Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehFarida Darmadi Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
Matas Kuliah : Pengantar Bisnis Fak.Ekonomi Bisnbis UMB – Kampus Depok
Modul ke-9 Matas Kuliah : Pengantar Bisnis Fak.Ekonomi Bisnbis UMB – Kampus Depok Dosen : Agus Arijanto,SE,MM Pemberdayaan karyawan Ada berbagai perbedaan defenisi pemberdayaan (empowerment) yang dikemukakan oleh para ahli. Menurut Noe et.al (1994) pemberdayaan adalah merupakan pemberian tanggung jawab dan wewenang terhadap pekerjaan untuk mengambil keputusan menyangkut semua pengembangan produk dan pengambilan keputusan. Sedangkan menurut Khan (1997) pemberdayaan merupakan hubungan antar personal yang berkelanjutan untuk membangun kepecayaan antar karyawan dan manajemen. Byars dan Rue (1997) memberi pengertian empowerment merupakan bentuk desentralisasi yang melibatkan pada bawahan dalam membuat keputusan. Dari defenisi di atas dapat diambil berbagai hal penting dari pengertian pemberdayaan, yaitu : pertama, pemberian tanggung jawab dan wewenang kepada karyawan. Kedua, menciptakan kondisi saling percaya antar manajemen dan karyawan. Ketiga, adanya employee involvement yaitu melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan. Sharafat Khan (1997) menawarkan sebuah model pemberdayaan yang dapat dikembangkan dalam sebuah organisasi. Model pemberdayaan tersebut yaitu : 1. Desire. Tahap pertama dalam model empowerment adalah adanya keinginan dari manajemen untuk mendelegasikan dan melibatkan pekerja. Yang termasuk hal ini antara lain : ‘12 Pengantar Bisnis Agus Arijanto, SE, MM. 1 Pusat Bahan Ajar dan Elearning Universitas Mercu Buana
2
credibility antara lain :
4. Credibility. Langkah keempat menjaga kredibilitas dengan penghargaan dan mengembangkan lingkungan kerja yang mendorong kompetisi yang sehat sehingga tercipta organisasi yang memiliki performance yang tinggi. Hal yang termasuk credibility antara lain : Memandang karyawan sebagai partner strategis Peningkatan target di semua bagian pekerjaan Memperkenalkan inisiatif individu untuk melakukan perubahan melalui partisipasi Membantu menyelesaikan perbedaan dalam penentuan tujuan dan priorotas 5. Accountibility Tahap dalam proses pemberdayaan selanjutnya adalah pertanggung jawaban karyawan pada wewenang yang diberikan. Dengan menetapkan secara konsisten dan jelas tentang peran, standar dan tujuan tentang penilaian terhadap kinerja karyawan, tahap ini sebagai sarana evaluasi terhadap kinerja karyawan dalam penyelesaian dan tanggung jawab terhadap wewenang yang diberikan. Hal yang termasuk accountability antara lain : Menggunakan jalur training dalam mengevaluasi kinerja karyawan Memberikan tugas yang jelas dan ukuran yang jelas Melibatkan karyawan dalam penentuan standar dan ukuran Memberikan saran dan bantuan kepada karyawan dalam menyelesaikan beban kerjanya Menyediakan periode dan waktu pemberian feedback 6. Communication. Langkah terakhir adalah adanya komunikasi yang terbuka untuk menciptakan saling memahami antar karyawan dan manajemen. Keterbukaan ‘12 Pengantar Bisnis Agus Arijanto, SE, MM. 3 Pusat Bahan Ajar dan Elearning Universitas Mercu Buana
3
pengembangan sumberdaya manusia menjadi hal utama dilakukan secara
terencana. Agar terjadi kekompakan yang bersinambung maka ada berberapa hal yang perlu dikembangkan dalam tim oleh pihak manajemen dan karyawan itu sendiri. Yang pertama adalah setiap kebijakan dan keputusan tentang pekerjaan misalnya yang menyangkut penyeleksian dan penempatan karyawan harus berdasarkan rasa keadilan dan kebersamaan. Hal itu penting agar tidakj terjadi kecemburuan bahkan samopai konflik vertikal. Hal kedua adalah menempoatkan karyawan ssuai dengan kompetensinya. Kalu tidak maka akan menggangu proses pekerjaan. Konflik bathin karyawan yang kurang kompeten akan mengganggu harmonisai simfoni tim. Selain dua hal di atas maka perlu pengembangan kondisi lingkungan kerja yang nyaman. Unsur kepemimpinan memegang kendali terujudnya poenguatan tim kerja. Sesuaikanlah penerapan gaya kepemimpinan dengan kondisi pekerjaan. Ketika sedang menyelia karyawan baru maka gaya kepemimpinan yang tepat adalah dengan menerapkan pola berorientasi tugas. Mereka harus terus dibimbing hingga sudah mulai bisa mengerjakan tugas-tugasnya sendiri. Sementara kalau berhadapan dengan karyawan yang sudah berpengalaman cukup sebaiknya lebih berorientasi pada memelihara motivasi kerja. Hal ketiga yang hendaknya dilakukan adalah menghindari terjadinya bias prasangka di kalangan karyawan. Karena itu setiap ucapan,kebiajakan teknis, dan perlkuan terhadap karyawan dibangun dengan semangat keterbukaan. Tak ada yang ditutup- tutupi. Begitu juga para karyawan dengan karyawan lainnya penting menjaga keterbukaan. Tak ada rahasia pekerjaan di antara mereka. Selanjutnya manajer atau pihak direksi jangan kikir memberikan penghargaan kepada individu dan tim yang telah menunjukkan kinerja terbaiknya. Bentuknya bisa ‘12 Pengantar Bisnis Agus Arijanto, SE, MM. 5 Pusat Bahan Ajar dan Elearning Universitas Mercu Buana
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.