Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

DIKELAS VIII, SMP NEGERI 3 SALAHUTU

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "DIKELAS VIII, SMP NEGERI 3 SALAHUTU"— Transcript presentasi:

1 DIKELAS VIII, SMP NEGERI 3 SALAHUTU
HASIL SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMELAJARAN PAKEM DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MATERI LINGKARAN DIKELAS VIII, SMP NEGERI 3 SALAHUTU OLEH WA ODE MAYANI NPM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS DARUSSALAM AMBON

2 BAB I PENDAHULAN 1.1. Latar Belakang Salah satu diantara masalah besar dalam bidang pendidikan di Indonesia yang banyak diperbincangkan adalah rendahnya mutu pendidikan yang tercermin dari rendahnya rata-rata prestasi belajar, khususnya peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP). Masalah lain adalah pendekatan dalam pembelajaran masih terlalu didominasi peran guru (teacher centered). Guru lebih banyak menempatkan peserta didik sebagai objek dan bukan sebagai subjek didik.

3 Materi lingkaran merupakan salah satu materi yang diajarkan pada siswa kelas VIII tingkat SMP. Dimana SMP Negeri 3 Salahutu merupakan salah satu sekolah yang berada di Kabupaten Maluku Tengah yang memiliki siswa lebih dari 250 orang. Siswa-siswi ini berasal dari berbagai sekolah dasar yang berada di Kabupaten Maluku Tengah. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti selama melakukan kegiatan PPL di SMP Negeri 3 Salahutu terlihat bahwa proses pembelajaran lebih didominasi oleh guru, sehingga membuat siswa kurang termotivasi untuk belajar. Lemahnya pemahaman siswa terhadap materi lingkaran karena disekolah masih menggunakan metode ceramah.

4 Semua permasalahan di atas terakumulasi pada rendahnya hasil belajar matematika khususnya pada materi lingkaran. Berdasarkan informasi yang di peroleh penulis, bahwa hasil belajar siswa yang dicerminkan pada nilai rata-rata ulangan semester sebelumnya belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 60. Ketidaktuntasan belajar siswa salah satunya diakibatkan guru belum menggunakan model pembelajaran yang tepat, khususnya pada materi lingkaran yang diajarkan, sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar. Berdasarkan uraian di atas peniliti ingin mengadakan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran PAKEM Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Konsep Lingkaran Dikelas VIII SMPN 3 Salahutu”.

5 1.2. Rumusan Masalah Sesuai dengan uraian pada latar di atas maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah “Penerapan Model Pembelajaran Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa dengan konsep Lingkaran pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Salahutu?” 1.3. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang ada, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan materi lingkaran pada siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Salahutu, dalam proses belajar mengajar dengan menerapkan Model Pembelajaran Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM).

6 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat : a. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti tentang penerapan model pembelajaran PAKEM Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di kelas VIII SMP Negeri 3 Salahutu. Peneliti diharapkan mampu mengidentifikasi kelemahan penyebab ketidakmampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika khususnya lingkaran. Peneliti diharapkan mampu mengetahui dan memahami bagaimana meningkatkan hasil belajar ketika diterapkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran PAKEM.

7 b. Bagi Guru Diharapkan dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa selama proses pembelajaran dikelas secara efektif dan efesien. Diharapkan dapat memberikan masukan bagi guru, yaitu cara untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa. c. Bagi Siswa Diharapkan dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan dan hasil belajar matematika yang dipelajari ketika diterapkannya model pembelajaran PAKEM. Penerapan model PAKEM diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan daya tarik siswa terhadap mata pelajaran matematika.

8 1.5. Penjelasan Istilah Untuk menghindari salah penafsiran pada judul, maka peneliti perlu memberikan beberapa penjelasan istilah sebagai berikut : Model pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi peserta didik dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas (Asep, 2010 : 25). PAKEM merupakan kepanjangan dari pembelajaran Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. PAKEM sendiri adalah sebuah pendekatan yang memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan beragam untuk mengembangkan keterampilan, sikap, dan pemahamannya dengan menekankan belajar sambil bekerja (Asmani, 2011 : 59).

