Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN RUMAH SAKIT BESERTA ASPEK PERPAJAKANNYA

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN RUMAH SAKIT BESERTA ASPEK PERPAJAKANNYA"— Transcript presentasi:

1 PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN RUMAH SAKIT BESERTA ASPEK PERPAJAKANNYA
OLEH BAMBANG KESIT YOGYAKARTA 2-3 MARET 2016

2 PEDOMAN AKUNTANSI DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN RUMAH SAKIT BLU
PEDOMAN AKUNTANSI RUMAH SAKIT BERDASAR KMK No. 1981/2010

3 LANDASAN PERATURAN PP No. 71/201O-Standar Akuntansi Pemerintahan
KMK No.1981/2010-Ped. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan BLU Rumah Sakit PMK 76/2008-Ped.Akuntansi dan Pelaporan Keuangan BLU PMK 217/2015-PSAP No.13 sebagai Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU

4 PP 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
Lampiran II PP 71/2010 PP 24/2005 CTA Menjadi SAP Berbasis Akrual terdapat pada Lampiran I dan berlaku sejak tanggal ditetapkan dan dapat segera diterapkan oleh setiap entitas Berisi Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintah dan 12 PSAP Berlaku sepenuhnya paling lambat TA 2015 SAP Berbasis Kas Menuju Akrual pada Lampiran II berlaku selama masa transisi bagi entitas yang belum siap untuk menerapkan SAP Berbasis Akrual Berisi Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintah dan 11 PSAP Tidak berlaku mulai TA 2015 LAMPIRAN I LAMPIRAN II PP 71/2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) 4

5 KONSEPSI BASIS AKRUAL DAN KETERKAITAN ANTAR LAPORAN
LO disusun untuk melengkapi pelaporan dan siklus akuntansi berbasis akrual sehingga penyusunan LO, Laporan perubahan ekuitas dan Neraca mempunyai keterkaitan yang dapat dipertanggungjawabkan ANGGARAN AKUNTANSI BASIS KAS LRA SILPA/SIKPA Laporan Perubahan SAL BASIS AKRUAL LO Surplus/ Defisit-LO Laporan Perubahan Ekuitas Ekuitas Neraca 5

6 KONSEPSI BASIS AKRUAL DAN FEATURE LAPORAN OPERASIONAL
1 KONSEPSI BASIS AKRUAL DAN FEATURE LAPORAN OPERASIONAL Tidak ada pemisahan Kegiatan non operasional dan pos luar biasa Pendapatan dan Belanja over/ underestimate Pembiayaan diperhitungkan dalam perhitungan SILPA/SIKPA Ada pemisahan kegiatan non operasional dan pos luar biasa Pendapatan dan belanja akrual Pemisahan laporan pertanggung jawaban anggaran dan laporan finansial Surplus/defisit akrual yang menambah/ mengurangi ekuitas BASIS KAS BASIS AKRUAL LRA LRA & LO 6

7 KONSEPSI DAN MANFAAT BASIS AKRUAL
Basis akrual adalah suatu basis akuntansi di mana transaksi ekonomi atau peristiwa akuntansi diakui, dicatat, dan disajikan dalam laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas diterima atau dibayarkan Pendapatan diakui pada saat hak telah diperoleh (earned) dan beban (belanja) diakui pada saat kewajiban timbul atau sumber daya dikonsumsi Manfaat basis akrual antara lain: Memberikan gambaran yang utuh atas posisi keuangan pemerintah Menyajikan informasi yang sebenarnya mengenai hak dan kewajiban pemerintah Bermanfaat dalam mengevaluasi kinerja pemerintah terkait biaya jasa layanan, efisiensi, dan pencapaian tujuan 7

8 KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN
BASIS KAS MENUJU AKRUAL BASIS AKRUAL Laporan Realisasi Anggaran Neraca Laporan Arus Kas Catatan atas Laporan Keuangan Laporan Realisasi Anggaran Neraca Laporan Arus Kas Catatan atas Laporan Keuangan Laporan Operasional Laporan Perubahan SAL Laporan Perubahan Ekuitas

9 Hubungan SAP dengan Opini Audit
Kriteria Pemberian Opini Laporan Keuangan oleh BPK (UU 15/2004) Kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan Kecukupan Pengungkapan (adequate disclosure) Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan Efektivitas Sistem Pengendalian Intern 9

10 FLEKSIBILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN
PERUBAHAN LINGKUNGAN RSUD SKPD BLU/BLUD KONSEKUENSI??? AKUNTABILITAS FLEKSIBILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN

11 SISTEM INFORMASI AKUNTANSI RUMAH SAKIT
GOOD GOVERNANCE Transparency Accountability Responsibility Independence Fairness SISTEM INFORMASI AKUNTANSI RUMAH SAKIT

12 SISTEM INFORMASI KEUANGAN
AKUNTANSI ??? SISTEM INFORMASI KEUANGAN

13 AKTIVITAS AKUNTANSI USER/PENGGUNA MENGIDENTIFIKASI MENCATAT
MENGKOMUNIKASIKAN

14 AKTIVITAS AKUNTANSI IDENTIFIKASI
MELAKUKAN ANALISIS TERHADAP PERISTIWA EKONOMI ORGANISASI MENCATAT MENCATAT, MENGKLASIFIKASIKAN, MERINGKAS MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN MENGKOMUNIKASIKAN

15 PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN KEUANGAN AKAN DIANALISI S DAN DIINTERPRETASIKAN OLEH PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN : EKSTERNAL: PEMERINTAH, MASYARAKAT, DONATUR INTERNAL: MANAJEMEN UNTUK PERENCANAAN, PENGENDALIAN, EVALUASI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

16 JENIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

17 PEDOMAN AKUNTANSI DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN RUMAH SAKIT BLU
KMK NO 1981/2010 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI RUMAH SAKIT

18 LAPORAN KEUANGAN RUMAH SAKIT

19 LAPORAN KEUANGAN RUMAH SAKIT
UNTUK PIHAK EKSTERNAL UNTUK PIHAK INTERNAL Neraca Laporan operasi Laporan arus kas Catatan atas laporan keuangan Laporan realisasi anggaran Laporan kinerja unit Laporan biaya Forecasting biaya Feasibility study Dll Laporan Realisasi Anggaran Neraca Laporan Arus Kas Catatan atas Laporan Keuangan Laporan Operasional Laporan Perubahan SAL Laporan Perubahan Ekuitas

20 LAPORAN KEUANGAN RUMAH SAKIT BLU SESUAI PEDOMAN AKUNTANSI RUMAH SAKIT
NERACA LAPORAN AKTIVITAS/LAPORAN OPERASI LAPORAN ARUS KAS CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

