Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

©2012 Disusun oleh Daly Erni Fakultas Hukum Universitas Indonesia

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "©2012 Disusun oleh Daly Erni Fakultas Hukum Universitas Indonesia"— Transcript presentasi:

1 ©2012 Disusun oleh Daly Erni Fakultas Hukum Universitas Indonesia
ETIKA PENELITIAN, STRUKTUR ORGANISASI PENELITIAN, DAN PEMBIAYAAN (BUDGETING) PENELITIAN ©2012 Disusun oleh Daly Erni Fakultas Hukum Universitas Indonesia

2 PENELITIAN ? Penelitian adalah upaya mencari kebenaran terhadap semua fenomena demi pengembangan ilmu pengetahuan dan kesejahteraan umat manusia Penelitian merupakan sarana pokok dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, oleh karena penelitian bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis, dan konsisten, dengan mengadakan analisa konstruksi

3 Etika Penelitian (apa itu ETIKA)
Oxford dictionary: The science of morals in human conduct philosophy Moral principles rules of conduct Ethics (from the Ancient Greek “ethikos”, meaning “arising from habit”) is one of the mayor branches of philosophy, one that covers the analysis and employment of concepts such as right, wrong, good, evil, and responsibility. It is divided into three primary areas: meta-ethics (the study of what ethicality is), normative ethics (the study of what ethical truths there are and how they are known), and applied ethics (the study of the use of ethical knowledge) Oxford dictionary: Wikipedia

4 STANDAR OF ACCEPTABLE PRACTICE IN THE CONDUCT OF RESEARCH THAT INVOLVES PEOPLE
PD II – NUREMBERG CODE HELSINKI DECLARATION KEY PRINCIPLES OF HUMAN RESEARCH Minimize risks to participants If there are negative effects, the researcher is responsible for connection of those effects Base participation on Informed Consent Use consent form Problematic when working with children Allow discontinuation at any time Provide full debrief (in addition, encourage questions after)

5 ETIKA PENELITIAN Pedoman etika yang berlaku untuk setiap kegiatan penelitian termasuk perilaku peneliti. Perilaku peneliti, seorang peneliti harus: Menunjukkan integritas dan profesionalisme, taat kaidah ilmiah, serta menjunjung tinggi nama baik Institusi yang diwakilinya Mengutamakan kejujuran, keadilan, dan tidak diskriminatif Mempertahankan hak cipta yang dimiliki peneliti Menjamin keselamatan semua pihak yang terlibat dalam penelitian dengan prinsip menghargai martabat manusia

6 Scientific misconduct
Fabrication or Falsehood Fully document results Do not falsify data or results Ensure repeatability and preserve all data Question your own findings Do not exaggerate claims or outcomes Plagiarism, misquoting, misappropriation Attribute honestly the contribution of others Colluding in or concealing the misconduct of others Departmental Research Ethics webpage: Department for Innovation, Universities & Skills, ‘Rigour, Respect and Responsibility’ BBC article on Universal Ethical Code for Scientists "Nuremberg Code" Online Ethics Center for Engineering World Health Organization commentary on relevance of Nuremberg Code 60 years on Sommerville (2007) Software Engineering, Professional and Ethical Responsibility. pp

7 ETIKA BERKAITAN DENGAN
Misconduct/Malalaku Rekaan Plagiarisme Sponsor (Pesanan dan Hibah) Pesanan Hibah Data Kepemilikan data Sesama peneliti Copyright Urutan penyebutan

8 Universal Ethical Code for Scientists
Rigour Act with skill and care, keep skills up to date Prevent corrupt practice and declare conflicts of interest Respect and acknowledge the work of other scientists Respect Ensure that research is justified and lawful Minimize impacts on people, animals and the environment Responsibility Discuss issues science raises for society Do not mislead; present evidence honestly

9 Maintain the highest standard of personal and professional behavior.
The following code of ethics is in keeping with the spirit of those encouraged by professional societies (Sumber: Computer and Social – Fasilkom UI) Maintain the highest standard of personal and professional behavior. Avoid situation that create a conflict of interest. Do not violate the confidentiality of your employer or those you serve.

10 Continue to learn so your knowledge keeps pace with the technology.
Never misrepresent of withhold. information that is germane to a problem or situation of public concern. Use information judiciously and maintain system integrity at all times. Do not violate the rights or privacy of others.

11 Take appropriate action when exposed to unethical or illegal practices.
Do not exploit the short coming of an employer’s computer system for personal gain. Accomplish each task to the best of your ability.

