Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

COPD/ PPOK PAST - PRESENT - FUTURE

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "COPD/ PPOK PAST - PRESENT - FUTURE"— Transcript presentasi:

1 COPD/ PPOK PAST - PRESENT - FUTURE
Ririek Parwitasari

2 PPOK definisi : PPOK adalah penyakit yang bisa dicegah dan diobati serta mempunyai efek ekstrapulmoner yang signifikan. Komponen paru dicirikan oleh keterbatasan aliran yang tidak sepenuhnya reversibel. Keterbatasan aliran ini biasanya progresif dan berkaitan dengan respon inflamasi yang tidak normal dari paru terhadap partikel atau gas beracun.(GOLD,2009)

3 FAKTOR - FAKTOR RESIKO (1)
Asap rokok: perokok aktif maupun pasif Polusi udara (dalam ruangan, luar ruangan, di tempat kerja) Infeksi saluran nafas berulang

4 FAKTOR - FAKTOR RESIKO (2)
Defisiensi alfa 1-antitripsin (AAT) : Mekanisme melawan protease dilakukan AAT. Menurunnya AAT menyebabkan peleburan dinding alveolus. Defisiensi AAT dapat herediter

5 FAKTOR - FAKTOR RESIKO (3)
Sosial ekonomi : banyak pada sosio-ekonomi rendah. Ras : Kulit putih lebih banyak. Sex : Pria lebih banyak.

6 PATOGENESIS

7 Bronkitis kronik Kelainan sal. napas ditandai batuk berdahak minim 3 bln setahunnya, sekurangnya 2 thn berturutan, tak sebab penyakit lain.

8 Emfisema Kelainan anatomis paru luas ditandai pelebaran rongga udara distal bronkiolus terminal, dng kerusakan dinding alveoli.

9 1

10 Types of Emphysema (according to its anatomic distribution within the lobule) Four major types : (1) Centriacinar (centrilobular) (2) Panacinar (panlobular) (3) Paraseptal (distal acinar) (4) Irregular * Centriacinar and panacinar cause clinically significant airflow obstruction * Centriacinar emphysema : > 95% of cases

11

12 1

13

14 DIAGNOSIS Anamnesis Riwayat merokok, terpajan zat iritan, riwayat keluarga emfisema. Batuk produktif. Purulen bila ada infeksi. Sesak napas, awalnya saat aktifitas, bisa disertai mengi.

15 Gambaran Klinis Inspeksi: barrel chest, otot napas tambahan menonjol, pursed lips. Posisi meringankan sesak. Palpasi: sela iga melebar dan cekung Perkusi: hipersonor, diafragma rendah gerakan terbatas, jantung sempit dan panjang, hepar tertekan ke bawah. Auskultasi: ekspirasi memanjang, suara napas melemah, bunyi jantung jauh.

16 Radiologis Emfisema volume membesar, sela iga lebar dan datar, diafragma rendah dan datar, hiperaerasi, vaskular menipis, jantung panjang dan sempit (tear drop app).

17 Bronkitis Corakan paru bertambah

18 FAAL PARU Tanda utama : obstruksi kronis progresif ireversibel.
Obstruksi saluran napas kecil dan peningkatkan volume paru istirahat. Pada emfisema kapasitas paru total meningkat dan luas permukaan alveoli berkurang.

19 Analisa gas darah arterial
Hipoksia, pada keadaan berat hiperkapnia. Kapasitas difusi ( gas transfer ) Kapasitas difusi CO ( DLCO ) menurun, juga transfer oksigen. Exercise testing Pada PPOK ringan terjadi hipoksia saat latihan, mengukur gradasi.

20 Klasifikasi PPOK Klasifikasi Spirometri PPOK Berdasarkan FEV1 Setelah Pemberian Bronkodilator Stadium 1 :Ringan FEV1/FVC < 0,70 FEV1 ≥ 80% prediksi Stadium 2 : Sedang 50% ≤ FEV1 < 80% prediksi Stadium 3 : Berat 30% ≤ FEV1 < 50% prediksi Stadium 4 : Sangat Berat FEV1 < 30% prediksi atau FEV1 <50% pre diksi ditambah gagal nafas kronis

21 Penatalaksanaan PPOK

22 DERAJAT PPOK Derajat I : RINGAN Dengan atau tanpa gejala klinis (batuk produksi sputum) VEP1 ≥ 80% prediksi VEP1 / KVP < 70% SABA, short actring anticholinergic (maintenance). Long acting anticholinergic k/p

23 DERAJAT PPOK Derajat II : SEDANG
Dengan atau tanpa gejala klinis (batuk, produksi sputum) gejala bertambah sehingga menjadi sesak VEP 1/ KVP < 70 % 50%< VEP1 < 80 % prediksi LABA, Simptomatik, anti kolinergik kerja lama (maintanance) Rehabilitasi

24 DERAJAT PPOK Derajat III BERAT
Dengan atau tanpa gejala klinis (batuk, produksi sputum)Gejala bertambah hingga menjadi sesak VEP1/KVP < 70 % 30 %< VEP1<50% prediksi Tx dengan lebih dari 1 bronkodilator, Kortikosteroid inhalasi bila respon klinis baik. Rehabilitasi.

