Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Dasar Penyusunan Surat Dakwaan: Pasal 143 ayat (2) KUHAP

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Dasar Penyusunan Surat Dakwaan: Pasal 143 ayat (2) KUHAP"— Transcript presentasi:

1 Dasar Penyusunan Surat Dakwaan: Pasal 143 ayat (2) KUHAP

2 Syarat sahnya suatu surat dakwaan :
Syarat formil: identitas lengkap terdakwa (nama, umur, tempat dan tanggal lahir, tempat tinggal, pekerjaan, agama dan kebangsaan ). Pasal 143 ayat (2) huruf a Syarat materiil : Pasal 143 ayat (2) huruf b. Uraian secara cermat, jelas dan lengkap tentang: Waktu dan tempat tindak pidana dilakukan. (tempus dan locus delicti) Unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan. Keterangan mengenai keadaan, terutama yang dapat memberatkan atau meringankan terdakwa. Pasal undang-undang yang dilanggar. Syarat materil nomor 1 dan 2 bersifat mutlak, dengan tidak dipenuhinya syarat-syarat tersebut mengakibatkan batalnya surat dakwaan.

3 Bentuk surat Dakwaan Surat dakwaan tunggal: apabila terdakwa melakukan satu tindak pidana Surat dakwaan alternatif: apabila terdakwa didakwa melakukan satu perbuatan akan tetapi didakwa beberapa macam tindak pidana dengan tujuan untuk menjaring agar terdakwa tidak lolos dari pemidanaan. Biasanya dalam dakwaan alternatif jenis dakwaan kesatu dengan kedua dan seterusnya bersifat setara baik sifat perbuatan maupun ancaman pidananya. Apabila salah satu dakwaan sudah terbukti dakwaan yang lain tidak perlu dibuktikan lagi. Contoh : dakwaan kesatu: pencurian (pasal KUHP) dakwaan kedua: penggelapan (pasal KUHP)

4 Surat dakwaan berlapis (Primer-subsider):
apabila terdakwa didakwa melakukan satu perbuatan akan tetapi didakwa beberapa macam tindak pidana dengan tujuan untuk menjaring agar terdakwa tidak lolos dari pemidanaan. - Dalam surat dakwaan tersebut terdapat dakwaan pokok dan dakwaan pengganti, jika dakwaan pokok sudah terbukti maka dakwaan pengganti tidak perlu dibuktikan lagi. - Penyusunanya tergantung dari berat ringannya ancaman hukuman yang didakwakan kepada terdakwa. Pada dakwaan primer ancaman hukuman yang lebih berat sedangkan pada dakwaan subsider dan seterusnya adalah ancaman yang lebih ringan. contoh: dakwaan primer: pembunuhan berencana (pasal 340 KUHP) dakwaan subsider: Pembunuhan (pasal 338 KUHP) dakwaan lebih subsider: penganiayaan yang mengakibatkan matinya orang (pasal 351 (3) KUHP)

5 Surat dakwaan komulatif:
Apabila terhadap terdakwa didakwa telah melakukan lebih dari satu perbuatan pidana. Pada dakwaan komulatif semua dakwaan yang didakwakan kepada terdakwa harus dibuktikan satu persatu Penyusunan dakwaan tidak menggunakan istilah dakwaan primer, subsider, melainkan dakwaan kesatu dan dakwaan kedua, dst. Contoh: Dakwaan I: Pencurian Pasal (362 KUHP); dan Dakwaan II : Pembunuhan dengan direncankan (pasal 340 KUHP)

6 Surat dakwaan Gabungan atau kombinasi
Apabila terhadap terdakwa didakwa telah melakukan lebih dari satu perbuatan pidana Surat dakwaan gabungan atau kombinasi adalah gabungan antara surat dakwaan komulatif dengan alternatif atau komulatif dengan berlapis (primer- subsider) Contoh: dakwaan I: Primer: Pembunuhan dengan direncanakan (pasal 340 KUHP) Subsider :Pembunuhan (pasal 338 KUHP) lebih subsider : penganiayaan yang mengakibatkan matinya orang (pasal 351(3) KUHP) dan dakwaan II : Pencurian (pasal 362 KUHP)

7 Cara penyusunan dakwaan sesuai dengan bentuk dakwaan:
Dakwaan Tunggal: S + Waktu (tempus delicti) +Tempat (locus delicti) +unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan kepada terdakwa +keterangan mengenai keadaan yang meliputi uraian kejadian serta hal-hal yang memberatkan dan meringankan terdakwa + Pasal undang-undang yang didakwakan. Rumus : S+W+T+UUTP+K+Psl