12 Berkaian dengan pesanan/sponsor atau hibah-grant
ETIKA PENELITIAN (SS) Berkaian dengan pesanan/sponsor atau hibah-grant Berkaitan dengan akses pada sumber data Berkaitan dengan kelompok peneliti Berkaitan dengan subyek penelitian

13 Ketetapan Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia Nomor : 007|TAP/MWA-UI/2005. TENTANG. ETIKA PENELITIAN BAGI SETIAP ANGGOTA SIVITAS AKADEMIKA. UNIVERSITAS INDONESIA. Ketetapan Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia Nomor 009/TAP/MWA-UI/2005 tentang Norma Riset UI.

14 Etika Penelitian adalah pedoman etika yang berlaku untuk setiap kegiatan riset, termasuk perilaku peneliti; Kode Etik Penelitian Universitas adalah hal-hal yang menjelaskan perilaku etis dari semua pihak yang terlibat kegiatan riset di lingkungan dan atau mengatasnamakan universitas;

15 Prinsip-prinsip Etika Penelitian Ilmiah
Etika berasal dari bahasan Yunani ethos. Istilah etika bila ditinjau dari aspek etimologis memiliki makna kebiasaan dan peraturan perilaku yang berlaku dalam masyarakat. Menurut pandangan Sastrapratedja (2004), etika dalam konteks filsafat merupakan refleksi filsafati atas moralitas masyarakat sehingga etika disebut pula sebagai filsafat moral.Etika membantu manusia untuk melihat secara kritis moralitas yang dihayati masyarakat, etika juga membantu kita untuk merumuskan pedoman etis yang lebih adekuat dan norma-norma baru yang dibutuhkan karena adanya perubahan yang dinamis dalam tata kehidupan masyarakat. Sedangkan etika dalam ranah penelitian lebih menunjuk pada prinsip-prinsip etis yang diterapkan dalam kegiatan penelitian.

16 Peneliti dalam melaksanakan seluruh kegiatan penelitian harus memegang teguh sikap ilmiah (scientific attitude) serta menggunakan prinsip-prinsip etika penelitian. Meskipun intervensi yang dilakukan dalam penelitian tidak memiliki risiko yang dapat merugikan atau membahayakan subyek penelitian, namun peneliti perlu mempertimbangkan aspek sosioetika dan menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan (Jacob, 2004). Etika penelitian memiliki berbagai macam prinsip, namun terdapat empat prinsip utama yang perlu dipahami oleh pembaca, yaitu: menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity), menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian (respect for privacy and confidentiality), keadilan dan inklusivitas (respect for justice and inclusiveness), dan memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harms and benefits) (Milton, 1999; Loiselle, Profetto-McGrath, Polit & Beck, 2004).

17 Prinsip pertama, peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subyek untuk mendapatkan informasi yang terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian serta memiliki kebebasan menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk berpartisipasi dalam kegiatan penelitian (autonomy). Beberapa tindakan yang terkait dengan prinsip menghormati harkat dan martabat manusia, adalah: peneliti mempersiapkan formulir persetujuan subyek (informed consent) yang terdiri dari: (1) penjelasan manfaat penelitian; (2) penjelasan kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan yang dapat ditimbulkan; (3) penjelasan manfaat yang akan didapatkan; (4) persetujuan peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan subyek berkaitan dengan prosedur penelitian; (5) persetujuan subyek dapat mengundurkan diri kapan saja; dan (6) jaminan anonimitas dan kerahasiaan. Namun kadangkala, formulir persetujuan subyek tidak cukup memberikan proteksi bagi subyek itu sendiri terutama untuk penelitian-penelitian klinik karena terdapat perbedaan pengetahuan dan otoritas antara peneliti dengan subyek (Sumathipala & Siribaddana, 2004). Kelemahan tersebut dapat diantisipasi dengan adanya prosedur penelitian (Syse, 2000).

18 Prinsip kedua, setiap manusia memiliki hak-hak dasar individu termasuk privasi dan kebebasan individu. Pada dasarnya penelitian akan memberikan akibat terbukanya informasi individu termasuk informasi yang bersifat pribadi. Sedangkan, tidak semua orang menginginkan informasinya diketahui oleh orang lain, sehingga peneliti perlu memperhatikan hak-hak dasar individu tersebut. Dalam aplikasinya, peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas baik nama maupun alamat asal subyek dalam kuesioner dan alat ukur apapun untuk menjaga anonimitas dan kerahasiaan identitas subyek. Peneliti dapat menggunakan koding (inisial atau identification number) sebagai pengganti identitas responden.