9 Hasil belajar adalah kemampuan yang peroleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Abdurrahman (dalam Asep, 2010 : 14). Lingkaran adalah kurva tertutup sederhana yang merupakan tempat kedudukan titik berjarak sama terhadap suatu titik tertentu. Jarak yang sama tersebut jari-jari lingkaran dan titik tertentu terrsebut pusat lingkaran (vermani dan Arora, 2012). Lingkaran yang dimaksudkan adalah salah satu materi yang diajarkan pada jenjang pendidikan sekolah menengah pertama (SMP) kelas VIII semester genap.

10 Dari penjelasan istilah di atas, secara umum judul skripsi ini dapat diartikan sebagai penelitian dewan kelas untuk meniliti apakah dengan menerapkan model PAKEM dalam pembelajaran matamatika dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan konsep lingkaran dikelas VIII1 SMP Negeri 3 Salahutu.

11 BAB III METODE PENELITIAN 3. 1
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Yang merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan. Yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan nasional dan tindakan-tindakan Mereka yang melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang telah dilakukannya itu serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran itu dilakukan. Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, PTK itu dilakukan berupa proses pengkajian berdaur (Cyclical) yang bertahap, perencanaan (Planning), tindakan (Acting), pengamatan (Observing), refleksi (Reflecting) (Arikunto, 2008 : 15).

12 3. 2. Tempat dan Waktu Penelitian 3. 2. 1
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 3 Salahutu, tahun ajaran 2012/ Waktu Penilitian ini dilaksanakan selama 2 minggu yakni dari tanggal 16 april s/d tanggal 23 april Subjek Penelitian Yang dijadikan subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII1 yang berjumlah 25 orang. Yang terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan.

13 3.4. Instrumen Penelitian Adapun Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Instrumen tes Instrument tes yang digunakan dalam penelitian yaitu tes hasil belajar. Soal Soal tes hasil belajar ini berupa tes uraian yang soalnya berkaitan dengan materi yang diajarkan. Tes hasil belajar ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi lingkaran. Lembaran kerja siswa (LKS) pada tiap siklus. Lembar observasi.

14 Lembar observasi berupa lembar pengamatan yang harus disisi oleh observator yang terlibat langsung selama proses pembelajaran dilaksanakan, lembar observasi terdiri dari format pengamatan untuk aktifitas siswa, dan format pengamatan aktifitas peneliti dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran PAKEM. 3.5. ProsedurPenelitian Prosedur dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan beberapa siklus. Menurut Arikunto (2008 : 16), secara garis besar PTK terdiri atas 4 tahapan yang lazim dilalui, yaitu : (1) perencanaan (Planning), (2) tindakan (Action), pengamatan (Observasi), (4) refleksi (Reflection).

15 Keempat tahapan-tahapan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 3.1 : Diagram Tahapan PTK Perencanaan Refleksi Siklus I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi Pelaksanaan Siklus II Pengamatan ?

16 2. Pelaksanaan tindakan (Action) Melakukan tindakan (Action) dimaksudkan sebagai upaya meningkatkan kemampuan belajar siswa pada tingkat ketuntasan % dengan cara melakukan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran PAKEM (Partisipatif, Aktif, Kreatif, Evektif dan Menyenangkan) pada materi lingkaran. 3. Pengamatan (Observasi) Observasi dilakukan untuk melihat dan mengamati pengaruh-pengaruh oleh tindakan dalam kelas berupa penerapan model pembelajaran PAKEM (Partisipatif, Aktif, Kreatif, Evektif, dan Menyenangkan). Hasil dari pengamatan ini merupakan dasar dilakukan refleksi, sehingga pengamatan yang dilakukan harus dapat menceriterakan keadaan yang sesungguhnya.

