Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Pembuatan Kurva Tumbuh Saccharomyces cereviseae

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Pembuatan Kurva Tumbuh Saccharomyces cereviseae"— Transcript presentasi:

1 Pembuatan Kurva Tumbuh Saccharomyces cereviseae
Kelompok 3 Prinsip Teknik Fermentasi .Yosi Ayu Aulia. .Siti Amalia Hasnida. .Vilandri Astarini. .Felix Johannes. .Andriani Oktadianti. .Tamara Aprilia. .Angga Kusnan Qodafi.

2 Pembuatan Kurva Tumbuh Saccharomyces cereviseae
Tujuan Membuat dan menganalisis kurva tumbuh S.cereviseae. Menentukan umur inokulum terbaik S.cereviseae. Teori Dasar Pada pertumbuhan mikroba, secara umum terdapat 4 fase pertumbuhan yaitu: Fase Pertumbuhan Ciri Fase Lag (Lambat) Tidak ada pertumbuhan populasi  sel mengalami perubahan komposisi kimiawi dan ukuran. Bertambahnya substansi intraseluler  siap membelah diri.

3 Pembuatan Kurva Tumbuh Saccharomyces cereviseae
Fase Pertumbuhan Ciri Fase Eksponensial (Logaritma) Sel membelah diri dengan laju yang konstan. Massa menjadi 2x lipat. Keadaan pertumbuhan seimbang. Fase Stasioner (Tetap) Akumulasi racun  metabolisme sel dan kandungan nutrien mulai habis. Kompetitisi nutrisi. Jumlah sel konstan Fase Kematian Sel mati  penumpukan racun dan kompetisi nutrisi. Jumlah sel menurun secara eksponensial. (Madigan, 2009)

4 Pembuatan Kurva Tumbuh Saccharomyces cereviseae
Pembuatan kurva tumbuh ini membutuhkan pengukuran beberapa parameter sebagai berikut: Perhitungan Jumlah Sel Dilakukan dengan haemocytometer. Pengukuran dengan metode ini termasuk ke dalam metode pengukuran langsung. Melalui metode ini, jumlah sel yang hidup dan mati sama-sama terhitung. (Santiago, 2006)

5 Pembuatan Kurva Tumbuh Saccharomyces cereviseae
Perhitungan Substrat Gula Sederhana yang Tereduksi Dilakukan dengan menggunakan metode Somogyi-Nelson. Metode ini merupakan metode kuantitatif yang banyak digunakan untuk menentukan gula tereduksi  glukosa, galaktosa, laktosa, maltosa. Prinsip Somogyi-Nelson: (i) Glukosa + O2  menggunakan larutan Cu (II) yang kemudian akan tereduksi menjadi ion Cu(I). (ii) Ion Cu(I) + O2  Cu (II) Menggunakan kompleks arsenomolybdat yang terbentuk dari reaksi : (NH4)6 Mo7O Na2HAsO7 (ammonium molybdat) (sodium arsenat) (iii) Kompleks arsenomolybdat tereduksi menghasilkan warna biru Absorbannya  spektrofotometer panjang gelombang 520 nm. (Sadavisam, 1985)

6 Pembuatan Kurva Tumbuh Saccharomyces cereviseae
Pengukuran Tingkat Keasaman (pH) Pengukuran pH dilakukan menggunakan pH meter. Prinsip: potensial elektro kimia yang terjadi antara larutan yang terdapat di dalam elektroda gelas yang telah diketahui dengan larutan di luar elektroda gelas yang tidak diketahui  lapisan tipis dari gelembung kaca akan berinteraksi dengan ion hidrogen (Cahaya A.N, 2009).

7 METODE KERJA

8 Diambil setiap titik (4 jam sekali)
Sampel Diambil setiap titik (4 jam sekali) Dilakukan pengujian untuk setiap sampel pada semua titik. Penghitungan jumlah sel (hemocytometer). Pengukuran pH Pengukuran kadar glukosa dengan metode Simogy-Nelson

9 Sampel Sacharomyces cereviceae
25 mL sampel diinokulasikan ke 250 mL PDB diaktivasi selama 3 jam diukur nilai OD nya (0,7) ditambahkan medium PDB 100 mL. 12 mL sampel diambil di setiap titik pengambilan sampel (4 jam sekali sebanyak 13 titik). Pengujian terhadap sampel di setiap titik

10 Penghitungan jumlah koloni dengan Haemocytometer
Sampel di titik t diteteskan pada kedua bagian pada haemocytometer. diletakkan di bawah mikroskop. dihitung jumlah koloni pada kotak yang terlihat. penghitungan dilakukan pada kedua bagian haemocytometer. Hasil pengamatan Gambar koloni pada kotak-kotak di haemocytometer.