21 NERACA LAPORAN POSISI KEUANGAN RUMAH SAKIT PADA SUATU TANGGAL TERTENTU
KOMPONEN NERACA: ASET KEWAJIBAN EKUITAS

22 NERACA RSUD “X” PER 31 DESEMBER 2011 dan 2012 ASET 2011 2012 Kenaikan/ penurunan % ASET LANCAR xxx ASET TETAP ASET KSO ASET LAINNYA TOTAL ASET XXX KEWAJIBAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEL KEWAJIBAN JANGKA PANJANG TOTAL KEWAJIBAN EKUITAS TOTAL KEWAJIBAN + EKUITAS

23 RSUD “X” AKUN NERACA ASET 2011 2012 Kenaikan/ penurunan % ASET LANCAR xxx Kas dan Setara Kas Investasi jangka pendek Piutang pelayanan Piutang lain-lain Persediaan Uang Muka Biaya dibayar di muka JUMLAH ASET LANCAR

24 AKUN Neraca RSUD “X” ASET 2011 2012 Kenaikan/ penurunan % ASET TETAP xxx Tanah Gedung dan Bangunan Peralatan dan Mesin Jalan, jaringan Aset tetap lain Konstruksi dalam pengerjaan JUMLAH ASET TETAP Akumulasi penyusutan NILAI BUKU ASET TETAP Aset KSO Aset lain-lain

25 AKUN Neraca RSUD “X” KEWAJIBAN 2011 2012 Kenaikan/ penurunan % Kewajiban Jangka pendek xxx Hutang Usaha Hutang Pajak Biaya yang masih harus dibayar Pendapatan diterima di muka Bagian lancar utang jangka panjang Hutang jangka pendek lainnya JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK KEWAJIBAN JANGKA PANJANG JUMLAH KEWAJIBAN

26 Lanjutan AKUN Neraca RSUD “X”
EKUITAS 2011 2012 Kenaikan/ penurunan % Ekuitas Awal xxx Surplus /Defisit tahun lalu Surplus/Defisit tahun berjalan Ekuitas Donasi JUMLAH EKUITAS

27 LAPORAN AKTIVITAS/OPERASI
LAPORAN HASIL OPERASI/AKTIVITAS SELAMA SATU PERIODE TERTENTU KOMPONEN LAPORAN AKTIVITAS/OPERASI: - PENDAPATAN - BEBAN

28 LAPORAN OPERASI RSUD “x” TAHUN 2010 DAN 2011
2012 Kenaikan/ penurunan % PENDAPATAN xxx PENDAPATAN USAHA JASA LAYANAN HIBAH/DONASI/SUMBANGAN NON PEMERINTAH PENDAPATAN APBN/APBD PENDAPATAN USAHA LAINNYA TOTAL PENDAPATAN XXX BEBAN BEBAN LAYANAN BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI BEBAN LAINNYA TOTAL BEBAN SURPLUS/DEFISIT PENYETORAN/PENARIKAN KAS NEGARA SURPLUS/DEFISIT TAHUN BERJALAN DILUAR PENDAPATAN APBN

29 AKUN OPERASI RSUD “x” TAHUN 2010 DAN 2011
2012 Kenaikan/ penurunan % PENDAPATAN xxx PENDAPATAN USAHA JASA LAYANAN Pendapatan Usaha Rawat Jalan Pendapatan Usaha Rawat Inap Pendapatan Usaha Rawat Darurat HIBAH/DONASI/SUMBANGAN NON PEMERINTAH PENDAPATAN APBN/APBD Operasional Investasi PENDAPATAN USAHA LAINNYA TOTAL PENDAPATAN

30 AKUN OPERASI RSUD “x” TAHUN 2010 DAN 2011
2012 Kenaikan/ penurunan % BEBAN xxx BEBAN LAYANAN Beban Pegawai Beban pemakaian bahan/persediaan Beban Jasa Layanan Beban Pemeliharaan Beban Langganan Daya dan Jasa Beban subsidi Pasien Beban penyusutan JUMLAH BEBAN LAYANAN

31 AKUN OPERASI RSUD “x” TAHUN 2010 DAN 2011
2012 Kenaikan/ penurunan % BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI xxx Beban Pegawai Beban Administrasi Perkantoran Beban Pemeliharaan Beban Langganan Daya dan Jasa Beban Penyusutan Beban Amortisasi Beban Promosi Beban Premi Asuransi Beban Penyisihan Kerugian Piutang Beban Umum dan Administrasi lain TOTAL BEBAN UMUM & ADMINISTRASI XXX

32 LAPORAN ARUS KAS LAPORAN YANG MENUNJUKKAN ARUS KAS KELUAR DAN ARUS KAS MASUK DI RUMAH SAKIT Informasi tentang arus kas suatu BLU rumah sakit berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan BLU rumah sakit yang bersangkutan di dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan BLU rumah sakit untuk mengunakan arus kas tersebut

33 LAPORAN ARUS KAS RSUD “x” TAHUN 2010 DAN 2011
2012 Kenaikan/ penurunan % ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI ARUS KAS MASUK xxx ARUS KAS KELUAR ARUS KAS NETTO DR AKT OPERASI ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI XXX ARUS KAS NETTO DR AKT INVESTASI ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN ARUS KAS NETTO DR AKT PENDANAAN KENAIKAN NETTO KAS SALDO KAS AWAL SALDO KAS AKHIR

34 AKUN ARUS KAS RSUD “x” TAHUN 2010 DAN 2011
2012 Kenaikan/ penurunan % ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI xxx ARUS KAS MASUK Penerimaan Usaha dan jasa layanan Penerimaan Hibah Penerimaan APBN/APBD Penerimaan kas lainnya ARUS KAS KELUAR Belanja Pegawai Belanja barang Penyetoran ke Kas negara Belanja lain-lain

35 AKUN ARUS KAS RSUD “x” TAHUN 2010 DAN 2011
2012 Kenaikan/ penurunan % ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI xxx ARUS KAS MASUK Hasil Penjualan Aset Tetap Perolehan Aset Lainnya ARUS KAS KELUAR Perolehan Aset Tetap Perolehan Aset Tetap lainnya

36 AKUN ARUS KAS RSUD “x” TAHUN 2010 DAN 2011
2012 Kenaikan/ penurunan % ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN xxx ARUS KAS MASUK Perolehan Pinjaman ARUS KAS KELUAR Pembayanan Pokok Pinjaman

37 KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN
Setiap entitas menyajikan komponen-komponen laporan keuangan tersebut kecuali : LAK yang hanya disajikan oleh entitas yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum; Laporan Perubahan SAL yang hanya disajikan oleh Bendahara Umum Negara/Daerah dan entitas pelaporan yang menyusun laporan keuangan konsolidasiannya. (Par 15)

38 LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Tetap diperlukan untuk memenuhi kewajiban pemerintah yang diatur dalam peraturan perundangan (statutory)

39 LAPORAN PERUBAHAN SAL Laporan Perubahan SAL menyajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya pos-pos berikut: a. Saldo Anggaran Lebih awal; b. Penggunaan Saldo Anggaran Lebih; c. Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran tahun berjalan; d. Koreksi Kesalahan Pembukuan tahun Sebelumnya; dan e. Lain-lain; Saldo Anggaran Lebih Akhir. (Par 41)

40 NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan pemerintah mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu.

