisir dan DAS perlu dipahami hakikat dan karakter objek yang akan dikelola. Tanpa memahami hakikat dan karakter objek dapat terjadi mismanajemen, sehingga justru menimbulkan kerusakan lingkungan. Hal yang sangat penting dilakukan adalah untuk analisis ekosistem bentanglahan atau ekosfer harus melihat dalam perspektif komprehensif, dari permukaan Bumi hingga tatasurya, galaksi, dan alam semesta, serta dari permukaan Bumi hingga barisfer.

3 Pencetus konsep dan istilah ekologi pada tahun 1866.
Ernst Haeckel (ahli biologi Jerman) Pencetus konsep dan istilah ekologi pada tahun 1866. EKOLOGI: Studi tentang interaksi antarorganisme dan interaksi antara organisme dengan lingkungan abiotiknya.

4 Arthur G. Tansley (ahli biologi Inggris)
Pencetus konsep dan istilah ekosistem pada tahun 1935. EKOSISTEM: Ekosistem merupakan unit ekologis mayor yang memiliki struktur dan fungsi. Struktur berhubungan dengan diversitas spesies. Fungsi berhubungan dengan siklus materi dan aliran energi.

5 TERJADI PERGESERAN PARADIGMA:
Para ahli ekologi membutuhkan pengetahuan tentang bentanglahan, demikian juga Para pengelola/manajer sumberdaya, Para perencana penggunaan lahan. KEHADIRAN PERSPEKTIF BARU: Pemanfaatan foto udara, bahkan sekarang citra satelit dengan berbagai resolusi. Di sinilah informasi geospasial sangat dibutuhkan.

6

7 Carl Troll (ahli biogeografi Jerman)
Pencetus konsep dan istilah ekologi bentanglahan pada tahun 1939. EKOLOGI BENTANGLAHAN: Mengkombinasikan ilmu Geograf dengan Ekologi, yaitu menghubungkan struktur keruangan (Geografi) dengan proses-proses ekologis (Ekologi). Bentanglahan merupakan ekspresi keruangan dari suatu ekosistem.

8 BENTANGLAHAN: Sebagai ekspresi keruangan dari suatu ekosistem, oleh Huggett (2011) disebut sebagai ekosfer. EKOSFER: Di dalam ekosfer, yang merupakan ekspresi keruangan suatu ekosistem, terjadi interaksi antarsfera, yaitu biosfer, toposfer, atmosfer, pedosfer, dan hidrosfer.

9 Ekosfer = Bentanglahan
Kosmosfer Ekosfer = Bentanglahan Atmosfer Biosfer Pedosfer Hidrosfer Toposfer Litosfer dan Barisfer

10 EKOSFER atau BENTANGLAHAN:
Dipengaruhi oleh faktor internal Bumi (litosfer dan barisfer) serta faktor ekstra-terestrial (tatasurya, galaksi, dan alam semesta).

11

12 EKOLOGI BENTANGLAHAN:
Studi tentang pola interaksi keruangan di antara komunitas biologis dan pola interaksi antara komunitas biologis dengan komunitas manusia pada suatu bentanglahan.

13 EKOSISTEM BENTANGLAHAN KEPESISIRAN:
Unit ekologis yang di dalamnya terjadi interaksi antarbiota dan antara biota dan lingkungan fisiknya yang berlangsung pada suatu bentanglahan yang secara genetik terbentuk oleh proses-proses kepesisiran dengan driving force: angin, gelombang, arus, pasang surut, fluvio-marin, dan antropogen. CATATAN: Proses kepesisiran (coastal process) ≠ proses kelautan (marine process). Proses kepesisiran = angin, gelombang, arus, pasang surut, fluvio-marin, dan antropogen. Proses kelautan = gelombang, arus, pasang surut.

14 Untuk pengelolaan pesisir dan DAS, pengelola harus tahu benar hakikat dan karakter objek yang akan dikelola. Jika kita diminta untuk mengelola ekosistem bentanglahan estuari, dapatkah kita laksanakan?

15

16 Rocky Beach Muddy Beach Jika sandy beach dapat untuk wisata, maka rocky beach dan muddy beach dapat untuk apa? Sandy Beach

17 Jika kita diminta mengelola pesisir gumuk pasir ini agar air tanahnya tidak tereksploitasi, sehingga tidak terjadi intrusi air laut. Mampukah kita melaksanakan pengelolaan air tanah di pesisir gumuk pasir ini?

18 Pada gumuk pasir tidak dijumpai air tanah, karena permeabilitasnya tinggi, maka air dari hujan langsung meresap ke dalam beting gisik yang ada di bawah gumuk pasir, terkumpul di dalam akuifer lensa air tawar pada beting gisik (beach ridge).

19 Abrasi pantai Kuwaru, Bantul
Mampukah kita jika diminta merehabilitasi Pantai Kuwaru yang mengalami abrasi ini?

20 Shoreline Erosion Hydraulic action Abrasion Attrition Solution
The force of water and air on rocks (up to 30,000 kg/m2 in severe storms). Abrasion The wearing away of the shoreline by material carried by the waves. Attrition The rounding and reduction of particles carried by the waves. Solution The wearing away of base-rich rocks, especially limestone, by acidic water. Shoreline Erosion

21 Kesimpulan Ekologi Bentanglahan merupakan penggabungan antara pendekatan keruangan (Geografi) dengan pendekatan fungsional (Ekologi). Pengelolaan pesisir dan DAS berdasarkan ekosistem bentanglahan kepesisiran harus memahami benar hakikat dan karakter objek yang akan dikelola. Menganalisis ekosistem bentanglahan harus secara komprehensif, baik dari toposfer, atmosfer, tata surya, dan alam semesta maupun hidrosfer, litosfer, dan barisfer.


Download ppt "Seminar Nasional Pengelolaan Pesisir dan Daerah Aliran Sungai ke-2"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google