11 Pengukuran nilai pH Sampel pada titik t diambil 7 mL
diukur nilai pH menggunakan pH meter Hasil pengamatan

12 Pembuatan kurva baku

13 Pengukuran Kadar Glukosa dengan Metode Simogy-Nelson
1,6 mL Reagen Simogy 1 0, 1 mL sampel pada setiap titik O,4 mL Reagen Simogy 2 dimasukkan ke dalam 9,9 mL akuades . 0,1 mL 2 mL Sampel yang sudah diencerkan (10-2) diambil 2 mL ditambahkan 1,6 mL reagen Simogy 1. ditambahkan 0,4 mL reagen Simogy 2. dipanaskan dalam penangas selama 20 menit. dimasukkan ke dalam es. ditambahkan 2 mL reagen Nelson. ditambakan 4 mL akuades diukur intensitas warnanya dengan spektrofotometer pada λ = 520 nm. sampel 9,9 mL Akuades Dipanaskan 20 menit. 4 mL Akuades 2 mL Reagen Nelson. Diukur dengan Spektrofotometer Disimpan pada es Hasil Pengamatan

14 Kurva Tumbuh, Reduksi Glukosa, Penurunan pH
HASIL DAN PEMBAHASAN Kurva Tumbuh, Reduksi Glukosa, Penurunan pH

15 Kurva Pertumbuhan S.cerevisiae
atas bawah average jumlah sel log jumlah sel 123 4 281 213 247 8 475 433 454 12 460 463 461.5 16 450 576 513 20 883 914 898.5 24 728 807 767.5 28 1145 1455 1300 32 1400 36 1100 40 1129 44 732 787 759.5 48 739 898 818.5

16 KURVA BAKU Faktor pengenceran = 100 x

17 [glukosa] pada Kultur S.cerevisiae
Absorbansi [glukosa] 0.584 1 0.583 2 -0.139 3 -0.172 4 -1.045 5 -0.081 6 -0.16 7 -0.171 8 -0.138 9 -0.102 10 -0.204 11 12 -0.219

18

19 Analisis: pH cenderung stabil berada dalam kisaran 4 s.d. 5
Waktu pH T00 10.30 4.69 T01 14.30 4.50 T02 18.30 4.45 T03 22.30 4.58 T04 02.30 4.61 T05 06.30 4.67 T06 4.70 T07 4.78 T08 4.71 T09 4.82 T10 T11 4.77 T12 Analisis: pH cenderung stabil berada dalam kisaran 4 s.d. 5 pH medium awal tidak di adjust. Pengukuran mengalami error (kesalahan prosedural)

20 t X = juml SEL log sel r = dx/dt µ=r/x 1/µ [glukosa] ppm 1/[s] pH 4.92E-08 4.69 4 2.14E-08 4.5 8 3.13E-10 3.19E+09 4.45 12 1.99E-09 5.02E+08 4.58 16 9.49E-09 1.05E+08 -2.5E-05 4.61 20 -1.5E-09 -6.6E+08 4.67 24 5.96E-09 1.68E+08 4.7 28 4.95E-10 2.02E+09 4.78 32 -6.7E+08 4.71 36 2.05E-10 4.87E+09 4.82 40 -3E-09 -3.3E+08 48 8.56E-10 1.17E+09 4.77 52 1.55E-08

