Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Manajemen Ternak Babi Habib Tardi Z. ( )

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Manajemen Ternak Babi Habib Tardi Z. ( )"— Transcript presentasi:

1 Manajemen Ternak Babi Habib Tardi Z. (135050101111006)
Muhammad Luqman A ( ) Mega Kurniawati Putri ( ) Andryawan Teguh P. ( ) Jamil Baihaqi ( ) Ratna Vidiawati ( ) Astri Octavia Wulandari ( ) Ismail Nur ( ) Rizki Maulana ( ) Diyah Ayu Putri R ( )

2 Jenis Babi : Pitrain : Cirinya warna bulu putih, tubuh besar, memiliki perototan pada bagian pantat, kaki kuat, memiliki 7 pasang puting susu dan telinga tegak. Duroc : Cirinya kepala panjang dan lebar, profil muka cekung, telinga sedang dan cenderung terkulai kedepan, mata besar berwarna coklat muda, hidung pendek serta moncongnya lebar dan panjang, badan yang kompak dan memanjang, warna bulu coklat kemerahan.

3 Landrance : Cirinya tubuh panjang dan dalam, kepala kecil agak panjang, telingga terkulai rebah kedepan, warna putih halus dan bulu halus. Yorkshire (Large white) : Cirinya kepala/muka berbentuk seperti mangkuk, telinga tegak, badan besar, panjang dan dalam, warna seluruh tubuh putih, bersifat sebagai induk yang baik dan air susunya banyak.

4 Landrance-Yorkhsire (LY) : Cirinya kedua babi persilangan tersebut yakni warna bulu putih , telinga terkulai ke depan, memiliki sifat keibuan, puting susu 6 − 7 pasang serta tubuh panjang dan besar.

5 Seleksi Bibit Pelaksanaan seleksi ternak babi yang akan dijadikan bibit di kandang penggemukan dengan melihat beberapa kriteria: Induk : Dilihat dari kesehatannya (sehat), memiliki sifat keibuan yang diturunkan dari induknya, kaki lurus dan kuat, paha lebar dan tebal, tubuh memanjang, jumlah puting susu minimal 14 pasang, pertumbuhan cepat menjadi besar. Ternak Babi Jantan : Kaki kuat, (terutama kaki belakang) dengan tumit yang kuat, kuku rapat, testes simetris, memiliki sifat agresif, tubuh panjang, punggung agak.

6 Ransum Bibit Ransum bibit merupakan ransum yang diberikan kepada babi dara, sebagai pengganti makanan fase grower atau babi bunting 3 bulan pertaman. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini ialah babi tidak boleh terlampau gemuk dan banyak fat. Untuk menghindarkan keadaan ini maka babi tersebut harus diberikan ransum khusus yaitu ransum bibit yang terdiri dari:  Bahan-bahan makanan yang kadar serat kasarnya relative tinggi kurang lebih 8,5%. Protein 14,5 %, MP 64. Ditambah hijauan. 

7 Pakan Konsumsi ransum per hari (kg) untuk induk bunting 2,0 - 2,5 kg, induk laktasi 3,0 - 4,5 kg, pejantan 2,0 - 2,5 kg, sedangkan induk kering 2,5-3,5 kg. Pemberian pakan yang dilakukan dalam bentuk kering. Pemberian pakan babi secara kering dapat memberikan rangsangan agar bisa memperoleh berat hidup yang maksimal.

8 Pakan Pakan yang diberikan bagi ternak selama PKL yaitu pakan jadi dalam bentuk pelet dengan merek NP 56. Pakan diberikan 2-3 kali sehari. Pemberian air minum secara ad libitum (selalu tersedia) dengan menggunakan nippel melalui saluran pipa sehingga ternak babi dapat minum sendiri.

9 Pakan

10 Perkandangan Babi

11 Kandang Induk a. Kandang Individual
Tinggi bagian depan 2,5 m, bagian belakang 2 m Panjang 2,5 m, ditambah halaman pengumbaran yang terletak di belakang sepanjang 4 m Tinggi tembok 1 m Lebar 3 m. b. Kandang Kelompok Biasanya konstruksi kandang ini ialah kandang ganda, sehingga bisa dilengkapi dengan gang/jalan yang dapat dipakai untuk memberikan makanan dan air minum, sedang alat perlengkapan lainnya sama seperti pada kandang tunggal. 

12 Kandang Fattening Bisa dibangun konstruksi tunggal atau ganda. Konstruksi ganda ini bisa dipakai untuk kelompok fattening yang jumlahnya lebih besar, namun setiap unit tak akan melebihi 12 – 15 ekor. Kapasitas/ukuran: 1  m²/1 ekor, babi yang berat badannya rata-rata 80 kg. 0,75 m² untuk berat 50 kg/ekor. 0,5 m² untuk babi berat 35 kg/ekor. 