41 LAPORAN ARUS KAS Menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Disajikan oleh entitas yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum (Par 15) Arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris (Par 90)

42 Merupakan Laporan yang menyajikan pos-pos sebagai berikut:
LAPORAN OPERASIONAL Merupakan Laporan yang menyajikan pos-pos sebagai berikut: a) Pendapatan-LO dari kegiatan operasional; b) Beban dari kegiatan operasional ; c) Surplus/defisit dari Kegiatan Non Operasional, bila ada; d) Pos luar biasa, bila ada; e) Surplus/defisit-LO. (Par 92)

43 LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Merupakan Laporan yang menyajikan pos-pos: a) Ekuitas awal; b) Surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan; c) Koreksi-koreksi yang langsung menambah/ mengurangi ekuitas, yang antara lain berasal dari dampak kumulatif yang disebabkan oleh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan mendasar, misalnya: koreksi kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset tetap. d) Ekuitas akhir. (Par 101)

44 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam LRA, Laporan Perubahan SAL, Neraca, LO, LAK, dan LPE harus mempunyai referensi silang dengan informasi terkait dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam LRA, Laporan Perubahan SAL, Neraca, LO, LAK, dan LPE. (Par 105 & 106)

45 PENGAKUAN ASET Aset diakui pada saat potensi ekonomi masa depan diperoleh dan mempunyai nilai yang dapat diukur dengan andal; Aset dalam bentuk piutang diakui ketika hak klaim untuk mendapatkan arus kas masuk atau manfaat ekonomi lainnya dari entitas lainnya telah atau tetap masih terpenuhi,dan nilai klaim tersebut dapat diukur atau diestimasi Aset dalam bentuk kas yang diperoleh pemerintah titik pengakuannya memerlukan pengaturan yang lebih rinci

46 PENGAKUAN KEWAJIBAN Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima atau pada saat kewajiban timbul

47 KLASIFIKASI BELANJA DAN BEBAN

48 KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN LRA
Pendapatan LRA diakui pada saat Bendahara Pengeluaran menerbitkan STS dan menyetorkannya ke Bank Pengakuan Pendapatan LRA dicatat sebesar STS yang disetorkan bendahara penerimaan ke Bank berdasarkan tarif yang telah ditetapkan Pengukuran Pendapatan LRA disajikan sesuai dengan kode akun di PP 71 tahun 2010 Konversi pendapatan versi Permendagri 13 tahun 2006 ke versi SAP dituangkan dalam CALK CALK juga menyajikan besaran restitusi pendapatan pda tahun berjalan Penyajian dan Pengungkapan

49 KEBIJAKAN AKUNTANSI BELANJA
Belanja LS diakui pada saat terbitnya SP2D LS dan telah dicairkan oleh Bank Belanja UP/GU/TU diakui berdasarkan pengesahan SPJ oleh BUD Belanja Gaji diakui pada saat terbitnya SP2D Gaji dan telah dicairkan oleh Bank Pengakuan Belanja diakui secara bruto berdasarkan dokumen pengeluaran kas yang telah sah Potongan harga/diskon atas belanja tidak mengurangi belanja yang bersangkutan dan dicatat sebagai pendapatan Pengukuran Penyajian belanja dalam LRA mengacu pada PP 71 Tahun 2010 Konversi belanja versi Permendagri 13 Tahun 2006 vs PP 71 tahun 2010 disajikan dalam CALK Penyajian

50 3 KESIMPULAN Laporan Operasional disusun untuk melengkapi pelaporan dan siklus akuntansi berbasis akrual sehingga : Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Neraca mempunyai keterkaitan yang dapat dipertanggungjawabkan Laporan pertanggungjawaban anggaran dapat dibedakan dengan laporan kinerja keuangan Dapat diketahui kinerja operasional pemerintah untuk periode pelaporan tertentu Laporan Operasional mempunyai nilai prediktif karena informasinya dapat digunakan untuk memprediksi pendapatan LO yang akan diterima untuk mendanai kegiatan pemerintah dalam periode mendatang

51 SIKLUS AKUNTANSI RUMAH SAKIT

52 ELEMEN LAPORAN KEUANGAN
Aset Sumber daya yang dikuasai oleh rumah sakit sebagai akibat peristiwa masa lalu yang diharapkan akan memberikan manfaat di masa yang akan datang bagi rumah sakit Kewajiban Hutang yang ada pada rumah sakit saat ini, yang ditimbulkan karena adanya peristiwa di masa lalu. Hutang ini menimbulkan kewajiban bagi rumah sakit untuk melakukan pembayaran di masa yang akan datang Ekuitas Merupakan sumber perolehan dana yang berasal dari donatur dan dari hasil operasional rumah sakit. Ekuitas juga merupakan selisih antara aset dan kewajiban

53 Siklus Transaksi Rumah Sakit

54 Siklus transaksi di Rumah Sakit
Siklus pendapatan terkait dengan pemberian jasa pelayanan rumah sakit kepada pasien atau pihak lain dan penerimaan pembayaran pasien atau tagihan dari pihak lain. Siklus pengeluaran terkait dengan pengadaan barang dan/atau jasa dari pihak lain dan pelunasan utang dan kewajibannya. Siklus produksi/pelayanan terkait dengan transformasi sumber daya rumah sakit menjadi jasa pelayanan rumah sakit.

55 Siklus transaksi di Rumah Sakit
Siklus keuangan terkait dengan perolehan dan pengelolaan capital fund (dana modal), seperti modal kerja (sumber dana kas atau dana likuid lainnya) dan sumber dana jangka panjang Siklus pelaporan keuangan tidak terkait dengan siklus operasi (operating cycle) sebagaimana empat siklus pertama di atas. Siklus ini memperoleh data operasi dan akuntansi dari siklus yang lain dan memprosesnya menjadi laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.

