Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Feminisme Marxis dan Sosialis

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Feminisme Marxis dan Sosialis"— Transcript presentasi:

1 Feminisme Marxis dan Sosialis

2 Mengapa gagasan ini muncul?
Marxisme: sebagai teori sosial mengemukakan gagasan mengenai komunisme sebagai tahap perkembangan masyarakat. Karl Marx Mengapa gagasan ini muncul?

3 Proses kerja = Proses evolusi
Teori keutamaan kerja Proses kerja = Proses evolusi Bekerja  kebanggaan  bentuk penghargaan diri  bebas dan universal Namun, ketika kerja manual diputus dari produk yang dihasilkan dan tidak dapat menikmatinya, pekerjaan bukan lagi sebagai pembuktian diri, tapi suatu keterasingan (alienasi). Itulah yang terjadi dalam kerangka kapitalisme. Ada empat pola alienasi, Pekerja teralienasi dari produknya, Manusia teralienasi dari hakekatnya, Manusia teralienasi dari sesamanya, Manusia teralienasi dari alam. Allen wood: “kita teralienasi jika merasa diri tidak bermakna dan mengganggap diri tidak berarti kecuali dengan bantuan ilusi atas kondisi kita”

4 Abad XIX – awal abad XX terjadi kesenjangan dan kemiskinan yang akut
Abad XIX – awal abad XX terjadi kesenjangan dan kemiskinan yang akut. Penemuan mesin uap (James Watt) kemudian mendorong timbulnya revolusi industri berdampak besar pada dunia. Dimulai dari substitusi pekerjaan manual dengan pekerjaan mekanis menggunakan mesin. + Produksi meningkat  produksi kemakmuran  peradaban Perkembangan barat  ekspansi teritorial  perluasan pasar - Pekerja manual hanya melengkapi, akhirnya tak berharga Pemberhentian buruh besar-besaran demi efisiensi kerja. Thorsten Veblen: “karena manusia memiliki leisure time, ia mampu menciptakan peradaban. Manusia dapat berfikir dan berapresiasi. Hal itu disebabkan karena teknologi”

5 Jika mesin (teknologi) dibuat untuk memudahkan manusia, kenapa masih banyak rakyat miskin?
Karl Marx: “ada hasil kerja buruh yang dirampas. Surplus value dirampas dari kaum buruh (proletar) oleh kaum pemilik modal (borjuis). Surplus Value: nilai yang diambil kaum borjuis sebagai keuntungan. Pemilik modal atau alat produksi membayar pekerja hanya untuk kekuatan bekerjanya, tanpa membayar untuk pengeluaran energi dan intelegensi sesuai dengan komoditi yang dihasilkan.

6 Marx dan Engels sepakat bahwa keterasingan manusia disebabkan oleh perbedaan kelas dalam moda produksi. Hal ini juga berlaku pada hubungan antara perempuan dan laki-laki. Perempuan tertindas sebagai perempuan karena laki-laki memiliki klaim terhadap kekayaan dan kendali rumah tangga, kemudian mereduksi perempuan menjadi “budak” dari hasrat ragawi laki-laki dan menjadi “sekadar alat produksi anak-anaknya”. Disini laki-laki adalah borjuis dan perempuan sebagi representasi kaum proletar. Sistem masyarakat berubah dari matrilineal menjadi patrilineal. (Friedrich Engels: The Origin of the Family, Private Property and the State) Engels: “Jika istri-istri ingin diemansipasikan dari laki-laki, pertama-tama perempuan harus mandiri dan tidak bergantung pada laki-laki. Bahkan, syarat pertamanya adalah masuk kembali ke dalam industri publik. Kedua, sosialisasi pengurusan rumah tangga dan pengasuhan anak”.

7 Efek Patrilineal dan kapitalisme industri:
Pekerjaan perempuan “nonproduktif” Pekerjaan laki-laki “produktif” karena menghasilkan upah. Peremehan pekerjaan perempuan “Akses setara terhadap pekerjaan di luar rumah, walaupun merupakan satu dari prasyarat pembebasan perempuan, tidak akan memberikan kesetaraan bagi perempuan selama pekerjaan di rumah tetap merupakan masalah produksi pribadi, dan semata-mata merupakan kewajiban perempuan. Perempuan akan terus memikul beban ganda.” (Margaret Benston, The Political Economy of Women’s Liberation)

8 Feminis Marxis mendesak perempuan untuk memasuki industri publik dan menekankan terciptanya sosialisasi pekerjaan rumah tangga dan pengasukan anak. Feminis Marxis memberikan perhatian utama kepada kemandirian dan kesejahteraan ekonomi perempuan dan memfokuskan diri pada persilangan antara pengalaman perempuan sebagai pekerja dan posisinya di keluarga.

9 Marx:“Kaum teralienasi tidak pandang jenis kelamin.”
Macinnon:”Pandangan Marx hanyalah teori laki-laki yang gagal memandang persoalan perempuan.” penindasan terhadap perempuan tidak dapat dihilangkan begitu saja dengan penempatannya di ranah publik dan kesetaraan ekonomi. Perempuan masih rentan kekerasan di tempat kerja, bahkan ketika sudah berada di rumah. Feminis Sosialis beranggapan bahwa sebab ketertindasan perempuan tidak hanya kapitalisme tetapi juga patriarki.

10 Sistem Patriarki tetap eksis dan bertahan karena didukung oleh beberapa kalangan:
Negara: undang-undang yang diskriminatif, kesempatan kerja. Keluarga: pembagian kerja, kesempatan memperoleh pendidikan Wanita itu sendiri: merasa dirinya lebih lemah dari pada laki-laki. Akibatnya, akumulasi modal laki-laki meningkat. Dalam ruang publik pun terjadi diskriminasi. Ruang privat yang dikuasai oleh kapitalis menjadikan pekerja perempuan mengambil banyak resiko. Upah yang tidak layak, tidak mendapatkan hak-hak pekerja, bahkan pelecehan seksual di tempat kerja.

11 Perbedaan antara pemikiran feminis Marxis dan Sosialis
Dengan tokoh, Marx, Engels, dan pemikir lain abad 19. mereka mengidentifikasi kelasisme (Classism) bukan seksisme sebagai pengebab utama penindasan terhadap perempuan. Sosialis Dipengaruhi pemikir abad 20, seperti Jurgen Habermas, menegaskan bahwa penyebab fundamental penindasan terhadap perempuan bukan hanya “kelasisme” melainkan suatu keterkaitan yang rumit antara kapitalisme dan patriarki. Feminis Marxis dan Sosialis: penindasan terhadap perempuan bukanlah hasil tindakan sengaja dari satu individu, melainkan produk dari struktur politik, sosial, dan ekonomi tempat individu itu hidup.

12 Referensi Tong, Rosemaries. Feminist Thought. Yogyakarta: Jalasutra. 2004 Fakih, Mansour. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1996 Kumpulan artikel dalam kuliah Teori Kritis dan Marxisme.


Download ppt "Feminisme Marxis dan Sosialis"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google