17 Secara garis besar PTK terdiri atas empat tahapan yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Perencanaan (Planning) Membuat perangkat pembelajaran yang akan digunakan pada saat kegiatan belajar engajar dilaksanakan. Menyusun lembar observasi, untuk melihat bagaimana kegiatan guru dan aktifitas siswa selama proses belajar mengajar dilaksanakan. Menyusun tes hasil belajar dlam bentuk tes uraian untuk mengetahui hasil belajar siswa.

18 4. Refleksi (Reflection) Refleksi berfungsi sebagai apakah tindakan yang telah dilakukan telah berhasil mencapai ketuntasan belajar yang diharapkan, jika ketuntasan mencapai (<60%) maka dilakukan tindakan atau perbaikan pada siklus selanjutnya. Hasil dari refleksi adalah diadakan revisi terhadap perencanaan yang dilakukan dan akan dipergunakan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan pada pertemuan siklus selanjutnya Teknik Analisis Data Wahdhani (dalam Tutuhatunewa, 2004: 38) mendefinisikan analisis data sebagai upaya yang dilakukan peneliti untuk merangkum secara akurat data yang telah dikumpulkan dalam bentuk yang dapat dipercaya dan benar.

19 1. Analisis Data Kuantitatif
Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : 1. Analisis Data Kuantitatif Penelitian tindakan kelas walaupun tergolong penelitian kualitatif, namun karena permasalahan yang dilihat adalah hasil belajar siswa, maka data kuantitatif juga sangat dibutuhkan. Pada penelitian ini data yang terkumpulkan yang terdiri dari tes akhir belajar persiklus. Menurut (Arikunto, 2006: 236) untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa digunakan rumus : Tingkat penguasaan = x Selanjutnya dari hasil tingkat penguasaan siswa dan rata-rata kelas dibandingkan dengan KKM yang di tetapkan di SMP Negeri 3 Salahutu. Dengan tabel KKM sebagai berikut :

20 Tabel 3.1. Kriteria Ketuntasan Minimal
Sumber: SMP Negeri 3 Salahutu Menurut (Arikunto, 2010 : 245) setelah data hasil belajar dikumpulkan maka hasil perhitungan juga masih dapat dikonversikan berdasarkan tabel berikut ini : Tabel 3.2. Kategori Penilaian Nilai KKM Keterangan ≥ 60 > 60 Tuntas Belum Tuntas Tingkat Penguasaan Kategori 82 – 100 71 – 81 60 – 70 49 – 59 <40 Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang

21 2. Analisis Data Kualitatif Miles dan Huberman (dalam Tutuhatunewa, 2004 : 38) mengemukakan tiga tahapan analisis data kualitatif yakni : a). Reduksi data Merupakan suatu prosees menajamkan, memfokuskan, pemusatan perhatian dan penyederhanaan data yang diperoleh deri lapangan, hasil pengamatan atau observasi. Subjek penelitian atau siswa yang tidak mengikuti salah satu tes dari tes yang dilaksanakan tidak dimasukkan untuk anlisis lebih lanjut.

22 b). Penyajian dan pemaparan data Merupakan suatu proses penyajian yang terorganisir dan terstruktur dari reduksi data sehingga memungkinkan peneliti dapat menarik kesimpulan. c). Penarikan kesimpulan Merupakan suatu proses yang didasarkan pada data yang telah diperoleh dalam reduksi data dan penyajian data kemudian dirangkum dan dibuat kesimpulan.

23 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Dalam bagian ini dijelaskan tentang penelitian tindakan siklus I dan II, dengan menggunakan model pembelajaran PAKEM (Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Tindakan Siklus I Perencanaan Pada tahap ini disusun perangkat pembelajaran berupa rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I, bahan ajar 01, lembar kerja siswa (LKS) 01, soal tes akhir siklus I, lembar penilaian Afektif siklus I, lembar penilaian psikomotor Siklus I.