8 Dakwaan Alternatif : Dakwaan I : S + Waktu (tempus delicti) + Tempat (locus delicti) + unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan kepada terdakwa + keterangan mengenai keadaan yang meliputi uraian kejadian serta hal-hal yang memberatkan dan meringankan terdakwa + Pasal undang-undang yang didakwakan. Rumus:S+W+T+UUTP+K+Psl Atau Dakwaan II : S + Waktu (tempus delicti) + Tempat (locus delicti) + unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan kepada terdakwa + keterangan mengenai keadaan yang meliputi uraian kejadian serta hal-hal yang memberatkan dan meringankan terdakwa + Pasal undang-undang yang didakwakan. Rumus:S+W+T+UUTP+K+Psl pada dakwaan alternatif, tempus dan locus delicti dakwaan kedua dan seterusnya, dapat merujuk pada dakwaan pertama, karena pada dasarnya perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa, locus dan tempus delictinya adalah sama.

9 Dakwaan berlapis (Primer Subsider):
Dakwaan Primer : S + Waktu (tempus delicti) + Tempat (locus delicti) + unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan kepada terdakwa + keterangan mengenai keadaan yang meliputi uraian kejadian serta hal-hal yang memberatkan dan meringankan terdakwa + Pasal undang-undang yang didakwakan. Rumus:S+W+T+UUTP+K+Psl Dakwaan Subsider : S + Waktu (tempus delicti) + Tempat (locus delicti) + unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan kepada terdakwa + keterangan mengenai keadaan yang meliputi uraian kejadian serta hal-hal yang memberatkan dan meringankan terdakwa + Pasal undang-undang yang didakwakan. Rumus:S+W+T+UUTP+K+Psl Dakwaan lebih subsider ; S + Waktu (tempus delicti) + Tempat (locus delicti) + unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan kepada terdakwa + keterangan mengenai keadaan yang meliputi uraian kejadian serta hal-hal yang memberatkan dan meringankan terdakwa + Pasal undang-undang yang didakwakan. Rumus:S+W+T+UUTP+K+Psl Pada dakwaan berlapis, tempus dan locus delicti dakwaan subsider dan seterusnya, dapat merujuk pada dakwaan primer.karena pada dasarnya perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa locus dan tempus delictinya adalah sama.

10 Penyusunan dakwaan komulatif :
Dakwaan I: S + Waktu (tempus delicti) +Tempat (locus delicti) +unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan kepada terdakwa +keterangan mengenai keadaan yang meliputi uraian kejadian serta hal-hal yang memberatkan dan meringankan terdakwa + Pasal undang-undang yang didakwakan. (Rumus : S+W+T+UUTP+K+Psl ) dan Dakwaan II : S+W+T+UUTP+K+Psl

11 Dakwaan gabungan (kombinasi)
Dakwaan I: Primer : S + Waktu (tempus delicti) +Tempat (locus delicti) +unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan kepada terdakwa +keterangan mengenai keadaan yang meliputi uraian kejadian serta hal-hal yang memberatkan dan meringankan terdakwa + Pasal undang-undang yang didakwakan. (Rumus:S+W+T+UUTP+K+Psl ) Subsider : S+W+T+UUTP+K+Psl dan Dakwaan II: S+W+T+UUTP+K+Psl

12 Contoh draft Surat Dakwaan
Kejaksaan Negeri ……………………. “Untuk Keadilan” SURAT DAKWAAN No.PDM…./…./…. Nama lengkap : ………………………………. Tempat lahir : ………………………………. Umur/tanggal lahir : ………………………………. Jenis kelamin : ………………………………. Kebangsaan : ………………………………. Tempat tinggal : ………………………………. Agama : ………………………………. Pekerjaan : ………………………………. Penahanan : terdakwa ditahan oleh (pejabat yang menetapkan penahanan) … dengan jenis penahanan (rutan/rumah/kota) … sejak tanggal … s/d …. perpanjangan/pengalihan jenis/penangguhan/pencabutan penangguhan/dikeluarkan dari tahanan oleh …. Tanggal …… Dakwaan : Bahwa ia terdakwa ………. pada hari ….. Tanggal ….. Jam ……atau setidak-tidaknya pada waktu lain pada bulan …. Tahun …. Di jalan …… RT…/RW…., Kelurahan/desa …, kecamatan…, kabupaten/kodya …. Atau setidak-tidaknya pada tempat lain dalam wilayah pengadilan negeri …., (uraikan unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan kepada terdakwa), perbuatan terdakwa tersebut dilakukan denga cara sebagai berikut : uraikan kejadiannya, hal-hal yang memberatkan dan meringankan., Perbuatan terdakwa diatur dan diancam dalam pasal ……. tempat pembuatan surat dakwaan, …… tanggal………. ttd jaksa penuntut umum


Download ppt "Dasar Penyusunan Surat Dakwaan: Pasal 143 ayat (2) KUHAP"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google