Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Participatory Guarantee System (PGS)
Indro Surono
2
Pengertian Sertifikasi atau penjaminan “lokal”, “informal”, “partisipatif”, “alternatif” “Participatory Guarantee Systems” (IFOAM) PGS partisipasi konsumen, petani, LSM, instansi pemerintah,dll, dalam membangun skema penjaminan organik (perencanaan standar, sistem pelaksanaan evaluasi) PGS : berbeda dengan Sertifikasi pihak ketiga (LSO) yg diakreditasi KAN, IFOAM atau ISO 65.
3
Sejarah Kritik pada SP3:
Konsumen tidak menuntut SP3, Tidak ada upaya membangun pasarnya, Beda paradigma: meragukan kontrol eksternal adalah metode tebaik untuk memastikan integritas organik, SP3 terlalu mahal dan tidak terjangkau petani kecil, Prosedurnya rumit dan panjang, Bias negara maju Boros energi perdagangan internasional 2004: workshop 1 Alternative Guarantee System di Brasil
4
Prinsip, Nilai, Ideologi PGS
Kedaulatan pangan, ketahanan pangan dan keamanan pangan Sesuai untuk realitas petani kecil. Sistem yg fleksibel: menekankan proses belajar dalam sistem yg transparan dan saling percaya. Prioritas: pasar lokal dan kerjasama jangka panjang. Tanggung jawab bersama dan desentralisasi keputusan, pemberdayaan, peningkatan kapasitas. Sistem penjaminan yg murah, mudah dan cepat (terdokumentasi)
5
Bentuk Penjaminan PGS Penjaminan pihak 1 (logo produsen) : NOFA (USA), Tierra Viva (Chile), Agatho Organic (Indonesia) Penjaminan pihak 2 (pemasar): El Rincon Organico (Argentina), NOGAMU (Uganda), COOLMÉIA (Brazil), Lestari (Indonesia) Penjaminan pihak 3 (organisasi/asosiasi petani yg punya LSO produk organik sampingan): GreenNet (Thailand), ANPE (Peru) Penjaminan oleh Jaringan (kombinasi 1-2-3): Organic Farm (New Zealand), ECOVIDA and ACS (Brazil), IIRD (India), CNG (USA) dan PAMOR (Indonesia)
6
Keuntungan PGS vs SP3/ISO 65
Hubungan lebih kuat antara produsen dan konsumen. Mudah diakses petani kecil. Rasa memiliki dan tanggung jawab atas sistem penjaminan. Transparan dalam jaringan distribusi. Kerjasama jangka panjang Desentralisasi kewenangan dan keputusan. Pembangunan lokal yg adaptf dengan sosio buadaya lokal. Sedikit dokumentasi dan birokrasi. Biaya ke petani kecil untuk penjaminan. Standar dan norma disesuaiakan dengan kondisi lokal.
7
Kekurangan PGS vs SP3/ISO 65
Kredibilitas rendah Perlu dedikasi tinggi dari para pihak (petani, konsumen, pemasar). Sulit membangun kelompok jika keyakinan dan kepercayaan diri rendah. Proses panjang – perlu waktu membangun kompetensi dan kapasitas untuk mencapai tujuan. Tidak ada (sedikit) pengakuan formal dari pemerintah. Memerlukan pertemuan rutin antar para pihak untuk sosial kontrol. Khas setempat – sulit direplikasi di tenpat lain. Akurasi data dan pencatatan lemah. Perlu kesukarelaan dalam kerjanya. Biaya tak langsung mahal penyuluhan, pemasaran. Konflik kepentingan cukup tinggi. Standar dan norma tidak cukup dikenal (spesifik lokal).
8
Pengakuan atas PGS Pengakuan adalah tantangan utama PGS!
PGS dilarang memakai label ‘organik’ tapi boleh dgn istilah lain spt ‘Produk alami’ contoh di USA Opsi lain: melobi sistem PGS agar diterima sebagai sistem penjaminan legal oleh negara, contoh : Brazil and New Zealand. India sukses mengembangkan PGS bersama FAO dan diakui oleh APEDA. Diakui oleh IFOAM sebagai penjaminan alternatif yg mendorong pengembangan organik yg socio budaya adaptif (registrasi di IFOAM).
9
Catatan akhir Di Indonesia sudah berkembang model2 penjaminan alternatif ini (lokal) Lebih banyak lagi yang self claim (organik aspal) Pengembangan PGS membantu petani kecil dan menggantikan peran SP3 (model ICS) Sikap pemerintah: mengakui atau membiarkan?
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.