Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Patogenesis Mikroba dan Immunologi

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Patogenesis Mikroba dan Immunologi"— Transcript presentasi:

1 Patogenesis Mikroba dan Immunologi
Siti Trisagita Utari Meillya Fitriaty Muhammad Ferdyansyah S Hawa Firdausi Kurniadi Galih Mara Santika Yunitazari Laksmi P Oktira Roka Aji

2 Chlamydia trachomatis

3 Deskripsi Umum Bakteri penyebab penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual (sexually transmitted disease) WHO melaporkan infeksi oleh C. trachomatis diperkirakan 89 juta orang Terdapat 15 serovar (antara lain A, B, C, D, K) sehingga menyebabkan penyakit berbeda-beda

4 Morfologi Obligat intraseluler (hanya hidup di sel eukariot hidup)
Membentuk koloni yang disebut badan inklusi (badan elementer dan badan retikulat) Inklusi berbentuk bulat dan terdapat glikogen Peka terhadap sulfonilamid Mempunyai plasmid

5 Penyakit yang ditimbulkan
Pria Wanita Uretritis (infeksi uretra) Proktitis (infeksi rektum) Epididimistis Prostatitis Sindroma reiter (artritis, uretritis, konjungtivitis) Servisistis (infeksi serviks) Endometritis (infeksi endometrium) Salfingitis (infeksi tuba) Perihepatitis (infeksi hati) Infeksi pada bayi yang baru lahir dapat menyerang mata menyebabkan kebutaan dan radang paru-paru

6

7 Pertanyaan 1 Berdasarkan informasi dari pathogen lain, faktor virulensi apa saja yang dapat dipunyai oleh C. trachomatis?

8 Neisseria gonorrhoeae
Patogen intraseluler Transmisi seksual Chlamydia pneumonia Faktor virulensi Siklus infeksi sama Neisseria gonorrhoeae Adhesi Menyerang sel endotelial Jalur transmisi sama Patogen ekstrasel Faktor virulensi Patogen lain Neisseria gonorrhoeae, Salmonella Menginfeksi saluran pernapasan dan saluran urogenital. Patogen obligat intraseluler dengan cara hidup mirip virus Kolonisasi permukaan mukosa Menyerang fagosit, PMNs Adhesin pili type 4 dengan reseptornya CD46. rpotein Opa dll.

9 Karakteristik Istimewa
Bakteri Dinding sel Hidup di sel eukariot Hanya dapat dikultur di sel hidup LPS present Peptidoglycan absent Bisa ditreatment dengan penicillin Membran protein EB stabil Resisten lisis Lack gen untuk biosintesis asam amino Terdapat gen untuk jalur metabolisme (glikolisis, phospate pentose, TCA)

10 Faktor virulensi Badan retikulat Badan elementer
Memiliki siklus hidup  - badan retikulat - badan elementer Faktor virulensi : Struktur dinding sel/ EB (LPS, MOMP, POMP, CRP) Penempelan (Pmps)dan invasi EB melalui endositosis  masuk ke endosom Memiliki gen virulensi cytotoxin, jalur sekresi tipe III Badan retikulat Badan elementer EB internalisasi di endosom diferensiasi jadi RB replikasi membran endoplasmik (ME) mengembang RB dikonversi jadi EB ME pecah  EB keluar secara eksositosis

11 Bentuk siklus hidup Badan elementer (EB) Badan retikulat (RB) RB EB
Diameter 0,3-0,6 µm Infectious stage Non replicating Analog dengan spora Peran  pertahanan ekstrasel dan infeksi intrasel inang lain. Diameter sekitar 1 µm Non infectious Replicating Waktu generasi 2-3 jam Periode inkubasi 7-21 hari RB EB

12 Inhibisi fusi phagolysosome di fagosit.
Struktur membran EB Inhibisi fusi phagolysosome di fagosit. Membran EB mengandung protein dengan ikatan disulfida silang ganda Protein: MOMP, POMP, CRP. Terdapat cysteine-rich proteins (CRP)  ekivalen fungsional dengan peptidoglikan.