13 Kandang Pejantan Bangunan kuat, dilengkapi dengan halaman pengumbaran, agar pejantan bisa exercise (lantai) dan bisa melihat babi-babi betina dari halaman. Ukuran : - 2 x 3 m dan halaman 4 x 3 m - Tinggi kandang, bagian depan 2 m, belakang 1,5 m.

14 Penanganan Induk dan Kelahiran
Penanganan induk memerlukan perhatian khusus terutama induk bunting, induk yang akan melahirkan, dan induk sehabis melahirkan . Ransum untuk induk yang tidak menyusui/ tidak bunting kurang lebih 2 kg/ekor/hari.

15 Penanganan Kelahiran 1) Membersihkan lendir yang masih menempel pada bagian hidung dan mulut anak babi yang baru lahir menggunakan kain agar pernapasannya lancar kemudian bagian tubuhnya ditaburi dengan serbuk kayu lalu dibersihkan. 2) Anak babi langsung diberi zat besi Pig-Ironject 20% + B12 dan D.I.R.P.D dengan dosis 1 cc/ekor. Komposisi Pig-Ironject 20% + B12 yaitu iron in dextran complex 200 mg dan vitamin B mg . Sedangkan D.I.R.P.D yaitu iron dextran complex equivalent to iron 10 mg. 3) Dilakukan pemotongan ekor, gigi, dan tali pusar.

16 4) Anak babi yang lemah didekatkan ke induk agar bisa menyusu 5) Anak babi yang kedinginan dimasukkan ke dalam boks pemanas yang telah dilengkapi dengan lampu penghangat berukuran 60 watt 6) Apabila induk mengalami kesulitan atau gangguan pada saat melahirkan maka dilakukan pertolongan dengan memasukkan tangan ke dalam vagina. Terlebih dahulu olesi tangan dengan sabun dan dibasahi dengan air yang sudah dicampur dengan Lodosept atau obat merah. Selanjutnya tangan dimasukkan ke dalam vagina secara perlahan-lahan sambil memutar secara bolak-balik, kemudian memeriksa posisi anak babi dalam rahim dan dilanjutkan dengan memegang anak babi tersebut untuk ditarik keluar pelan-pelan agar induknya tidak merasa sakit.

17 Pemeliharaan Anak Babi Pre-Fase Starter
Anak babi pre-stater adalah anak babi yang berumur hari. Pemeliharaan babi pre-stater yang dilakukan antara lain: a. Pemotongan gigi, ekor dan tali pusar. Gigi yang dipotong serata dengan gusi dengan tujuan untuk menghindari anak babi melukai puting susu induk maupun anak babi yang lain.

18 Setelah dilakukan pemotongan gigi dilanjutkan dengan pemotongan ekor menggunakan gunting dengan ukuran 2−3 cm dari pangkal ekor. Tujuan pemotongan ekor untuk memudahkan saat perkawinan apabila anak babi akan dijadikan bibit. Pemotongan tali pusar menggunakan gunting dengan cara anak babi dipegang sambil diangkat kemudian dilakukan pemotongan dengan ukuran 5 cm dari perut.

19 Pemberian Zat Besi Pemberian zat besi pada anak babi dilakukan pertama kali pada peternakan ini sekitar 5 – 10 menit setelah lahir dengan cara Intramuscular yaitu dengan menggunakan obat Pig-Ironjec 20% + B12 dan obat D.I.R.P.D dengan dosis 1 cc/ekor. Tujuan pemberian zat besi untuk mencegah terjadinya anemia.

20 Pemeliharaan Anak Babi Fase Starter
Pemeliharaan babi fase starter dimulai dari anak babi umur 11 − 20 hari. Pemeliharaan anak babi fase starter adalah: Kastrasi atau pengebirian adalah tindakan mematikan produksi sel kelamin jantan dengan memotong tes-tes atau memutuskan saluran vas deferens yang berfungsi menyalurkan sperma ke penis.

21 Sebelum dikastrasi, anak babi terlebih dahulu disuntik dengan obat Alamycin LA dengan dosis ½ cc/ekor untuk mencegah terjadinya White Scours (berak putih). Untuk mencegah infeksi dan mempercepat penyembuhan sebaiknya luka akibat bekas potong (kastrasi) dijahit, terkecuali untuk babi yang berumur minggu tidak perlu dijahit.

22 Penyapihan Penyapihan anak babi dilakukan pada umur hari dengan kategori anak babi yang disapih memiliki kondisi tubuh yang sehat, lincah, dan kuat.

