Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSugiarto Sutedja Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
“MEMBANGUN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DARI PINGGIRAN”
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan KOMISI I: SUB KOMISI B “MEMBANGUN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DARI PINGGIRAN” REMBUK NASIONAL PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Bojongsari, 25 – 27 Januari 2017
2
Sekolah Garis Depan (SGD)
Latar Belakang Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Membangun dari pinggir dengan membangun kualitas manusianya; Wujud hadir negara di wilayah-wilayah terjauh, terpencil, perbatasan, termiskin (suburban, urban dan rural), dan/atau berpihak pada kelompok paling rentan dalam pembangunan; Menambah kreasi ragam penyediaan pendidikan dengan berbagai tipe dalam konteks sosial yang beragam; Memperkecil ketimpangan dan ketersediaan pemberian layanan pendidikan antaR wilayah dalam kerangka kelayakan, keadilan, kemerataan dan bermutu. SGD adalah Sekolah terintegrasi dari Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah dalam rangka menyediakan layanan pendidikan yang bermutu bagi siswa di wilayah-wilayah terjauh, terpencil, perbatasan, termiskin (suburban, urban, dan rural), atau berpihak pada kelompok paling rentan dalam pembangunan.
3
Sebaran Sekolah Garis Depan (SGD)
Peta Sebaran Sekolah Garis Depan (SGD) Sekolah Garis Depan (SGD) adalah perwujudan Nawacita ke-3 dengan pembangunan sekolah di daerah 3T (Terluar, Terdepan dan Tertinggal) dan juga daerah yang terdepan dari segi ekonomi. mengundang event manajemen proses
4
Peta Sebaran Guru Garis Depan (GGD)
Pengiriman GGD ke daerah 3T Indonesia merupakan salah satu upaya pemerataan distribusi guru. Seleksi GGD Tahun 2016 6.296 guru ©Kemendikbud 2017
5
Isu dalam Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif
6
Jumlah Siswa Disabilitas di SLB dan Inklusif 2016
HIMPAUDI, Perguru di undang, DJPK (Kemenkeu yang mengurusi transfer daerah), perpustakaan turut diundang
7
Kebijakan Pembangunan Kebudayaan Tahun 2015-2019
Memperluas akses warga untuk terlibat aktif dalam kehidupan budaya, dengan membuka pusat-pusat kesenian dan kebudayaan, terutama di daerah pinggiran yang kurang mendapat perhatian. Memperbaiki tata kelola kebudayan melalui perumusan kebijakan di hulu dan hilir (ekonomi kreatif) serta mengembangkan platform digital untuk kebudayaan Indonesia agar dapat berkiprah dalam new economy di tingkat global. Memperkuat pendidikan karakter dan modal sosial bangsa dengan menggerakkan seniman, pekerja kreatif dan pegiat komunitas masuk sekolah serta mengintegrasikan pusat-pusat kesenian dan kebudayaan alam kegiatan ko- kurikuler dan ekstra-kurikuler. Meningkatkan komunikasi budaya antar daerah melalui program pertukaran budaya di tingkat nasional untuk memperkuat rajut kebangsaan. Memperkuat kebijakan yang inklusif khususnya bagi masyarakat yang dipinggirkan secara sosial seperti kaum minoritas dan disabilitas. Mengembangkan diplomasi budaya yang efektif dengan pendekatan people-to-people dalam bentuk festival (Europalia) serta pengiriman alat dan pelaku kesenian. Mengembangkan indeks pembangunan manusia (IPM/HDI) untuk mengukur pencapaian pembangunan manusia di bidang kebudayaan. HIMPAUDI, Perguru di undang, DJPK (Kemenkeu yang mengurusi transfer daerah), perpustakaan turut diundang
8
Perluasan Akses dan Peningkatan Sumber Daya Kebudayaan di Daerah Pinggiran
Isu strategis Program Perluasan akses kebudayaan di pinggiran Kurangnya akses informasi, ekspresi dan pengetahuan budaya di daerah 3T Kurangnya pelibatan masyarakat di daerah 3T dalam kegiatan budaya Kurangnya akses informasi, ekspresi dan pengetahuan budaya di kalangan masyarakat yang terpinggirkan secara sosial Modul PTEBT (Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisional) Revitalisasi Desa Adat Fasilitasi Komunitas Budaya Website Kebudayaan Indonesia Perluasan persebaran sumber daya kebudayaan di pinggiran Tidak meratanya persebaran SDM kebudayaan antara daerah non-3t dan daerah 3T Kurangnya sarana dan prasarana pembelajaran kebudayaan (ruang ekspresi dan apresiasi) di daerah 3T Tidak meratanya persebaran SDM kebudayaan antara kalangan masyarakat yang terpinggirkan dan tidak terpinggirkan secara sosial Kurangnya sarana dan prasarana pembelajaran kebudayaan (ruang ekspresi dan apresiasi) yang menjangkau masyarakat yang terpinggirkan secara social Penyuluh Budaya Fasilitasi Laboratorium Seni Budaya di Sekolah Fasilitasi Sarana Kesenian Pamong Budaya Seniman Mengajar Revitalisasi Museum Revitalisasi Cagar Budaya Revitalisasi Taman Budaya Mobil Bioskop Keliling Fasilitasi Registrasi Nasional Cagar Budaya Bupati Banyuwangi yang diundang (usul)
9
TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.