13 Pertanyaan 2 Berdasarkan informasi yang diberikan di atas, jelaskan bagaimana regulasi faktor virulensi C. trachomatis?

14 Single Cell Cycle Virulensi

15 Faktor Virulensi dan Penentunya
Phagocytosis Adhesi dan Masuknya EB Receptor-mediated endocytosis (Clathrin-coated) Pinocytosis (Non-Clathrin-coated) pH Endosom Retention of the endosomal Na1/K1 ATPase triggers tyrosine phosphorylation of epithelial proteins (Birkelund et al., 1994; Fawaz et al., 1997) Rearrangement of host’s cytoskeleton immediate local accumulation of F-actin and clathrin (Majeed and Kihlstrom, 1991) redistribution of EB endosomes to perinuclear region

16 annexins III, IV and V berikatan dengan membran endosom spesifik
Diferensiasi EB  RB Memacu penempelan dua endosom yang mengandung EB Pertukaran genetik  diferensiasi Menggunakan semacam “projeksi” Asosiasi RB dengan membran Serupa flagella, namun “berlubang”  mengambil nutrisi dari inang

17 Asosiasi RB dengan membran Membentuk membran inklusi  unknown
Menghentikan transportasi vesikel dari Golgi ke membran sel Akumulasi spingomyelin dalam membran inklusi

18 Sinyal belum diketahui
Exit Strategy Sinyal belum diketahui Berkurangnya nutrisi sel inang Lepasnya sel dari membran inklusi Aktivasi protein histon regulate stage-specific gene expression and DNA condensation (Tao et al., 1991; Barry et al., 1992)

19

20 Siklus hidup C. trachomatis

21 Masuk kedalam sel melalui receptor-mediated endocytosis ataupun fagositosis normal
EB C.trachomatis me-remodel membran endosom (reseptor protein seperti LAMP-1 dan capthesin D dihilangkan) sehingga fusi dengan lisosom tidak terjadi. Sel yang terinfeksi tidak akan memunculkan antigen, Sehingga T-sel sitotoksik tidak akan bekerja

22 Memiliki protein seperti flagela tidak utuh yang memproyeksi menembus endosom untuk mengakses sitoplasma sel inang. Endosom terus berkembang seiring pertumbuhan RB C. trachomatis

23 Pertanyaan 3 Jelaskan pendekatan saudara untuk pengembangan vaksin terhadap C. trachomatis.

24 ideal vaccine against C
ideal vaccine against C. trachomatis genital infection would need to induce both a systemic CMI response, to deal with C. trachomatis as an intracellular pathogen, plus a local mucosal IgA response to reduce bacterial shedding and the resulting spread of infection.

25 Whole-organism vaccines
re-infection exacerbated disease in some individuals, suggesting that much of the pathological damage that occurs during chronic infections is caused by the host response.

26 DNA vaccine more successful in eliciting protective Th1 responses in the mouse model for human respiratory infections rather than for genital tract infections In general, DNA vaccination has been shown to be more effective in mice than in humans or large animals

27 Subunit vaccine MOMP (Major Outer Membran Protein) digunakan sebagai vaksin yang akan menginduksi respons imun humoral (antibody) Namun terdapat kekurangan: Kesulitan mendapatkan struktur 3-D native protein Bagaimana me-maintain jumlah antibody pada permukaan sel mukosa dimana bakteri C. trachomatis menginfeksi Kekurangan vaksin subunit  imunogenitasnya rendah dan hanya memberikan imunitas parsial

28 Solusi multicomponent recombinant subunit vaccine develop safe delivery vehicles and adjuvants for optimal antigen presentation


Download ppt "Patogenesis Mikroba dan Immunologi"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google