Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehYuliani Tanuwidjaja Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
PENGGUNAAN KRITERIA INVESTASI DALAM PEMILIHAN ALTERNATIF INVESTASI
Evaluasi Proyek Materi - 7 Semester VII/Kelas A & B Dosen : Tripitono Adi Prabowo
2
PENDAHULUAN Pemilihan dari beberapa alternatif proyek dg tk keuntungan sosialnya masing2, memungkinkan setiap kriteria investasi memberikan hasil yang berbeda. Setiap kriteria investasi memiliki kelebihan dan kekurangan pada kondisi2 tertentu, sehingga perlu diputuskan kriteria yg paling tepat untuk setiap kondisi tertentu
3
Asumsi pokok penggunaan kriteria NPV :
Keuntungan & Kelemahan Kriteria NPV Dalam Pengurutan Peluang-Peluang Investasi Asumsi pokok penggunaan kriteria NPV : Ada kemungkinan untuk menanamkan sejumlah modal dengan selisih investasi (antara dua buah proyek) yang dapat memberikan NPV positif Jika jumlah investasi yang dimiliki terbatas, maka keterbatasan itu akan mengubah sasaran utama perencana/penilai proyek untuk mencari proyek yang penggunaannya paling menguntungkan daripada mencari proyek yang memberikan NPV paling tinggi. Meskipun berpegang pada discount rate sosial dan adanya proyek marjinal yang mengembalikan tingkat rendemen, selalu ada kemungkinan adanya proyek baru dengan rate of return yang lebih tinggi
4
Keuntungan & Kelemahan Kriteria NPV Dalam Pengurutan Peluang-Peluang Investasi
Disamping NPV yang peka terhadap skala proyek, kita biasanya terus mencari ukuran tentang efisiensinya (kriteria investasi; IRR, Net B/C, Gross B/C dan PV’/’K) dikembangkan dalam rangka pencarian tersebut. Penggunaan discount rate yang semakin tinggi menurut skala proyek akan lebih memajukan alternatif yang relatif murah. (Prosedur ini merupakan pendekatan dalam rangka mencari indeks efisiensi penggunaan modal sambil tetap berpegang pada NPV sebagai kriteria investasi)
5
Perbandingan Net B/C dengan NPV sebagai kriteria investasi
Net B/C merupakan indeks efisiensi yang perhitungannya mempergunakan data yang sama seperti NPV. Jika a melambangkan present value jumlah sisa (B - C ) yang positif, dan b adalah present value jumlah sisa yang negatif, maka NPV yang merupakan a – b dan Net B/C adalah a/b Net B/C tidak terpengaruh oleh skala proyek, misalnya proyek yang biaya serta benefitnya dua kali lebih besar daripada proyek lain, menghasilkan NPV dua kali lebih besar juga, sedangkan nilai Net B/C tidak berubah
6
Arus Nilai Negatif (biaya) Arus Biaya Positif (rendemen)
Kemungkinan terjadinya pertentangan antara kedua kriteria dalam rangka mengurutkan alternatif dalam investasi Dilihat dari cara atau alternatif yang paling menguntungkan pada kondisi rendemen di atas discount rate sosial dalam penggunaan di luar proyek Y, maka alternatif yang harus dipilih supaya menguntungkan ialah ketiga bentuk tersebut didasarkan pada kriteria Net B/C yaitu bentuk c Sedangkan bila dianggap discount rate sosial betul-betul mencerminkan tingkat rendemen yang dapat diperoleh dengan penggunaan alternatif penghematan sumber dari proyek Y, maka yang harus dipilih alternatif dengan nilai NPV tertinggi tanpa peduli skala biaya yaitu bentuk b Versi Proyek Arus Nilai Negatif (biaya) Arus Biaya Positif (rendemen) NPV = (2) - (1) Net B/C = (2)/(1) X (1) (2) (3) (4) a 100 110 10 1,10 b 200 211 11 1,06 c 60 69 9 1,15
7
Perbandingan IRR, NPV, dan Net B/C
Keuntungan utama dari digunakannya IRR ialah perhitungannya tidak tergantung pada tingkat discount rate sosial yang berlaku atau dengan kata lain discount rate sosial tidak masuk dalam rumus : Persamaan tersebut dipecah sehingga menghasilkan IRR= nilai i yang membuat NPV proyek sama dengan nol. Bisa dikatakan bahwa IRR merupakan suatu dicount rate khusus, yaitu discount rate yang membuat NPV sama dengan nol, Dalam konteks tersebut tidak ada hubungan dengan discount rate yang dihitung berdasarkan data di luar proyek sebagai social oppurtunity cost faktor produksi modal yang berlaku dalam masyarakat
8
Perbandingan IRR, NPV, dan Net B/C
Mengingat perhitungan IRR tidak tergantung pada discount rate sosial, maka kriteria IRR dapat dipergunakan sebagai indeks pengurutan dua atau lebih proyek. Di lain sisi, jika IRR digunakan untuk pengambilan keputusan go / no-go, maka nilainya perlu dibandingkan dengan tingkat discount rate sosialnya, dalam hal ini penghitungan IRR tidak menambah keterangan yang disediakan dari penghitungan NPV
9
Seperti halnya Net B/C, nilai IRR tidak peka terhadap skala proyek.