25 DERAJAT PPOK DERAJAT IV SANGAT BERAT
Gejala diatas ditambah tanda-tanda gagal nafas atau gagal jantung kanan. VEP1/KVP <70 % VEP1 < 30 % prediksi TX sama dengan diatas ditambah terapi oksigen jika gagal nafas dan pertimbangkan pembedahan.

26 PENATALAKSANAAN Memperlambat Progresivitas PPOK
Tujuan Memperlambat Progresivitas PPOK Mengurangi berbagai keluhan, kelainan dan menangani fase eksaserbasi akut Memperbaiki kualitas hidup penderita Menurunkan kematian

27 PENATALAKSANAAN UMUM Stop merokok, hindari polutan
Pendidikan pasien dan keluarga Hindari infeksi Lingkungan sehat Kebutuhan cairan cukup Makanan cukup gizi

28 REHABILITASI Fisioterapi
Bertujuan memobilisasi sputum, membuat pernapasan lebih efektif dan mengembalikan fisik ke tingkat yang optimal. Latihan relaksasi. Latihan bernapas dengan menyertakan otot-otot dinding perut. Perkusi dinding dada dan drainase postural. Program uji latih dengan treadmill dan sepeda ergometer.

29 PEMBEDAHAN a. Lung reduction surgery ( pneumoplasty ) b. Bulektomi
c. Transplantasi

30 PROGNOSA Lambat - cepat PPOK menuju stadium terminal, gagal napas atau korpulmonale kronik dekompensata. Terjadinya infeksi bisa berlarut-larut dan menimbulkan kematian

31 TERAPI INHALASI

32

33

34

35

36

37

38

39 Monitor ASMA Bagaimana Asmamu? Apa hasil skor ACT mu
Saat ini Obati gejala yg tampak Sedikit pertanyaan kepada pasien Gunakan ICS / LABA apabila gejala bertambah berat. Masa mendatang Pengobatan berdasarkan target Skor Asma Gunakan ICS / LABA sedini mungkin. Pengobatan lebih agresif menggunakan satu, sederhana, objektif untuk mencapai goal

40 Gunakan ACT dg Objektif
ACT adalah alat yang menggunakan skor angka sebagai target. Sederhana hanya menjawab 5 pertanyaan dengan nilai poin tertinggi 5 setiap pertanyaan (max: 25) 19 atau kurang = Asma tidak terkontrol = Asma cukup terkontrol = Total kontrol Memperbaiki komunikasi antara pasien dan dokter. Gunakan spirometri untuk penilaian pasti.

41

42 Monitor ASMA Bagaimana Asmamu? Apa hasil skor ACT mu
Saat ini Obati gejala yg tampak Sedikit pertanyaan kepada pasien Gunakan ICS / LABA apabila gejala bertambah berat. Masa mendatang Pengobatan berdasarkan target Skor Asma Gunakan ICS / LABA sedini mungkin. Pengobatan lebih agresif menggunakan satu, sederhana, objektif untuk mencapai goal

43 Apa keuntungan ACT bagi pasien
Alat yang sederhana mudah serta cepat dalam menilai dan memonitor asma Mendorong pasien untuk mencapai Asma Total Kontrol Dapat dipakai untuk menilai kontroling asma dirumah ACT Pasien dapat menilai dengan objektif Mudah dimengerti oleh pasien ,di level mana pasien berada

44 Management Approach Based on Control
Level of Control Treatment Action Controlled Maintain Partly controlled Consider stepping up to gain control Uncontrolled Step up until controlled Exacerbation Treat as exacerbation Reduce Increase Reduce Increase Treatment Steps step 1 step 2 step 3 step 4 step 5

45 Management Approach Based on Control.. cont
Reduce Increase Treatment Steps step 1 step 2 step 3 step 4 step 5 Asthma education Environmental control As needed rapid acting 2-agonist As needed rapid acting 2-agonist controller options Select one Select one Add one or more Add one or both low-dose ICS low-dose ICS + LABA medium or high-dose ICS + LABA oral steroid (lowest dose) leukotriene modifier medium or high-dose ICS leukotriene modifier anti IgE treatment Low-dose ICS + leukotriene mod. sustained released theophyline Low-dose ICS + s.r. theophyline GINA Updated 2008


Download ppt "COPD/ PPOK PAST - PRESENT - FUTURE"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google