56 SIKLUS AKUNTANSI Analisis setiap transaksi dan pengaruhnya terhadap akun Mencatat setiap transaksi ke dalam jurnal berdasarkan bukti transaksi /dokumen Memindahkan informasi dari jurnal ke dalam buku besar Menyusun daftar saldo Membuat jurnal penyesuaian dan  koreksi bila diperlukan, serta membuat jurnal penutup Menyusun Laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan operasi dan laporan arus kas

57 NERACA SALDO SETELAH PENYESUAIAN
SIKLUS AKUNTANSI LAPORAN KEUANGAN JURNA PENUTUP DOKUMEN SUMBER SIKLUS AKUNTANSJ NERACA SALDO SETELAH PENYESUAIAN JURNAL BUKU BESAR NERACA/DAFTAR SALDO PENYESUAIAN

58 PROSES AKUNTANSI Proses untuk mengidentifikasi, mencatat dan melaporkan peristiwa-peristiwa ekonomi di dalam organisasi Identifikasi Mencatat Melaporkan

59 SIKLUS AKUNTANSI DAN PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI
- PRINSIP : DANA HARUS DAPAT DITELUSURI KEMANA ARAHNYA

60 DOUBLE ENTRY

61

62 JURNAL TRANSAKSI Merupakan catatan tentang transaksi ekonomi yang terjadi di dalam organisasi Penjurnalan dilakukan setiap kali terjadi transaksi . Jurnal, berisi informasi tentang: Tanggal transaksi Nama akun dan jumlahnya yang harus didebet dan dikredit Keterangan singkat atas transaksi tersebut Pendebetan dicatat di sisi kanan dan pengkreditan dicatat pada sisi kiri

63 Tehnik Penjurnalan 1. Analisis transaksi ekonomi dan dokumen sumber 2. Mencatat transaksi ekonomi ke dalam buku jurnal FORMAT JURNAL UMUM JI Tgl Keterangan Ref Debet Kredit

64 Contoh Jurnal Contoh format jurnal:
Tanggal 5 Oktober terjadi pembelian barang farmasi secara tunai sebesar Rp Tanggal 7 Oktober mencatat pendapatan dari pasien umum, berdasarkan formulir kuitansi yang diperoleh dari kasir, dengan perincian: biaya pendaftaran Rp 5.000, Biaya pemeriksaan dan tindakan Rp dan biaya obat Rp (harga pokok obat Rp )

65 Contoh Jurnal Jurnal Umum JI Tgl Keterangan Ref Debet Kredit 5 Okt
Persediaan-Barang Farmasi Kas Pendapatan-Pendaftaran Pendapatan-Pelayanan Pendapatan-Apotek Biaya/Beban Obat Rp 80.000 50.000 5.000 15.000 60.000

66 BUKU BESAR Buku besar (general ledger) merupakan rekening individual yang ada dalam laporan keuangan Setiap buku besar mempunyai kode akun sesuai dengan yang disajikan dalam laporan keuangan Buku besar mencatat perubahan saldo setiap rekening individual

67 Format Buku Besar

68 POSTING Posting ke Buku Besar -  pemindahan akun yang dicatat dalam buku jurnal ke dalam buku besar Langkah-langkah: Masukkan  tanggal posting, jumlah yang didebet dan yang dikredit di dalam jurnal dan ke dalam kolom-kolom yang sesuai di dalam buku besar Di dalam kolom referensi pada jurnal, masukkan nomor akun buku besar

69 Contoh Posting Ke Buku Besar

70 Contoh Posting Ke Buku Besar (Cont...)

71 DAFTAR SALDO/NERACA SALDO
Daftar saldo atau neraca saldo ini disusun berdasarkan saldo akhir yang terdapat dalam setiap akun individual atau buku besar Disusun pada akhir periode ketika akan membuat laporan keuangan

72 RUMAH SAKIT “HARAPAN SEHAT”
Daftar/Neraca Saldo RUMAH SAKIT “HARAPAN SEHAT” DAFTAR SALDO 31 OKTOBER 2011 NAMA AKUN DEBET KREDIT Kas Rp Piutang Pelayanan 50.000 Persediaan barang farmasi Peralatan rumah tangga Hutang usaha Rp Hutang Gaji Pendapatan diterima di muka Ekuitas Surplus tahun lalu Pendapatan pendaftaran 5.000 Pendapatan pelayanan 15.000 Pendapatan apotik 60.000 Beban obat Beban bahan habis pakai Total Rp

73 JURNAL PENYESUAIAN UNTUK MENCATAT PENYESUAIAN AKUN/REKENING PADA AKHIR PERIODE Hal-hal yang menyebabkan perlunya penyesuaian antara lain: Transaksi tidak mungkin dicatat secara harian dengan pertimbangan efisiensi Beberapa biaya tidak dicatat dalam periode waktu tertentu, karena biaya tersebut berkaitan dengan berlalunya waktu dan bukan merupakan akibat dari pemakaian sumber daya sehari-hari Transaksi tidak dicatat karena sebab lain

74 Jurnal Penyesuaian Jurnal penyesuaian dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: 1. Deferrals prepaid expenses – Beban/biaya telah dibayar tunai dan dicatat sebagai aset sebelum digunakan atau dikonsumsi Unearned Revenue- Kas telah diterima dan dicatat sebagai hutang (kewajiban) sebelum pendapatan diperoleh 2. Accruals Accrued Revenues – Pendapatan telah diperoleh tetapi kas belum diterima atau belum dilakukan pencatatan Accrual Expenses – Beban telah terjadi tetapi kas belum dibayarkan atau belum dilakukan pencatatan

75 Contoh Jurnal Penyesuaian
Contoh Kasus Prepaid Expense: Bahan Habis Pakai Tanggal 5 Oktober rumah sakit membeli bahan habis pakai secara kredit seharga Rp Bahan habis pakai ini diperkirakan akan habis dalam waktu 3 bulan Tanggal 31 Oktober Bahan habis pakai yang tersisa senilai Rp Tanggal Jurnal 5 Okt Transaksi Bahan Habis Pakai Rp Hutang Usaha 31 Okt Penyesuaian Beban/Biaya Bahan Habis Pakai Rp Bahan habis Pakai