21

22 ANALISA KURVA TUMBUH Fase lag dari S.cerevisiae sangat pendek(Anonim 1), seperti yang dapat kita lihat dari hasil plot kurva pertumbuhan dengan fase stasioner yang lebih panjang (jika dianalisis, menurut literatur pada fase ini,sel S.cerevisiae lebih tahan terhadap kondisi lingkungan akibat adanya mekanisme penebalan dinding selnya sehingga lebih tahan terhadap fluktuasi PH dan agitasi yang pada fase eksponensial mengakibatkan lisisnya sel) >Jika ditinjau dari kurva tumbuh yang didapat,terdapat titik dimana sel ragi mengalami peningkatan kembali setelah memasuk fase stasioner. Hal ini mungkin diakibatkan karena terdapat dua sumber C pada medium yaitu pati dari ekstrak kentang dan dextrosa. S.cerevisiae umumnya cenderung menggunakan gula sederhana terlebih dahulu untuk pertumbuhannya.(Lord, 1981)

23 > Penurunan jumlah sel diakibatkan kemungkinan karena penumpukan etil alkohol sebagai metabolit hasil pemecahan dextrosa( teramati dari bau manis yang kian meningkat pada titik pengamatan akhir). Fig. 12. The effect of additional alcohol upon the level of saturating population in Saccharomyces cerevisiae in test tubes (Gausse,2005)

24 ANALISA HASIL SOMOGY NELSON
Hasil Somogy Nelson menunjukkan penggunaan dextrosa dan ekstrak kentang sebagai sumber C bagi pertumbuhan sel ragi. Hasil pembacaan Somogy Nelson yang tidak akurat kemungkinan besar terjadi diakibatkan terbentuknya gelembung CO2 pada larutan sehingga mempengaruhi pembacaan absorbansi.

25 ANALISIS PH Hasil pengukuran PH menunjukan angka fluktuatif pada kisaran 4-5. Menurut literatur, sel ragi sangat optimal tumbuh pada PH 4. Jika di bandingkan dari kurva pertumbuhannya, sel ragi paling optimum tumbuh pada titik t9 dengan PH 4,78. Hal ini mungkin diakibatkan karena pengamatan haemacytometer yang kurang teliti >Fluktuasi PH diakibatkan karena adanya pembentukan gliserol akibat aktivitas enzim aldehid dehidrogenase. Gliserol akan meningkatkan PH namun asam asetat yang juga trebentuk dari hasil metabolisme ragi meberikan suasana asam sehingga fluktuasi PH tidak terlalu signifikan Yalcin, Seda Karasu and Z. Yesim Ozbas Effects of pH and temperature on growth and glycerol production kinetics of two indigenous wine strains of Saccharomyces cerevisiae from Turkey. Braz. J. Microbiol.  vol.39 no.2 .

26 KESIMPULAN Pertumbuhan ragi S.cerevisiae mengalami
- masa lag pada t0 – t1 eksponensial pada t3 masa stasioner pada t9 masa kematian pada t10 [glukosa] pada substrat berbanding terbalik dengan pertumbuhan ragi pH substrat menurun seiring dengan pertumbuhan ragi.

27 Daftar Pustaka Cahaya A.N Prinsip Kerja pH Meter. (tanggal akses: 21 Februari 2010). Madigan et al Biology of Microorganisms 12th Edition. San Fransisco: Benjamin Cummings Publishing Inc. Sadavisam S and Theymoli Balasubramanian Practical Manual (Undergraduate). Coimbatore: Tamil Nadu Agricultural University. Santiago, Perez Cell counts using Improved Neubauer haemocytometer. (tanggal akses: 21 Februari 2010).

28 Anonim. 2009. YEAST CELL [ONLINE]. Available at: http://www. saps
Anonim YEAST CELL [ONLINE]. Available at: /worlsheets/ scotland/pdfs/double.pdf. Access time : February 20th 2010 (03:41) Gausse ON THE MECHANISM OF COMPETITION IN YEAST CELLS [ONLINE].Available at: Access time : February 20th 2010 (03:41) LORD, P.G, and A. E. WHEALS VARIABILITY IN INDIVIDUAL CELL CYCLES OF SACCHAROMYCES CEREVISIAE. J. Cell Sci. 50, (1981) 36. Yalcin, Seda Karasu and Z. Yesim Ozbas Effects of pH and temperature on growth and glycerol production kinetics of two indigenous wine strains of Saccharomyces cerevisiae from Turkey. Braz. J. Microbiol.  vol.39 no.2 .


Download ppt "Pembuatan Kurva Tumbuh Saccharomyces cereviseae"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google