19 Prinsip ketiga, prinsip keadilan memiliki konotasi keterbukaan dan adil. Untuk memenuhi prinsip keterbukaan, penelitian dilakukan secara jujur, hati-hati, profesional, berperikemanusiaan, dan memperhatikan faktor-faktor ketepatan, keseksamaan, kecermatan, intimitas, psikologis serta perasaan religius subyek penelitian. Lingkungan penelitian dikondisikan agar memenuhi prinsip keterbukaan yaitu kejelasan prosedur penelitian. Keadilan memiliki bermacam-macam teori, namun yang terpenting adalah bagaimanakah keuntungan dan beban harus didistribusikan di antara anggota kelompok masyarakat. Prinsip keadilan menekankan sejauh mana kebijakan penelitian membagikan keuntungan dan beban secara merata atau menurut kebutuhan, kemampuan, kontribusi dan pilihan bebas masyarakat. Sebagai contoh dalam prosedur penelitian, peneliti mempertimbangkan aspek keadilan gender dan hak subyek untuk mendapatkan perlakuan yang sama baik sebelum, selama, maupun sesudah berpartisipasi dalam penelitian.

20 Prinsip keempat, peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian guna mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subyek penelitian dan dapat dijeneralisasikan di tingkat populasi (beneficence). Peneliti meminimalisasi dampak yang merugikan bagi subyek (nonmaleficence). Apabila intervensi penelitian berpotensi mengakibatkan cedera atau stres tambahan maka subyek dikeluarkan dari kegiatan penelitian untuk mencegah terjadinya cedera, kesakitan, stres, maupun kematian subyek penelitian

21 Informed consent Invasion of privacy Confidentiality Deception, Protection against stress, harm, or danger Knowledge of outcome

22 Pedoman Etika Riset KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 007/TAP/MWA-UI/2005 TENTANG ETIKA PENELITIAN BAGI SETIAP ANGGOTA SIVITAS AKADEMIKA UNIVERSITAS INDONESIA

23 Prinsip Penelitian yg mempertimbangkan etika penelitian
Risk/Gain Assesment Resiko harus diminimalisir—resiko yang diantisipasi dalam riset tidak boleh lebih besar daripada yang biasa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari; apa keuntungan bagi partisipan, ilmu pengetahuan dan masyarakat. Informed consent subjek menjadi partisipan penelitian harus secara sukarela dan diijinkan keluar kapan saja tanpa sangsi — diberitahu sebelumnya tentang semua aspek penelitian yang dapat mempengaruhi keinginan mereka untuk bekerja sama. Confidential Informasi yang diperoleh selama penelitian tentang subjek harus dirahasiakan—tidak boleh diberitahukan kepada orang lain tanpa persetujuan subjek

24 Lanjutan… Beneficial treatment:
setiap subjek berhak mendapatkan keuntungan yang sama dari setiap perlakuan yang menguntungkan yang berikan kepada partisipan lain dalam proyek penelitian Full compensation: setiap subjek berhak mendapatkan kompensasi penuh atas waktu dan usahanya sebagai partisipan penelitian, meskipun mereka mengundurkan diri-tidak menyelesaikan secara lengkap partisipasinya Informed of the result of research: setiap subjek berhak mengetahui informasi tentang hasil penelitian; jika subjek terlalu muda, maka informasi tersebut disampaikan pada orangtua subjek

25 STRUKTUR ORGANISASI PENELITIAN
Nara sumber Konsultan/Penasehat Penanggung Jawab proyek penelitian Penelitian administrasi dan keuangan Staff ahli Koordinator Peneliti Peneliti Asisten Peneliti Petugas lapangan Supervisor/penyelia Ketua kelompok Spot-checker Enumerator - Surveyor - interviewer Penunjang (supir, penjaga ruang, dlsb)

26 PEMBIAYAAN PENELITIAN
Honorarium Penyiapan Penyusunan instrumen Uji Coba Bahan Habis Pakai Transportasi Perlengkapan Pelaporan – penggandaan Pajak Biaya2 lain yang relevan dengan penelitian

27 Hal-hal yang biasanya harus ada dalam pembuatan Pembiayaan Penelitian
Honorarium Penyusunan Proposal (kajian awal studi) Pembuatan instrumen penelitian Pengumpulan data Pengolahan data Pelaporan ----- Meeting Notes (10/19/12 10:49) -----

28 KEULETAN & KETEGUHAN Tak ada yang menggantikan keuletan.
Bakat juga tidak; orang berbakat yang tidak sukses adalah hal yang lumrah. Kejeniusan juga tidak; orang pandai yang tidak memperoleh apa-apa sudah nyaris menjadi kata-kata mutiara. Pendidikan juga tidak; dunia sudah penuh dengan penganggur berpendidikan. Keuletan dan keteguhanlah yang paling berkuasa. Slogan”jangan menyerah” telah dan selalu memecahkan masalah yang dihadapi manusia. (Calvin Coolidge)

29 TERIMA KASIH ATAS PERHATIAN, DAN KERJASAMA YANG DIBERIKAN.


Download ppt "©2012 Disusun oleh Daly Erni Fakultas Hukum Universitas Indonesia"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google