76 Contoh Jurnal Penyesuaian (Cont’..)
Contoh Kasus Prepaid Expense: Asuransi Tanggal 5 Oktober Membayar polis asuransi sebesar Rp , akan jatuh tempo pada tanggal 30 September tahun yang akan datang Tanggal Jurnal 5 Okt Transaksi Asuransi Dibayar Di muka Rp Kas 31 Okt Penyesuaian Beban asuransi Rp Asuransi Dibayar di muka

77 Contoh Jurnal Penyesuaian (Cont’...)
Contoh Kasus Prepaid Expense: Depresiasi Aset Tetap Tanggal 1 Oktober rumah sakit membeli peralatan kantor seharga Rp secara kredit dengan umur ekonomis 5 tahun Tanggal Jurnal 5 Okt Transaksi Peralatan Kantor Rp Hutang Usaha 31 Okt Penyesuaian Biaya Depresiasi Rp Akumulasi Depresiasi

78 Contoh Jurnal Penyesuaian (Cont’...)
Kasus Unearned Revenue: Tanggal 5 Oktober , rumah sakit menerima dana jamkesmas sebesar Rp Tanggal 31 Oktober, berdasarkan analisis yang dilakukan pendapatan yang terealisasi adalah Rp Tanggal Jurnal 5 Okt Transaksi Kas Rp Pendapatan diterima di muka Rp 31 Okt Penyesuaian Pendapatan diterima di muka Rp Pendapatan Pelayanan

79 Contoh Jurnal Penyesuaian (Cont’...)
Contoh Kasus ACCRUED REVENUE Tanggal 31 Oktober rumah sakit melakukan tagihan kepada pasien sebesar atas pelayanan sebesar Rp , tetapi pasien akan membayar bulan depan Tanggal Jurnal 31 Okt Penyesuaian Piutang usaha Rp Pendapatan Pelayanan

80 Contoh Jurnal Penyesuaian (Cont’...)
Contoh Kasus ACRRUED EXPENSE pada tanggal 31 Oktober , rumah sakit mempunyai kewajiban untuk membayar gaji karyawan sebesar Rp , tetapi baru akan dibayarkan pada tanggal 5 November Tanggal Jurnal 31 Okt Penyesuaian Beban Gaji Rp Hutang Gaji

81 PENYELESAIAN DALAM SIKLUS AKUNTANSI
Kertas Kerja (Worksheet) Jurnal Penutup Jurnal Koreksi Jurnal Pembalik

82 KERTAS KERJA/ WORKSHEET
Alat kerja akuntan yang digunakan dalam proses pembuatan jurnal penyesuaian dan laporan keuangan Langkah-langkah pembuatan Kertas Kerja: Membuat daftar saldo (neraca saldo), yang diambil dari setiap akun individu dalam buku besar Membuat penyesuaian dalam kolom penyesuaian Membuat daftar saldo setelah penyesuaian Menggolongkan akun-akun ke dalam akun neraca dan akun operasi Menyusun laporan keuangan (laporan operasi, neraca dan arus kas)

83 JURNAL PENUTUP Berfungsi untuk menutup akun-akun temporer
Memindahkan surplus/ defisit ke akun permanen/ neraca

84 Contoh Jurnal Penutup Menutup Akun Pendapatan dan Biaya Tanggal
Nama Akun Debet Kredit 31 Okt Pendapatan pelayanan Iktisar S/D Rp Biaya obat Biaya habis pakai Biaya depresiasi Biaya gaji Biaya sewa Biaya bunga Rp Rp 40.000 50.000

85 Contoh Jurnal Penutup (Cont’...)
Menutup akun pembantu (Ikhtisar S/D) ke akun Permanen Tanggal Nama Akun Debet Kredit 31 Okt Ikhtisar S/D Surplus tahun berjalan Rp

86 JURNAL PEMBALIK/JURNAL REVERSI
Merupakan Pilihan (bisa dilakukan atau tidak) Dibuat pada awal periode akuntansi Merupakan lawan dari jurnal penyesuaian yang telah dibuat pada periode sebelumnya Untuk memudahkan proses akuntansi pada periode selanjutnya

87 Pengakuan dan Pencatatan Pendapatan dan Biaya berbasis Akrual

88 Reformasi Pelaporan Keuangan Rumah Sakit Daerah
Kas Basis  Akrual Basis Dasar Hukum: UU No 17 Tahun 2003 ttg Keuangan Negara PP No 71 Tahun 2010 ttg Standar Akuntansi Pemerintahan KMK No 1981 Tahun 2010 ttg Pedoman Akuntansi BLU Rumah Sakit Permendagri No 61 Tahun 2007 ttg Pedoman Teknis Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah

89 Sistem Akuntansi Berbasis Kas
bertujuan untuk menghasilkan pelaporan keuangan yang melibatkan arus kas selama periode tertentu pendapatan dan biaya diakui dan dicatat pada saat terjadinya arus kas masuk dan arus kas keluar menghasilkan laporan keuangan yang dapat memperlihatkan sumber dana, alokasi dan penggunaan sumber dana

90 Sistem Akuntansi Berbasis Kas
Karakteristik: Beban/biaya belum diakui dan dicatat sampai terjadinya pembayaran kas (arus kas keluar) Sebelum terjadi pengeluaran kas, tidak akan terjadi pengurangan dalam pendapatan Pendapatan diakui dan dan dicatat saat terjadinya penerimaan kas (arus kas masuk) Laporan keuangan menunjukkan posisi kas yang ada pada saat itu. Tidak perlu membuat cadangan piutang tak tertagih (cadangan kerugian piutang)

91 Sistem Akuntansi Berbasis Kas
Kelebihan-kelebihan: Dapat menunjukkan sumber dana, alokasi dan penggunaan dana secara jelas Mudah dipahami

92 Sistem Akuntansi Berbasis Kas
Kekurangan: Hanya memfokuskanpada arus kas untuk periode berjalan Adanya risiko pengakuan pendapatan yang terlalu tinggi pada suatu periode dimana terjadi penerimaan kas yang masih diperlukan adanya pemenuhan kewajiban Adanya risiko pengakuan pendapatan yang terlalu rendah pada suatu periode dimana terjadi pengeluaran kas yang merupakan pembayaran di muka atas suatu kewajiban Penghapusan piutang dilakukan secara langsung tanpa estimasi cadangan kerugian piutang. Tidak mencerminkan kinerja organisasi periodik yang sesungguhnya

93 Sistem Akuntansi Berbasis Akrual
sistem akuntansi dimana peristiwa ekonomi diakui dan dicatat pada saat terjadinya Tujuan penggunaan basis akrual (accrual basis) adalah memberikan gambaran yang utuh terhadap posisi keuangan suatu entitas