Misal proyek A dan B tiap benefit netto (positif atau negatif) proyek A nilainya lebih besar dua kali daripada benefit proyek B dalam tahun yang sama yaitu (Bat - Cat ) = 2 (Bbt - Cbt ) untuk tiap t Di lain pihak, dapat terjadi bahwa IRR dan Net B/C memberikan urutan yang berbeda untuk dua proyek atau lebih. Hal tersebut terjadi bila terdapat cross-over discount rate
10
Benefit akhir tahun ke-
Arus Biaya proyek A dan B Proyek Biaya (Investasi) Benefit akhir tahun ke- 1 2 A Rp 1milyar Rp 1,5milyar - B Rp 1,7 milyar
11
NPV Proyek (jutaan rupiah)
Penjelasan Cross-over Discount rate, perbandingan NPV proyek A dan B Dicount Rate (%) NPV Proyek (jutaan rupiah) Angka perbandingan NPV -B/ NPV-A A B 500 700 1,40 5 429 542 1,26 10 364 405 1,11 13,33 324 1,00 15 304 285 0,94 20 250 181 0,72 25 200 88 0,44 30 154 6 0,04 35 111 Negative 40 71 45 34 50
12
Ternyata proyek A mempunyai IRR sebesar 50%, sedangkan proyek B hanya mempunyai IRR sebesar 30,38%.
Pada tingkat discount rate 13,33%, NPV kedua proyek betul-betul sama (324 juta). Pada semua discount rate yang terletak di bawah tingkat itu, NPV proyek B lebih tinggi daripada NPV proyek A, dan sebaliknya.
13
Grafik Cross Over Discount Rate
14
Dari gambar dapat dilihat bahwa cross over discount rate terjadi apabila salah satu dari kedua proyek mempunyai : Benefit netto nominal - yaitu NPV pada discount rate sebesar nol - yang lebih besar, yang berarti bahwa titik potong pada sumbu vertikalnya lebih tinggi (misal, nilai 700 relatif terhadap nilai 500 dalam gambar) Internal Rate of Return (IRR) - yaitu tingkat discount rate yang menjadikan NPV = 0 yang lebih rendah (misalnya, nilai 30,38% dibandingkan dengan 50% dalam gambar)
15
Benefit akhir tahun ke- NPV Proyek (jutaan rupiah)
Biaya (Investasi) Benefit akhir tahun ke- 1 2 A Rp 1milyar Rp 1,5milyar - B Rp 1,7 milyar Benefit netto nominal yang lebih besar dalam proyek B baru terwujud satu tahun sesudah terwujudnya benefit proyek A. Semakin tinggi discount rate yang dipergunakan, semakin menurun secara proporsional present value suatu nilai yang terwujud dalam tahun t, dibandingakan dengan PV nilai dari tahun - tahun yang lebih awal. Setiap kenaikan discount rate mengurangi angka perbandingan NPV proyek, yang benefit netto nominalnya lebih besar, tetapi lebih lambat terwujudnya terhadap NPV proyek lainnya. Dicount Rate (%) NPV Proyek (jutaan rupiah) Angka perbandingan NPV -B/ NPV-A A B 500 700 1,40 5 429 542 1,26 10 364 405 1,11 13,33 324 1,00 15 304 285 0,94 20 250 181 0,72 25 200 88 0,44 30 154 6 0,04 35 111 Negative 40 71 45 34 50
16
Benefit netto yang lebih besar dapat mengimbangi penundaan terjadinya benefit, sehingga proyek itu mempunyai IRR yang lebih tinggi Misalnya, jika benefit proyek B dalam tahun ke 2 adalah sebesar 2,56 milyar (lebih besar daripada 1,7 milyar), maka IRR proyek B akan menjadi sebesar 60% (sebab 1,60² = 2,56, dan karenanya melebihi IRR proyek A yang besarnya 50%)
17
Secara umum dapat dikatakan, bahwa apabila dua proyek memenuhi syarat 1 dan 2 di atas (urutan nilai benefit nominal netto berlawanan dengan urutan IRR), maka arus benefit netto proyek dengan IRR yang tertinggi (dalam hal ini proyek A) dapat disesuaikan atas dasar social opportunity cost factor produksi modal yaitu dengan menganggap bahwa sebagian dari benefitnya ditanamkan kembali, atau untuk tahun-tahun tertentu diasumsikan bahwa penyelenggara proyek meminjam dan menanamkan uang sejumlah benefit tersebut pada tingkat rendemen yang sama - demi mencerminkan pola arus benefit proyek lainnya.
18
Kesimpulan Jika benar bahwa tidak mungkin mendapatkan rendemen diatas discount rate social, maka maksimalisasi net present value (NPV) merupakan pendekatan optimal dalam pemilihan proyek. Di lain pihak dalam prakteknya, kita selalu sadar akan adanya keterbatasan dana maupun kemungkinan mendapatan rendemen diatas discount rate yang sedang dipergunakan, apabila kita menghemat dana pada suatu proyek demi mengarahkannya pada proyek lain.
19
Kriteria Net B/C mempergunakan discount rate social yang sama seperti NPV, dan merupakan susunan kembali data yang masuk dalam perhitungan NPV. Di lain pihak, perhitungan IRR tidak dipengaruhi oleh tingkat discount rate social, walaupun keputusan “go / no go” untuk suatu proyek tidak mungkin dilakukan tanpa perkiraan tingkat discount rate social tersebut.
20
Pada social opportunity cost factor produksi modal atau discount rate social di bawah tingkat tertentu, NPV atau Net B/C dan IRR memberikan pilihan yang berbeda antara berbagai alternative pelaksanaan suatu proyek atau dalam pengurutan berbagai jenis proyek. Keputusan yang menentukan tentang pilihan proyek tidak dapat dilakukan tanpa asumsi, eksplisit maupun implicit, mengenai tingkat social opportunity cost factor produksi modal yang berlaku sebagai discount rate social.
21
Terima Kasih Kelas : A, B dan C
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.