24 b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus I sesuai dengan RPP yang telah disusun pada tahap perencanaan. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 16 April 2013, tindakan tersebut dilaksanakan dalam waktu 2 x 40 menit dalam waktu satu kali pertemuan dan materi yang dibahas adalah menentukan unsur dan bagian-bagian lingkaran, dan pada akhir pertemuan siklus I dilaksanakan tes akhir siklus I. Berdasarkan hasil tes akhir siklus I terhadap siwa kelas VIII1 SMP Negeri 3 Salahutu sebagai berikut :

25 Tabel 4.1. Nilai Kognitif Tes Akhir Siklus I
Sumber: Data Penelitian 2013 Dari tabel 4.1 terlihat bahwa pada siklus I setelah diadakan tes akhir. Dimana 3 orang siswa memperoleh nilai pada interval (82-100) dengan persentase (12%), 5 orang siswa memperoleh nilai pada interval (71-81) dengan persentase (20%), 6 orang siswa memperoleh nilai pada interval (60-70) dengan persentase (24%), 8 orang siswa memperoleh nilai pada interval (49-59) dengan persentase (32%) dan 3 orang siswa memperoleh nilai pada interval (<48) dengan persentase (12%). Interval Kategori Frekuensi Persentase 82 – 100 Sangat Baik 3 12% 71 – 81 Baik 5 20% 60 – 70 Cukup 6 24% 49 – 59 Kurang 8 32% <48 Sangat Kurang Jumlah 25 100%

26 Maka hasil akhir pada siklus I dapat disimpulkan bahwa siswa yang telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah sebnyak 14 (empat belas) siswa dengan presentasenya sebesar 56% dan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 11 (sebelas) siswa dengan persentasenya sebesar 44%. c. Pengamatan Pada tahap pengamatan atau observasi, guru mengamati proses berlangsungnya pembelajaran, menilai kegiatan peneliti mengolah kelas. Pengamatan terhadap siswa yang dilakukan meliputi 3 Aspek yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor.

27 1. aspek kognitif yang diamati
Pada saat guru menjelaskan materi masih terlihat siswa yang tidak sepenuhnya memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru. Akibatnya, siswa tidak memahami materi yang diajarkan oleh guru. Setelah guru menjelaskan materi, guru menjelaskan konsep dasar mengerjakan soal-soal LKS. pada tahap ini guru mengamati bahwa sebagian siswa telah memahami apa yang dijelaskan oleh guru, tetapi masih ada juga siswa yang masih terlihat antusias dalam memperhatikan penjelasan guru. Tes hasil belajar pada siklus I menunjukan bahwa belum mencapai kriteria penilaian yang ditetapkan sebelumnya, namun ada beberapa orang yang mencapai nilai sempurna. Adapun hasil tes akhir siklus I ini dapat dilihat pada tabel 4.1. tes akhir siklus I.

28 2. Aspek afektif yang diamati Selama proses belajar mengajar berlangsung yaitu, keaktifan siswa masih belum optimal. Sebagian siswa sebagian siswa tidak tepat waktu dalam mengerjakan soal-soal pada LKS dalam kelompok. Bahkan ada siswa yang terlihat menunjukan perilaku kurang baik (tidak sopan). Dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.2. Hasil Penilaian Afektif Siswa Pada Siklus I Sumber: Data Hasil Penelitian 2013 Interval Klasifikasi Frekuensi Persentase % 82 – 100 Sangat Baik 2 8 % 71 – 81 Baik 5 20 % 60 – 70 Cukup 8 32 % 49 – 59 Kurang 10 40 % <48 Sangat Kurang - Jumlah 25 100 %

29 Berdasarkan tabel 4.2. dapat dilihat hasil penelitian afektif pada siklus I adalah klasifikasi sangat baik sebanyak 2 orang siswa (8%), klasifikasi baik sebanyak 5 orang siswa (20%), klasifikasi cukup sebanyak 8 orang siswa (32%), dan klasifikasi kurang sebanyak 10 orang siswa (40%). 3. Aspek psikomotor yang diamati Penilaian psikomotor hasilnya dianalisis berdasarkan pengamatan di dalam kelas. Guru memberikan soal-soal LKS untuk melatih kemampuan siswa dalam menyelesaikan saol-soal LKS dalam kelompok. Pada aspek ini guru mengamati adanya penggunaan waktu yang kurang efektif dalam mengerjakan soal-soal LKS. data lengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