94 Sistem Akuntansi Berbasis Akrual
Karakteristik: Pendapatan dan Beban diakui pada saat terjadinya Penyajian beban dilakukan sesuai dengan periode terjadinya Beban yang dibayar di muka disesuaikan pada setiap akhir periode pelaporan, sehingga menggambarkan beban yang sesungguhnya ditanggung pada periode tersebut Kewajiban disesuaikan pada setiap akhir periode pelaporan, sehingga mencerminkan kewajiban yang sesungguhnya terjadi pada periode tersebut Penghapusan piutan tidak dilakukan secara langsung, tetapi melalui pembentukan cadangan kerugian piutang

95 Sistem Akuntansi Berbasis Akrual
Kelebihan: Menggambarkan posisi keuangan organisasi secara lebih akurat Penghitungan surplus/defisit pada suatu periode menjadi lebih realistis Konsisten dengan prinsip mempertemukan pendapatan dan biaya pada periode yang sama (prinsip matching) Mencerminkan kinerja periodik organisasi sesungguhnya Meningkatkan akuntabilitas Memudahkan manajemen untuk melakukan analisis untuk tujuan pengambilan kebijakan tertentu

96 Sistem Akuntansi Berbasis Akrual
Kelemahan-kelemahan: Diperlukan pemahaman akuntansi yang lebih baik, sehingga membutuhkan sumber daya manusia yang handal di bidang akuntansi Adanya risiko piutang tak tertagih tetap tercatat sebagai pendapatan, sehingga pendapatan dicatat terlalu tinggi Pembentukan cadangan kerugian piutang mengurangi pendapatan pada suatu periode Karena dibentuk melalui suatu estimasi yang seringkali bersifat subyektif, menimbulkan risiko penyajian laporan keuangan yang tidak menggambarkan hal sebenarnya

97 Pencatatan Pendapatan Berbasis Akrual
Pendapatan dalam sistem akrual diakui dan dicatat ketika rumah sakit mempunyai hak untuk melakukan penagihan karena telah melakukan pelayanan Contoh: Pada tanggal 15 Oktober, seorang pasien rawat inap telah sembuh dan pulang. Biaya perawatan total sebesar Rp Meskipun demikian, pasien belum membayar secara tunai.

98 Pencatatan Pendapatan Berbasis Akrual
Penjurnalannya sebagai berikut: Tgl Jurnal 15 Okt Transaksi Piutang Pelayanan Rp Pendapatan Pelayanan Rp Transaksi diatas disebut “Unearned Revenue”

99 Cadangan Kerugian Piutang
Sistem akuntansi berbasis akrual tidak melakukan penghapusan piutang secara langsung, melainkan mengestimasi cadangan kerugian piutang pada setiap akhir periode Contoh: Jumlah piutang pelayanan pada tanggal 31 Desember 2011 adalah Rp Rumah sakit memperkirakan sebanyak 10% dari piutang tersebut tidak akan bisa ditagih, maka pada tanggal 31 Desember, rumah sakit membuat jurnal cadangan kerugian piutang.

100 Pencatatan Cadangan Kerugian Piutang
Penjurnalannya sebagai berikut: Tgl Jurnal 31 Des Transaksi Kerugian Piutang/Piutang tak tertagih Rp Cadangan Kerugian Piutang Rp Jika kemudian pada tanggal 4 Februari tahun berikutnya, dipastikan bahwa piutang pelayanan sebesar Rp tidak dapat tertagih, maka rumah sakit membuat jurnal sebagai berikut: Tgl Jurnal 4 Feb ‘12 Transaksi Cadangan Kerugian Piutang Rp Piutang Pelayanan Rp

101 Pendapatan diterima di muka
Jika rumah sakit menerima pembayaran di muka untuk pendapatan jaminan pelayanan, maka pendapatan harus diakui saat terjadinya realisasi pelayanan bukan pada saat penerimaan kas di muka Contoh: Pada tanggal 6 Juni, rumah sakit menerima dana uang muka pasien yang dijamin Asuransi ABA senilai Rp

102 Pendapatan diterima di muka
Penjurnalannya sebagai berikut: Tgl Jurnal 6 Jun Transaksi Kas Rp Pdptn diterima dimuka- ASR ABA Rp Pendapatan diterima dimuka merupakan kewajiban bukan pendapatan. Pendapatan baru akan diakui ketika pelayanan sudah diberikan kepada pasien

103 Pengakuan Pendapatan Berbasis Akrual
Contoh: Pada tanggal 7 Oktober, seorang pasien berjaminan Asuransi ABA mendapat pelayanan dengan total biaya pelayanan sebesar Rp maka pada saat inilah pendapatan dicatat dan diakui, jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut: Tgl Jurnal 7 Okt Transaksi Pdptn diterima dimuka- ASR ABA Rp Pendapatan Pelayanan Rp

104 Pengakuan dan Pencatatan Biaya Rumah Sakit dengan Basis Akrual
Sistem akuntansi berbasis akrual, mengakui biaya/beban pada saat terjadinya, dan dilaporkan berdasarkan periode terjadinya. Jika rumah sakit melakukan pembayaran biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode, maka pada akhir periode, harus dilakukan penyesuaian biaya yang diakui untuk satu periode saja. Dengan demikian prinsip mempertemukan pendapatan dan biaya (Matching revenue and expense) dalam satu periode yang sama dapat dilakukan

105 Pengakuan dan Pencatatan Biaya dengan Basis Akrual
Contoh: Pada tanggal 1 Oktober , rumah sakit membayar biaya asuransi kebakaran gedung sebesar Rp , biaya asuransi ini mempunyai manfaat untuk 12 bulan, maka pada akhir periode akuntansi, harus dilakukan penyesuaian biaya asuransi.