23 Pemeliharaan Induk Bunting
Ternak babi dikatakan bunting apabila setelah 21 hari dikawinkan tidak menunjukan gejala birahi lagi. Umur kebuntingan ternak babi umumnya adalah 114 hari dari waktu terjadinya pembuahan. Lama kebuntingan dapat bervariasi antara 111 hari dan 120 hari. Ransum untuk induk babi yang bunting sebanyak kurang lebih 2,5 kg/ekor/hari.

24 Pemeliharaan Induk Menyusui
Induk menyusui dipelihara dalam kandang melahirkan selama 36 hari dimulai dari induk sebelum melahirkan sampai anaknya disapih. Ransum untuk induk menyusui 2 kg/ekor/hari ditambah dengan jumlah anak dikalikan 0,25 kg/ekor/hari.

25 Pemeliharaan Pejantan
Pejantan dipelihara dalam kandang individu dengan ukuran panjang 161 cm, lebar 72 cm dan tinggi besi pembatasnya 51 cm. Ransum untuk pejantan sebanyak 3 – 4 kg/ekor/hari.

26 Perkembangbiakan Kunci utama dalam suatu usaha pembibitan babi dalam rangka meningkatkan produtivitas adalah menajemen perkawinan dan seleksi bibit.

27 Perkawinan Ternak Perkawinan ternak babi dilakukan secara alami dan menggunakan teknologi Inseminasi Buatan (IB). Masa birahi pada induk hanya berlangsung selama 2 – 5 hari yang ditandai dengan sikap diam (siap mau dikawin), vulva membengkak dan berwarna merah serta nafsu makan berkurang

28 Waktu Mengawinkan Babi
Pada saat babi dara berumur 6 − 7 bulan dengan bobot badan 90 − 100 kg untuk ternak babi yang baru pertama kali dikawinkan, sedangkan babi jantan dapat dikawinkan pada umur 8 − 10 bulan dengan bobot badan 110 −120 kg. Lama birahi untuk induk dara yang pertama kali dikawin adalah 60 jam. Sedangkan untuk induk babi yang pernah beranak 40 jam

29 Pencegahan dan Pengobatan Penyakit
White scours (Mencret Putih) Penyakit ini merupakan suatu penyakit endemik di Peternakan ini sehingga semua anak babi tidak luput dari penyakit tersebut. Penyakit ini sering menyerang anak babi umur 1-2 minggu. Penyebab penyakit white scours ini adalah Escherichia coli, yaitu bakteri yang bisa masuk lewat tali pusar anak babi yang sakit. Biasanya babi kecil mudah menderita mencret putih jika kedinginan, lantai lembab, makanan induk jelek, atau anak terlampau banyak menyusu.

30 Tindakan yang dilakukan untuk mencegah dan mengobati penyakit tersebut adalah dengan melakukan sanitasi kandang dan memberikan obat trimoxal suspension dengan dosis 0,5 ml/ekor secara oral. Pada anak babi yang sudah terinfeksi, jika pengobatan ini tidak memberikan kesembuhan maka akan diberikan obat Alamycin LA dengan dosis 1-2 cc/ekor. Pemberian obat ini dengan cara injeksi intramusculer sampai anak babi bebas dari white scours. Apabila obat ini tidak ada bisa digantikan dengan obat Oktacin-En 5% diberikan secara injeksi intramusculer dengan dosis 1 cc/ekor.

31 Anemia Anemia adalah penyakit kekurangan darah yang disebabkan oleh defisiensi vitamin dan mineral. Penyakit ini sering menyerang anak babi di bawah umur 1 bulan terutama babi yang kandangnya berlantai beton. Pencegahan dan pengobatan penyakit Anemia yang dilakukan yaitu dengan memberikan verdex melalui injeksi secara Intaramusculer dengan dosis 2 cc/ekor untuk anak babi umur 3-7 hari dan Pig-Ironject + 20% Vitamin B12 dengan doisis 2 cc/ekor pada anak babi umur 2-10 hari. Pencegahan dilakukan dengan cara membersihkan kotoran dalam kandang dan selalu memperhatikan kondisi kotoran, apabila tidak normal maka segera dilakukan pengobatan.

32 Scours (Mencret) Scours adalah suatu gejala penyakit enteritis akibat adanya peradangan pada alat pencernaan atau usus. Pencegahan penyakit scours yaitu dengan cara sanitasi kandang dan memberikan obat Kolamox LA dengan dosis 1-2 cc/ekor.

33 Kesimpulan Untuk memperoleh hasil yang optimal dalam menjalankan usaha ternak babi terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu ketersediaan bibit yang memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitas dan tatalaksana pemeliharaan yang meliputi perkandangan, kebersihan kandang, pemeliharaan induk, anak babi, ternak babi jantan dan babi usia tumbuh serta penanganan hasil produksi.

34


Download ppt "Manajemen Ternak Babi Habib Tardi Z. ( )"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google