30 Tabel 4.3. Hasil Penilaian Psikomotor siklus I Sumber: Data Hasil Penelitian 2013 Dari tabel 4.3. dapat dilihat bahwa hasil penilaian psikomotor siklus I adalah klasifikasi sangat baik sebanyak 2 orang siswa (8%), klasifikasi baik sebanyak 4 orang siswa (16%), klasifikasi cukup sebanyak 7 orang siswa (28%), dan klasifikasi kurang sebanyak 12 orang siswa (48%). Interval Klasifikasi Frekuensi Persentase (%) 82 – 100 Sangat Baik 2 8 % 71 – 81 Baik 4 16 % 60– 70 Cukup 7 28 % 49 – 59 Kurang 12 48 % <48 Sangat Kurang - Jumlah 25 100 %

31 Tindakan Siklus II Perencanaan Dengan memperhatikan kelemahan dan kekurangan yang tarjadi berdasarkan pada refleksi yang telah dilakukan pada siklus I, maka dibuat perencanaan sebelum pelaksanaan tindakan siklus II adapun hal-hal yang harus dilakukan antara lain : Menyusun (RPP) siklus II (Lampiran 02 halaman 55), bahan ajar 02 (Lampiran 03 halaman 62), LKS 02 (Lampiran 5c halaman 73), membuat soal tes akhir siklus II (Lampiran 04 halaman 70), dan menyiapakan lembar penilaian untuk peneliti lihat tabel 4.8 halaman 41.

32 Menetapkan Kriteria penilaian siklus II sama dengan siklus sebelumnya, yakni penilaian dikatakan berhasil jika siswa mencapai kriteria KKM 60. Mengembangkan format lembar observasi (aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor). b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini telah diterapkan dengan baik, yaitu mencakup semua unsur sesuai rencana pembelajaran yang telah disusun pada tahap perencanaan. c. Pengamatan Pengamatan atau observasi pada siklus II ini, peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran yaitu menilai kegiatan guru dalam mengelolah kelas

33 Tabel 4.5. Nilai Kognitif Tes Akhiri Pada Siklus II
Nilai-nilai kognitif, afektif dan psikomotor dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.5. Nilai Kognitif Tes Akhiri Pada Siklus II Tabel terlihat bahwa pada siklus I setelah diadakan tes akhir. Dimana 6 orang siswa memperoleh nilai pada interval (82-100) dengan persentase (24%), 7 orang siswa memperoleh nilai pada interval (71-81) dengan persentase (28%), 8 orang siswa memperoleh nilai pada interval (60-70) dengan persentase (32%), 4 orang siswa memperoleh nilai pada interval (49-59) dengan persentase (16%).. Interval Klasifikasi Frekuensi Persentase % 82 – 100 Sangat Baik 6 24 % 71 – 81 Baik 7 28 % 60 – 70 Cukup 8 32 % 49 – 59 Kurang 4 16 % <48 Sangat Kurang - Jumlah 25 100 %

34 Dari hasil tes akhir pada siklus I dapat disimpulkan bahwa siswa yang telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah sebnyak 21 (dua puluh satu) siswa dengan presentasenya sebesar 84% dan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 4 (empat) siswa dengan persentasenya sebesar 16%. Dengan demikian hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran PAKEM (Partisipatif, Aktif, Kreattif, dan Menyenangkan) materi lingkaran telah mengalami peningkatan di siklus II. Tabel 4.6. Hasil Penilaian Afektif siklus II Interval Klasifikasi Frekuensi Persentase % 82 – 100 Sangat Baik 5 20 % 71 – 81 Baik 8 32 % 60 – 70 Cukup 12 48 % 49 – 59 Kurang - <48 Sangat Kurang Jumlah 25 100 %