106 Biaya dibayar dimuka Penjurnalan saat pembayaran asuransi:
Tgl Jurnal 1 Okt Transaksi Biaya dibayar dimuka Rp Kas Rp Penyesuaian pada akhir periode: Tgl Jurnal 31 Des penyesuaian Biaya Asuransi Rp Biaya dibayar dimuka Rp

107 Pengakuan dan Pencatatan Biaya dengan Basis Akrual
Dalam sistem berbasis akrual, Biaya atau beban harus diakui dan dicatat pada periode terjadinya, meskipun pada kenyataannya pengeluaran kas belum terjadi Contoh: Rumah sakit membayar gaji karyawan setiap tanggal 5 , Pada tanggal 31 Desember rumah sakit harus meyusun laporan keuangan. Rumah sakit sudah memiliki kewajiban membayar gaji karyawan sebesar Rp , tetapi gaji baru akan dibayarkan tanggal 5 Januari tahun berikutnya. Maka pada periode akuntansi yang berakhir pada tanggal 31 Desember Gaji karyawan yang belum dibayarkan harus sudah diakui sebagai biaya/beban

108 Pengakuan dan Pencatatan Biaya dengan Basis Akrual
Penjurnalannya sebagai berikut: Tgl Jurnal 31 Des penyesuaian Biaya Gaji Rp Hutang Gaji Rp

109 Pengakuan dan Pencatatan Biaya dengan Basis Akrual
Sistem akuntansi berbasis akrual mengkapitalisasi harga perolehan aset yang mempunyai nilai manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Oleh karena itu, setiap akhir periode harus dilakukan penyesuaian terhadap manfaat aset. Contoh: Pada tanggal 1 Januari , rumah sakit membeli kendaraan ambulan, senilai Rp Umur ekonomis kendaraan ini diperkirakan 5 tahun, dengan nilai sisa sebesar 0. Nilai manfaat kendaraan ini adalah 5 tahun. Maka harga perolehan sebesar Rp , harus dikapitalisasi setiap periode akuntansi, dan diakui sebagai biaya depresiasi kendaraan

110 Pengakuan dan Pencatatan Biaya dengan Basis Akrual
Penjurnalan pada saat transaksi adalah sebagai berikut: Tgl Jurnal 1 Jan Transaksi Kendaraan Rp Kas Rp Penjurnalan pada akhir periode Tgl Jurnal 31 Des Penyesuaian Biaya Depresiasi Rp Akumulasi Depresiasi Rp

111 PERSEDIAAN

112 Persediaan Pengertian
Aset berwujud dalam bentuk bahan atau perlengkapan supplies) yang digunakan untuk mendukung kegiatan administratif dan pemberian pelayanan jasa. Persediaan pada rumah sakit meliputi: Persediaan Barang Farmasi Persediaan Barang gizi Persediaan Barang tehnik Persediaan Barang rumah tangga Persediaan Barang lainnya

113 Akuntansi Persediaan Basis kas
pencatatan persediaan hanya terjadi ketika rumah sakit membeli persediaan, dan langsung diakui sebagai biaya persediaan pada saat terjadi pembelian Basis akrual pencatatan persediaan dilakukan pada saat pembelian dan pemakaian persediaan atau berkurangnya persediaan

114 Jurnal Persediaan Kasus:
Tanggal 1 . Rumah sakit membeli obat-obatan senilai RP , potongan pembelian sebesar 5 %. Tanggal 5. Rumah sakit melayani pasien dengan pemakaian obat-obatan senilai Rp yang dibebankan kepada pasien dengan harga Rp

115 Jurnal Persediaan Pencatatannya adalah sebagai berikut: 5 Tanggal
1 Persediaan Barang Farmasi Potongan pembelian Kas 5 Beban Barang farmasi Persediaan Barang Farmasi Kas Pendapatan Pelayanan

116 Jurnal Persediaan Jika rumah sakit memproduksi obat tertentu dengan menggunakan bahan dari persediaan barang farmasi. Pada saat obat tersebut siap untuk dijual, harus dibuat pencatatan untuk mentransfer persediaan bahan obat menjadi obat yang siap dijual Contoh: tanggal 6, rumah sakit memproduksi obat batuk yang diproses menggunakan bahan-bahan obat yang dimiliki rumah sakit senilai Rp , maka ketika obat batuk tersebut siap untuk dijual

117 Jurnal Persediaan Pencatatannya adalah sebagai berikut: Tanggal Jurnal
6 Persediaan Barang Farmasi Persediaan Barang Farmasi

118 Penilaian Persediaan Persediaan harus dilaporkan di dalam neraca sebagai aset sebesar harga pokok persediaan. Permasalahannya adalah persediaan barang farmasi mungkin saja diberi secara bertahap atau tidak dalam satu waktu tertentu, dan mungkin saja dengan harga peroleh yang tidak sama. Harga manakah yang akan digunakan dalam penyajian persediaan di neraca?

119 Metode Penentuan Nilai Persediaan
Ada 2 metode untuk menentukan nilai persediaan: Metode Fisik (Periodik) Metode Perpetual

120 Metode Fisik (Periodik)
Aliran harga pokok persediaan tidak diperhatikan. Tidak melakukan pencatatan, ketika terjadi transaksi pemakaian persediaan. Pencatatan hanya dilakukan pada akhir periode. Dinilai dengan cara melakukan pengamatan secara fisik dan melakukan penyesuaian harga pokok pada akhir periode

121 Tanggal 1, nilai persediaan obat sebesar Rp 200.000
Contoh: Tanggal 1, nilai persediaan obat sebesar Rp Tanggal 3, rumah sakit melakukan pembelian persediaan senilai Rp Tanggal 15, Rumah sakit melakukan pelayanan dengan rincian: Pendapatan tindakan Rp Pemakaian persediaan sebesar Rp dan dibebankan kepada pasien sebesar Rp Tanggal 30 ditaksir nilai persediaan sebesar Rp

122 Jurnal Persediaan (periodik)
Pencatatannya adalah sebagai berikut: Tanggal Jurnal 3 Pembelian persediaan Kas 15 Kas Pendapatan Pelayanan Tidak ada pencatatan pemakaian persediaan

123 Harga Pokok Penjualan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Persediaan awal Pembelian Persediaan yang tersedia Nilai persediaan akhir HPP

124 Metode Perpetual Memperhatikan aliran biaya persediaan secara terus menerus Persediaan diakui pada saat diperoleh dan dikeluarkan Nilai persediaan akhir diperoleh berdasarkan aliran biaya selama satu periode dan merupakan saldo akhir dari persediaan tersebut

125 Jurnal Persediaan (Perpetual)
Pencatatan pada kasus yang sama dengan kasus metode periodik adalah sebagai berikut: Tanggal Jurnal 3 Persediaan Kas 15 Kas Pendapatan Pelayanan Beban Persediaan Persediaan

126 Metode Penilaian Persediaan
(1) FIFO (First in First Out); Pengeluaran persediaan dicatat berdasarkan harga terdahulu (2) LIFO (Last In First Out) Pengeluaran persediaan dicatat berdasarkan harga terakhir (3) Metode Rata-rata (Average) Pengeluaran persediaan dicatat berdasarkan harga rata-rata (Sesuai dengan KMK 1981 Tahun 2010)

