Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehLeony Salim Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
Ramadina Aprilia Andasha Habib Arsarachman Asry Muhamad Apri Setiawan
Kelompok 1 Ramadina Aprilia Andasha Habib Arsarachman Asry Muhamad Apri Setiawan
2
Sejarah PGRI Sebelum Kemerdekaan
Pada zaman Belanda dimulai tahun 1912, berdiri Persatuan Guru Hindi Belanda (PGHB) yang diketuai oleh Karto Soebroto Pada 1933 PGHB di ganti menjadi PGI (Persatuan Guru Indonesia)
3
Sejarah PGRI Sesudah Kemerdekaan
Kongres PGRI I (24-25 November 1945) Kongres tersebut bertempat di Sekolah Guru Putri (SGP) Surakarta, Jawa Tengah. Dari kongres itu lahirlah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang merupakan wahana persatuan dan kesatuan segenap guru di seluruh Indonesia. Pendiri PGRI adalah Rh. Koesnan, Amin Singgih, Ali Marsaban, Djajeng Soegianto, Soemidi Adisasmito, Abdullah Noerbambang, dan Soetono. Mereka serentak bersatu untuk mengisi kemerdekaan dengan tujuan : Mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan Membela hak dan nasib buruh umumnya, dan guru pada khususnya
4
Kongres PGRI II di Surakarta, November 1946 Melalui kongres ini, PGRI mengajukan 3 tuntutan kepada pemerintah, yaitu mengenai Undang – undang Pokok Pendidikan dan Perburuhan, Sistem Pendidikan, dan Gaji guru. Tuntutan tersebut mendapat perhatian dari pemerintah. Kongres PGRI III di Madiun, Februari 1948 Kongres ini memutuskan bahwa untuk meningkatkan efektivitas organisasi, ditempuh jalan dengan memekarkan cabang-cabang yang tadinya keresidenan memiliki satu cabang menjadi cabang yang lebih kecil, tetapi dengan jumlah anggota sedikitnya 100 orang. Diharapkan bahwa cabang PGRI yang lebih kecil itu dapat lebih aktif.
5
PGRI Masa Demokrasi Liberal (1950-1959)
a. Kongres IV PGRI di Yogyakarta Februari 1950. b. Kongres V PGRI di Bandung 19 – 24 Desember 1950 c. Kongres VI PGRI di Malang November 1952 d. Kongres VII PGRI di Semarang 24 November s/d 1 Desember 1954 e. Kongres VIII PGRI di Bandung 1956. f. Kongres IX PGRI 31 Oktober – 4 November di Surabaya 1956.
6
PGRI pada Masa PKI ( ) Lahirnya PGRI Non-Yaksentral/PKI Periode tahun kongres ke X di selenggarakan dan merupakan masa-masa perpecahan dalam tubuh PGRI. Penyebab perpecahan itu ialah politik dari luar dengan dalih (pembentukan kekuatan dan penggunaan kekuatan). Untuk menyelamatkan pendidikan dari ancaman dan perpecahan di kalangan guru, maka presiden Soekarno membentuk Majelis Pendidikan Nasional yang menerbitkan PenPres No.19 tahun 1965 tentang Pokok-pokok Sistem Pendidikan Nasional Pancasila sebagai hasil kerja dari Panitia Negara untuk penyempurnaan Sistem Pendidikan Pancawardhana
7
PGRI pada masa Orde Baru (1967-1998)
Peristiwa G30S/PKI merupakan puncak dari apa sebelumnya berlangsung dalam tubuh PGRI,yaitu perebutan pengaruh anti PKI dan pro PKI,infil Trasi dan fitnah Pro PKI berdirinya PGRI non-vaksentral dll. Bersama para pelajar, mahasiswa, sarjana, dll, para guru anggota PGRI turun kejalan dengan meneriakan tritura (tri tuntunan rakyat) yakni :”bubarkan PKI,ritul 100 mentri,dan turunkan harga-harga!”. Mereka membentuk kesatuan aksi misalnya KAMI(Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia),KASI(Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia), sedangkan para guru membentuk KAGI pada tanggal 2 februari 1966. Tugas utama KAGI ialah membersihkan dunia pendidikan Indonesia dari unsur PKI dan orde lama, menyatukan semua guru dalam organisasi guru yaitu PGRI
8
PGRI pada Masa Reformasi (1999-sekarang) PGRI mengalami perubahan sebagai organisasi yang harus mampu beradaptasi dan mewujudkan dirinya sebagai the learning organization yaitu organisasi yang senantiasa belajar sebagai organisasi yang secara berkelanjutan melakukan transformasi diri secara lebih baik dalam mengelola pengetahuan, penggunaan teknologi, sumber daya manusia, perluasan pembelajaran, sebagai adaptasi dalam perubahan lingkungan.
9
Dalam mengadaptasi perubahan lingkungan yang demikian, PGRI di tuntut memiliki kecakapan untuk :
Lebih siap mengantisipasi dan beradaptasi terhadap dampak perkembangan lingkungan Mengakselerasi dan mengembangkan hasil, proses, dan layanan yang lebih baik Menjadi lebih cakap belajar dari persaingan dan mitra kerja Melancarkan transfer pengetahuan dari suatu bagian organisasi ke bagian lainnya Belajar secara efektif dari kesalahan-kesalahan sendiri Memberdayakan semua sumber daya manusia pada setiap jenjang organisasi Mempersingkat waktu yang diperlukan untuk menerapkan perubahan strategis Merangsang perbaikan secara terus menerus pada setiap bidang dan jenjang organisasi
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.