35 Dari tabel 4.6. dapat menunjukan hasil penilaian afektif pada siklus I adalah klasifikasi sangat baik sebanyak 5 orang siswa (20%), klasifikasi baik 8 orang siswa (32%) dan klasifikasi cukup sebanyak 12 orang siswa (48%). Dengan demikian, dapat dilihat bahwa di siklus II untuk penilaian afektif sudah mengalami peningkatan. Tabel 4.7. Hasil Penilaian Psikomotor Pada Siklus II Sumber: Data Penelitian 2013 Interval Klasifikasi Frekuensi Persentase % 82 – 100 Sangat Baik 5 20 % 71 – 81 Baik 10 40 % 60 – 70 Cukup 49 – 59 Kurang - <48 Sangat Kurang Jumlah 25 100 %

36 Dari tabel 4.7. dilihat dari penilaian psikomotor pada siklus I adalah klasifikasi sangat baik ada 5 orang siswa (20%), klasifikasi baik sebanyak 10 orang siswa (40%) dan kalsifikasi cukup 10 orang siswa (40%). Dengan demikian dapat dilihat bahwa di siklus I untuk penilaian psikomotor juga sudah mengalami peningkatan Perbandingan Nilai Aspek Afektif, Psikomotor dan Kognitif Pada Tiap Siklus Adapun perbandingan antara ketiga aspek afektif, psikomotor, dan kognitif yang di tunjukan dengan nilai rata-rata pada tiap siklus yaitu siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini :

37 Tabel 4.9. Perbandingan Aspek Afektif, Psikomotor dan Kognitif Pada Tiap Siklus
Sumber: Data Penelitian 2013 Pada tabel 4.9. terlihat bahwa perbandingan nilai rata-rata antara aspek afektif, psikomotor, dan kognitif pada tiap siklus yaitu pada siklus I aspek afektif 60,72, aspek psikomotor 62,2, dan aspek kognitif 62,56. Sedangkan pada siklus II aspek afektif 72,56, aspek psikomotor 78,8, dan aspek kognitif 72,56. Dengan demikian dapat dilihat bahwa dari siklus I ke siklus II sudah terjadi peningkatan. - Aspek Afektif Aspek Psikomotor Aspek Kognitif Siklus I 76,46 68,54 62,56 Siklus II 74,50 70,32 72,56

38 4.2. Pembahasan Materi yang dipelajari pada siklus satu yaitu menentukan unsur dan bagian lingkaran. Hasil dari tes akhir siklus I menunjukan bahwa sebanyak 14 siswa atau denagn persentase 56% siswa memperoleh nilai ≥ 60, dan 11 siswa dengan persentase 44% memperoleh nilai 60. Hal ini menunujukan bahwa pelaksanaan siklus I belum mencapai indikator keberhasilan yaitu lebih dari 60% siswa memperoleh nilai ≥ 60. Hasil tes akhir siklus II menunjukan bahwa 21 siswa atau dengan persentasenya 84% siswa memeperoleh nilai ≥ 60 dan 4 siswa atau dengan persentase 16% siswa memperoleh nilai 60. Dengan demikian pada siklus ini target ketuntasan 60% siswa yang harus memperoleh nilai ≥ 60 telah tercapai.

39 Dengan demikian peningkatan terhadap hasil belajar siswa dimana pada akhir siklus I ini 21 siswa dengan persentase sebanyak 84% siswa telah mencapai standar ketuntasan minimal yang ditetapkan, maka pelaksanaan tindakan pada siklus II dapat dikatakan berhasil dan diputuskan untuk tidak melanjutkan pada siklus berikutnya. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis tindakan telah tercapai yaitu, dengan menggunakan model pembelajaran PAKEM (Partisipatif, Aktif, kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) hasil belajar siswa kelas VIII1 SMP Negeri 3 Salahutu pada Materi lingkaran dapat ditingkatkan.

40 TERIMA KASIH


Download ppt "DIKELAS VIII, SMP NEGERI 3 SALAHUTU"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google