127 Ilustrasi Metode Penilaian Persediaan
Data Persediaan pada rumah sakit “Segar Bugar” adalah sebagai berikut: Tgl 2 maret : Pembelian Persediaan sebesar 2000 unit dengan harga Rp per unit Tgl 15 maret : Pembelian persediaan sebesar 6000 unit dengan harga Rp per unit Tgl 19 maret: Pemakaian persediaan sebesar unit Tgl 30 maret: pembelian persediaan sebesar 2000 unit dengan harga Rp per unit

128 First In First Out (FIFO)
Tanggal Pembelian Pemakaian Saldo 2 maret 2.000 Rp 4.000 Rp = Rp 15 6.000 Rp 4.400 Rp = Rp = = Rp 30 2.000 Rp 4.750 Rp4.400 = Rp Rp = Rp Rp

129 Rata-Rata Perpetual Tgl Pembelian Pemakaian Saldo 2
2.000 Rp 4.000= = 15 6.000 Rp 4.400= = Rp = Rp 30 2.000 Rp 4.750=

130 Total Harga Pokok Persediaan
Rata-rata Tertimbang Rata-rata perpetual mudah diterapkan untuk persediaan obat-obatan, akan tetapi untuk persediaan lain yang habis pakai dan sulit dihitung unit pemakaiannya maka metode yang dapat diterapkan adalah metode rata-rata tertimbang Ilustrasi: Tanggal Unit dibeli Harga Pokok Total Harga Pokok Persediaan 2 mar 2.000 Rp 4.000 Rp 15 6.000 4.400 30 4.750 Total Persediaan 10.000 Rp

131 Rata-rata tertimbang Harga pokok rata-rata tertimbang : Rp / = Rp 4.390 Harga Pokok Persediaan akhir: x Rp = Rp Persediaan tersedia = Rp Persediaan akhir Harga Pokok Persediaan/Beban Persediaan Rp Pada akhir periode perlu dibuat jurnal penyesuaian persediaan sebagai berikut: Tanggal 30 Beban Persediaan Persediaan

132 Perlakuan Akuntansi Untuk Persediaan yang Kadaluarsa
Persediaan barang yang kadaluarsa harus dihapuskan dan dipisahkan dengan persediaan barang yang tidak kadaluarsa Contoh: Pada tanggal 30 Maret, rumah sakit “segar bugar” mengakui bahwa ada obat-obatan yang kadaluarsa senilai Rp Jurnal pemisahan dan penghapusan persediaan barang kadaluarsa adalah sebagai berikut: Tanggal Jurnal 30 maret Persediaan Barang Kadaluarsa Rp Persediaan barang Farmasi Rp Kerugian Persediaan Kadaluarsa Rp Persediaan Barang Kadaluarsa Rp

133 Jika pada tanggal 2 April persediaan barang kadaluarsa tersebut kemudian dapat dijual senilai Rp hasil penjualan persediaan barang kadaluarsa tersebut harus diakui sebagai pendapatan lain-lain dan jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut: Tanggal jurnal 2 April Kas Rp Pendapatan Lain-lain Rp

134 Aset Tetap Pengertian: Aset tetap adalah aset berwujud yang :
Dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa, disewakan kepada pihak lain dalam kegiatan usaha sehari-hari, atau tujuan administratif, dan Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

135 ASET TETAP

136 Aset Tetap Pengertian: Aset tetap adalah aset berwujud yang :
Dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa, disewakan kepada pihak lain dalam kegiatan usaha sehari-hari, atau tujuan administratif, dan Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

137 Jenis-Jenis Aset Tetap
Yang termasuk aset tetap di rumah sakit antara lain: Tanah; Gedung dan Bangunan; Peralatan dan Mesin; Jalan, Irigasi dan Jaringan; Aset tetap lainnya; dan Konstruksi dalam pengerjaan

138 Konsep Penyusutan Aset Tetap
Aset tetap seiring dengan berjalannya waktu akan memiliki nilai ekonomis yang semakin menurun. Diperlukan alokasi biaya atas berkurangnya nilai ekonomis Aset Tetap tersebut Untuk menentukan besarnya penyusutan nilai aset tetap tersebut dapat menggunakan beberapa metode.

139 Metode Penyusutan Unit Produksi
Saldo Menurun Ganda (Double Declining Balance) Jumlah Angka Tahun (Sum Of Years) Garis Lurus (Straight Line)  yang dianjurkan dalam KMK 1981 Tahun 2010

140 Penyusutan Metode Garis Lurus
Informasi yang harus dimiliki: Harga Perolehan Nilai Sisa (Asumsi: Aset Tetap dipergunakan sepenuhnya sehingga dapat dianggap habis, tetapi apabila belum dihapuskan maka bisa diisi dengan 1) Umur Ekonomis  taksiran umur terhadap aset tetap sampai berapa lama aset tetap tersebut ekonomis dipergunakan

141 Umur Ekonomis (sesuai KMK 1981 Tahun 2010)
Taksiran umur ekonomis atas perolehan aset tetap diatur sebagai berikut: Gedung permanen bertingkat 40 tahun Gedung permanen, jalan, irigasi dan jaringan 25 tahun Peralatan/mesin dan peralatan medis 5 tahun Komputer dan kendaraan bermotor 5 tahun Peralatan kantor dan meubelair 5 tahun

142 Penghitungan Biaya Penyusutan
Biaya Penyusutan dihitung dengan cara: Harga perolehan (HP) dikurangi dengan Nilai Sisa (NS) dibagi dengan Umur Ekonomis (UE) BP (Biaya Penyusutan) = (HP – NS) UE

143 Contoh Rumah Sakit “ Segar Bugar” membeli sebuah mobil ambulance untuk operasionalnya pada 1 Januari tahun 2010, harga mobil Rp ,00. Maka perhitungan biaya penyusutannya (metode garis lurus) adalah sebagai berikut: Nilai Perolehan = 500 juta Nilai Sisa = 1 Umur Ekonomis = 5 tahun Biaya Penyusutan= 500 jt – 1 5 = +/- 100 Juta/tahun

144 Akuntansi Aset Tetap Pembelian pada tanggal 1 Januari 2012:
Kendaraan Rp Kas Rp Pengakuan Biaya Penyusutan pada 31 Desember 2012: Biaya Penyusutan Rp Akum. Penyusutan AT Rp Saat dilakukan Penghapusan Aset Tetap Ambulance, pada tahun2017: Akum. Penyusutan AT Rp Aset Tetap Rp

145 TERIMA KASIH

146 PRAKTIK SIMULASI


Download ppt "PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN RUMAH SAKIT BESERTA ASPEK PERPAJAKANNYA"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google