Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehInge Setiawan Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GANGGUAN GASTROINTESTINAL
Oleh: Rita Yuliani, S.Kp, M.Si
2
Kasus yang Sering terjadi
1.Gastroenteritis (diare akut): inflamasi lambung & usus yg disebabkan oleh bakteri, virus. 2. Konstipasi: keluarnya feses keras atau padat atau defekasi yang jarang dgn gejala seperti kesulitan mengeluarkan feses, feses bercak darah dan ketidaknyamanan abdomen. 3. GER (gastroesophageal refluk): transfer pasif isi lambung ke esophagus.
3
5.Hepatitis: inflamasi kronis atau akut pd hati.
6. Cirosis terjadi tahap akhir peny kronik liver termasuk atresia bilier dan hepatitis kronis.
4
Gastro Enteritis/Diare
Suatu penyakit yang ditandai dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi tinja, lembek sampai cair dan bertambahnya frekuensi BAB lebih dari biasanya (3 kali atau lebih dalam 1 hari).
5
Etiologi Bakteri (E. Coli, Salmonella nontifoid/tifoid), virus (rotavirus), parasit, jamur Keracunan makanan/minuman yang disebabkan oleh bakteri Intoleransi laktosa Alergi makanan
6
Turunnya absorpsi aktif Na+
PATOFISIOLOGI Faktor penyebab Mengeluarkan toksin Turunnya absorpsi aktif Na+ Tekanan osmotik meningkat Cairan berpindah dari jaringan ke dalam usus melalui proses difusi Cairan dan elektrolit tertahan di lumen usus Dikeluarkan dari tubuh Diare
7
Pemeriksaan fisik Kaji berat badan, tinggi badan, tanda-tanda vital
Mual, Muntah atau regurgitasi Kaji keluaran fekal jumlah, volume, karakteristik Bising usus, adakah distensi abdomen Nyeri abdomen Perdarahan gastrointestinal, hematemisis, melena. Ikterik. Kaji status dehidrasi
8
Riwayat Penyakit Kemungkinan memakan makanan atau air yang terkontaminasi. Kontak dengan individu yang diketahui menderita hepatitis. Transfusi darah terakhir Mengkonsumsi obat hepatotoksik Kebiasaan defekasi
9
Diagnosa Keperawatan Kurangnya volume cairan b.d kehilangan cairan melalui feses atau muntah Data Obyektif (DO): Muntah, diare, Turgor kulit menurun, ubun-ubun cekung, sunken eyes, mukosa bibir kering, terlihat haus. Tujuan : klien menunjukan tanda-tanda rehidrasi dan mempertahankan hidrasi yang adekuat.
10
Intervensi: Beri larutan rehidrasi oral.
Berikan dan pantau cairan IV sesuai ketentuan. Kaji tanda-tanda vital, tugor kulit, membran mukosa. Timbang berat badan. Catat intake dan output. Beri diet reguler pada anak
11
Kriteria hasil: Anak menunjukkan hidrasi yang cukup
Mukosa lembab, ubun-ubun tidak cekung, mata tidak cekung, turgor kulit elastis,
12
DO: BB menurun, anoreksia
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kehilangan cairan melalui diare, masukan yang tidak adekuat dan muntah. DO: BB menurun, anoreksia Tujuan : klien mengkonsumsi nutrisi yang adekuat untuk mempertahankan berat badan sesuai usia. Intervensi : Observasi dan catat respon terhadap pemberian makan.
13
Kriteria hasil: kebutuhan nutrisi tercukupi
Mulai dengan pemberian makan tapi sering. Hindari produk susu yang mengandung laktosa jika anak mengalami intoleransi laktosa. Pantau berat badan. Kriteria hasil: kebutuhan nutrisi tercukupi
14
Tujuan: kulit terlihat utuh Intervensi:
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena frekuensi BAB yang sering DO: Kemerahan daerah perinal, anak rewel Tujuan: kulit terlihat utuh Intervensi: Setiap saat mengganti popok, gunakan popok yang kering dan bersih. Pelihara kelembaban daerah perianal, hindari penggunaan bedak.
15
Kriteria hasil: Observasi tanda-tanda perluasan iritasi.
Lakukan perawatan luka daerah perianal Kolaborasi: pemberian anti inflamasi/anti jamur/pelembab kulit. Kriteria hasil: Anak menunjukkan tidak memiliki tanda-tanda kerusakan kulit
16
Risiko penyebarluasan infeksi berhubungan invasi mikroorganisme pada saluran GI
Tujuan: klien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi gastrointestinal Intervensi: Implementasikan substansi tubuh atau praktik pengendalian infeksi rumah sakit, termasuk pembuangan feses dan pencucian yang tepat, serta penanganan spesimen yang tepat. Pertahankan cuci tangan yang benar Gunakan popok yang memiliki daya serap baik.
17
Hasil yang diharapkan:
Pakaikan popok dengan tepat Ajarkan anak/keluarga untuk melakukan tindakan pencegahan setelah toileting. Instruksikan kepada anggota keluarga/pengunjung untuk melakukan kewaspadaan isolasi (cuci tangan) Hasil yang diharapkan: Infeksi tidak menyebar kepada orang lain.
18
Konstipasi b.d imobilitas, kerusakan neuromuskuler, obat-obatan
Tujuan : klien mengalami eliminasi usus yang adekuat. Intervensi : Berikan diet yang tepat untuk mencegah konstipasi. Tingkatkan masukan cairan.
19
Kriteria hasil: Tetapkan waktu eliminasi yang teratur.
Berikan privasi toileting yg sesuai dengan usia dan perkembangan anak. Berikan pelunak feses sesuai ketentuanan. Berikan enema dan atau supositoria sesuai ketentuan. Kriteria hasil: Anak menunjukkan tanda-tanda eliminsasi yang adekuat.
20
Resiko tinggi infeksi b.d adanya virus hepatitis
Tujuan : Klien dan orang lain tidak kontak dengan infeksi Intervensi : Lakukan tindakan kewaspadaan umum. Gunakan teknik mencuci tangan yang tepat. Popok sekali pakai.
21
. Popok sekali pakai 4. Jelaskan pada keluarga dan anak cara- cara umum penyebaran hepatitis a (rute fekal-oral) dan hepatitis b (rute parenteral). 5. Ajarkan pada anak dan keluarga pengendalian infeksi. 6. Beri penjelasan pada orang tua tentang imunisasi hepatitis.
22
Popok sekali pakai Jelaskan pada keluarga dan anak cara-cara umum penyebaran hepatitis A (rute fekal-oral) dan hepatitis B (rute parenteral). Ajarkan pada anak dan keluarga pengendalian infeksi. Beri penjelasan pada orang tua tentang imunisasi hepatitis.
23
Tugas Kelompok Terapi Cairan
24
TERIMAKASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.